PENDAHULUAN
Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu organisasi
yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,
diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah
yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka mendapatkan dana dari
pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat menampung
masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat melayani
mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang
mulai berorientasi profit untuk menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak
meninggalkan unsur sosial sama sekali.
Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan baru dalam
industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit swasta berupaya
memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan profesional
untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna jasanya (pasien).
Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai perusahaan jasa yaitu perusahaan yang
memproduksi jasa bagi para konsumen yang sangat membutuhkan jasa dari perusahaan
tersebut.
1
BAB II
Rumah Sakit Umum Daerah Jend. A. Yani Metro ( RSUD Jend. A. Yani Metro )
merupakan rumah sakit umum daerah dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat
umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang
medis 24 jam. RSUD Jend. A. Yani Metro berlokasi di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 13 Kota
Metro Kec. Metro Pusat 34111, Lampung, Indonesia. Telp 0725 – 41820, Fax: 0725 – 48423
dengan alamat e-mail rsudayanimetro@ymail.com
RSUD Jend. A. Yani Metro diresmikan pada tanggal 04 September 1972, dengan status
berada dibawah kepemilikan Pemerintah Kota Metro. RSUD Jend. A. Yani Metro merupakan
rumah sakit tipe B. Pada saat ini RSUD Jend. A. Yani Metro dipimpin oleh drg. Endang
Nuriyati selaku direktur.
Pada tahun 2012 RSUD Jend. A. Yani Metro sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk
Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat Darurat,
Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan.
RSUD Jend. A. Yani Metro memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain
klinik umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat, serta rawat
inap yang terdiri dari kelas I, II, dan III, yang dilengkapi pelayanan laboratorium, radiologi,
farmasi, fisioterapi, anestesi, hemodialisa dan akupunktur. Kapasitas tempat tidur pasien yang
disediakan di RSUD Jend. A. Yani Metro sebanyak 233 tempat tidur. Kebijakan umum rumah
sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani kebutuhannya secara tuntas dengan
menyediakan keperluan perawatan dan pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang
diperlukan, tanpa memberi resep yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru
dibayar oleh pasien setelah pasien siap pulang.
Awal berdirinya rumah sakit ini dimulai sejak tahun 1951 dengan nama Pusat
Pelayanan Kesehatan (Health Center), yang memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di wilayah disekitar Kota Metro, dengan kondisi yang serba terbatas dimasa
itu, tetap dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai satu-satunya pusat pelayanan
kesehatan (Health Center) di Kota Metro.
Pada tahun 1953 fungsi pelayanan kesehatan sudah dapat ditingkatkan melalui
keberadaan penggabungan bangsal umum pada unit pelayanan kesehatan Katolik
2
(sekarang RB.Santa Maria) sebagai rawat inap bagi pasien, dan pada tahun 1970
bertambah lagi sarana bangsal perawatan umum dan perawatan bersalin.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.031/BERHUB/1972, Rumah Sakit
Umum Jendral Ahmad Yani secara sah berdiri sebagai Rumah Sakit Umum Daerah tipe D,
sebagai UPT Dinas Kesehatan TK II Lampung Tengah. Setelah beroperasi lebih kurang 15
tahun tepatnya pada tahun 1987, berhasil meningkatkan status menjadi Rumah Sakit tipe C
berdasarkan SK. MenKes. No.303/MENKES/SK/IV/1987, yang memiliki sarana rawat
inap berkapasitas 156 tempat tidur, dan berperan sebagai pusat Rujukan Pelayanan
Kesehatan untuk Wilayah Kabupaten Lampung Tengah serta sekaligus sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kabupaten TK II Lampung Tengah.
Berdasarkan surat Bupati Kepala Daerah TK.II Lampung Tengah Nomor
445/7423/03/1995 tanggal 27 Desember 1995 dan persetujuan Mendagri dengan surat
No.445/883/PUOD/1996, tanggal 22 maret 1996 RSUD Jend. A. Yani meningkat menjadi
Unit Swadana artinya disuatu sisi bukti kemampuan pengelolaan Rumah Sakit Umum
Daerah Jend. Ahmad Yani sudah dianggap layak, dan sisi lain tentunya peningkatan
tanggungjawab terhadap eksistensi rumah sakit dimasa yang akan datang.
Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani adalah awalnya merupakan
Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, berdasarkan SK Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor : 188.342/IV/07/2002,
diserahkan kepada pemerintah Daerah Kota Metro.
Pada tahun 2003 RSUD Jenderal A. Yani sebagai salah satu lembaga organisasi
layanan publik dibawah Kepemerintahan Kota Metro dengan fungsi peranan lembaga
teknis Daerah disamping memiliki keterkaitan struktural juga mempunyai kewenangan,
otonomi seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang No.32 tahun 2004, yang secara
sustantial dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat di Kota Metro dan sekitarnya.
Pada tanggal 28 Mei tahun 2008 berdasarkan Kepmenkes RI No :
494/MENKES/SK/V/2008, Rumah Sakit Umum Daerah Jend. A. Yani meningkat
kelasnya yaitu dari kelas C menjadi kelas B Non Pendidikan yang memiliki jumlah tempat
tidur rawat inap 212.
Berdasarkan Perda Kota Metro No. 7 Tahun 2008 bahwa RSUD Jend. A. Yani
merupakan Lembaga Teknis Daerah namun pada tanggal 30 Desember 2010 dengan
Peraturan Walikota Metro NO : 343/KPTS/RSU/2010, RSUD Jend. A. Yani ditetapkan
sebagai Instansi Pemerintah Kota Metro yang menerapkan PPK-BLUD.
Rumah Sakit Umum dalam pelayanan kesehatan memberikan pelayanan antara lain
kuratif, rehabilitatif, preventif dan promotif. Kepada pengguna jasa pelayanan kesehatan
3
dari masyarakat dari wilayah Kota Metro dan sekitarnya. Hal ini menuntut agar RSUD
Jend. A. Yani harus memiliki keunggulan kompetitif (Competitive advantages) agar dapat
meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan yang baik sehingga tidak
ditinggalkan oleh pelanggannya.
Visi, misi, motto dan tujuan Rumah Sakit adalah sebagai pedoman untuk
terselenggaranya pelayanan medis yang berkualitas terjangkau dan adil bagi masyarakat
penguna jasa pelayanan kesehatan.
4
BAB III
3.1. VISI.
“ Rumah Sakit unggulan dalam pelayanan dan pendidikan kebanggaan masyarakat Kota Metro
Tahun 2021 “
3.2. MISI.
b) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit yanga aman dan nyaman
c) Meningkatkan program pengembangan mutu pelayanan medis dan non medis secara
berkesinambungan.
e) Menjadi pusat pendidikan kedokteran dan kesehatan lain, serta penelitian dan
pengembangan bidang kesehatan.
3.3. TUJUAN.
3.4. MOTTO.
5
BAB IV
6
BAB V
7
BAB VI
URAIAN JABATAN
8
1. Membantu dalam perencanaan program dan anggaran
2. Melakukan koordinasi sebagai upaya peningkatan kinerja dan mutu
pelayanan
3. Pengembangan tatalaksana kerja, tugas-tugas, dan tanggungjawab
4. Melakukan pembagian tugas di lingkup internal instalasi
5. Bekerjasama dengan bagian terkait yang lain dalam hal tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien
6. Menyusun dan melaksanakan program orientasi untuk perawat pelaksana dan
pekarya (pembantu perawat)
7. Membimbing dan melakukan fungsi pengawasan terhadap perawat pelaksana
dan pekarya (pembantu perawat)
9
9. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakit dan/atau kondisi kesehatannya
10. Melaksanakan latihan mobilisasi dengan tujuan agar pasien dapat segera
mandiri
11. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan dan/atau institusi
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak dapat ditanggulanginya
12. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien sebagai tindakan life saving
dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kondisi pasien serta
standar prosedur operasional yang berlaku
13. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai kebutuhan dan kondisi
pasien
14. Memantau dan menilai kondisi pasien serta melakukan tindakan
keperawatan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut sesuai
standar prosedur operasional yang berlaku
15. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik dengan
instalasi/bagian lain yang terkait
16. Berperan serta dalam membahas kasus sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan
17. Melaksanakan tugas secara bergilir dalam sistem shift kerja sesuai jadwal
dinas yang ditetapkan
18. Menciptakan dan memelihara lingkungan yang bersih dan suasana yang
