Anda di halaman 1dari 29

Ika Novita S.

Ked

100610002

PEMBIMBING:
dr. Salmah Sofyan, Sp.KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


BLU RSUD CUT MEUTIA ACEH UTARA
2015

PENDAHULUA

N
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan
dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal
manusia dengan maksud untuk mengetahui apakah sediaan
tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak

Iritasi umumnya akan segera menimbulkan reaksi kulit


sesaat setelah pelekatan pada kulit, iritasi demikian
disebut iritasi primer. Tetapi jika iritasi tersebut timbul
beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini
disebut iritasi sekunder

Lanjutan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI KULIT

Kulit merupakan pembungkus yang elastis


yang melindungi tubuh
dari pengaruh
lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh
yang terberat dan terluas ukurannya yaitu
15% dari berat tubuh dan luas 1,501,75%m2.tebalnya rata-rata 1-2mm, paling
tebal 6mm terdapat ditelapak tangan dan
kaki dan paling tipis 0,5mm terdapat di penis.

Kulit terbagi atas 3 lapisan


pokok yaitu:

2.2 UJI TEMPEL


DEFINISI
Uji
tempel
kulit
pertama
kali
diperkenalkan oleh Jadassohn pada
tahun 1895, diteliti secara intensif
dan dapat digunakan secara klinis
oleh Bruno Bloch pada tahun 1920,
kemudian diperkenalkan secara luas
kepada
dokter
praktek
oleh
Sulzberger, Mayer, Rostenberg dan
lain-lainnya selama awal tahun 1930.

Prinsipnya
berdasarkan
pada
pengamatan bahwa kulit yang telah
tersensitisasi
terhadap
substansi
kimiawi akan menunjukkan reaksi
eksematosa pada daerah penempelan
substansi bahan tersebut, mulai 12-24
jam
setelah
penempelan
dan
mencapai perkembangan maksimun
pada 48-72 jam

Uji tempel adalah uji iritasi dan


kepekaan kulit yang dilakukan
dengan
cara
mengoleskan
sediaan uji pada kulit normal
manusia dengan maksud untuk
mengetahui
apakah
sediaan
tersebut dapat menimbulkan
iritasi pada kulit atau tidak

TUJUAN

Tujuan dari uji tempel untuk mendeteksi dermatitis


kontak alergik, dilakukan dengan menempelkan
bahan yang dicurigai dengan bentuk dan konsentrasi
yang benar pada kulit normal

INDIKASI
Dermatitis kontak alergik dengan penyebab tidak
diketahui.
Dermatitis kontak alergik dengan penyebab utama telah
diketahui namun perjalanan penyakitnya berlarut -larut.
Dermatitis tangan, wajah, tungkai dan laki yang tidak
sembuh dalam waktu singkat.
Dermatitis kontak dengan penyebab yang sukar dihindari
misalnya berhubungan dengan pekerjaan.
Penggunaan medikamentosa topikal kronis
Eksema diskoid atipikal atau persisten

Kontra Indikasi
Dermatitis yang akut dan luas, karena dapat menyebabkan
eksaserbasi. Kulit tempat uji harus bebas dari dermatitis sekurangkurangnya 2 minggu.
Bahan yang memberi efek toksik sistemik atau korosif dengan
konsentrasi tinggi misalnya pestisida atau bahan baru yang belum
diketahui atau masih dalam penelitian.

Penderita yang sedang mendapatkan prednison sistemik lebih dari 20


mg / hari atau kortikosteroid lain yang setara. Kortikosteroid topikal
pada tempat uji mempengaruhi hasil reaksi. Antihistamin tidak
mempengaruhi reaksi uji tempel.
Wanita hamil, karena alasan psikologis, apabila terjadi abortus dapat
disangka diakibatkan oleh uji tersebut.

