Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

“KONSEP PERILAKU KESEHATAN”

Disusun Oleh

Kelompok 13

1. Ni Luh Luzia Amanda Prihandini (P07120121017)


2. Ni Luh Putu Candra Listya Dewi (P07120121033)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat Menyusun makalah Mata Kuliah Promosi Kesehatan yang
berjudul “Konsep Perilaku Kesehatan” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun berdasarkan
kebutuhan tugas mata kuliah Promosi Kesehatan.

Kami sungguh berharap dengan penulisan makalah ini dapat mempermudah pembaca
khususnya bagi kalangan mahasiswa dalam mempelajari mengenai konsep perilaku Kesehatan,
hingga akhirnya diharapkan para pembaca khususnya kalangan mahasiswa jurusan keperawatan
mampu meningkatkan pengetahuan mereka. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah
ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah kami ini
tentu masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu sangat diperlukan kritis dan saran yang sangat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang kami susun.

Denpasar, 31 Agustus 2022

Penyusun,

Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….…...ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….….iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….…..1

1.1. Latar Belakang……………………………………………………………….…..1


1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….….2
1.3. Tujuan……………………………………………………………………………2

BAB II ISI………………………………………………………………………………...3

2.1. Batasan Prilaku…………………………………………………………………..3


2.2. Prilaku Kesehatan………………………………………………………………..5
2.3. Domain Prilaku Kesehatan………………………………………………………6
2.4. Perubahan (Adopsi) Prilaku……………………………………………………...8
2.5. Aspek Sosiologis-Psikologis Perilaku Kesehatan………………………………..9

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………11

3.1. Simpulan…………………………………………………………………………11
3.2. Saran……………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas kegiatan organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua mahluk hidup mulai
dari tumbuh – tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka
mempunyai aktivitas masing – masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentagan yang
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca,
dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia)
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku adalah perbuatan / tindakan dan perkataan seseorang
yang sifatnyadapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang
melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku perilaku baik
dan buruk. Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma - norma yang
berlaku dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan, kesusialaan, dan norma -
norma lainnya.
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa kita sadari
dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi seseorang. Salah
satu contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang maraknya digerakkan oleh promoter
kesehatan tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua tahu jika mencuci tangan
adalah hal yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut kita bisa melakukan revolusi kesehatan
kearah yang lebih baik. Sungguh besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan
kesehatan yang baik akan tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan kesehatan dengan
perilaku, faktor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang baik, dampaknya sertakontrol perilaku
kearah yang lebih baik, sesuai dengan judul makalah yaitu hubungan kesehatan dengan perilaku.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari batasan perilaku ?
2. Apa definisi dari perilaku kesehatan ?
3. Bagaimana domain perilaku kesehatan ?
4. Bagaimana perubahan (adopsi) perilaku kesehatan ?
5. Bagaimana aspek sosio-psikologis perilaku kesehatan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai definisi dari batasan perilaku.
2. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai definisi dari perilaku kesehatan.
3. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai bagaimana domain perilaku
kesehatan.
4. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai bagaimana perubahan (adopsi)
perilaku kesehatan.
5. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai aspek sosio-psikologis perilaku
kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Batasan Perilaku


Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.
Jadi yang dimaksud perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan sangat luas antara lain, berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Skinner merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons.
Maka teori Skinner ini disebut “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner
membedakan adanya dua respons yaitu :
a. Respondent response atau reflexive
Respons yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus
semacam ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respons – respons yang
relatif tetap. Contohnya : makanan yang lezat menimbulkan keingginan untuk makan,
cahaya terang menyebabkanmata tertutup, dan sebagainya. Respondent response ini juga
mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau
menangis, lulus ujianmeluapkan dengan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan
sebagainya.
b. Operant response atau instrumental response
Respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang
tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena
memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan
tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian
memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan
tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

3
Dilihat dari bentuk respos terhadap stimulus ini maka perilaku ini dapat dibedakan menjadi
dua :
1) Perilaku tertutup (covert behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert).
Repons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi
pengetauan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut
covert behavior atau unobservable behavior, misalnya: seorang ibu hamil tahu pentingnya
periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui
hubungan seks, dan sebagainya. Bentuk perilaku tertutup lainnya adalah sikap, yakni
penilaian terhadap objek.
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itudisebut overt
behavior, tindakan nyata atau praktik (practice). Contohnya : seorang ibu memeriksakan
kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB
paru minum obat secara teratur, dan sebaginya.
Dapat dikatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Oleh
sebab itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu dicipatakan adanya suatu
kondisi tertentu yang disebut operant conditioning.

Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni


➢ Faktor - Faktor Predisposing (Predisposing Faktor)
Faktor – faktor yang mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku
seseorang. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, dan sebagainya.

4
➢ Faktor - Faktor Pemungkin (Enabling Faktor)
Faktor - faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor - faktor ini
disebut juga faktor pendukung. Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat
pembuangan air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.
➢ Faktor - Faktor Penguat (Reinforcing Faktor)
Faktor - faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku. Kadang - kadang meskipun orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi
tidak melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat
maupun dari pemerintah daerah terkait dengan kesehatan.

2.2 Perilaku Kesehatan


Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan
kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
A. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (Health Maintanance).
Perilaku atau usaha - usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak
sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu,perilaku pemeliharaan
kesehatan ini terdiri dari tiga aspek yaitu :
▪ Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan
kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
▪ Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu
dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang

5
yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal
mungkin.
▪ Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memeliharaserta
meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat
menjadi penyebab menurunya kesehatan seseorang , bahkan dapat mendatangkan
penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan
minuman tersebut.
B. Perilaku Pencairan Pengobatan (Health Seeking Behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri
(self treatment), pengobatan alternatif, pengobatan kesehatan tradisional sampai mencari
pengobatan ke luar negeri.
C. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola
lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatan sendiri, keluarga, atau
masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat
pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya. Seorang ahli lain (Becker,
1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini antara lain perilaku hidup
sehat yang dapat dilakukan dengan rutin berolahraga, makan makanan yang banyak
mengandung serat, hindari mengkonsumsi junk food berlebih, dan jangan merokok.

2.3 Domain Perilaku Kesehatan


Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007) membagi perilaku itu kedalam 3 domain,
pembagian tersebut dilakukan untuk kepentingan tujuan Pendidikan. Bahwa dalam tujuan suatu
pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang
terdiri dari ranah kognitif (cognitif domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah
psikomotor (psychomotor domain). Dalam perkembangan berikutnya oleh ahli pendidikan dan
untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini dapat diukur dari
pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge), sikap atau
tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude), dan praktik atau

6
tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang
diberikan (practice).
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Notoatmodjo (2007)
menjelaskan bahwa pengetahuan dalam domain kognitif memiliki enam tingkatan,
antara lain tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisis
(analysis), sintesis (Synthesis), dan evaluasi.
B.Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau objek. Newcomb salah satu seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakanpelaksana motif
tertentu. Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007 ) menjelaskan bahwa
sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :
- Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
- Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
- Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

C. Tindakan Practice
Terdapat beberapa tingkatan praktik yang dapat kita ketahui, diantara lain yaitu :
1) Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama
2) Respon Terpimpin (Guided Respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh
adalah indikator praktik tingkat dua
3) Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga

7
4) Adaptasi (Adaption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran
tindakannya tersebut

2.4 Perubahan (Adopsi) Perilaku


Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks danmemerlukan waktu
yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku seseorang menerima atau mengadopsi
perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap diantaranya yaitu :
A. Perubahan Pengetahuan
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu
apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Orang akanmelakukan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) apabila ia tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi
kesehatan atau keluarganya, dan apa bahaya - bahayanya bila tidak melakukan PSN
tersebut. Indikator - indikator apa yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
atau kesadaran terhadap kesehatan, hal dapat dikelompokkan menjadi :
1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi :
- Penyebab penyakit
- Gejala atau tanda – tanda penyakit
- Bagaimana cara pengobatan atau kemana mencari pengobatan
- Bagaimana cara penularannya - Bagaimana cara pencegahannya termasukimunisasi,
dan sebagainya.
2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, meliputi :
- Jenis - jenis makanan yang bergizi
- Manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya
- Pentingnya olehraga bagi kesehatan
- Penyakit - penyakit atau bahaya merokok, minum – minuman keras, narkoba, dan
sebagainya.
- Pentingnya istirahat cukup, relaksasi bagi kesehatan, dan sebagainya.
3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
8
- Manfaat air bersih
- Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
- Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan sebagainya

