Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH TENTANG RASA AMAN DAN NYAMAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRIRITS


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar I
Dosen Pengampu : Muhammad Ifadh Arifqy Jayusman,S.Kep.,Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

ANISA SHOFIATUL FUA`DAH : 1222B0125


DIKI SUBHAN PADILAH : 1222B0128
ERISA NURHIDAYAH : 1222B0132
HAIBAN FADHAIL MILZAM : 1222B0138
MILA SITI SHOLIHAH : 1222B0149
NOVIANTY AGUSTIN PRATAMA : 1222B0156
RIFA PRATAMA HADI PUTRA : 1222B0162
RIFA SEPTIANY : 1222B0163
RIKSA NURSYIFA FAUZIAH : 1222B0164
SOFIATUL MUNA : 1222B0173

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN (S1)


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA
(STKINDO) WIRAUTAMA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dari awal sampai akhir.

Makalah yang telah penyusun susun dibuat dalam rangka memenuhi syarat mata
kuliah Keperawatan Dasar I dengan judul “Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan
Nyaman”.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengalami berbagai hambatan, tetapi


penyusun dapat menyelesaikan semua hambatan tersebut dengan baik dan
menyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Ifadh Arifqy


Jayusman,S.Kep.,Ners, M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Dasar I.
Ucapan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini mudah-mudahan bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan
saran penyusun terima untuk perbaikan selanjutnya.

Bandung, 10 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

DAFTAR TABEL............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................

1.1. Latar Belakang....................................................................................................


1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3. Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1. Diagnosa Medis Gastritis....................................................................................

BAB III URAIAN KHUSUS...........................................................................................


3.1. Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Medis Gastritis...............................

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................
4.1. Kesimpulan.........................................................................................................
4.2. Saran ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Aktivitas Sehari-Hari...........................................................................................


Tabel Data Pemberian Therapy.....................................................................................
Tabel Analisa Data..........................................................................................................
Tabel Asuhan Keperawatan...........................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


A. Definisi Rasa Aman Dan Nyaman
Kebutuhan Keamanan dan Kenyamanan Potter & Perry, 2006
menunjukkan bahwa kenyamanan adalah kondisi untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia: kebutuhan akan kedamaian (kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan
adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami sensasi yang
tidak menyenangkan sebagai respons terhadap rangsangan.
Keselamatan adalah keadaan bebas dari bahaya fisik dan
psikologis. Pemenuhan kebutuhan rasa aman dilakukan untuk
melindungi tubuh dari korban jiwa, baik itu pasien, perawat,
maupun petugas lain yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan
tersebut (Asmadi, 2008).

Kenyamanan yang berubah adalah keadaan di mana seorang


individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan
merespons rangsangan berbahaya (Carpenito, 2006).
B. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman
Saat impuls yang tidak menyenangkan berjalan ke sumsum
tulang belakang ke batang otak dan talamus, sistem saraf otonom
dirangsang sebagai bagian dari respons stres. Respon fisiologis
terjadi ketika cabang simpatik dari sistem saraf otonom dirangsang.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
1. Emosi Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi
dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
2. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan
kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury.

1
3. Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya
seperti gangguan penciuman dan penglihatan.

4. Gangguan persepsi sensory


Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya
seperti gangguan penciuman dan penglihatan
5. Keadaan imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya
tahan tubuh kurang schingga mudah terserang penyakit
Tingkat kesadaran.

D. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan


nyaman
1. Jatuh
2. Oksigen
3. Pencahayaan
E. Manifestasi Klinis
1. Mengeluh sulit tidur
2. Tidak mampu rileks
3. Mengeluh kedinginan/kepanasan
4. Mengeluh mual
5. Mengeluh lelah

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Gastritis?
1.2.2. Apa gejala Gastritis?
1.2.3. Macam-macam gastritis?
1.2.4. Bagaimana cara mencegah gastritis?
1.2.5. Apa saja diagnose gastritis?
1.2.6. Apa saja pemeriksaan dan Intervensi pada gastritis?

