Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU KEGAWATDARURATAN

TENTANG

REAKSI ALERGI KULIT DAN MEMBRAN MUKOSA

DISUSUN OLEH :

PUTRI INDAH SARI


2A
195110446

DOSEN PEMBIMBING :

Drg. Ika Ifitri MDSc

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ilmu kegawatdaruratan tentang REAKSI
ELERGI KULIT DAN MEMBRAN MUKOSA .
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Dumai, febuari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI ...........................................................................................
2.2 GEJALA .............................................................................................
2.3 PENYEBAB .......................................................................................
2.4 DIAGNOSIS ANGIOEDEMA ..........................................................
2.5 CARA MENGOBATI ANGIOEDEMA.............................................
2.6 MACAM-MACAM ELERGI KULIT ...............................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..........................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan keperawatan komprehenshif
diberikan pada pasien dengan injuri akut atau sakit yang mengancam kehidupan. Pelayanan
gawat darurat merupakan pelayanan profesional yang ditujukan kepada pasien yang
mempunyai masalah yangmengancam kehidupan, terjadi secara mendadak atau tidak
diperkirakan (Maryunani, 2009).
Alergi adalah reaksi tidak abnormal dari sistem imun ketika melawan senyawa asing
yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Jika mengalami reaksi alergi, Anda mungkin
akan mengalami gejala tertentu, seperti sesak napas, batuk, hingga mata berair. Pada kasus
tertentu, alergi juga menimbulkan reaksi pada kulit. Reaksi alergi pada kulit cukup beragam,
yaitu iritasi kulit, ruam, gatal, kulit kemerahan, hingga pembengkakan.

Setiap orang mungkin memiliki penyebab dan faktor pemicu alergi yang berbeda.
Selain itu, reaksi alergi yang satu ini juga dapat terjadi akibat infeksi, paparan zat kimia, obat-
obatan, hingga debu. Kondisi ini juga dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari usia dan
faktor risiko. Walaupun demikian, kebanyakan penderita alergi, terutama yang mengalami
masalah pada kulit terjadi sejak masa kanak-kanak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan angioedema?
2. Apa aja penyebab dan gejala nya?
3. Apa diagnosis nya?
4. Bagaimana cara mengobatinya?
5. Apa saja macam-macam alergi kulit

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami dari reaksi
alergi kulit dan membrane mukosa . apa saja penyebabnya mengetahui bagaimana cara
mengobatinya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Angioedema adalah bentuk reaksi alergi pada kulit atau membran mukosa. Kondisi ini
menyebabkan pembengkakan pada lapisan kulit bagian dalam.Pada beberapa kasus,
angioedema muncul bersamaan dengan urtikaria atau biduran. Inilah mengapa angioedema
juga disebut giant hives (biduran raksasa). Kelopak mata, bibir, dan lidah merupakan bagian
tubuh yang paling rentan mengalami angioedema bila dibandingkan dengan area tubuh yang
lain karena bagian ini adalah jaringan yang longgar. Gangguan kulit ini dapat menjadi kondisi
medis yang serius. Karena itu, segeralah cari pertolongan medis bila Anda mengalaminya.

2.2 GEJALA-GEJALA
Gejala angioedema yang paling sering muncul adalah pembengkakan disertai ruam
kemerahan pada kulit. Gejala ini bisa muncul secara terbatas pada satu bagian, atau beberapa
area tubuh saja. Namun pada kasus yang berat, pembengkakan dapat menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Bagian yang bengkak bisa terasa gatal atau tidak. Sensasi nyeri dan panas
pun bisa menjadi gejala penyerta.Apabila angioedema terjadi pada membran mukosa di
saluran pencernaan, nyeri perut bisa Anda alami. Pada kasus yang jarang, angioedema bisa
memicu pembengkakan mukosa tenggorokan dan menyebabkan suara serak serta gangguan
pernapasan.

