Anda di halaman 1dari 18

1.1.

Latar Belakang
Mengambil dari World Health Organization (WHO) sehat diartikan sebagai suatu
peristiwa dimana jiwa berada dalam kesejahteraan yang melibatkan mental, fisik dan social
dan tidak hanya terbebas dari penyakit saja tetapi keadaan sehat yang dialami bisa membuat
seseorang melewati kehidupannya dengan baik. Seseorang dalam kehidupannya perlu juga
untuk bersikap atau berperilaku sehat.
Perilaku sehat adalah kegiatan yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung yang
berfungsi untuk meningkatkan serta mempertahankan kesehatannya agar terhindar dari risiko
suatu penyakit. Beberapa cara yang bisa diamalkan untuk berperilaku sehat adalah dengan
olahraga secara teratur dan rutin, istirahat yang memiliki waktu cukup, mendapatkan asupan
gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan individu dan menjaga kebersihan lingkungan
sekitar serta diri sendiri.
Kondisi sehat wajib didapatkan oleh setiap individu supaya dapat melakukan aktivitas
dan pekerjaan sehari-harinya. Beberapa karakteristik tentang sehat menurut World Health
Organization (WHO) adalah seseorang sebagai sebuah aturan yang menyeluruh, identifikasi
lingkungan baik dari luar maupun dari dalam agar dipandang sehat dan apresiasi terhadap
individu mengenai pentingnya kehidupan. Agar tercapainya kata sehat didalam kamus
kehidupan, setiap individu harus memiliki sebuah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat lebih jelasnya adalah sekelompok kumpulan aktivitas
yang diimplementasikan oleh manusia dengan landasan kesadaran diri yang diharapkan
nantinya perilaku ini bisa menjadikan individu, kelompok dan keluarga bisa menunjang diri
sendiri di ranah kesehatan serta ikut berpartisipasi dan bergerak aktif demi mewujudkan
intensitas kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan sebuah
usaha untuk memajukan kualitas SDM terkhusus yang berada dalam peningkatan pola hidup,
derajat kesehatan, gizi dan Kesehatan lingkungan sekitar supaya derajat Kesehatan dapat
tercapai dengan optimal (Mubarak, 2012).
Pelaksanaan program PHBS diklasifikasikan dalam lima ruang lingkup yakni PHBS di
Lembaga Kesehatan, tempat umum, sekolah, tempat kerja dan rumah tangga. Adapun
patokan PHBS di dalam hal rumah tangga yakni mencuci kedua tangan menggunakan air
yang bersih memakai sabun, menggunakan jamban yang dikategorikan sebagai jamban yang
bersih, membuang habis jentik nyamuk, membuang sampah di tempat sampah,
mengkonsumsi buah dan sayur, serta memberikan ASI ekslusif. Di dalam tatanan rumah
tangga, Pengetahuan mengenai aktivitas Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sangat penting dan
haruslah di terapkan dikehidupan sehari-hari. Pelaku utama dalam hal ini adalah suami dan
istri.
Pengetahuan mengenai PHBS tidak hanya berdampak pada orang tuanya saja tetapi juga
berdampak pada kelangsungan hidup anak dan keluarga mereka. Mengutip dari Mahayana
Bulda (2014) bahwa tidak cukupnya Pengetahuan untuk melakukan aktivitas perilaku hidup
bersih dan sehat bisa menjadi masalah di dalam menetapkan sikap dan perilaku. Adapun
beberapa masalah dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat didalam tatanan kehidupan rumah
tangga adalah anggota keluarga akan lebih mudah terserang masalah penyakit seperti
masalah gizi, diare, disentri, cacingan, dan thypus. Maka dari itu diperlukan Pengetahuan
yang diharapkan akan selaras dengan sikap untuk meningkatkan derajat kesehatan di dalam
rumah tangga.
Mengutip dari Green dalam Notoamodjo (2011) menyebutkan bahwa kepercayaan dan
juga keyakinan adalah factor yang sangat mempengaruhi seseorang untuk menerapkan
perilaku sehat. Maka dari itu, keyakinan dan kepercayaan seseorang dapat berpengaruh
Terhadap perilaku kesehatannya salah satunya dalah perilaku hidup bersih dan sehat yang ada
di dalam tatanan dan aktivitas rumah tangga seseorang. Di dalam rumah tangga, program
PHBS adalah suatu usaha pemberdayaan anggota rumah tangga supaya mengetahui, ingin
dan bisa mengimplementasikan PHBS dan berpartisipasi secara aktif ikut di dalam aksi
Kesehatan.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat nyatanya telah lama diterapkan oleh pihak pemerintah,
tetapi tingkat kesuksesan dari program tersebut bisa dikatakan jauh dari tujuan. Pada tahun
2010, persentase PHBS yang ada di tatanan rumah tangga membuat kenaikan dari 50,1% ke
53,9% di tahun 2011, mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 55% setelah
sebelumnya meningkat di tahun 2012 dengan angka 56,5%. Hal ini menyatakan bahwa
anggota yang ada di rumah tangga yang melaksanakan Gerakan perilaku hidup bersih dan
sehat masih tergolong sedikit dikarenakan tidak sesuai target yaitu 70% (Kemenkes RI, 2008)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan yang ada pada bab pendahuluan diatas maka bisa dirumuskan
untuk rumusan masalah penelitian adalah “Apakah terdapat hubungan Pengetahuan dan juga
sikap terhadap penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada ibu rumah tangga di
Kabupaten Lahat?”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
Pengetahuan dan sikap terhadap penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pada ibu rumah tangga di Kabupaten Lahat.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk Mengetahui hubungan Pengetahuan terhadap penerapan Gerakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada ibu rumah tangga di Kabupaten Lahat.
2. Untuk Mengetahui hubungan sikap terhadap penerapan Gerakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada ibu rumah tangga di Kabupaten Lahat.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Ibu Rumah Tangga
Harapan dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk menjadi informasi yang
bermanfaat meningkatkan pengetahuan dan juga sikap pada ibu rumah tangga tentang
Gerakan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