2
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu penyakit gastritis
1.3.2. Untuk mengetahui apa saja gejala-gejala gastritis
1.3.3. Untuk mengetahui ada berapa macam gastritis
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit
gastritis
1.3.5. Untuk mengetahui bagaimana diagnosa gastritis
1.3.6. Untuk mengetahui cara pemeriksaan diagnostik pada
gastritis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Diagnosa Medis Gastritis


A. Definisi Gastritis
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung
yang dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting
dalam gangguan saluran pencernaan (Sukarmin, 2012), yang
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa
lambung (Tussakinah, et al., 2018). Faktor iritasi dan infeksi tersebut
melekat pada epitel lambung dan menghancurkan mukosa pelindung
dinding lambung, sehingga menimbulkan adanya variasi keluhan pada
abdomen salah satunya keluhan nyeri yaitu nyeri epigastrium (LeMone,
et al., 2016).

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan


mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua
jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superfisialis
akut dan gastritis atrofik kronis (Sylvia,2012).

Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO,2017


mengadakan peninjawan diberbagai Negara dunia dan mendapatkan
hasil presentase dari angka kejadian gastritis di dunia diantaranya
Inggris 22 %, Cina 31%, Jepang 14%, Kanada 35%, prancis 29,5%. Di
dunia, insiden gastritis sekitar 1,8 sampai 2,1 juta dari jumblah
penduduk setiap tahunnya. Prevelensi gastritis yang diinformasi melalui
endoscopi pada populasi Sanghai sekitar 17,2 persen. Angka kejadian
gastritis di Indonesia menutut Wolrd Health Organitatuon (WHO, 2017)
adalah 40,8%.

4
Kasus gastritis biasanya terjadi karena adanya frekuensi makan
yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitive apabila asam
lambung meningkat. Pola makan yang tidak tereatur akan
mengtakibatkan lambung sulit beradaptasi, bila hal ini berlangsung
secara terus menerus akan terjadi kelebihan asam lambung sehingga
dapat mengakibatkan mukosa lambung teriritasi dan terjadilah gastritis.
Pada umumnya setiap orang melakukan makan makanan utama 3 kali
dalam sehari yaitu makan pagi, makan siang dan makan sore atau
makan malam. Makan siang sangat diperlukan setiap orang, karena
sejak pagi badan teras lelah akibat melakukan aktivitas. Disamping
makanan utama yang dilakukan 3 kali biasanya dalam sehari juga
makanan ringan dilakukan sekali atau dua kali diantara waktu makan
guna menanggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu makan yang lama
(Dewi, 2013).

B. Klasifikasi
Klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat keparahannya :
1. Gastritis Akut

Merupakan peradangan mukosa lambung yang menyebabkan


perdarahan lambung akibat terpapar pada zat iritan dan merupakan
suatu penyakit yang mudah ditemukan, biasanya bersifat jinak dan
dapat disembuhkan.

2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang bersifat menahun, yang disebabkan oleh ulkus atau
bakteri. 6 helicobacter pylori. Gastritis kronis cenderung terjadi
pada usia muda yang menyebabkan penipisan dan degenerasi
dinding lambung. (Suratum, 2010).
C. Etiologi
1. Gastritis akut
a. Obat analgetic anti inflamasi(aspirin)

5
b. Bahan kimia (lysol)
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma
pembedahan.
f. Refleks usus lambung
g. Endotoksin
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam
atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
gangrene atau perforasi pilorus. Gastritis juga merupakan tanda
pertama dari infeksi sistemik akut.
Faktor yang dapat merusak mukosa lambung :
1) Kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H+
meningkat.
2) Perfusi mukos lambung terganggu.
3) Jumlah asam lambung meningkat.

Faktor ini sering berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat


menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga
timbul daerah-daerh infark kecil. Disamping itu, sekresi asam
lambung juga terpacu. Pada gastritis refleks gastritis karena
bahan kimia, obat, mucosa barrier rusak menyebabkan difusi
balik ion H+ meningkat.

2. Gastritis Kronik
a. Pada umumnya belum diketahui
b. Sering dijumpai Bersama dengan penyakit lain (anemia penyakit
adisson dan gondok).
c. Ulkus lambung kronik atau oleh bakteri Helicobader pylory.
d. Beberapa peneliti menghubungkan dengan proses imunologi.
D. Patofiosiologi

6
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif).Mukoa lambung berperan
penting dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCL dan
pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCL ke mukosa
dan HCL akan merusak mukosa. Kehadiran HCL di mukosa lambung
menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin.Pepsin merangsang
pelepasan histamine dari sel mast. Histamin akan menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan
dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan kerusakan
kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya lambung
dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan tersebut
menghilang dengan sendirinya.
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka
inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan di
isi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang
dan terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan
oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang sehingga colamin
(vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Sementara vitamin B12
ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah
merah.Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia.Selain itu
dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan
perdarahan.