Gejala alergi umumnya timbul beberapa saat hingga beberapa jam setelah tubuh
terpapar dengan alergen. Gejala alergi yang umum ditemui, antara lain:

 Ruam kemerahan pada kulit


 Gatal pada kulit yang mengalami ruam;
 Bersin dan batuk;
 Sesak napas;
 Hidung berair;
 Bengkak pada bagian tubuh yang terpapar dengan alergen, misalnya pada wajah,
mulut, lidah, dan tenggorokan;
 Mata merah, berair, dan gatal; dan
 Mual, muntah, sakit perut, atau diare.
Beberapa gejala yang disebutkan di atas adalah gejala yang intensitasnya ringan
sampai sedang. Gejala alergi yang berat, dapat memicu reaksi anafilaksis yang bisa
meningkatkan risiko kematian.

Pada gejala yang berat ini, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan segera. Gejalanya, antara lain:

 Sesak napas yang berat;


 Pusing.
 Tekanan darah turun drastis;
 Mual dan muntah;
 Ruam kemerahan yang luas pada kulit;
 Denyut nadi cepat tapi lemah; dan
 Pingsan atau tidak sadarkan diri.

2.2 PENYEBAB
Angioedema terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi. Ketika Anda mengalami alergi,
tubuh akan melepaskan histamin.Pelepasan senyawa histamin akan menyebabkan pelebaran
pembuluh darah. Cairan kemudian merembes ke dalam jaringan dan menyebabkan
pembengkakan. Terdapat sejumlah pemicu alergi (alergen) yang dapat memicu angioedema.
Beberapa di antaranya meliputi: 

 Gigitan serangga, misalnya lebah.


 Serbuk sari. 
 Tanaman tertentu, misalnya poison ivy.
 Bahan lateks.
 Bulu binatang.
 Obat-obatan tertentu.
 Jenis makanan tertentu.

Di samping alergen penyebab angioedema, faktor-faktor di bawah ini pun bisa


meningkatkan kemungkinan Anda untuk mengalami angioedema:
 Infeksi atau penyakit tertentu, seperti lupus atau leukemia.
 Faktor keturunan. Bila memiliki anggota keluarga yang mengalami angioedema,
risiko Anda untuk mengalaminya juga akan meningkat. 
 Pernah mengalami angioedema atau biduran.
 Perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba.
 Stres atau sedang cemas berlebihan.

2.4 Diagnosis angioedema


Pertama,dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar gejala yang Anda alami.
Riwayat medis mengenai penyakit yang pernah atau sedang Anda derita juga akan
ditanyakan. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area pembengkakan.
Dokter juga akan memeriksa kondisi pernapasan Anda untuk menentukan apakah
tenggorokan bengkak atau tidak.Untuk menegakkan diagnosis angioedema dan menyelidiki
penyebabnya, dokter mungkin menganjurkan serangkaian pemeriksaan penunjang berikut ini:
 Tes cukit kulit atau skin prick test untuk menentukan apakah Anda alergi terhadap
senyawa tertentu.
 Pemeriksaan C1 esterase inhibitor.
 Pemeriksaan kadar komponen komplemen (termasuk C2 dan C4).

Dokter akan mendiagnosis alergi dengan beberapa langkah di bawah ini:

 Memeriksa riwayat perjalanan penyakit secara rinci, riwayat penyakit alergi pada
keluarga atau kedua orangtua, juga termasuk.
 Pemeriksaan fisik untuk mendapatkan tanda-tanda alergi pada tubuh pengidap.
 Tes Tempel (Patch Test). Tes ini merupakan suatu pemeriksaan yang cukup aman
untuk mendiagnosis alergi. Caranya adalah dengan meletakkan satu jenis alergen pada
sebuah plester yang kemudian ditempelkan pada permukaan kulit pengidap selama
dua hari. Kemudian, reaksi kulit yang timbul akan diamati.
 Tes Tusuk Kulit (Skin Prick Test). Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui
alergi pada makanan, obat-obatan, alergen udara, atau racun serangga. Permukaan
kulit pengidap akan ditetesi cairan alergen, kemudian ditusuk secara perlahan dengan
jarum halus dan diamati reaksi yang timbul. Jika muncul benjolan merah dan gatal
dalam waktu 15 menit pada permukaan kulit, pengidap dinyatakan positif alergi
terhadap alergen tersebut.
 Pemeriksaan Darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur kadar IgE tertentu
dalam darah.
 Tes Eliminasi Makanan. Tes ini dilakukan dengan cara menghindari jenis makanan
tertentu yang diduga sebagai pemicu alergi, kemudian diamati perbedaan reaksi dan
gejala yang dialami pengidap. Tes ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter,
karena dapat memicu timbulnya gejala alergi yang cukup berat.