1.4.2 Bagi Masyarakat


Pelaksanaan penelitian ini diharapkan bisa memperkuat landasan teori mengenai
hubungan antara Pengetahuan dan sikap terhadap gerakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dan menjadikan ini sebagai suatu nilai tambahan dan ilmu pengetahuan serta
referensi untuk peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup dan bidang kesehatan.

1.4.3 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat


Diharapkan penelitian ini dapat menghibahkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
khususnya bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya dan kiranya hasil
dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan ataupun landasan dasar untuk
penelitian yang akan datang.
1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil dari pelaksanaan penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan
inspirasi atau contoh mengenai penelitian tentang hubungan Pengetahuan dan sikap
Terhadap penerapan Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu rumah tangga
khsususnya di Kabupaten Lahat.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


1.5.1 Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lahat tepatnya di Kelurahan Bandar
Jaya

1.5.2 Ruang Lingkup Waktu


Penelitian ini dilaksanakan sebagai tugas akhir penyelesaian perkuliahan di 2024
mendatang.

1.5.3 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup ilmiah yang dibahas di dalam penelitian ini adalah bagaimana
keterkaitan antara hubungan pengetahuan dan sikap terhadap penerapan Gerakan perilaku
hidup bersih dan sehat.

2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Menurut soekanto, pengetahuan merupakan suatu pendapat yang dihasilkan di dalam
pemikiran individu yang melibatkan panca indra dimana hal ini berbeda dengan keyakinan akan
takhayul serta penjelasan yang tidak benar adanya atau keliru. Menurut Wahit, pengetahuan
merupakan hal yang keluar melalui ingatan yang termasuk di dalamnya ingatan seorang manusia
dari kejadian yang telah dialami baik kejadian yang disengaja maupun yang tidak disengaja,
tentu saja hal ini berwenang setelah seorang individu tersentuh subjek tertentu. (Mubarak,2007).

2.1.2 Takaran Pengetahuan


1. Mengetahui (know)
Merupakan sebuah ingatan dari inti pokok yang telah dipelajari sebelumnya, ingatan dari
sesuatu yang khusus yang ada pada seluruh materi yang dimaknai atau kemajuan yang
diperoleh, mengetahui atau tahu adalah pengetahuan tingkat rendah terbaik.