7
E. Pathway
Stres Obat-Obatan Makanan Helico bakter
merangsang Pylor
panas,pedas,asam

Merangsang saraf Menyerang bagian


simpatik N.Vagus fundus gaster
Iritasi Sel eptel
kolumner gaster

Desquamusi sel
Produksi mukus
berkurang
Respon radang kronis
- Destroksi kronis
- Metalasin
Respon Lambung Respon lambung
Vasolidatasi aksfollasi

Erosi Sel Sel mukosa


Produksi HCL Elastisitas
meningkat hilang sel kurang
Kerusakan pembuluh darah g
mukosa
Kekakuan
MUAL, Iritasi lambung Gastritis
MUNTAH, PENDARAHAN Kronis
ANOREKSIA Nyeri
Nyeri

Melena Hematomesis
Komplikasi ulkus
peptikum

Gastritis Akut

8
F. Manifestasi klinis
1. Gastritis Akut
a. Nyeri pada ulu hati
b. Mual dan muntah
c. Perut kembung
d. Anoreksia
2. Gastritis Kronis
a. Nyeri menetap pada epigastrium
b. Anoreksia
c. Perasaan penuh di dalam perut
d. Mual dan muntah
e. Hematemesis melena (perdarahan pada saluran cerna)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya
antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukan
bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu
dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa
anemia, yang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukan apakah
pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori
dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi.
4. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini
dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian
atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.
5. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya
tandatanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya
akan diminta menelan cairan berium terlebih dahulu sebelum

9
dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan
akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen
H. Komplikasi
Menurut Smeltzer (2014) dikutip Ardiansyah (2014), komplikasi
yang dapat terjadi pada penderita Gastritis dibedakan berdasarkan
klasifikasi dari Gastritis yaitu:
1. Komplikasi Pada Gastritis Akut
Komplikasi yang timbul pada gastritis akut adalah pendarahan
saluran cerna bagian atas (SCBA), berupa hematemesis dan
melena, yang berakhir dengan shock hemoragik. Apabila
prosesnya hebat, sering juga terjadi ulkus, namun jarang terjadi
perforasi.
2. Komplikasi Pada Gastritis Kronis
Komplikasi yang timbul pada kasus gastritis kronis adalah
gangguan penyerapan vitamin B12. Akibat kurangnya
penyerapan vitamin B12 ini, menyebabkan timbulnya anemia
pernesiosa, gangguan penyerapan zat besi, dan penyempitan
daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke usus dua belas jari).
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Urea breath test (tes napas urea), tes serologis, tes antigen feses untuk
pemeriksaan adanya infeksi h. pylori
2. Analisis lambung, untuk mengkaji sekresi asam hidroklorat
3. Kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah dievaluasi untuk
mengetahui adanya anemia
4. Kadar vitamin B12 serum, diukur untuk mengevaluasi kemungkinan
terjadinya anemia pernisiosa. Kadar normal vitamin B12 adalah 200-
1000 pg/ml
5. Endoscopi saluran cerna atas, untuk menginspeksi perubahan mukosa
lambung mengidentifikasi area perdarahan dan mendapatkan jaringan
untuk biopsy. (LeMone, et al., 2016).

10
K. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien gastritis menurut Amin dan
Hardhi (2015), yaitu:
1. Meredakan Mual
a. Mengidentifikasi faktor penyebab mual
b. Memonitor asupan gizi
c. Kurangi atau hindari faktor penyebab mual
d. Berikan makanan dalam jumlah kecil
e. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
f. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
g. Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu.
2. Meredakan Muntah
a. Identifikasi karakter muntah (warna, konsistensi, adanya darah,
waktu, frekuensi)
b. Periksa volume muntah
c. Identifikasi faktor penyebab muntah
d. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
e. Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30
menit setelah muntah
f. Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
g. Anjurkan memperbanyak istirahat
h. Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu.
3. Meredakan Pendarahan
a. Identifikasi penyebab pendarahan
b. Monitor intake dan output cairan
4. Meredakan Nyeri
a. Identifikasi lokasi nyeri
b. Identifikasi skala nyeri (1-10)
c. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
e. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

