Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

INTEGUMEN: URTIKARIA

Disusun Oleh:

Kurniawan Tamu Ama (152019016)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UKRIDA

Jakarta

2021/2022

1
Kata pengantar

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpah karunia-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan Urtikaria
tepat pada waktunya. Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dalam makalah saya
menyadari banyak terdapat kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar makalh ini menjadi lebih baik lagi. Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan khusus nya saya sendiri.

Jakarta, 02 Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang……………………………………………………………………………4

B. Tujuan…………………………………………………………………………………….4

A. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………….5

a) Definisi…………………………………………………………………………………....5

b) Klasifikasi…………..…………………………………………………………………….5

c) Anatomi dan fisiologi…………………………………………………………………….7

d) Etiologi-faktor resiko…………………………………………………………………….7

e) Patofisiologi………………………………………………………………………………9

f) Tanda -tanda dan gejala…………………………………………………………………...9

g) Pemeriksaan diagnostik..………………………..………………………………………..9

h) Penatalaksanaan medic………………..…………………………………………………11

i) Komplikasi……………………………………………………………………………….11

B. Konsep Asuhan keperawatan…………………………………………………………….11

a) Pengkajian……………………………………………………………………………………..12

b) Diagnosa Keperawatan..………………………………………………………………………13

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..….18

B. Saran……………………………………………………………………………………..18

Daftar pustaka……………………………………………………………………………………19

3
BAB I

PENAHULUAN

a) Latar belakang
Urtikaria adalah penyakit kulit yang sring kita jumpai. Urtikaria adalah penyakit
kulit yang biasa kita temui dengn tanda-tanda seperti bengkak, yang cepat timbul dan
menghilang secara perlahan-lahan, dan urtikaria juga mempunyai ciri-ciri seperti
kemerahan, menonjol di atas permukaan kulit di sertai dengan rsaa gatal. Di Indonesia
sendiri Urtikaria di kenal dengan biduran, dan Urtikaria ini di sebabkan oleh banyak hal
sperti makanan, obat-obatan, gigitan serangga dan stress.
Berdasarkan waktu, urtikaria dapat berlangsung singkat (akut, kurang dari 6
minngu), lama (kronis, itu bisa lebih dari 6 minggu).berdasarkan angka kejadian di
sebutkan bahwa sekitar 15-20% populasi manusia pernah mngalami urtikaria pada masa
hidupnya.

b) Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kulia medical bedah
2. Agar dapat mengetahui pengertian dan bentuk-bentuk pada urtikaria
3. Agar dapat mngetahuietiologi patofisiologi dari urtikaria
4. Agar dapat megetahui penyebab,gejala dan pengobatan yang di berikan padaa
pendrita urtikaria
5. Agar dapat mengetahui pemberian asuhan keperawatan pada pasien penderita
urtikaria

4
BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a) KONSEP DASAR MEDIK

1) Definisi
Urtikaria adalah penyakit atau alergi kulit yang yang di kenal di Indonesia dengan
nama biduran ini membuat penderita urtikaria sangat tidak nyaman dan tergnggu,
terkadang juga membuat perawat maupun dokter frustasi. Dan frustasi ini di karenakan
pada keadaan tertentu gangguan ini hilang dan timbul tanpa dapat di ketahui secara pasti
penyebabnya. Kesulitan mencari penyebabnya ini terjadi karena factor yang
berpengaruh pada penderita urtikaria ini sangatlah banyak. Secara umum penderita
urtikaria ini di pengaruhi bisa terjadi pada factor lingkungan contohnya lingkungan
yang tidak bersih, seperti tubuh-tumbuhan, serangga seperti nyamuk, tawon yang bisa
menggigit,atau tersengat yang mengkibatkan biduran itu muncul, atau sudah terbiasa
dari kecil terkena alergi pada kulit,biasanya seperti alergi pada makanan, contohnya
makanan cepat saji dan obat-obatan.
Urtikaria atau lesi adalah benjolan yang di kelilingi oleh kemerahan pada kulit
yang seringkali menimbulkan rasa gatal pada area kulit yang terdapat benjolan tersebut

urtikaria adalah istilah klinis yang di pakai bagi dunia Kesehatan yang di
kelompokan pada penderita yang di tandai dengan munculnya bilir- bilur (bengkak)
yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yang terlihat
.
2) Klasifikasi

