Disusun Oleh
Kelompok 13
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat Menyusun makalah Mata Kuliah Promosi Kesehatan yang
berjudul “Konsep Perilaku Kesehatan” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun berdasarkan
kebutuhan tugas mata kuliah Promosi Kesehatan.
Kami sungguh berharap dengan penulisan makalah ini dapat mempermudah pembaca
khususnya bagi kalangan mahasiswa dalam mempelajari mengenai konsep perilaku Kesehatan,
hingga akhirnya diharapkan para pembaca khususnya kalangan mahasiswa jurusan keperawatan
mampu meningkatkan pengetahuan mereka. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah
ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah kami ini
tentu masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu sangat diperlukan kritis dan saran yang sangat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang kami susun.
Penyusun,
Kelompok 13
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….…...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….…..1
BAB II ISI………………………………………………………………………………...3
3.1. Simpulan…………………………………………………………………………11
3.2. Saran……………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari batasan perilaku ?
2. Apa definisi dari perilaku kesehatan ?
3. Bagaimana domain perilaku kesehatan ?
4. Bagaimana perubahan (adopsi) perilaku kesehatan ?
5. Bagaimana aspek sosio-psikologis perilaku kesehatan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai definisi dari batasan perilaku.
2. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai definisi dari perilaku kesehatan.
3. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai bagaimana domain perilaku
kesehatan.
4. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai bagaimana perubahan (adopsi)
perilaku kesehatan.
5. Untuk mengetahui dan memahami secara dalam mengenai aspek sosio-psikologis perilaku
kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dilihat dari bentuk respos terhadap stimulus ini maka perilaku ini dapat dibedakan menjadi
dua :
1) Perilaku tertutup (covert behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert).
Repons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi
pengetauan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut
covert behavior atau unobservable behavior, misalnya: seorang ibu hamil tahu pentingnya
periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui
hubungan seks, dan sebagainya. Bentuk perilaku tertutup lainnya adalah sikap, yakni
penilaian terhadap objek.
2) Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itudisebut overt
behavior, tindakan nyata atau praktik (practice). Contohnya : seorang ibu memeriksakan
kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB
paru minum obat secara teratur, dan sebaginya.
Dapat dikatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia adalah operant respons. Oleh
sebab itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu dicipatakan adanya suatu
kondisi tertentu yang disebut operant conditioning.
4
➢ Faktor - Faktor Pemungkin (Enabling Faktor)
Faktor - faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor - faktor ini
disebut juga faktor pendukung. Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat
pembuangan air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.
➢ Faktor - Faktor Penguat (Reinforcing Faktor)
Faktor - faktor penguat adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku. Kadang - kadang meskipun orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi
tidak melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat
maupun dari pemerintah daerah terkait dengan kesehatan.
5
yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal
mungkin.
▪ Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat memeliharaserta
meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat
menjadi penyebab menurunya kesehatan seseorang , bahkan dapat mendatangkan
penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan
minuman tersebut.
B. Perilaku Pencairan Pengobatan (Health Seeking Behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri
(self treatment), pengobatan alternatif, pengobatan kesehatan tradisional sampai mencari
pengobatan ke luar negeri.
C. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola
lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatan sendiri, keluarga, atau
masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat
pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan sebagainya. Seorang ahli lain (Becker,
1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini antara lain perilaku hidup
sehat yang dapat dilakukan dengan rutin berolahraga, makan makanan yang banyak
mengandung serat, hindari mengkonsumsi junk food berlebih, dan jangan merokok.
6
tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang
diberikan (practice).
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Notoatmodjo (2007)
menjelaskan bahwa pengetahuan dalam domain kognitif memiliki enam tingkatan,
antara lain tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisis
(analysis), sintesis (Synthesis), dan evaluasi.
B.Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus
atau objek. Newcomb salah satu seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakanpelaksana motif
tertentu. Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007 ) menjelaskan bahwa
sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :
- Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
- Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
- Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
C. Tindakan Practice
Terdapat beberapa tingkatan praktik yang dapat kita ketahui, diantara lain yaitu :
1) Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama
2) Respon Terpimpin (Guided Respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh
adalah indikator praktik tingkat dua
3) Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga
7
4) Adaptasi (Adaption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran
tindakannya tersebut
B. Sikap
Terdapat indikator yang mempengaruhi perubahan sikap yaitu :
• Sikap terhadap sakit dan penyakit
• Sikap cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat3). Sikap terhadap kesehatan
lingkungan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas kegiatan organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan, serta lingkungan. Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007) membagi
perilaku itu kedalam 3 domain, pembagian tersebut dilakukan untuk kepentingan tujuan
pendidikan. Dalam perkembangan berikutnya oleh ahli pendidikan dan untuk kepentingan
pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini dapat diukur dari : pengetahuan peserta didik
terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge), sikap atau tanggapan peserta didik
terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude), dan praktik atau tindakan yang dilakukan
oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan (practice).
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan
memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku seseorang menerima atau
mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui tiga tahap diantaranya yaitu : perubahan
pengetahuan, sikap dan praktik atau Tindakan. Perubahan perilaku seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi merupakan pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Dalam bidang kesehatan masyarakat khusnya
pendidikan perilaku kesehatan, mempelajari perilaku merupakan hal yang sangat penting.Karena
pendidikan kesehatan sebagai bagiandari kesehatan masyarakat yang berfungsi sebagai media atau
sarana untuk menyediakan kondisi sosio- psikologis sedemikian rupa sehingga individu atau
masyarakat berperilaku sesuai norma- norma hidup sehat.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan dari penyusunan makalah ini. Maka dari itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan dalam penyusunan
makalah selanjutnya. pembaca dapat memahami mengengenai perilaku Kesehatan, Batasan
perilaku, domain perilaku Kesehatan, perubahan adopsi perilaku dan aspek sosiologis-psikologis
perilaku Kesehatan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12