11
f. Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu

12
BAB III

URAIAN KHUSUS

1.1. Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Medis Gastritis

ASUHAN KEPERWATAN PADA An. M


DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN PENYEBAB
PENCEDERA FISIOLOGIS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien

Nama : An. M
Umur : 16th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kp. Sirnagalih Rt,05/06
Tanggal Masuk : 10 November 2022 Pukul 19.30
No. Medrek Ruangam :
Diagnosa Medis : Gastritis
Tanggal Pengkajian : 11 November 2022 Pukul 07.00
b. Identitas penanggung Jawab

Nama : Ny. E
Umur : 45th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA

13
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Alamat : Kp. Sirnagalih Rt, 05/06
Hubungan Dengan Klien : Ibu Klien
2. Keluhan Utama
Nyeri Perut Pada Bagian Kiri Bawah
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien Datang Ke UGD Puskesmas STKINDO Pada Tanggal 10
November 2022 Pukul 19:30 WIB. Sebelum masuk puskesmas klien
mengeluh nyeri perut pada bagian kiri bawah. Pada saat dikaji tanggal
11 November 2022 Pukul 07:00 WIB klien masih mengngeluh nyeri
perut pada bagian kiri bawah dengan skala 7 (0-10) Nyeri dirasakan
secara terus menerus disertai dengan mual muntah. Mual muntah
dialami 2x/hari.
4. Kesehatan Dahulu
Pasien Mengatakan Tidak Pernah Memiliki Riwayat Penyakit Seperti
Sekarang.
5. Aktivitas Sehari-Hari

N Saat Sakit
O Aktivitas Saat Sehat Di Rumah Di Rumah Sakit
 1  Makan      
   -Frekuensi  3x/Hari  2x/Hari  1x/Hari
   -Jumlah  1 Porsi  6 Sendok  3 Sendok
 Nasi, Lauk
   -Jenis  Nasi, Lauk Pauk Pauk  Bubur
 Dibantu  Dibantu Dengan
   -Cara  Mandiri Sebagian Alat, Skala 1
   -Keluhan  Tidak Ada  Mual Muntah  Mual Muntah
 2 Minum       
   -Frekuensi  7-8x/Hari  6-7x/Hari  4-5x/Hari
   -Jumlah  +-1750 ml  +-1500 ml  +-1250 ml

14
   -Jenis Air Putih  Air Putih  Air Putih
   -Cara  Mandiri  Mandiri  Dibantu
   -Keluhan  Tidak Ada  Muntah  Muntah
 3  Personal Hygne      
   *Mandi      
   -Frekuensi  2x/Hari  1x/Hari  1x/Hari
-Cara Mandiri Dibantu Dibantu
*Gosok Gigi
-Frekuensi 3x/Hari 2x/Hari 1x/Hari
-Cara Mandiri Dibantu Dibantu
*Mencuci
Rambut
Belum Mencuci Belum Mencuci
Rambut 2 Hari Rambut Sejak 3
-Frekuensi 3x/Minggu Yang Lalu Hari Yang Lalu
-Cara Mandiri Dibantu Dibantu
*Menggunting
Kuku
Belum
menggunting Belum
kuku karena Menggunting Kuku
Masih Pendek Karena Masih
-Frekuensi 3-7x/Minggu Dan Bersih Pendek Dan Bersih
-Cara Mandiri
4 Istirahat Tidur
*Tidur Malam
20:00-06:00
-Waktu Tidur 21:00-05:00 WIB WIB 20:00-05:00 WIB
-Lamanya Tidur +-8 Jam +- 10 Jam +- 9 Jam
-Keluhan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

15
*Tidur Siang
11:30-15:30
-Waktu Tidur 12:00-15:00 WIB WIB 12:00-15:30 WIB
-Lamanya Tidur +-3 Jam +-4 Jam +-3 Jam
-Keluhan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
5 Evaluasi
*BAB
-Frekuensi 1x/Hari 1x/Hari
-Warna Khas Feses Khas Feses Khas Feses
-Cara Mandiri Mandiri Dibantu
-Bau Khas Feses Khas Feses Khas Feses
-Keluhan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
-Konsistensi Padat Padat Padat
*BAK
-Frekuensi +-4x/Hari +-4x/Hari +2x/Hari
-Warna Khas Urine Khas Urine Khas Urine
-Cara Mandiri Mandiri Dibantu
-Bau Khas Urine Khas Urine Khas Urine
-Jumlah 31,25 ml/Jam 31,25 ml/Jam 58,37 ml/Jam
-Keluhan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

6. Data Pemeriksaan Fisik


a. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

1) Keadaan Umum : Keadaan umum klien (Compos mentis


dengan GCS 14
2) Suhu tubuh : 36oc
3) Tekanan darah : 110/70 mmHg
4) Nadi : 80 x/m
5) Pernafasan : 17x/m
6) BB/Tb : 50kg/155cm

16
7) Nyeri Terdapat nyeri tekan pada bagian perut
bawah bagian kiri. Skala 7 (0-10)
b. Pemeriksaan kulit, kuku
1) Kulit

Warna : Sawo matang


Turgor Kulit : Normal
Kelembapan : Lengket
Tekstur : Kasar
Kebersihan : Kotor, terbukti dengan adanya
daki/kotoran
Keadaan : Normal, tidak terdapat lesi dan tidak
terdapat nyeri pada kulit
2) Kuku

Bentuk : Normal, tidak ada kelainan


CRT : Normal, terbukti Ketika kuku ditekan
warna kuku Kembali normal
Keadaan : Normal, tidak ada kelainan
Kebersihan : Bersih
c. Kepala dan Rambut

Kesimetrisan : Simetris, antara bahu kanan dan bahu kiri


Kebersihan : Kotor, terbukti denga adanya ketombe di
rambut
Kondisi : Baik
Penyebaran : Tipis
Kelembaban : Lembab
Keadaan : Normal, tidak kelainan

17
d. Mata

Warna : Sawo matang


Kesimetrisan : Simetris antara mata kanan dan kiri
Konjungtiva : Normal, tidak ada kelainan
Sclera : Putih ke merah merahan
Pupil : Mosis Ketika diberi cahaya
Gerakan bola : Dapat digerakan sesuai perintah
mata
Lapang pandang : Dapat melihat 80 derajat
Ketajaman : Dapat membaca buku pada jarak 30 cm
e. Telinga

Kesimetrisan : Simetris antara telinga kanan dan kiri


Kebersihan : Kotor, terbukti adanya kotoran
Keadaan : Baik
Tekstur : Kasar
Fungsi : Normal, terbukti telinga kanan dan kiri
pendengaran dapat mendengar
f. Hidung

Kesimetrisan : Simetris antara lubang hidung kanan dan


lubang hidung kiri
Keadaan : Baik
Tekstur : Halus
Fungsi penciuman : Normal, dapat membedakan bau minyak
kayu putih dan parfum.
g. Mulut

1) Bibir
Tekstur : Normal, tidak ada kelainan
Warna : Normal, tidak ada kelainan
Kelembaban : Kering

18
Keadaan : Normal, tidak ada kelainan
2) Gigi
Warna : Normal, tidak ada kelainan
Jumlah : Sudah ada yang tanggal 1
Kebersihan : Normal, tidak ada kelainan
Keadaan : Normal, tidak ada kelainan
3) Lidah
Warna : Normal, tidak ada kelainan
Kebersihan : Kotor, terbukti dengan adanya stomatitis
Pergerakan : Normal, terbukti klien dapat berbicara
Fungsi rasa : Tidak normal, terbukti klien tidak bisa
membedakan antara asam dan manis
4) Gusi
Warna : Merah muda
Keadaan : Normal, tidak ada lesi edema ataupun
nyeri tekan
h. Leher

Kebersihan : Kotor, terbukti ada daki/kotoran


Pergerakan : Normal, dapat digerakan sesuai perintah
Kondisi KEB : Tidak ada pembengkakn
JVP : Tidak ada peningkatan
Kelenjar Tiroid : Baik, tidak ada pembengkakan
Refleks Penelanan : Tidak normal, terbukti Ketika makan dan
minum klien mual muntah
i. Dada/Thorak

Kesimetrisan : Simetris antara dada kanan dan kiri


Suara jantung : Reguler (IVE DVE)
Suara paru : Vesikuler
Keadaan : Normal, tidak ada kelainan