5
Urtikaria di bagi menjadi 4 yaitu:
a. Urtikaria akut
Urtikaria akut ini muncul pada manusia Selma beberapa jam saja atau
beberapa hari saja dan penyebabnya sebagai berikut:
1) Adanya kontak langsung dengan tumbuhan seperti (serbuk sari
bunga matahari, tanaman jelatang), buluh bintang dam makanan
2) Pencernaan makanan seperti bintang laut contohnya udang, dan
kerang yang terkena pada penderita tertentu yang memang sudah ada
dasar derita alergi kulit
3) Akibat obat contohnya penisilin
b. Urtikaria kronis ini biasanya terjadi dengan jangka waktu yang lama,
dan penyebabnya sangat susah untuk di ketahui, dan pada urtikaria
kronis ini jug tidak ada penyebab khusus
c. Urtikaria pigmentosa Kondisi kulit yang di dasari oleh factor keturunan
serta menyebabkan kulit gatal-gatal, kemerahan dan meninggalkan
bercak coklat, hal ini sering terjadi pada anak-anak
d. Urtikaria sistemik prurigo (bitnik merah) adalah bitnik merah yang
sering terjadi pada bayi.
Berdasarkan penyebabnya, urtikaria dibedakan menjadi:
1. Heat rash yaitu urtikaria di sebabkan panas
2. Urtikaria idiopatik yaitu yang belum jelas penyebabnya apa
3. Contak urtikaria yang sebabkan alergi
4. Cold urtikaria yang disebabkan rangsangan dingin

6
3) Anatomi Fisiologi

7
a) Fungsi kulit adalah sebagai pelindung dari kondisi luar mulai dari fisik maupun kimia
serta melindungi kehilangan cairan tubuh,radiasi sinar matahari
b) Epidermis merupakan lapisan terluar kulit terdiri dari (epitel) kulit, pembuluh darah,
saluran kemih, organ tubuh lainnya, sebagai perlindungan dari air, infeksi dan hal-hal
kondisi luar lainnya
c) Dermis merupakan lapissan di bawah epidermis yang mempunyai banyak fungsi,dan
pada lapisan terdapat unsur-unsur sperti akar rambut(folikel), saraf, pembuluh darah,
dan kelenjar keringat (Abi,2017)

8
4) Etiologi/factor resiko
Menurut khasus yang ada, kebanyakan urtikaria disebakan oleh alergi, termasuk alergi
makanan maupun obat-obatan sebagai berikut:

a) Obat-obatan
Berbagaii obat dapat menyebabkan urtikaria secara kekbalan tubuh, hampir semua
obat dapat menyebabkan urtikaria contohnya seperti obat penicinin, analgesic, itu dapat
menibulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin dari asam arakidonat
b) Makanan
Peran makanan lebih penting pada urtikaria akut, yang biasanya disebabakan oleh
respon imun, protein atau bentuk makanan lainya, (seperti pewarna, maknan cepat saja,
perasa, atau pengawet) yang tercampur dalam maknan, yang biasanya menyebabkan
urtikaria.
c) Gigitan serangga
Luka gigitan serangga dapat menyebabkan urtikaria local atau setempat yang
mungkin di perantarai oleh imun atau kekebalan tubuh, menyebabkan gatal-gatal, yaitu
papula (jaringan kulit abnormal yang berukuran kurang dari 1cm) di sekitar tempat
gigitan dan biasanya hilang dengan sendirinya.
d) Bahan fotosensitizer
Biasanya seperti bahan kosmetik sabun antiseptic
e) Kontak langsung
Terlebih khusus jika berkontak langsung dengan buluh hewan, air liur hewan, bahan
kimia dan bahan kosmetik
f) Trauma fiisk
Bisa jadi karena factor dingin, factor panas contohnya sinar matahari, radiasi dan
terbakar, factor tekanan seperti goresan, pakaian ketat, ikat pinggang, dan stress yang
berulang-ulang seperti pijatan, dan kerja berat
g) Udara/lingkungan
Juga dapat menyebabkan urtikaria contohnya saat menarik nafas saat kita dekat
dengan serbuk sari bunga, spora jamur, debu, bulu binatang biasanya lebih cenderung
menyebabkan urtikaria

9
h) Infeksi
Bermacam-macam infeks jamur, bakteri, infeksi bakteri contohnya infeksi gigi, daan
sinusitis dapat menyebabkan urtikaria.

