untuk Alergi
Kelompok 5 :
Anisa Rani
Risma Umiatul Falah
Syifa Yuniaska
Syintia Nuriyah
Kelas : 3-C
STIKes Karsa Husada Garut 2020
Definisi dan Dasar Teori
ALERGI
Istilah alergi digunakan pertama kali digunakan oleh Clemens von Pirquet
diartikan sebagai "reaksi pejamu yang berubah" bila terpajan dengan bahan
yang sama untuk kedua kalinya atau lebih
Reaksi alergi dapat mempengaruhi hampir semua jaringan atau organ
dalam tubuh, dengan manifestasi klinis tergantung pada organ target.
Manifestasi klinis umum dari alergi termasuk asma, dermatitis atopik,
rinitis alergik, dan urtikaria / angioedema. Alergi makanan dan dermatitis
atopik adalah umum pada anak usia dini. Dan berisiko terjadinya asma dan
rinitis pada anak di kemudian hari. Manifestasi alergi dapat mengancam
hidup seperti asma parah dan reaksi anafilaksis.
Definisi dan Dasar
Teori
Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang diinisiasi oleh mekanisme imunologis spesifik
yang diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE).
Poses Alergi
1 2
Dimulai dengan kepekaan, selama
tahap awal dari sensitisasi, Pembentukan antibodi IgE untuk
menghasilkan sejumlah besar antibodi
IgE terhadap alergen yang dihirup,
menempel pada reseptor yang
ditelan, atau zat disuntikkan. Sebagian dimiliki oleh basofil atau sel
sel B memori akan muncul yang mampu mast di mukosa permukaan kulit,
menghasilkan lebih banyak antibodi IgE saluran pencernaan, dan sistem
spesifik jika terpapar kembali dengan pernafasan.
alergen yang sama di kemudian hari.
In Vivo
Dosimetri
Pacth Scracth
Test Test
Intradermal Prick
test Test
Metode pemeriksaan
Skin Prick Test Skin Prick Test adalah salah satu jenis tes kulit
sebagai alat diagnosis untuk membuktikan adanya IgE spesifik
yang terikat pada sel mastosit kulit. Terikatnya IgE pada mastosit
Prinsip
ini menyebabkan keluarnya histamin dan mediator lainnya yang
dapat menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah akibatnya timbul Flare (kemerahan) dan wheal
(bentol) pada kulit tersebut.
Prosedur
ALAT
1. Uji tusuk dilakukan pada bagian atas punggung atau
1. bagian volar lengan bawah
Jarum ukuran 26 ½
2. Kulit lokasi uji tusuk dibersihkan dengan alkohol 70
G atau 27 G atau
3. Tandai kulit dengan penggaris dan spidol untuk masing-
blood lancet
2. Alat tulis : penggaris masing alergen dengan jarak yang cukup (jarak minimal
1,5-2 cm, bila memungkinkan jarak ideal 3,5 cm)
(diameter), spidol/
4. Teteskan satu tetes larutan histamin sebagai kontrol
pulpen
positif dan satu tetes larutan normal salin sebagai
kontrol negatif dan satu tetes ekstrak alergen sesuai
Bahan jenis alergen yang dicurigai
5. Lakukan tusukan melaui larutan yang sudah diteteskan
1. Ekstrak alergen tersebut dengan jarum ukuran 26 ½ G atau 27 G atau
2. kontrol positif blood lancet dengan menggunakan metode prick
(histamine chlorhidrate puncture test atau modified prick test, hindari terjadinya
solution/codein perdarahan pada lokasi uji tusuk
phosphate solution 9%) 6. Pembacaan hasil uji tusuk dapat dilakukan setelah 15-10
3. kontrol negatif (saline) menit
4. Alkohol 70%, kapas, 7. Alergen dibersihkan dengan tisu yang menyerap alergen
tisu dan tidak boleh digosok.
Reaksi yang timbul berupa eritema/kemerahan dan edema/bentol.
Apabila kurang dari 15 menit terjadi wheal yang sangat lebar, kulit
Interpretasi sebaiknya dibersihkan dari larutan alergen untuk menghindari terjadinya
reaksi sistemik/reaksi anafilaksis.
1. Alergen standar (Trolab, 1. bahan alergen yang akan diujikan diisikan pada unit uji
Chemotechnique, tempel dan diberi tanda
allergEAZE/ 2. Posisikan pasien duduk atau telungkup
SmartPractice Canada) 3. dilakukan pembersihan pada kulit punggung bagian
dan non standar atas dengan kapas alkoho
2. Unit uji tempel 4. Unit uji tempel ditempelkan di punggung dan diberi
3. Plester hipoalergenik perekat tambahan berupa plester hipoalergenik
5. pasien diijinkan pulang dengan pesan agar lokasi uji
tidak basah terkena air atau keringat
6. pada deretan bahan yang dibawa sendiri oleh pasien
(alergen non standar), apabila terasa perih/nyeri
(reaksi iritan) dapat dibuka sendiri
7. pembacaan dilakukan pada jam 48, 72, dan 96 (atau
dilepas lebih awal jika timbul keluhan sangat gatal
atau rasa terbakar pada lokasi uji tempel)
8. pembacaan dilakukan 15 menit setelah plester
dilepaskan
Penilaian hasil uji tempel berdasarkan system Grading
Interpretasi
International Contact Dermatitis Research Group (ICDRG)