19
j. Punggung

Kesimetrisan : Simetris antara punggung kanan dan


punggung kiri
Keadaan : Normal, tidak ada kelainan
k. Abdomen

Bentuk : Normal, tidak ada kelainan


Bising Usus : 12x/menit
Keadaan : Normal, tidak ada kelainan
l. Genetalia
Tidak terkaji karena pasien tidak menyetujui tetapi klien mengatakan tidak
ada masalah dengan genetalianya.
m. Ekstremitas

1) Atas
Kesimetrisan : Simetris antara tangan kanan dan tangan
kiri
Pergerakan : Tangan kanan : dapat digerakan dengan
bebas
Tangan Kiri : tidak dapat digerakan dengan
bebas karena adanya infus
Keadaan : Normal, tidak ada kelainan
Kekuatan otot :3T3
3 : Tangan kanan dan kiri (pergerakan aktif
hanya melawan gravitasiiiiiiii dan sedikit
tahanan)
2) Bawah
Kesimetrisan : Simetris antara kaki kanan dan kai kiri
Pergerakan : Kaki kanan : dapat digerakan dengan

20
bebas
Kaki Kiri : tidak dapat digerakan dengan
bebas karena adanya infus
Keadaan : Norma l, tidak ada kelainan
Kekuatan otot :3T3
3 : Kaki kanan dan kiri (pergerakan aktif
hanya melawan gravitasiiiiiiii dan sedikit
tahanan)
7. Data Pemeriksaan Fisik
Tidak dilakukan pemeriksaan diagnostic
8. Data Pemberian Therapy

No Nama Obat Dosis Cara Kegunaan


pemberian
1. Ondansetron 1x8mg IV (Injection Mencegah
intravena) serta
mengobati
mual
muntah.

B. Analisa Data

No Analisa Data Etiologi Masalah


1. DS : Stres Nyeri akut
- Klien mengeluh
sakit perut bagian Merangsang saraf
kiri bawah simpatik N.Vagus
DO :
- Skala nyeri 7 (0- Peningkatan HCL

10) meningkat

- Pasien terlihat
kesakitan Iritasi lambung

21
- Pasien tampak
selalu memegang Nyeri
abdomen nya
2. DS : Stres Ketidakseimbangan
- Klien mengeluh Nutrisi kurang dari
mual muntah Merangsang saraf kebutuhan
2x/hari simpatik N.Vagus
DO
- Bibir pasien Peningkatan HCL

pucat meningkat

- Pasien tidak
nafsu makan Mual, Muntah,

- Porsi makan Anoreksia

tidak habis
C. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditndai
dengan

DS :

- Klien mengeluh sakit perut bagian kiri bawah

DO :

- Skala nyeri 7 (0-10)


- Pasien terlihat kesakitan
- Pasien tampak selalu memegang abdomen nya
2) Mual muntah berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien

DS :

- Klien mengeluh mual 2x/hari

DO :

22
- Bibir pasien pucat
- Pasien tidak nafsu makan
- Porsi makan tidak habis

D. Rencana Asuhan Keperawatan

Nama : An.M
Diagnosa Medis : Gastritis
No.Medrek :

N Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi


o Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah - Mengobserv - Mengobs
berhubungan dilakukan asi TTV servasi
dengan agen tindakan - Identifikasi TTV
pencedera keperawatan skala nyeri T: 36,5oc
fisiologis ditndai 1x24jam - Anjurkan P: 83x/m
dengan diharapkan Teknik non R: 16x/m
DS : nyeri akut farmakologi S :
- Klien dapat teratasi s untuk 110/90
masih dengan kriteria mengurangi mmHg
mengeluh - Skala nyeri - Mengiden
sakit perut nyeri tifikasi
bagian kiri berkuran skala
bawah g nyeri
DO : (Skala
- Skala nyeri 7
nyeri 7 (0- (0-10)
10) - Menganju
- Pasien rkan
terlihat Teknik

23
kesakitan non
- Pasien farmakol
tampak ogi untuk
selalu menguran
memegan gi nyeri
g (terapi
abdomen music)
nya

Evaluasi
S : Pada tanggal 11 November 2022 klien mengeluh nyeri perut bagian bawah
kiri sudah berkurang
O : Skala nyeri 5(0-10)
A : Nyeri perut bagian bawah kiri belum teratasi
P : Intervensi dihentikan karena keluarga pasien memaksa untuk pulang.

N Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi


o Keperawatan
2. Mual muntah Setelah - Anjurkan - Menganju
berhubungan dilakukan istirahat dan rkan
dengan tindakan tidur yang istirahat
ketidakmampuan keperawatan cukup dan tidur
mengabsorbsi 1x24jam - Anjurkan yang
nutrient. diharapkan sedikit cukup
DS : nyeri akut makan tapi - Menganju
- Klien dapat teratasi sering rkan
masih dengan kriteria - Identifikasi sedikit
mengeluh - Mual penyebab makan
mual muntah mual tapi
muntah sudah - Kolaborasi sering
DO : tidak di dengan - Memberi

24
- Bibir rasakan advice kan obat
pasien kembali dokter sesuai
terlihat Ondansetron adivice
pucat 1x8 mg dokter
- Pasien ondansetr
tidak on
nafsu melalui
makan IV
- Porsi
makan
tidak
habis

Evaluasi
S : Pada tanggal 11 November 2022 klien masih mual
O:
- Pasien terihat lemas
- Bibir klien tampak pucat
A : Masalah Mual muntah teratasi sebagian
I: Intervensi dihentikan karena keluarga pasien memaksa untuk pulang

E. Pembahasan
Dari semua pengkajian yang dilakukan, jadi didapatkan satu diagnosa
keperawatan yang dapat diambil dari kasus ini adalah Nyeri Akut.
Diagnosa ini diambil berdasarkan dari keluhan yang dikatakan oleh pasien,
serta menurut kebutuhan Abraham Maslow yang termasuk ke dalam
kebutuhan rasa aman. Jika tidak segera ditangani maka akan terjadi
Gastritis akan berubah menjadi Kronis dan akhirnya asam lambung akan
membuat luka luka yang dikenal dengan tukak lambung, bahkan bisa juga
disertai muntah darah.

BAB IV
PENUTUP

25
4.1 Kesimpulan
1. Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya fisik dan psikologis, atau
keadaan aman dan tenang. Kenyamanan dan keamanan adalah kondisi
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti kebutuhan akan
kedamaian, kelegaan, dan transendensi.
2. Nyeri adalah ketidak nyamanan yang sangat subjektif yang hanya
dapat dijelaskan dan dievaluasi oleh orang yang terkena nyeri. Secara
umum dapat didefinisikan sebagai ketidak nyamanan ringan atau berat.
3. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari
infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Gastritis
biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
4.2 Saran
1. Kebutuhan dasar manusia sangat penting diterapkan dalam praktik
keperawatan. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah keinginan
akan rasa aman dan nyaman. Sebagai perawat, kita harus
memahami kebutuhan dasar pasien, termasuk kebutuhan pasien
akan keamanan dan kenyamanan, karena ini salah satu kebutuhan
yang harus dipenuhi.
2. Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan
minuman yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri
Helicobacter pylori. Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan
gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka produksi HCL
(asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi
asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu
disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut.

26
3. Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita
lebih berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang
menyebabkan resiko infeksi pada lapisan lambung

27
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kemenkes-medan/
kesehatan-lingkungsng/laporan-pendahuluan-rasa-aman-dan-nyaman-docx/
21800966

(Diakses ada tanggal 11 November 2022 Pukul 11.17 WIB)

http://repository.poltekkeskdi.ac.id/467/1/KTI%20LENGKAP%20pdf%20SRI
%0MULYA%20NINGSIH.pdf#

(Diakses pada tanggal 11 November 2022 Pukul 13.06 WIB)

https://repo.stikmuhptk.ac.id/jspui/bitstream/123456789/225/1/KIA
%20BARU.pdf
(Diakses pada tanggal 11 November 2022 Pukul 13.46 WIB)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia II


Edisi 1 Cetakan III(Revisi), Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI,2018. Standar Intervensi Keperawatann Indonesia


Edisi 1 Cetakan II, Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI

http://eprints.umpo.ac.id/8292/4/BAB%202.pdf
(Diakses pada tanggal 11 November 2022 Pukul 19.38 WIB)

https://id.scribd.com/document/376397921/Kebutuhan-Rasa-Aman-Dan-Nyaman

(Di akses pada tanggal 15 november 22, pukul 17.47)

28

Anda mungkin juga menyukai