2. Memahami (comprehension)
Merupakan kapasitas mengelaborasi yang dipahami dengan serius dan mengelaborasi bahan
sampai benar. Individu yang telah memahami gambaran objek atau teori yang baru dapat
memaparkan, membuat inspirasi, kiraan, dan hal lain mengenai pelajaran atau materi yang
sedang ditelaah.
3. Aplikasi (application)

Merupakan kepandaian untuk menggunakan bahan yang dipahami di dalam kondisi maupun
realita, termasuk kepandaian menggunakan system,rumus dan asas. Untuk kondisi lainnya yaitu
landasan untuk mengatasi masalah kesehatan bisa dipakai dengan memberikan suatu contoh
kasus yang ada.

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan:


1. Pendidikan

Perkataan seseorang ke orang lainnya mengenai suatu hal hingga dapat dipahami. Tak
bisa disalahkan, makin tinggi tingkat Pendidikan seorang manusia nyatanya semakin mudah juga
mereka memahami informasi akibatnya wawasan meluas dan bertambah. Dan juga sebaliknya,
apabila tingkat Pendidikan individu tergolong rendah, ini dapat menjadi penghambat untuk
mengembangkan sikapnya di dalam menyerap informasi dan suatu nilai yang baru dikenalkan.

2. Pekerjaan

Lingkungan tempat bekerja dapat membuat seorang individu menghasilkan pembelajaran


baik secara langsung ataupun tidak.

3. Umur

Seiring berkembangnya usia pasti terjadi juga pergantian perubahan fisik dan juga mental
jiwa seorang individu. Perubahan ukuran,proporsi,karakteristik lama dan baru merupakan
beberapa pembagian pertumbuhan fisik.
4. Minat

Merupakan sebuah kepandaian yang besar Terhadap suatu hal. Diperolehnya wawasan
yang lebih luas dan mendalam untuk memotivasi atau memberi semangat kepada orang lain.

5. Pengalaman

Suatu kejadian yang dialami manusia dalam melakukan interaksi dengan lingkungan
sekitarnya. Jika pengalaman tersebut terkesan buruk maka seorang individu akan melupakan
ingatan tersebut dan sebaliknya, jika pengalaman yang didapatkan menyenangkan, maka akan
sulit untuk dilupakan oleh seorang individu karena terdapat kesan atau cerita menarik dan
membekas pada perasaan seseorang.

2.2 Sikap
2.2.1 Definisi Sikap
Sikap yaitu sebuah rangkuman individu yang ada di dalam keseharian mengenai respon
yang bersifat sentimental. Sikap sendiri tidak diartikan sebagai perilaku atau kegiatan, yaitu
kecenderungan untuk tindakan atau perilaku.

2.2.2 Tingkatan Sikap


1. Menerima

Yaitu, kesediaan untuk mendapatkan stimulus pada suatu subjek.

2. Menghargai

Yaitu, pandangan yang diberikan pada suatu pernyataan.

3. Menghargai

Yaitu, nilai positif yang diberikan oleh seorang individu dan mengajak seorang individu
untuk memiliki sifat mempengaruhi orang lain untuk merespon hal secara positif.

2.2.3 Komponen Sikap


1. Kepercayaan
Merupakan pendapat sebuah tujuan, hal ini diartikan sebagai sebuah kepercayaan untuk
tujuan tersebut.

2. Kecenderungan untuk berperilaku

Bagian pertama sebelum realita perilaku.

3. Kehidupan emosional

Yaitu, unsur emosional dalam pertimbangan antar individu yang berbeda.

2.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


2.3.1 Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Merupakan segerombolan perilaku berbentuk Tindakan yang diterapkan dan dihasilkan
melalui kegiatan pembelajaran yang berguna untuk membantu memungkinkan individu,keluarga
dan kelompok masyarakat berpartisipasi aktif untuk mendapatkan serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2011)

2.3.2 Indeks PHBS di Setiap Tingkatan


1. PHBS di Rumah Tangga

a. Pemberian ASI Ekslusif

b. Pemakaian air bersih

c. Melakukan aktivitas fisik

d. Memantau pertumbuhan anak dan balita

e. Mengatur pola makan teratur

2. PHBS di Instansi Kesehatan

a. Penggunaan air jernih


b. Tidak meludah disembarang tempat

c. Menggunakan jamban dengan bersih

d. Membuang seluruh jentik nyamuk

e. Tidak merokok didekat orang lain

3. PHBS di Lingkungan Kerja

a. Penggunaan air jernih

b. Tidak meludah disembarang tempat

c. Menggunakan jamban dengan bersih

d. Membuang seluruh jentik nyamuk

e. Tidak merokok didekat orang lain

4. PHBS di Tempat Umum

a. Penggunaan air jernih

b. Tidak meludah disembarang tempat

c. Menggunakan jamban dengan bersih

d. Membuang seluruh jentik nyamuk

e. Tidak merokok didekat orang lain

5. PHBS di Lingkungan Sekolah

a. Membeli makanan sehat di kantin

b. Olahraga dengan serius dan teratur

c. Penggunaan air jernih

d. Tidak meludah disembarang tempat

e. Menggunakan jamban dengan bersih


2.3.3 Aspek yang Mempengaruhi PHBS
Dari hasil analisis Lawrence Green, Perilaku dibagi menjadi beberapa aspek utama

1. Faktor Pendukung

Keterkaitan antara pengetahuan dan penerapan dalam hubungannya mempunyai


pandangan mengetahui manfaat sesuatu untuk meyakinkan dan membuat orang bersikap positif,
ada tiga alasan seorang individu melakukan perilaku menurut WHO yaitu fasilitas, pemasukan
dan layanan kesehatan.

2. Faktor Predisposisi

Pembuatan perilaku yang baru bisa dimulai oleh domain kognitif dimana stimulus telah
terlebih dahulu diketahui oleh subjek. Aspek yang memudahkan perilaku timbul adalah sikap,
nilai tradisional, kepercayaan dan keyakinan.

3. Faktor Penguat

Aspek ini menguatkan Tindakan pada orang tua, guru dan petugas kesehatan yang
bermitra antara sekolah dan rumah guna mendapatkan sebuah pengalaman. (Notoatmodjo, 2007).

2.3.4 PHBS di Rumah Tangga


ialah serangkaian perilaku yang diterapkan oleh orang tua yaitu suami atau ayah dan istri
atau ibu serta anggota keluarga lain yang berada didalam rumah tangga tersebut dilandasi dengan
persepsi yang didapatkan dari pengalaman dan proses belajar, sehingga keluarga tersebut dapat
mencegah suatu penyakit dan meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri untuk
berpartisipasi aktif dalam membuat lingkungan sekitar yang bersih dan juga sehat (Maryunani,
2013).

2.3.5 Manfaat PHBS di Rumah Tangga


1. Melindungi rumah tangga dari segala ancaman dan gangguan penyakit baik menular maupun
tidak menular,

2. Menciptakan tatanan rumah tangga yang sehat bagi seluruh anggota keluarga

3. Anak akan mengalami pertumbuhan yang sehat


4. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan rumah tangga dilakukan untuk membeli kebutuhan
makanan dengan gizi seimbang.

2.3.6 Sasaran PHBS di Sekolah


1. Anak dan remaja

2. Orang tua usia lanjut

3. Ibu hamil dan juga ibu menyusui

4. Pasangan yang berusia subur (PUS)

2.3.7 Indikator PHBS di Rumah Tangga


Indikator atau aspek yang digunakan untuk mengetahui nilai PHBS di rumah tangga
adalah sebagai berikut.