Jenis-Jenis Uji
tempel

Uji Tempel Tertutup (Patch Test)


Uji Tempel terbuka (Open Test)
Uji Tempel Sinar (Photo Patch Test)
Uji Lain
standart patch tests

T.R.U.E tests

several positive
result

Prinsip-prinsip uji
tempel

Uji tempel dilakukan hanya dengan bahan


yang
diketahui
jenisnya
dalam
konsentrasi standar.
Jangan melakukan uji pada keadaan
dermatitis akut. Daerah uji harus betul
betul bebas dari dermatitis.
Instruksikan pasien untuk membiarkan
lembaran uji selama 48 jam. Jika timbul
rasa terbakar atau gatal yang hebat,
lepaskan lembaran secara hati hati
dengan tidak mengganggu yang lain.

Instruksikan pasien untuk tidak menyirami lembaran uji,


mandi, melakukan olah raga atau kerja berat terutama
bila pasien mudah berkeringat.
Hindari gesekan, garukan atau gosokan yang bisa
menyebabkan lembaran uji terlepas. Seandainya
terlepas gunakan plester lain untuk melekatkan pada
tempat semulanya.
Jika terjadi reaksi dalam 3 minggu setelah uji segera
laporkan ke dokter
karena hal ini bisa merupakan petunjuk yang penting.

Hal-hal yang harus diperhatikan


dalam uji tempel
Tes dilakukan sekurang-kurangnya satu minggu setelah
pemakaian kortikosteroid sistemik dihentikan sebab dapat
menghasilkan reaksi negative palsu dan Pemberian kortikosteroid
topical di punggung.Luka bakar sinar matahari yang terjadi 1-2
minggu sebelum test dilakukan juga dapat member hasil negatif
palsu.

Patch test dibuka setelah dua hari, kemudian


dibaca; pembacaan kedua dilakukan pada 48
jam setelahnya.

Jangan menggunakan bahan standar pada


penderita urtikaria dadakan karena dapat
menimbulkan urtikaria generalisata bahkan
reaksi anafilaksis. Pada penderita seperti ini
dilakukan tes dengan prosedur khusus.

Lokasi Uji Tempel

Uji tempel dilakukan pada punggung bagian


atas. Dapat juga dilakukan di punggung
bagian bawah atau sisi luar lengan bagian
atas
Lengan atas bagian lateral
Lengan bawah bagian volar.

BAHAN DAN CARA


Pemilihan dari bahan yang akan diuji, dipilih dari bahan
dimana pasien sering kontak dengan bahan-bahan
tesebut.
banyak negara lebih sering menggunakan rangkaian tes
standar yang sudah disesuaikan dengan tanaman, obatobatan atau industri yang khas dari negara itu sendiri
misalnya
1. The European Standart Patch Series dengan 23 jenis
alergen,
2. The American Academy Patch Test Series dengan 20
Jenis Alergen
3. The American Academy Patch Test Kit (AAD) dengan 22
alergen.

Alergen disimpan dalam semprit polietilen atau


propilen 5 ml, bebas karet, dan sebaiknya
disimpan dalam tempat yang dingin, gelap dan
ventilasi yang cukup.

Untuk menempelkan bahan alergen dapat digunakan


beberapa macam unit tes tempel
Saat ini Finn chamber adalah yang paling banyak
digunakan
berupa cawan aluminium yang keras dengan
diameter 8 mm, bagian tepi meninggi 0,5 mm yang
dapat diisi dengan bahan alergen sebanyak 18 uL

Cara pemakaian adalah


pada lembaran tempat melekatnya Finn chamber diberi nomor di
masing- masing sisi chamber sesuai dengan bahan alergen yang
akan di masukkan ke dalam chamber.
Alergen yang bersifat cairan diisi paling terakhir untuk mencegah
penguapan