baik antarpasien dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan
19. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan secara rutin
20. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan pelatihan
21. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan secara
tepat, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang benar dan dapat
dipercaya
22. Melaksanakan serah-terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis pada saat pergantian shift dinas
23. Menyiapkan berbagai hal dan keperluan yang dibutuhkan oleh pasien yang
akan pulang, antara lain meliputi :
- Menyediakan dan mengisi secara lengkap semua form yang dibutuhkan
untuk penyelesaian administrasi
- Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai diet, pengobatan yang
10
perlu dilanjutkan dan cara penggunaanya, cara hidup sehat (misalnya
pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan pengganti sesuai
dengan kondisi sosial ekonominya), melatih pasien untuk menggunakan
alat bantu yang dibutuhkan (misalnya tongkat penyangga, kursi roda,
protesa, dan sebagainya), dan menjelaskan tentang rencana kembali
kontrol sesuai saran yang diberikan oleh dokter
- Mengantar pasien yang akan pulang sampai ke luar ruangan
24. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah,
misalnya :
- Merawat luka
- Melatih anggota gerak
- Pengaturan diet
11
12. Melakukan sosialisasi mengenai peraturan/tata tertib yang berlaku di rumah
sakit serta fasilitas yang ada dan cara penggunaanya
13. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan sesama karyawan
maupun pasien dan keluarganya
14. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai dengan
kompetensinya, dengan cara :
- Mengamati dan melakukan penilaian/pemeriksaan keadaan pasien (tanda
vital, kesadaran, keadaan mental, dan sebagainya)
- Melaksanakan anamnesis
15. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan dan/atau institusi
pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak dapat ditanggulanginya
16. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien sebagai tindakan life saving
dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kondisi pasien serta
standar prosedur operasional yang berlaku
17. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik dengan
instalasi/bagian lain yang terkait
18. Berperan serta dalam membahas kasus sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu pelayanan
19. Melaksanakan tugas secara bergilir dalam sistem shift kerja sesuai jadwal
dinas yang ditetapkan
20. Menciptakan dan memelihara lingkungan yang bersih dan suasana yang
baik antarpasien dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan
21. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan secara rutin
22. Melaksanakan serah-terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis pada saat pergantian shift dinas
23. Menyiapkan berbagai hal dan keperluan yang dibutuhkan oleh pasien yang
akan pulang, antara lain meliputi :
- Menyediakan dan mengisi secara lengkap semua form yang dibutuhkan
untuk penyelesaian administrasi
12
BAB VII
13
- Promosi
BAGIAN HUMAS
- Penyediaan brosur pelayanan IGD
DAN PEMASARAN
- Perizinan
BAGIAN
- Surat-menyurat
ADMINISTRASI
- Perizinan
(KANTOR)
BAGIAN SUMBER
- Kepegawaian
DAYA MANUSIA
- Pengembangan dan pelatihan karyawan
(PERSONALIA)
- Penggajian
BAGIAN KEUANGAN
- Pembayaran bonus, insentif, dan sebagainya
BAGIAN
PEMELIHARAAN Layanan perbaikan dan pemeliharaan alat, sarana, dan prasarana
SARANA
BAGIAN
PENGADAAN Pengadaan barang umum dan medis
(GUDANG/LOGISTIK)
- Koodinasi keamanan
SATUAN
PENGAMANAN - Membantu transfer pasien
(SATPAM) - Pengurusan jenasah ke kamar jenasah
14
BAB VIII
Dalam upaya mempersiapkan tenaga di Instalasi Gawat Darurat yang handal dan
profesional, perlu dilakukan kegiatan menyediakan dan mempertahankan sumber daya
manusia yang tepat.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam, dan ke luar Instalasi Gawat Darurat. Tujuan
dilakukan kegiatan tersebut adalah untuk mendayagunakan SDM yang ada seefektif mungkin
sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan
persyaratan jabatan. Selain itum perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi
pengembangan kontribusi.