5) Patofisiologi
Patofisiologi urtiaria itu sendiri mirip dengan hipersensitivitas (reaksi berlebihan).
Awalnya alergen yang yang menempel di kulit merangsang sel mast untuk membentuk
antibody, maka antibody berkaitan dengan sel mast. Nantinya, saat terpapar untuk kedua
kalinya, allergen tersebut akan berkaitan dengan antibody yang sebelumnya telah
berkaitan dengan sel mast.hasil dari kombinasi ini akan mengubah kestabilan isi sel
mastsehingga terjadi degranulasi sel mast, dan akhirnya sel mast akan mengeluarkan
histamin. Pada dasarnya sel mast sendiri terletak di dekat tepi saaraf dan pembuluh darah.
Kemerahan dan bengkak akibat histamin yang dilepaskan oleh sel mast menyerang
pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah membesar dan meningkat. Rasa gatal
yang terjadi junga disebabkan oleh pertemuan histamin dengan saraf tepi. Urtikaria
terjadi karena peningkatan peningkatan kapiler ataupembuluh darah kecil, sehingga
terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah kulit. Hal ini disebabkan keluarnya kimiawi
dari sel mast atau basophil, terutama histamin.

6) Tanda dan gejala


Gejala urtikaria disebabkan oleh reaksi serangan antibody terhadap obat, keluhan
utama biassaanya gatal-gatal rasa, terbakar, tampak kemerahan dan bengkak, nyeri,
terkadang lebih berwarna pucat pada bagian tengah urtikaria atau biduran. Urtikaria ini
dapat bertahan dalam janga waktu empat jam sampai 36 jam. Terus bila satu urtikaria ini
menghilang, urtikaria yang lainya dapat tumbuh Kembali. Bila mengenai organ dalam di
sebut angioedema (pembengkakanterjadi di saluran pernapasan), misalnya, saluran cerna
dan pernapasan.
7) Pemeriksaan diagnostik
a. Urtikaria akut: pengujian laboratorium biasanya tidak diperlukan.

10
b. Urtikaria kronis, setelah penyebab utama urtikaria telah disingkirkan, selanjutnya
melakukan tes laboratorium,sinar-x dan pemeriksaan patologis dapat digunakan
untuk memberiikan petunjuk untuk diagnosis penyakit systemic yang samar
c. Uji rutin :
1) Pegujian laboratorium : hiung darah lengkap dengan diferensial, karakteristik
kimiawi, laju endap darah, urinalisis, kultur urin, antibody antinuclear
2) Radiografi : foto rotgen dada, foto sinus, foto gigi atau panorex
3) Pengujian selektif : analisis hepatitis, sfilis, factor rheomatoif, antibodyM, igE,
4) Biopsy (pengambilan jaringan tubuh unntuk pemeriksaan laboratorium) jika
endap darah meningkat, segera lakukan biopsy untuk pemeriksaan laboratorium,
hal ini agar dapat mencegah kulit terjadi peradagan urtikaria.
8) Penatalaksanaan medik
Untuk penatalaksananya di bagi dua yaitu Nonfarmakologi dan farmakologi sebagai
berikut.
a. Nonfarmakologi
Untuk pengobatan ini yang bisa dilakukan adalah menghindari allergen yang di
anggap sebagai penyebab adanya urtikaria, namun hal ini sulit untuk di lakukan.
b. Farmakologi
Dalam kebanyakan kasus, urtikaria adalah penyakit yang sembuh sendiri yang
hamper tidak memerlukan pengobatan selain antihistamin.hidroxzine 0,5 ml/kg adalah
salah satu anti histamin paling efektif,untuk megendalikan urtikaria,tetapi ada obat
lainya seperrti diphenhydramine 1,25 mg/kg dan antihistamin lainnya juga efektif.
Epinefrin 0,01 ml/kg,maksimal 0,3 ml, biasanya obat ini dapat menyembuhkan
urtikaria akut berat dengan cepat. Obat hidrokzine 0,5 ml/kg merupakan obat pilihan
bagi penderita urtikaria kronis.
9) Komplikasi
Urtikaria ini jika dibiarkan bisa terjadi hal yang tidak kita inginkan, contohnya
untuk urtikaria akut dan kronik. Untuk urtikaria akut ini memang tidak terlalu berbahaya,
tetapi dapat membuat penderita merasa tidak nyaman, dan ada juga urtikaria akut yang
terjadi karna luka goresan akibat terkena benda keras dan berkarat, menurut (Schaffner,
2019 benda apapun, berkarat atau tidak, dan menenmbus kulit, hal ini dapat membentuk

11
jalan bagi untuk bakteri untuk masuk dalam tubuh, bisa menyebabkan tetanus. Untuk
urtikaria kronis jika dibiarkan maka bisa terjadi peradagan pada area saluran pernapasan
yang biasa disebut (angioedema), angioedema ini merupakan pembengkakan yang terjadi
oleh reaksi alergi, angioedema dapat menyebabkan penderita sulit bernapas, dikarenakan
angioedema juga mengalami urtikaria.

b) KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1) Pengkajian
Untuk mengetahui alergen penyebab kontak alergi urtikaria diperlukan
teliti dengan baik, riwayat kesehatan yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji
tempel.
Pemeriksaan rekam medis tidak hanya harus mendiagnosis, tetapi juga mencari
tahu penyebabnya. Karena ini penting untuk menentukan pengobatan dan tindak
lanjutnya (yaitu pencegahan kekambuhan). Diperlukan kesabaran, ketelitian,
pengertian, dan kerja sama yang baik dari pasien. Saat melakukan pemeriksaan,
perlu juga ditanyakan tentang riwayat medis atopik, perjalanan penyakit,
pekerjaan, hobi, riwayat kontak medis, dan riwayat pengobatan yang telah
diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, yaitu riwayat kesehatan umum
dan kemungkinan faktor psikologis.
Pemeriksaan fisik didapatkan, biasanya klien mengeluh gatal, rasa
terbakar, atau tertusuk. Klien tampak terlihat edema sekitar tempat terjadinya
urtikaria, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Bentuknya dapat
papular seperti pada urtikaria akibat sengatan serangga, besarnya dapat lentikular,
numular, sampai plakat. Kriteria diagnosis urtikaria alergik adalah:
       Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa
kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan
serupa. Terdapat tanda-tanda urtikaria terutama pada tempat kontak. Terdapat
tanda-tanda urtikaria disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan
tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya
setelah pada tempat kontak.
Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.

12
1.    Identitas Pasien.
2.    Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
3.    Riwayat Kesehatan.
a) Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada
keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk
menanggulanginya.
b) Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
c) Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.
d) Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.
e) Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau
pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
f) Pemeriksaan fisik
       KU: lemah
       TTV: suhu naik atau turun.
Kepala: Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
Mulut: Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan
oleh obat.
Abdomen: Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
Ekstremitas: Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
Kulit: Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi
ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya
eritema, pengelupasan kulit, sisik halus dan skuam

13
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang
aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan
intervensi dalam mencapai tujuan yang telah di tetapka oleh perawat yang
bertanggung jawab.
Diagnosa keperawatan juga bermanfaat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif, memberikan kesatuan bahasa dalam profesi
keperawatan, meningkatkan komunikasi antar sejawat dan profesi kesehatan
lainnya,dan membantu merumuskan hasil yang di harapkan/tujuan yang tepat
dalam menjamin mutu asuhan keperawatan sehingga pemilihan intervensi lebih
akurat dan menjadi pedoman dalam melakuakn evaluasi.

Adapun diagnosa keperawatan menurut SDKI, (2017) meliputi:

1. Nyeri akut berhubungan dengan pruritus ditandai dengan pasien terlihat meringis,
Terlihat gejala distress, gelisah, terdapat bintik merah, benjolan pada kulit pasien,
pasien terlihat tidak nyaman, mengeluh tidak nyaman, mengekuh nyeri, merasa
gatal, mengeluh sulit tidur, mengeluh dingin, tidak mampu rileks
2. Gangguan integritas kulit berhubungan denga bahan kimia iritatif di tandai dengan
kerusakan jaringan atau lapisan kulit, nyeri, kemerahan dan hematoma.
3. Resiko infeksi berhubungn dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:
kerusakan integritas kulit

3) Rencana Asuhan Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


1. Nyeri akut berhubungan Tujuan   : setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan pruritus ditandai keperawatan 3x24 jam diharapkan 1. Identivikasi PQRST
dengan: keluhan nyeri menurun 2. Identivikasi respn nonn
DO: pasien terlihat Kriteria Hasil : verbal

14
meringis, Terlihat gejala 1. Keluhan nyeri menurun 5 3. Identitas faktor yang
distress, gelisah, terdapat 2. Meringis menurun 5 memberat dan
bintik merah, benjolan 3. Gelisah menurun 5 memperingan nyeri
pada kulit pasien, pasien 4. Kesulitan tidur menurun 5 Teraputik
terlihat tidak nyaman 1. Berikan teknik
DS: Mengeluh tidak nonfarmakologis untuk
nyaman, mengekuh mengurangi nyeri.
nyeri, merasa gatal, 2. Fasilitasi istrahat dan tidur.
mengeluh sulit tidur, 3. Kontrol lingkungan yang
mengeluh dingin, tidak perberat rasa nyeri
mampu rileks. Edukasi
1. Jelaskan penyebab pemicu
nyeri, dan periode
2. Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mngurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
1. Pemberian anlgetik (jika
perlu)