B. Sikap
Terdapat indikator yang mempengaruhi perubahan sikap yaitu :
• Sikap terhadap sakit dan penyakit
• Sikap cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat3). Sikap terhadap kesehatan
lingkungan

C. Praktik Atau Tindakan


Dalam praktik disini memiliki beberapa tingkatan, diantaranya yaitu :
• Respon terpimpin (guided response) yaitu dapat melakukan sesuatu dengan benar
sesuai dengan contoh
• Mekanisme (mechanism) yaitu jika seseorang sudah mampu melakukan sesuatu
dengan benar, maka itu menjadisebuah kebiasaan
• Adopsi (adoption) yaitu praktik mengenai tindakan yang sudah berkembang dengan
baik dan benar.

2.5 Aspek Sosiologis-Psikologis Perilaku Kesehatan


Perubahan perilaku seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi merupakan
pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
sebagainya. Selain persepsi, perilaku seseorang juga dapat dipengaruhi oleh motivasi. Dimana
motivasi akan mendorong seseorang berfikir dan bertindak untuk mencapai tujuanyang
diinginkan. erilaku dapat timbul juga karena emosi. Sementara emosi berhubungan erat
dengankeadaan jasmani. Dalam hal ini, keadaan jasmani seseorang merupakan faktor
keturunan(hereditas). Oleh karena itu, perilaku yang timbul karena emosi merupakan faktor
bawaan.Dari sini dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk melalui proses tertentu dan
berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
9
Faktor - faktor yang memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku dapat
dibedakan menjadi dua yakni factor intern dan ekstern. Faktor intern dapat berupakecerdasan,
persepsi, motivasi, minat, emosi,dan sebagainya untuk mengolah pengaruh- pengaruh dari
luar.Faktor ekstern meliputi objek,orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan
sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Dalam bidang kesehatan masyarakat khusnya
pendidikan perilaku kesehatan, mempelajari perilaku merupakan hal yang sangat
penting.Karena pendidikan kesehatan sebagai bagiandari kesehatan masyarakat yang berfungsi
sebagai media atau sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa
sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai norma-norma hidup sehat. Pendidikan
kesehatanbertujuan untuk mengubah perilaku seseorang untuk bertindak sesuai dengan norma
hidup sehat.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas kegiatan organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, serta lingkungan. Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007) membagi
perilaku itu kedalam 3 domain, pembagian tersebut dilakukan untuk kepentingan tujuan
pendidikan. Dalam perkembangan berikutnya oleh ahli pendidikan dan untuk kepentingan
pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini dapat diukur dari : pengetahuan peserta didik
terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge), sikap atau tanggapan peserta didik
terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude), dan praktik atau tindakan yang dilakukan
oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice).
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan
memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku seseorang menerima atau
mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap diantaranya yaitu : perubahan
pengetahuan, sikap dan praktik atau Tindakan. Perubahan perilaku seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi merupakan pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Dalam bidang kesehatan masyarakat khusnya
pendidikan perilaku kesehatan, mempelajari perilaku merupakan hal yang sangat penting.Karena
pendidikan kesehatan sebagai bagiandari kesehatan masyarakat yang berfungsi sebagai media atau
sarana untuk menyediakan kondisi sosio- psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau
masyarakat berperilaku sesuai norma- norma hidup sehat.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan dari penyusunan makalah ini. Maka dari itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan dalam penyusunan
makalah selanjutnya. pembaca dapat memahami mengengenai perilaku Kesehatan, Batasan
perilaku, domain perilaku Kesehatan, perubahan adopsi perilaku dan aspek sosiologis-psikologis
perilaku Kesehatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

D Yati. (2019). Domain Perilaku. Yogyakarta: Universitas Jenderal


Achmad Yani
H Herniwati. (2022). SOSIALISASI KESEHATAN. Bandung: Repository
Penerbit Widina Bhakti Persada
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
PDW Arienata. (2019). Perubahan (adopsi) perilaku dan indikatornya. Denpasar:
Repository Poltekkes Denpasar

12

Anda mungkin juga menyukai