Anda di halaman 1dari 13

In Vivo

kelompok 4
1. Maulana Muhammad Rifan
2. Muhammad Izzudin Kamal
3. Dimas Yoga Ganendra
4. Septian AssaDullah
PENGERTIAN
In vivo (bahasa Latin untuk "dalam hidup") adalah eksperimen
dengan menggunakan keseluruhan, hidup organisme sebagai
lawan dari sebagian organisme atau mati, atau in vitro dalam
lingkungan yang terkendali.
Hewan pengujian dan uji klinis dua bentuk dalam penelitian in vivo.
Dalam vivo pengujian sering mempekerjakan lebih in vitro karena
lebih cocok untuk mengamati efek keseluruhan percobaan pada
subjek hidup. Hal ini sering dijelaskan oleh pepatah di veritas vivo.
JENIS – JENIS METODE IN VIVO

1) DOSIMETRI IN VIVO

Yaitu metode pamantauan dosis secara langsunng


pada pasien yang sedang menjalani
radioterapi baik dengan meletakan dosimeter
diatas kulit pasien maupun dalam rongga
rongga alami yang ada pada manusia seperti pada
rongga osefagus, rectum, vagina dan lain-lain
2) SCRACTH : EPICUTANEUS TES
Ini merupakan tehnik yang paling awal ditemukan oleh Charles Blackley pada
tahun 1873. Pemeriksaan ini didasari dengan membuat laserasi superficial kecil
dari 2 mm pada kulit pasien dan diikuti dengan menjatuhkan antigen konsentrat.

Keuntungan : Aman, jarang menyebabkan reaksi sistemik.


Terdapat kekurangan pada reaksi kulit tipe lambat. Konstrate yang digunakan
nilai ekonominya lebih baik dan mempunyai daya hidup yang lama.

Kerugian :Terjadi false positif (akibat iritasi pada kulit dibandingkan dengan reaksi
alergi) Lebih menyakitkan. Tidak reproducible sebagai intradermal skin test.
Karena kurang reproducibility dan berbagai gambaran dibelakang, bentuk tes ini
tidak direkomendasikan lagi sebagai prosedur diagnostik pada Alergi panel dari
AMA Council Of Scientific Affairs.
RICK : EPICUTANEUS
3) P

Tehnik ini pertama kali dijelaskan oleh Lewis dan Grant pada
tahun 1926. Hal ini digambarkan dimana satu tetesan konsentrat
antigen ke dalam kulit . kemudian jarum steril 26 G melalui tetesan
tadi ditusukkan ke dalam kulit bagian superficial sehingga tidak
berdarah. Variasi dari tes ini adalah dengan menggunakan
applikator sekali pakai dengan delapan mata jarum yang bisa
digunakan. Digunakan secara simultan dengan 6 antigen dan
control positif (histmin) dan kontrol negative (glyserin).
4) Intradermal test

Tes intradermal atau tes intrakutan secara umum biasa digunakan


ketika terdapat kenaikan sensitivitas merupakan tujuan pokok dari
pemeriksaan (misalnya ketika skin prick test memberikan hasil negatif
walaupun mempunyai riwayat yang cocok terhadap paparan). Tes
intradermal lebih sensitive namun kurang spesifik dibandingkan dengan
skin prick test terhadap sebagian besar alergen, tetapi lebih baik
daripada uji kulit lainnya dalam mengakses hipersensitivitas
terhadapHymenoptera (gigitan serangga) dan penisilin atau alergen
dengan potensi yang rendah.
5) Patch Test
Tes pacth merupakan metode yang digunakan untuk mendeteksi zat yang memberikan
alergi jika terjadi kontak langsung dengan kulit. Metode ini sering digunakan oleh para ahli
kulit untuk mendiagnosa dermatitis kontak yang merupakan reaksi alergi tipe lambat,
dimana reaksi yang terjadi baru dapat dilihat dalam 2 – 3 hari.
Pemeriksaan pacth tes biasa dilakukan jika pemeriksaan dengan menggunakan skin prick
tes memberikan hasil yang negative.(10) Pada pelaksanaan pemeriksaan disiapkan 25 –
150 material yang dimasukkan ke dalam kamar plastic atau aluminium dan di letakkan di
belakang punggung. Sebelumnya pada punggung diberikan tanda tempat-tempat yang
akan ditempelkan bahan allergen tersebut. Setelah ditempelkan, kemudian dibiarkan
selama 48 sampai 72 jam. Kemudian diperiksa apakah ada tanda reaksi alergi yang dilihat
dari bentol yang muncul dan warna kemerahan.
PRINSIP KERJA IN VIVO

Pengujian secara biologis biasanya menggunakan hewan


coba untuk membantu menjalakan penelitian-penalitian
yang tidak bisa secara langsung dilakukan dalam tubuh
manusia dengan asumsi semua jaringan, sel-sel penyusun
tubuh, sertaenzim-enzim ada dalam tubuh hewan coba
tersebut memiliki kesamaan dengan manusia.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN IN VIVO

Keuntungan Kerugian
1. Cepat
2. Mempunyai korelasi yang baik 1. Terjadi false positif (akibat iritasi
dengan tes intradermal pada kulit dibandingkan dengan
3. Relative lebih aman • Kerugian : o reaksi alergi)
Hanya memberikan penilaian 2. Lebih menyakitkan
kualitatif pada alergi 3. Tidak reproducible sebagai
4. Bisa terjadi kesalahan pada keadaan intradermal skin test
alergi yang lemah (false – negatif)
5. Grade pada kulit bersifat subjektif
MANFAAT UJI IN VIVO
1. Mengetahui efektivitas obat atau bahan
kimia di dalam tubuh manusia atau hewan
secara keseluruhan.
2. Mengetahui efek samping yang mungkin
terjadi pada organisme secara keseluruhan.
3. Membantu mempercepat pengembangan
obat baru dan penelitian medis lainnya.
4. Mengurangi risiko kesalahan dalam uji
klinis pada manusia.
Contoh Uji In Vivo

1. Uji toksisitas pada tikus atau mencit untuk mengetahui efek toksik
dari suatu bahan pada organisme.
2. Uji efektivitas obat pada hewan yang terinfeksi penyakit tertentu,
seperti uji obat antivirus pada hewan terinfeksi virus HIV.
3. Uji farmakokinetik pada manusia untuk mengetahui bagaimana
obat diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan diekskresikan di
dalam tubuh manusia.
KESIMPULAN
In Vivo adalah bahasa Latin untuk “dalam organisme hidup”;
mengacu pada penelitian yang dilakukan menggunakan subjek
pped cat? manusia atau hewan. beberapa keuntungan metode in vivo
menggunakan hewan percobaan, yaitu praktis, lebih murah, serta
mudah dilaksanakan . beberapa kekurangan dari metode in vivo
antara lain, Tidak semua hewan dapat dijadikan sebagai hewan
percobaan, Hewan yang digunakan sebagai hewan percobaan sangat
mudah mati seperti tikus putih sehingga penelitian harus sesegera
mungkin untuk dilakukan.
Thank
you!
By kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai