Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

‘’PENYAKIT BIDURAN (Urtikaria)’’

OLEH :

NAMA : SRI SOFIANI

NIM : N1C121043

KELAS : A (ILMU SEJARAH)

JURUSAN ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

"Penyakit Biduran" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas dari Dosen Pengampuh mata kuliah ”Bahasa Indonesia” Selain itu, makalah

ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang " Penyakit Biduran" bagi

para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada

Dosen Pengampuh, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah

pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan saya

nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 16 Juni 2022

Sri Sofiani

2
DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

1.1 Latar Belakang....................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................5

1.3 Tujuan.................................................................................................5

1.4 Manfaat...............................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................6

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................8

A. Pengertian.............................................................................................8

B. Penyebab...............................................................................................8

C. Gejala....................................................................................................9

D. Pencegahan...........................................................................................10

E. Pemeriksaan/Diognosis.........................................................................11

BAB IV PENUTUP.........................................................................................13

A. Kesimpulan...........................................................................................13

B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Urtikaria akut merupakan kelainan kulit yang sering dijumpai dimana

dapat menyebabkan kemerahan hingga obstruksi nafas sehingga merupakan

kegawat daruratan dan lesi urtikaria yang bertahan lebih dari 72 jam merupakan

indikasi pasien rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

karakteristik Urtikaria Akut pada poliklinik kulit dan kelamin di RSUP Sanglah

selama periode Oktober 2017-2018.

Urtikaria harus dibedakan dengan kondisi atau penyakit lain yang

menimbulkan peninggian kulit atau angioedema, seperti reaksi anafilaksis,

sindrom auto- inflamasi, dan hereditary angioedema. Urtikaria umumnya disertai

dengan gatal-gatal, meskipun Urtikaria adalah kondisi yang jinak, pasien merasa

frustasi, karena kronisitas dan kecenderungannya untuk kambuh. Urtikaria

merupakan reaksi alergi yang dapat mengancam jiwa.3 Diagnosis dibuat

berdasarkan pemeriksaan klinis. Itu mempengaruhi 20% populasi umum.

Pengobatan lini pertama Urtikaria mencakup penggunaan H-lanti-histamin.

Namun, terapi lain dapat digunakan. Penatalaksanaan dan manajemen berfokus

pada pencegahan, menghindari pemicu, dan mengobati gatal dan peradangan yang

menyertai kondisi ini.

Berdasarkan penyebab urtikaria akut terbanyak yaitu pada alergi makanan

(56.5%). Hasil studi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chung BY

dkk dimana didapatkan penyebab urtikaria akut adalah alergi makanan.10 Peranan

4
makanan ternyata lebih penting pada urtikaria akut, umumnya akibat reaksi

imunologik. Makanan berupa protein atau bahan yang lain seperti kacang kedelai,

telur, gandum, dan keju yang dicampurkan ke dalamnya seperti zat warna,

penyedap rasa atau bahan pengawet yang bisa menimbulkan gejala urtikaria akut.

Contoh makanan yang sering menimbulkan urtikaria adalah ikan, kacang, telur,

tomat, babi, keju, bawang dan semangka.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari penyakit biduran?

2. Apa penyebab dari penyakit biduran?

3. Apa saja gejala yang disebabkan oleh penyakit biduran?

4. Bagaimana cara pencegahan dari penyakit biduran?

5. Pemeriksaan/diagnosis dari penyakit biduran?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit biduran

2. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit biduran

3. Untuk mengetahui gejala yang disebabkan oleh penyakit biduran

4. Untuk mengetahui cara pencegahan dari penyakit biduran

5. Untuk mengetahui Pemeriksaan/diagnosis dari penyakit biduran

1.4 Manfaat

Adapun manfaat mempelajari penyakit dari Biduran yaitu untuk

mengetahui biduran itu sendiri, bagaimana cara untuk mencegah penyakit

tersebut, pencegahan, gejala, maupun cara pemeriksaan secara diagnostik

agar dapat terhindar dari penyakit Biduran akut.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Urtikaria adalah reaksi pada kulit akibat bermacam-macam sebab. Sinonim

penyakit ini adalah biduran, kaligata, hives, nettle rash. Ditandai oleh edema

(bengkak) setempat yang timbul secara mendadak dan menghilang perlahan-

lahan, berwarna kemerahan dan pucat, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya

dapat dikelilingi halo (bulatan). Urtikaria umumnya diklasifikasikan sebagai akut

atau kronis, tergantung pada durasi gejala dan keberadaannya atau tidak adanya

rangsangan yang memicu. Urtikaria akut adalah urtikaria dengan atau tanpa

angioedema yang berlangsung kurang dari 6 minggu. Urtikaria kronis

didefinisikan sebagai urtikaria dengan atau tanpa angioedema yang berkelanjutan

atau tidak selama 6 minggu atau lebih.

Faktor risiko urtikaria antara lain; riwayat atopi pada diri dan keluarga,

riwayat alergi, riwayat trauma fisik pada aktifitas, riwayat gigitan/sengatan

serangga, konsumsi obat-obatan (NSAID, antibiotik tersering penisilin, diuretik,

imunisasi,injeksi, hormon, pencahar, dan sebagainya), konsumsi makanan (telur,

udang, ikan, kacang, dan sebagainya), riwayat infeksi dan infestasi parasit,

penyakit autoimun dan kolagen,usia rata-rata adalah 35 tahun, dan riwayat trauma

faktor fisik (panas, dingin, sinar matahari, sinar UV, radiasi).

Plak urtikaria memiliki tiga karakteristik yaitu kemerahan, melepuh, dan

gatal. Terkadang disertai dengan sensasi terbakar. Lesi dapat terjadi di mana saja

pada tubuh dan pulih sekitar 2–3 jamtanpa bekas. Pemulihan spontan ini kadang

dapat terjadi lebih dari 1 hari. Dermografisme adalah eritema dan edema yang

6
terjadi sekitar 10-20 menit setelah terjadinya trauma mekanik di kulit. Sementara

itu kondisi ini mungkin ditemui di hampir setengah dari populasi, jika terasa gatal

maka entitas ini disebut dermatografi urtikaria. Keadaan ini dijumpai di sekitar

4% masyarakat.

Jika penyebabnya bisa diidentifikasi, hilangkan penyebabnya. Misalnya

urtikaria yang dipicu oleh obat-obatan, penghentian obat penyebab akan

meredakan keluhan gatal-gatal. Hindari faktor yang memperparah, seperti

konsumsi minuman beralkohol. Disarankan untuk menggunakan krim atau lotion

secara teratur tanpa parfum menjaga kulit tetap lembab dan mengurangi

sensitivitas kulit. Faktor pencetus, seperti menggaruk, memakai pakaian ketat,

membawa barang yang berat, pijatan yang bersifat menggesek, uap panas, lulur,

memakai parfum, paparan sinar matahari yang tinggi, dan paparan terhadapa suhu

yang terlampau panas ataupun terlampau dingin harus dihindari.

Untuk pengobatan urtikaria akut dan angioedema, antihistamin efektif

dalam banyak kasus dan direkomendasikan sebagai terapi lini pertama. Meskipun

generasi pertama antihistamin bekerja cepat dan efektif, baik pada pasien anak

dan dewasa antihistamin dapat mengakibatkan sedasi dan gangguan keterampilan

motorik karena kemampuan antihistamin untuk menembus sawar darah-otak,

sedangkan gangguan ini tidak tampak atau tidak terbukti pada antihistamin

generasi kedua. Ketika antihistamin dapat menyebabkan kantuk dan gangguan

motorik, pasien dewasa dan orang tua pasien anak harus menyadari efek samping

potensial ini. Antihistamin berikatan dengan reseptor histamin dan mencegah

pembentukan rasa gatal dan plak urtikaria.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Biduran

Urtikaria/biduran merupakan respon kulit dengan batas yang tegas, terjadi

pada epidermis superfisial, berupa urtika, yaitu lesi eritematous dan menonjol 1-2

mm sampai beberapa jam disertai rasa gatal. durasi, Urtikaria dapat

diklasifikasikan menjadi Urtikaria akut (6 minggu).

Biduran adalah reaksi pada kulit yang ditandai dengan munculnya bentol

berwarna kemerahan yang disertai rasa gatal. Biduran atau urtikaria daoat muncul

diseluruh bagian tubuh dan terkadang muncul secara tiba-tiba. Ukuran bentol

berbeda-beda pada saat muncul, umumnya biduran akan hilang dengan sendirinya

atau diredakan dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun pada beberapa kasus,

biduran tidak kunjung hilang setelah beberapa minggu, kondisi ini dapat

digolongkan sebagai biduran kronis.

B. Penyebab Penyakit Biduran

Penyebab dari penyakit biduran yaitu adanya reaksi alergi, akibat stres,

efek samping obat, gigitan atau sengatan serangga, suhu dingin atau panas, dan

infeksi. Munculnya bilur pada kulit ini dipicu oleh tingginya kadar histamin yang

dilepaskan ke kulit. Histamin inilah yang bisa membuat menyebabkan pembuluh

darah melebar, sehingga aliran darah meningkat. Banyaknya darah yang mengalir

di bawah permukaan kulit, membuat kulit terlihat memerah.

8
Kelebihan cairan ini juga yang menyebabkan pembengkakan pada kulit

dan rasa gatal-gatal. Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya

biduran:

1. Terjadi kontak dengan pemicu atau penyebab alergi, misalnya lateks dan bulu

binatang

2. Makanan penyebab biduran yang paling umum adalah kacang, cokelat,

makanan laut, telur, gandum, dan susu

3. Hampir semua obat-obatan bisa menyebabkan urtikaria

4. Zat adiktif atau bahan tambahan dalam makanan seperti pemanis, pengawet,

penguat rasa, pewarna, pengental, dan lain-lain

5. Infeksi, seperti hepatitis dan demam kelenjar

6. Gigitan serangga

7. Faktor lingkungan, seperti pajanan terhadap kondisi atau cuaca panas maupun

dingin, pajanan terhadap air tertentu, atau bahkan sinar matahari

C. Gejala Penyakit Biduran

Gejala dari biduran ketika seseorang terserang biduran, ruam yang muncul

pada kulitnya akan terasa gatal, bahkan perih atau menyengat. Gejala biduran ini

bisa bertahan berjam-jam hingga beberapa hari. Biduran yang terjadi selama

kurang dari enam minggu disebut sebagai biduran akut atau jangka pendek.

Namun, ada juga kasus urtikaria yang bertahan lebih dari enam minggu

atau bersifat kambuhan selama beberapa bulan atau bahkan tahun. Kondisi yang

disebut biduran jangka panjang (kronis) ini merupakan kondisi yang jarang

terjadi.

9
Biduran kronis bisa diartikan sebagai pertanda dari penyakit lain yang

sedang diderita. Misalnya karena penyakit tiroid, diabetes tipe 1 atau lupus. Pada

kebanyakan kasus biduran, penyakit ini sering terjadi pada anak-anak dan wanita

pada usia 30 sampai 60 tahun. Selain itu, orang yang memiliki alergi juga lebih

berisiko untuk mengalaminya.

D. Pencegahan Penyakit Biduran

Adapun cara pencegahan agar dapat terhindar dari penyakit biduran

(urtikaria) yaitu antara lain :

1. Gunakan kompres dingin

Meletakkan sesuatu yang dingin pada kulit dapat membantu meringankan

iritasi. Gunakan handuk untuk membungkus segenggam es, letakkan pada area

biduran hingga 10 menit.

2. Mandi dengan larutan anti gatal

Dengan menggunakan obat biduran alami misalnya soda kue dan oatmeal

untuk pencegahan biduran

3. Tambahkan bubuk kunyit pada makanan

Bubuk kunyit dapat meringankan radang dan membantu menyembuhkan luka.

Tambahkan bahan kunyit pada makanan tetapi jangan terlalu banyak karena

dapat menyebabkan mual atau pusing.

4. Gunakan pelembab yang mengandung lidah buaya

Lidah buaya mengandung vitamin E yang dibutukan kulit untuk menjaga

kesehatan pada are kulit.

10
5. Konsumsi suplemen

Dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin B12, C dan D

dapat membantu mengatasi gejala biduran. Mengonsumsi minyak ikan juga

dapat membantu pencegahan biduran

6. Hindari produk tertentu yang dapat menyebabkan iritasi kulit

Sabun tertentu dapat menyebabkan kulit kering dan memperparah sensasi gatal

saat biduran maka dari itu gunakan sabun mandi yang mempunyai kegunaan

untuk melembabkan kulit

7. Jaga suhu tubuh dan lingkungan tetap sejuk

Kondisi panas dapat membuat sensasi gatal bertambah parah, menggunakan

pakaian yang ringan dan menjaga suhu disekitar agar tetap sejuk

D. Pemeriksaan/Diagnosis Penyakit Biduran

Diagnosis urtikaria biasanya ditegakkan secara klinis. Langkah pertama

dalam mengevaluasi urtikaria dan angioedema adalah riwayat dan pemeriksaan

fisik untuk menentukan lesi dan membantu mengidentifikasi penyebab.Informasi

yang harus diperoleh termasuk onset, waktu (misalnya dengan siklus menstruasi,

jika berhubungan), lokasi, dan tingkat keparahan gejala; gejala terkait, yang dapat

menyarankan anafilaksis;dan potensi pemicu lingkungan.

Bagian penting lain dari riwayat penyakit termasuk obat-obatan dan

penggunaan suplemen, (terutama yang baru atau dosis yang diubah), alergi,

infeksi baru, riwayat perjalanan, riwayat keluarga, tinjauan lengkap untuk

mengidentifikasi kemungkinan penyebab dan gejala sistemik penyakit.

11
Adapun cara pemeriksaan/diagnosis untuk penyakit biduran yaitu antara

lain :

1. Tes alergi

Tes alergi dilakukan untuk mengetahui apakah pasien memiliki alergi

terhadap zat atau benda tertentu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyusun

atau menempel zat atau benda pada kulit yang dicurigai menimbulkan alergi

2. Tes kulit

Tes kulit dilakukan dengan mengambil sampel kulit. Jika pasien diduga

mengalami peradangan pembuluh darah, sampel kulit selanjutnya dibawa

untuk diperiksa di laboratorium.

3. Tes darah

Tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tusukan pada

jari atau pembuluh darah di bagian lengan dengan menggunakan jarum.

Tujuannya adalah mengetahui apakah biduran disebabkan oleh penyakit

tertentu.

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Biduran adalah reaksi pada kulit yang ditandai dengan munculnya bentol

berwarna kemerahan yang disertai rasa gatal. Biduran atau urtikaria dapat muncul

diseluruh bagian tubuh dan terkadang muncul secara tiba-tiba. Ukuran bentol

berbeda-beda pada saat muncul, umumnya biduran akan hilang dengan sendirinya

atau diredakan dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun pada beberapa kasus,

biduran tidak kunjung hilang setelah beberapa minggu, kondisi ini dapat

digolongkan sebagai biduran kronis.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata

sempurna maka dari itu tangan terbuka untuk para pembaca jika ada masukan dan

kritikan yang sifatnya membagun agar makalah yang saya buat selanjutkan akan

jauh lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gede Mahadika, dkk. (2019). Karakteristik Profil Pasien Urtikaria Akut Di

Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat (Rsup) Sanglah

Periode Oktober 2017- 2018. Vol. 10 No. 3

Moh. Wahid Agung, dkk. (2020). Urtikaria Pada Perempuan Usia 39 Tahun :

Laporan Kasus. Vol. 2 No. 2

14

Anda mungkin juga menyukai