INTEGUMEN
Dosen Pembimbing :
Leni Indrawati, S.Kep, Ners, M.Kep
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengatar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Urtikaria
B. Klasifikasi
C. Etiologi
D. Patofisiologi
E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
G. Komplikasi
H. Pemeriksaan Diagnostik
I. Penatalaksanaan Medis
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa
C. Intervensi
D. Implemtasi
E. Evaluasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Urtikaria, yang dikenal dengan hives, terdiri atas plak edematosa (wheal)
yang terkait dengan gatal yang hebat (pruritus). Urtikaria terjadi akibat pelepasan
histamine selama respons peradangan terhadap alegi sehingga individu menjadi
tersensitisasi.Urtikaria kronis dapat menyertai penyakit sistemik seperti hepatitis,
kanker atau gangguan tiroid.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Urtikaria
Urtikaria adalah lesi sementara yang terdiri dari bentol sentral yang dikelilingi
oleh haloeritematosa.Lesi tersendiri adalah bulat, lonjong, atau berfigurata, dan
seringkali menimbulkan rasa gatal. (Harrison, 2005)
Urtikaria, yang dikenal dengan hives, terdiri atas plak edematosa (wheal) yang
terkait dengan gatal yang hebat (pruritus). Urtikaria terjadi akibat pelepasan
histamine selama respons peradangan terhadap alegi sehingga individu menjadi
tersensitisasi.Urtikaria kronis dapat menyertai penyakit sistemik seperti hepatitis,
kanker atau gangguan tiroid. (Elizabeth, 2007)
B. Klasifikasi
Jenis urtikaria :
Etiologi Urtikaria :
2. Urtikaria kolinergik
Patofisiologi urtikaria :
Urtikaria sering terjadi dan merupakan akibat dari degranulasi sel mast
(reaksi imunolpgis tipe 1) sebagai respons terhadap antigen, dengan pelepasan
histamin dan mediator vasoaktif lainnya, yang menyebabkan timbulnya eritema
dan edema. Pasien-pasien dengan kondisi ini, 70% diantaranya mengalami
urtikaria idiopatik (dimana antigennya tidak diketahui), sisanya mengalami
bentuk urtikaria lain. Urtikaria, jika berat juga dapat mengenai jaringan subkutan
dan mengakibatkan terjadinya angioedema (pembengkakan pada tangan, bibir,
sekitar mata, dan walaupun jarang tetapi penting untuk diperhatikan yaitu pada
lidah atau laring). (Davey, 2005)
Proses urtikaria akut dimulai dari ikatan antigen pada reseptor IgE yang
saling berhubungan dan kemudian menempel pada sel mast atau basofil.
Selanjutnya, aktivasi dari sel mast dan basofil akan memperantarai keluarnya
berbagai mediator peradangan. Sel mast menghasilkan histamine, triptase,
kimase, dan sitokin.Bahan-bahan ini meningkatkan kemampuan degranulasi sel
mast dan merangsang peningkatan aktivitas ELAM dan VCAM, yang memicu
migrasi limfosit dan granulosit menuju tempat terjadinya lesi urtikaria
(Anonimous, 2007).
Peristiwa ini memicu peningkatan permeabilitas vascular dan menyebabkan
terjadinya edema lokal yang dikenal sebagai bintul (wheal).Pasien merasa gatal
dan bengkak pada lapisan dermal kulit.Urtikaria akut bisa terjadi secara sistemik
jika allergen diserap kulit lebih dalam dan mencapai sirkulasi.Kondisi ini terjadi
pada urtikaria kontak, misalnya urtikaria yang terjadi karena pemakaian sarung
tangan latex, dimana latex diserap kulit dan masuk ke aliran darah, sehingga
menyebabkan urtikaria sistemik.
Urtikaria akut juga bisa terjadi pada stimulasi sel mast tanpa adanya ikatan
IgE dengan allergen. Misalnya, pada eksposure pada media radiocontrast, dimana
pada saat proses radiologi berlangsung, akan terjadi perubahan osmolalitas pada
lingkungan yang mengakibatkan sel mast berdegranulasi (Anonimous, 2007).
Faktor imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada yang
kronik, biasanya IgE terikat pada permukaan sel mast dan atau sel basofil karena
adanya reseptor Fc bila ada antigen yang sesuai berikatan dengan IgE maka terjadi
degranulasi sel, sehingga mampu melepaskan mediator. Keadaan ini jelas tampak
pada reaksi tipe I (anafilaksis), misalnya alergi obat dan makanan.