Pasien sebaiknya duduk dan sedikit membungkuk


ke depan. Lembaran dilekatkan pada lokasi yang
telah ditentukan, biaanya di punggung atas di
antara scapula, dan harus bebas peradangan,
salep atau sebum.
Lekatkan lembaran dan chamber dengan sedikit
menekannya dengan punggung telapak tangan
agar dapat melekat dengan baik.
Untuk menimbulkan reaksi kontak alergik,
bahan alergen harus menempel pada kulit
secara oklusif dan diabsorbsi, tetapi jangan
sampai terjadi iritasi

Pembacaan Hasil
Setelah 48 jam lembaran uji dilepas dengan hati-hati
pembacaan hasil yang pertama sekurang-kurangnya
2 jam setelah uji tempel lepas
Pembacaan kedua dapat dilakukan 24 jam
kemudian
Kadang-kadang reaksi yang terjadi lebih lambat
sehingga diperlukan pembacaan pada hari ke 4 atau ke 5

Beberapa kemungkinan hasil reaksi yang


terjadi adalah :
Alergi (reaksi positif),
Reaksi iritasi,
Reaksi positif semu
Reaksi negatif semu.

Reaksi Alergi
Hasil uji tempel positif ditunjukkan dengan adanya
reaksialergi berupa eritema dengan indurasi,
disertai papula, vesikel, bulla (tergantung intensitas
reaksi).
Salah satu sistem skoring ini adalah dari The International
Contact Dermatitis Research Group (ICDRG) yaitu :
? Reaksi meragukan, hanya macula eritema
+ Reaksi positif lemah (non vesikuler), eritema,
infiltrasi,mungkin
papula
++
Reaksi positif kuat (vesikuler), eritema, infiltrasi, papula,
edematous atau vesikula
+++ Reaksi positif sangat kuat, ulseratif atau bulla
- Reaksi negatif
IR Reaksi iritan
NT Not tested, tidak diuji

reaction (hair dye


discolouration)

irritant reaction

+/-reaction

Positive patch test reactions

+ reaction

++ reaction

+++ reaction

Tabel 1. Tabel Perbedaan reaksi iritasi dan reaki alergi.


Reaksi iritasi
Reaksi alergi
Bentuk lesi monomorf
Bentuk lesi polimorf
Luas reaksi terbatas pada daerah penempelan
Reaksi dapat
meluas ke sekitarnya
Batas reaksi dengan kulit sekitarnya umumnya tegas
Batas
kabur dan dapat terjadi
satelit -satelit di sekitar daerah
penempelan
Reaksi dapat sampai positif kuat, bahkan dapat sampai
terjadi nekrosis
Jarang sampai positif kuat
Rasa gatal sampai panas atau sakit
Rasa hanya gatal
Dapat terjadi pada hampir setiap orang
Hanya
terjadi pada seseorang
yang telah peka
Setelah tempelan dibuka reaksi menjadi mengurang
Reaksi
dapat mengurang, tetapi
dapat pula meluas
Reaksi dapat timbul lebih cepat, dapat hanya beberapa
jam saja
Umumnya timbul
lebih lama, 1-2
hari atau lebih

Kesimpulan dari hasil


yamg positif dapat
menjelaskan bahwa
reaksi berhubungan
dengan
dermatitis
kontak yang pernah
diderita
atau
sekarang
diderita,
dan
pasien
diinformasikan secara
jelas
penyebabnya
agar
dapat
menghindarkannya

Bila hasilnya meragukan uji tempel dapat


diulang, reaksi alergi biasanya
memberikan hasil positif yang sama
sedangkan reaksi iritasi tidak.


Beberapa efek samping yang tidak diinginkan dapat
terjadi meskipun uji tempel telah dilakukan dengan benar.
Misalnya reaksi yang hebat terhadap bahan uji, reaksi
terhadap
perekat/plester, sensitisasi aktif, perubahan
pigmen, sikatrik/keloid, absorbsi sistemik alergen, reaksi
anafilaksis dan pernah dilaporkan inokulasi virus herpes
simplek

Anda mungkin juga menyukai