2.5 CARA MENGOBATI ANGIOEDEMA


Penanganan angioedema tergantung dari seberapa berat kondisi yang dialami oleh
penderita. Berikut penjelasannya: 
 Angioedema ringan
Pada kasus yang ringan, angioedema umumnya tidak memerlukan penanganan
khusus. Gejala dapat mereda sendiri dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari.  
 Angioedema dengan pembengkakan membran mukosa saluran napas
Pada kasus pembengkakan mukosa saluran napas, prioritas pengobatan utama adalah
menjaga agar saluran napas tetap terbuka.  
 Angioedema tingkat parah
Pada kasus yang termasuk kondisi gawat darurat medis, tindakan bantuan napas
buatan bisa dilakukan. Misalnya, intubasi yang akan memasukkan pipa di tenggorokan
penderita agar saluran napasnya tetap terbuka.  
 Angioedema dengan gatal atau nyeri yang tak kunjung hilang
Bila pembengkakan, rasa gatal, atau nyeri masih terjadi, dokter dapat
mempertimbangkan untuk memberikan suntikan adrenalin (epinefrin), obat kortikosteroid
melalui suntikan atau oral (minum), serta obat antihistamin yang diminum atau disuntikkan.
 Angioedema akibat faktor keturunan
Pada penderita angioedema keturunan, serangan akut angioedema biasanya tidak
membahayakan jiwa.Namun berbeda dengan angioedema yang disebabkan hal lain,
angioedema akibat keturunan biasanya tidak mempan ditangani dengan epinefrin,
antihistamin, maupun kortikosteroid. Penanganan utamanya adalah dengan memberikan
transfusi darah yang mengandung konsentrat C1 inhibitor.
2.6 MACAM-MACAM ALERGI KULIT

1. Dermatitis atopik (eksim)

Eksim adalah jenis alergi kulit yang biasanya terjadi pada anak-anak. Kendati
demikian, kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dewasa. Gejala umum eksim adalah kulit
kering, merah, gatal dan iritasi. Jika kulit sudah terinfeksi, biasanya akan timbul benjolan
kecil berisi cairan bening atau kekuningan.

Kebanyakan kasus eksim disebabkan oleh faktor genetik atau adanya riwayat penyakit eksim
di dalam keluarga. Selain itu, eksim juga sering dikaitkan dengan asma, rhinitis alergi,
dan alergi makanan.

2. Dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit bersentuhan langsung dengan alergen.
Seperti yang telah disebutkan di atas, alergen bisa berupa apa saja, antara lain lateks, logam,
parfum, dan tanaman.

Misalnya, jika Anda memiliki alergi terhadap nikel (bahan dalam perhiasan), kemudian kulit
Anda bersentuhan langsung dengan perhiasan atau benda lain yang terbuat dari nikel, Anda
bisa mengalami gejala-gejala dermatitis kontak alergi, seperti kulit gatal, kemerahan,
bengkak, dan bersisik.

3. Dermatitis dishidrotik

Penyakit yang bernama lain pompholyx ini adalah sejenis dermatitis yang terjadi pada
tangan dan kaki. Gejalanya adalah kulit kering dan gatal, kadang-kadang seperti melepuh.
Kulit yang melepuh akan terasa sangat gatal dan nyeri.

Penyebab dermatitis dishidrotik belum diketahui dengan pasti. Namun, kondisi ini
lebih berisiko dialami oleh orang yang memiliki jenis alergi kulit lain, bertangan lembap, atau
mudah berkeringat.

4. Urtikaria atau biduran

Urtikaria merupakan peradangan dan pembengkakan pada permukaan kulit. Kondisi


ini terjadi ketika tubuh terpapar zat atau benda tertentu yang mengakibatkan sistem kekebalan
tubuh melepaskan histamine. Zat histamin inilah yang kemudian menimbulkan gejala-gejala
urtikaria.
Urtikaria atau biduran dapat dikenali dengan munculnya benjolan merah pada kulit
yang terasa gatal. Benjolan ini dapat muncul di satu atau beberapa bagian tubuh. Ukuran dan
bentuk benjolan juga bisa berbeda-beda, dari yang kecil hingga yang besar dan lebar. Tak
hanya sebagai reaksi alergi kulit, biduran juga bisa disebabkan oleh infeksi virus.

Ada dua jenis urtikaria, yakni urtikaria akut dan kronis. Urtikaria yang umum terjadi
adalah urtikari akut. Biasanya, jenis urtikaria ini terjadi setelah Anda mengonsumsi makanan
atau menyentuh benda yang bersifat sebagai alergen. Kendati demikian, urtikaria akut juga
dapat dipicu oleh suhu panas, obat-obatan, atau gigitan serangga.

Urtikaria kronis cukup jarang ditemukan. Sebagian besar urtikaria kronis belum
diketahui penyebabnya. Urtikaria kronis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, sedangkan urtikaria akut biasanya hanya berlangsung tidak lebih dari 6
minggu.

5. Angioedema

Angioedema adalah salah satu reaksi alergi yang terjadi pada kulit. Pada kondisi ini,
terjadi penumpukan cairan pada kulit sehingga menyebabkan pembengkakan. Bedanya
dengan biduran adalah pembengkakan pada angioedema terjadi di bagian bawah kulit.

Angiodema sering terjadi pada jaringan lunak, seperti kelopak mata, bibir,
tenggorokan, atau bahkan alat kelamin. Biasanya angioedema muncul bersamaan dengan
urtikaria.

Angioedema disebut "akut" jika kondisinya berlangsung dalam waktu singkat, seperti
dalam hitungan menit atau jam. Angioedema akut biasanya disebabkan oleh reaksi alergi
terhadap obat atau makanan, sedangkan angioedema kronis bersifat kambuhan dan biasanya
tidak memiliki penyebab pasti.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Alergi adalah reaksi tidak abnormal dari sistem imun ketika melawan senyawa asing
yang sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Jika mengalami reaksi alergi, Anda mungkin
akan mengalami gejala tertentu, seperti sesak napas, batuk, hingga mata berair. Pada kasus
tertentu, alergi juga menimbulkan reaksi pada kulit. Reaksi alergi pada kulit cukup beragam,
yaitu iritasi kulit, ruam, gatal, kulit kemerahan, hingga pembengkakan.

Setiap orang mungkin memiliki penyebab dan faktor pemicu alergi yang berbeda.
Selain itu, reaksi alergi yang satu ini juga dapat terjadi akibat infeksi, paparan zat kimia, obat-
obatan, hingga debu. Kondisi ini juga dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari usia dan
faktor risiko. Walaupun demikian, kebanyakan penderita alergi, terutama yang mengalami
masalah pada kulit terjadi sejak masa kanak-kanak.

Angioedema adalah bentuk reaksi alergi pada kulit atau membran mukosa. Kondisi ini
menyebabkan pembengkakan pada lapisan kulit bagian dalam.Pada beberapa kasus,
angioedema muncul bersamaan dengan urtikaria atau biduran. Inilah mengapa angioedema
juga disebut giant hives (biduran raksasa). Kelopak mata, bibir, dan lidah merupakan bagian
tubuh yang paling rentan mengalami angioedema bila dibandingkan dengan area tubuh yang
lain karena bagian ini adalah jaringan yang longgar. Gangguan kulit ini dapat menjadi kondisi
medis yang serius. Karena itu, segeralah cari pertolongan medis bila Anda mengalaminya.

3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. . Maka dari itu kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawaabkan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah yang di atas.

DAFTAR PUSAKA

Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/216095.php


Diakses pada 11 November 2019Healthline.

https://www.healthline.com/health/angioedema
Diakses pada 11 November 2019Dermnetnz.

https://www.dermnetnz.org/topics/angioedema/
Diakses pada 11 November 2019

https://www.alodokter.com/macam-macam-alergi-kulit-yang-perlu-anda-ketahui

Anda mungkin juga menyukai