Komplemen juga ikut berperan, aktivasi komplemen secara klasik maupun
secara alternative menyebabkan pelepasan anafilatoksin (C3a, C5a) yang mampu
merangsang sel mast dan basofil, misalnya tampak akibat venom atau toksin
bakteri.Ikatan dengan komplemen juga terjadi pada urtikaria akibat reaksi
sitotoksik dan kompleks imun pada keadaan ini juga dilepaskan zat
anafilatoksin.Urtikaria akibat kontak terjadi pemakaian bahan serangga, bahan
kosmetik, dan sefalosporin.
E. PATHWAY
Pelepasan Histamin
Risiko Infeksi
Kerusakan Integritas
Jaringan
F. Manifestasi Klinis
G. Komplikasi
2.Infeksi sekunder
3.Bibir kering
H. Pemeriksaan diagnostik
1. Uji
2. Uji rutin
I. Penatalaksanaan Medis
A. Pengkajian
1.Identitas Pasien.
3.Riwayat Kesehatan :
KU : lemah
B. Diagnosa
C. Intervensi
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
a. Kaji adanya gangguan citra diri
(menghindari kontak mata,ucapan
a. Gangguan citra diri akan menyertai
merendahkan diri sendiri).
setiap penyakit/keadaan yang tampak
nyata bagi klien, kesan orang terhadap
dirinya berpengaruh terhadap konsep
b. Identifikasi stadium psikososial
diri.
terhadap perkembangan.
b. Terdapat hubungan antara stadium
perkembangan, citra diri dan reaksi
c. Berikan kesempatan pengungkapan serta pemahaman klien terhadap
perasaan. kondisi kulitnya.
c. Klien membutuhkan pengalaman
didengarkan dan dipahami.
d. Nilai rasa keprihatinan dan
ketakutan klien, bantu klien yang d. Memberikan kesempatan pada petugas
cemas mengembangkan untuk menetralkan kecemasan yang
kemampuan untuk menilai diri dan tidak perlu terjadi dan memulihkan
mengenali masalahnya. realitas situasi, ketakutan merusak
adaptasi klien .
e. Membantu meningkatkan penerimaan
e. Dukung upaya klien untuk
diri dan sosialisasi.
memperbaiki citra diri , spt merias,
merapikan. f. Membantu meningkatkan penerimaan
diri dan sosialisasi.
f. Mendorong sosialisasi dengan orang
lain.
Intervensi Rasional
a. Kaji apakah klien memahami dan a. Memberikan data dasar untuk
mengerti tentang penyakitnya. mengembangkan rencana penyuluhan
b. Jaga agar klien mendapatkan informasi b. Klien harus memiliki perasaan bahwa
yang benar, memperbaiki kesalahan sesuatu dapat mereka perbuat,
konsepsi/informasi. kebanyakan klien merasakan manfaat.
c. Peragakan penerapan terapi seperti, c. Memungkinkan klien memperoleh cara
mandi dan pembersihan serta balutan yang tepat untuk melakukan terapi.
basah.
d. Dengan terjaganya hygiene, dermatitis
d. Nasihati klien agar selalu menjaga alergi sukar untuk kambuh kembali.
hygiene pribadi juga lingkungan.
e. penghentian dini dapat mempengaruhi
e. tekankan perlunya melanjutkan terapi pertahanan alami tubuh melawan
/penggunaan obat-obatan topikal. infeksi.
f. identifikasi sumber-sumber pendukung f. keterbatasan aktivitas dapat mengganggu
yang memungkinkan untuk kemampuan pasien untuk memenuhi
mempertahankan perawatan di rumah kebutuhan sehari-hari.
yang dibutuhkan.
D. Implementasi
A.Kesimpulan
Urtikaria adalah lesi sementara yang terdiri dari bentol sentral yang
dikelilingi oleh haloeritematosa.Lesi tersendiri adalah bulat, lonjong, atau
berfigurata, dan seringkali menimbulkan rasa gatal. (Harrison, 2005)
Urtikaria, yang dikenal dengan hives, terdiri atas plak edematosa (wheal)
yang terkait dengan gatal yang hebat (pruritus). Urtikaria terjadi akibat pelepasan
histamine selama respons peradangan terhadap alegi sehingga individu menjadi
tersensitisasi.Urtikaria kronis dapat menyertai penyakit sistemik seperti hepatitis,
kanker atau gangguan tiroid. (Elizabeth, 2007)
B.Saran