15
No Diagnosa Tujuan/ kriteria hasil Intervensi
2 Gangguan integritas kulit Tujuan: Status integritas kulit membaik Observas:
berhubungan dengan Kriteria hasil :
1. Identifikasi penyebab
bahan kimia iritatif di 1. Kerusakan jaringan menurun 5
gangguan integritas kulit
tandai dengan kerusakan 2. Kerusakan lapisan kulit
jaringan atau lapisan menurun 5 Terapeutik

kulit, nyeri, kemerahan 3. Nyeri menurun 5 1. Ubah posisi tiap dua jam,
dan hematoma. 4. Kemerahan menurun 5 jika tira baring.
5. Nekrosis menurun 5 2. Gunakan produk berbahan
6. Suhu kulit membaik 5 petroleum atau minyak pada
7. Sensasi membaik 5 kulit kering
8. Tekstur membaik 5 3. Gunakan produk berbahan
ringan atau alami dan
hipoalergik pada kulit
sensitive
4. Hindari produk berbahan
alcohol

Edukasi

1. Anjurkan menggunakan
pelembab (lation dan
serum)
2. Anjurkan minum air yang
cukup
3. Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
4. Anjurkan menghindari

16
terpapar suhu ekstrm
5. Anjurkan mandi dan
mengguakan sabun
secukupnya

No. Diagnosa Tujuan / kriteria hasil Intervensi


3 Resiko infeksi Tujuan: setelah dilakukan tindakan 3x 24 Observasi:
berhubungn dengan jam diharapkan resiko infeksi menurun
1. Monitor tandaaa dan gejala
ketidakadekuatan
Kriteria hasil: infeksi local dan sistemik
pertahanan tubuh
primer: kerusakan 1. Demam menurun 5 Terapeutik

integritas kulit 2. Kemerahan menurun 5


2. Berikan perawatan kulit
3. Nyeri menurun 5
pada edema.
4. Bengkak menurun 5
3. Cuci tangan sebelum dan
5. Kadar sel darah putih membaik 5
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
4. Pertahankan teknik aspetik
pada pasien beresiko tinggi

Edukasi

1. Jelaskan dan gejala infeksi


2. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
3. Ajarkan cara memriksa
kondisi luka,
4. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
5. Anjurkan asupan cairan

Kolaborasi

17
1. Kolaborasi Pemberian
imunisasi, jika perlu

18
BAB III

PENUTUP

a) kesimpulan

Urtikaria adalah penyakit kulit yang sering di jumpai. Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat
bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) setempat yang cepat timbul
dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit
serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan
nama lain biduran atau kaligata. Walaupun pathogenesis dan penyebab yang di curigai telah di
temukan,ternyata pengobatan yang di berikan kadang-kadang tidak memberi hasil seperti yang di
harapkan.

b) saran

1. Sebaiknya kita dapat  mengetahui pengertian urtikaria.


2. Sebaiknya kita dapat  mengetahui gejala penyebab urtikaria.
3. Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan, kita dapat memberikan tindakan keperawatan
urtikaria dengan  baik dan tepat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Divisi Alergi Imunolgi. 2015. 5 Penyakit Terbanyak Divisi Alergi Imunologi Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari - 31 Desember 2014. Padang:
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Husain, R.N., Widjaja, S., Yasmina, A. 2013. Hubungan tingkat keparahan klinik urtikaria
dengan kualitas hidup penderita urtikaria kronik. Berkala Kedokteran

Baskoro, A., Soegiarto, G., Effendi, C., Konthen, P.G. 2009. Urtikaria dan Angioedema dalam:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakarta: FKUI; p. 395-403.

Fadilla, A., Isramiharti, Akhyar, G. 2014. Profil Prick Test Pada Pasien Urtikaria Akut di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011 - 2013. Padang:
Universitas Andalas

Abi. 2017. Anatomi dan Fisiologi Kulit, (Online), (http://alamipedia.com/anatomi-dan-fisiologi-


kulit-dari-skripsi/), diakses pada 2 Oktober 2018.

Doenges, Marilynn E. 2011. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Efiaty Arsyad Soepardi. (2013). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Dan Leher, edisi 6. Jakarta : FKUI.

Kumala, Poppy. 2016. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.

Potter, Patricia A. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. (2013). Buku Ajar Keperawatn Medikal- Bedah, Vol 1.

(Schaffner, 2019) Ilmu penyakit kulit dan kelamin,Jakarta,fakultas kedokteran universitas


Indonesia

20
21

Anda mungkin juga menyukai