DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. Anatasia K. E. Ansanay
2. Astriani Ohoiner
4. Endofita Kolong
SORONG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan lancar, serta tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun. Kritik dan saran pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................3
A. Definisi......................................................................................3
B. Klasifikasi..................................................................................3
C. Etiologi......................................................................................5
D. Patofisiologi..............................................................................6
E. Manifestasi Klinis.....................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................8
G. Komplikasi................................................................................9
H. Penatalaksanaan........................................................................9
A. Pengkajian...............................................................................10
B. Hasil Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium..................11
C. Diagnosa Keperawatan..........................................................11
D. Rencana Keperawatan...........................................................13
BAB IV PENUTUP................................................................................17
KESIMPULAN............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis
yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam
berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat
menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak
berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.
Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan
1
amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-
masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen
(penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda, antara lain
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dermatitis?
2. Bagaimana tanda dan gejala dermatitis?
3. Bagaimana membedakan jenis penyakit dermatitis?
4. Bagaimana penatalaksanaannya?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan dermatitis?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Mampu untuk Memahami Konsep Penyakit Dermatitis
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Dermatitis kontak merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur – unsur
fisik, kimia, atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan
kimia yang berulang – ulang. Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer
dimana reaksi nonalergik terjadi akibat pajanan terhadap substansi iritatif, atau tipe
alergiyang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitif terhadap alergen kontak.
(Arif dan Kumalasari, 2011)
Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan
B. Klasifikasi
1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi
yang menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul dipicu alergen
(penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman
merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal.
Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang
meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi
pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau
pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum,
kosmetik atau rumpu
2. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit
3. Dermatitis seborrheic
4. Dermatitis stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena (atau
hipertensi vena) tungkai bawah. Yang muncul dengan adanya varises,
menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi
memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya
akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain
pada kaki juga menjadi penyebab.
5. Dermatitis atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi
pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial).
kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya dilipatan (fleksural).
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal,
6. Dermatitis medikamentosa
Dermatitis medikamentosa memiliki bentuk lesi eritem dengan atau
tanpa vesikula, berbatas tegas, dapat soliter atau multipel. Terutama pada
bibir, glans penis, telapak tangan atau kaki. Penyebabnya dari obat-obatan
yang masuk kedalam tubuh melalui mulut, suntikan atau anal. Keluhan
utama pada penyakit biasanya gatal dan suhu badan meninggi. Gejala dapat
akut, subakut atau kronik. Untuk lokalisasinya bisa mengenai seluruh tubuh.
Apabila di bandingkan dengan melasma bedanya yaitu plak hiperpigmentasi
batas nya tidak tegas
C. Etiologi
Penyebab munculnya dermatitis kontak iritan ialah bahan yang bersifat
iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan
serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul,
daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak,
kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit
lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban
lingkungan juga ikut berperan. (hj.Loetifia,2009)
Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya
perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan
permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras
(kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih); jenis kelamin (insidens dermatitis
kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau sedang
dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun),
misalnyadermatitisatopic.
D. Patofisiologi
Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan
iritan pada sel-sel epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Daerah yang
paling sering terkena adalah tangan dan pada individu atopi menderita lebih berat.
Secara definisi bahan iritan kulit adalah bahan yang menyebabkan kerusakan secara
langsung pada kulit tanpa diketahui oleh sensitisasi. Mekanisme dari dermatis
kontak iritan hanya sedikit diketahui, tapi sudah jelas terjadi kerusakan pada
E. Manifestasi Klinik
Subyektif ada tanda – t anda radang akut terutama priritus ( sebagai
pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan
(rubor), edema
gelumbung mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal
ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.Pada stadium tersebut
terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak
likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentai tau hipopigmentasi.
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Komplikasi
H. Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik
yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk
menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan
A. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama.
Pasien mengeluh nyeri dan gatal
Nampak bengkak pada daerah lesi dan sekitarnya.
c. Riwayat Kesehatan.
1) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan merasa nyeri dan gatal dan bengkak
pada daerah lesi dan sekitarnya
7) Pola kognitif/persepsi
e. Pemeriksaan Fisik
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan rasa gatal
DS: Pasien merasa nyeri dan gatal pada tangan dan kaki
DS : -
DO : - Nampak bengkak pada daerah lesi dan sekitarnya.
- Daerah tangan dan kaki nampak memerah dan edema, adanya
eritema.
DS : -
DO : - bengkak pada daerah lesi dan sekitarnya.
- Daerah tangan dan kaki nampak memerah dan edema, adanya eritema
KODE DIAGNOSA
NO DOMAIN KELAS
KEPERAWATAN
DIAGNOSA
No NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa
NOC Label :Pain Level, NIC Label : Pain Management
nyaman berhubungan
dengan rasa gatal • Frekuensi • Memastikan pasien
mengontrol gejala
NIC Label :Pruritus
• Relaksasi dari
Manangement
otot klien (skala 4)
• Takut (skala 3) • Menentukan penyebab dan
rasa gatal yang ditimbulkan
dan menenangkan
• Menjelaskan semua
prosedur,
• Memberikan aktivitas
pengalihan diarahkan untuk
pengurangan ketegangan.
• Menganjurkan klien dari
klien mengungkapkan
perasaannya
• • Identifikasi arti
pengurangan melalui
Mendiskripsikan
pemakaian alat bantu
secara faktual
• Fasilitasi kontak
perubahan fungsi dengan
Mempertahankan
interaksi sosial
• Kelembaban pigmentasi)
kulit
• Tidak ada
• Obat- luka/lesi
pada kulit
NIC : Pressure
Management
• Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian
yang longgar
• Hindari kerutan pada
tempat tidur
• Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan
kering
• Mobilisasi pasien (ubah
posisi
mobilisasi pasien
• Monitor status nutrisi
pasien
• Perubahan • Perfusi jaringan • Memandikan pasien dengan
baik
status nutrisi sabun dan air hangat
• Menunjukkan
• Observasi luka : lokasi,
pemahaman dalam
dimensi, kedalaman luka,
proses perbaikan kulit karakteristik,warna cairan,
dan mencegah
granulasi, jaringan nekrotik,
terjadinya sedera
tanda-tanda infeksi lokal,
berulang
formasi traktus
• Mampu
• Ajarkan pada keluarga
melindungi
tentang luka dan perawatan
kulit dan
luka
mempertahankan
• Kolaburasi ahli gizi
kelembaban kulit dan
pemberian diae TKTP,
perawatan alami
vitamin
• • Lakukantehnik
Menunjukkan terjadi perawatan luka
nya proses
dengan steril
penyembuhan luka
• Berikan
posisi yang
mengurangi tekanan pada luka
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dermatitis kontak merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur – unsur
fisik, kimia, atau biologi. Epidermis mengalami kerusakan akibat iritasi fisik dan
kimia yang berulang – ulang. Dermatitis kontak dapat berupa tipe iritan primer
dimana reaksi nonalergik terjadi akibat pajanan terhadap substansi iritatif, atau tipe
alergiyang disebabkan oleh pajanan orang yang sensitif terhadap alergen kontak.
(Arif dan Kumalasari, 2011)
Dermatitis adalah Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan
Djuanda Adhi, Sularsito. (2009). SA. Dermatitis In: Djuanda A, ed Ilmu penyakit