Menurut Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Direktorat Pelayanan Keperawatan dan
Keteknisian Medik Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2005, dapat dilakukan penghitungan kebutuhan ketenagaan berdasarkan :
1. Rata- rata pasien per hari
2. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
3. Jam kerja efektif setiap perawat sehari
Sehingga dengan demikian, sesuai dengan rumus :
Rata-rata jumlah pasien (per hari) x Jumlah jam perawatan (per hari)
Jumlah jam efektif perawat (per hari)
Penghitungan kebutuhan tenaga di IGD RS Jend. A. Yani Metro dapat dilakukan dengan data
dasar sebagai berikut :
- Rata- rata jumlah pasien = 15 orang/hari
- Jumlah jam perawatan = 4 jam/hari
- Jumlah Jam Kerja efektif = 7 jam/hari
Jumlah tenaga yang diperlukan = 15 x 4 60 = 8,57 ~ 9 Tenaga
7 7
Di samping itu, perlu dilakukan penghitungan juga dengan menggunakan rumus loss
day sebagai berikut :
Σ hari Minggu (dalam 1 tahun) + Hak cuti + Hari besar (libur)
X Σ tenaga tersedia
Σ hari kerja efektif (dalam 1 tahun)
15
52 + 12 + 14 78 x 9 702
X9= = = 2,45 ~ 3 Tenaga
286 286 286
Jadi, berdasarkan kedua rumus tersebut di atas maka jumlah kebutuhan tenaga
keperawatan di IGD RS Jend. A. Yani Metro adalah sebanyak 9 + 3 = 12 orang
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di IGD RS Jend. A. Yani Metro saat ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 8.1. Pola Ketenagaan Instalasi Gawat Darurat RS Jend. A. Yani Metro
2. S1 Keperawatan 6 BLS/PPGD/BTLS
3. D4 Keperawatan 1 BLS/PPGD/BTLS
4. D3 Keperawatan 10 BLS/PPGD/BTLS
5. D4 Kebidanan 3 BLS/PPGD/BTLS
6. D3 Kebidanan 4 BLS/PPGD/BTLS
7. Pekarya 5 BLS
Berdasarkan uraian di atas, setelah dilakukan analisa beban kerja di IGD untuk tenaga
keperawatan, bahwa tenaga yang ada sudah cukup terpenuhi sesuai kemampuan rumah sakit.
16
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
17
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Pertemuan/rapat yang diadakan oleh IGD RS Jend. A. Yani Metro, antara lain berupa :
1. Rapat rutin
2. Rapat insidentil
10.1 RAPAT RUTIN
Rapat Rutin Diselengarakan Pada :
Waktu : Satu bulan sekali
18
BAB XI
PELAPORAN
Laporan yang disusun IGD RS Jend. A. Yani Metro dapat dibedakan menjadi 2 macam
laporan, yaitu laporan rutin dan laporan insidental.
11.1. Laporan Rutin
Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh IGD RS Jend. A. Yani
Metro. Laporan rutin ini dapat dibagi menjadi laporan ekstern dan laporan intern.
a. Laporan intern
Laporan rutin terbagi menjadi 2 yaitu :
- Laporan mingguan, dilaporkan dalam rapat manager yang terdiri dari :
Laporan kunjungan pasien rawat jalan, inap dan penunjang
Laporan morbiditas, mortalitas, dan kasus dirujuk
- Laporan bulanan
Laporan dan informasi kinerja bagian IGD RS Jend. A. Yani Metro berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal dan kerangka acuan program yang ditetapkan.
11.2. Laporan Insidentil
Adalah laporan mengenai pelayanan IGD RS Jend. A. Yani Metro pada khususnya
yang harus segera dilaporkan karena berkaitan dengan kinerja rumah sakit.
Ditetapkan Di : Metro
Pada tanggal : 26 April 2016
DIREKTUR
RSUD JEND. A. YANI
19