1. Pemberian ASI Ekslusif

Seorang ibu yang mempunyai bayi yang masih menerima ASI dari ibunya haruslah
memberikan anaknya ASI Ekslusif tanpa adanya makanan yang ditambahkan selama proses
tersebut dari umur nol sampai enam bulan. ASI berdasarkan pengelompokannya dibagi menjadi
3 yaitu:

a. ASI Stadium I

ASI stadium satu ialah nama lain dari kolostrum. Kolostrum itu adalah cairan ASI
pertama yang dikeluarkan oleh kelenjar payudara saat hari pertama melahirkan hingga hari ke
empat. Warna kolostrum keemasan, hal ini disebabkan karena komponen lemak yang tinggi.
Kandungan yang terdapat di dalam kolostrum merupakan antibodi yang berguna untuk
melindungi bayi Ketika dalam keadaan lemah.

b. ASI Stadium II
ASI Stadium tingkat II merupakan ASI perpindahan setelah keluarnya kolostrum sebelum
membentuk ASI yang bersifat matang dan ada pada hari ke empat hingga hari ke sepuluh.
Kandungan protein rendah sementara kandungan hidrat dan lemak tinggi. Hal ini untuk aktivitas
bayi yang terpantau aktif perlahan dikarenakan bayi yang sudah bisa menyesuaikan adaptasi
dengan sekitarnya.

c. ASI Stadium III

ASI stadium tingkat III merupakan ASI yang di keluarkan oleh kelenjar payudara mulai
dari hari ke sepuluh dan selanjutnya. ASI matur ini akan menyesuaikan nutrisi pada bayi hingga
umur bayi terpantau 6 bulan.

1.1 Manfaat ASI untuk Bayi

a. Sebagai nutrisi

b. Membantu meningkatkan daya tahan tubuh pada bayi

c. Bisa meningkatkan kecerdasan

d. Meningkatkan pertumbuhan

1.2 Manfaat ASI untuk Ibu

a. Mengurangi pendarahan sehabis persalinan

b. Mengurangi risiko anemia

c. Mengurangi risiko kanker

d. Kepuasan bagi seorang ibu

2. Pemakaian air bersih

Penggunaan air bersih dan mengalir dapat berpengaruh terhadap kesehatan keluarga
dalam rumah tangga. Kegiatan seperti mandi, mencuci pakaian dan piring kotor, memasak
makanan dan meminum air. Hal ini penting karena air yang terkontaminasi kuman akan
membuat tubuh rentan terhadap penyakit. Jika diklasifikasikan menurut sumbernya air bisa
dibagi menjadi beberapa sumber:
a. Air Hujan

Air hujan memang bisa dijadikan air minum dan ditampung. Namun, kekurangannya air
hujan tidak terkandung kalsium di dalamnya.

b. Air Danau dan Sungai

Sumber air ini biasa disebut air permukaan. Karena air hujan juga mengalir melewati
danau dan sungai maka hal ini menyebabkan rawan terkontaminasi zat zat yang berbahaya. Maka
dari itu jika ingin diminum, air permukaan ini harus diolah terlebih dahulu agar tidak terserang
zat-zat yang bisa membahayakan tubuh.

c. Air Sumur

Air sumur adalah air yang asal sumbernya adalah dari dalam tanah yang ada di lapisan
kedua dengan kedalaman sekitar 15 meter. Maka dari itu air sumur bisa dikatakan sudah cukup
baik dan sehat bila dijadikan air minum tanpa adanya suatu proses penggarapan atau pengolahan.

3. Melakukan aktivitas fisik

Kegiatan menyapu, berjalan kaki, membersihkan jendela dan memasak dirumah


merupakan salah satu penerapan aktivitas fisik yang tanpa disadari memberikan manfaat yang
baik bagi tubuh yaitu memelihra kesehatan agar tetap segar bugar sepanjang hari.

4. Memantau pertumbuhan anak dan balita

Untuk mengetahui apakah balita sehat atau tidak maka diperlukan pemeriksaan atau
pemantauan ke pelayanan kesehatan, baik pemeriksaan dari segi berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala dan lain-lain. Selain itu diperlukan juga vitamin tambahan yang cocok untuk anak
dan balita agar system imun tubuh bertambah sehingga tidak mudah terserang penyakit.

5. Mengatur pola makan teratur

Mengkonsumsi sayur, buah dan lauk sehat setiap hari merupakan suatu cara yang
dilakukan untuk menerapkan Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat karena terkandung
manfaat yang bagus didalam makanan tersebut seperti vitamin, protein, mineral dan juga serat
yang berguna untuk kesehatan tubuh.
2.4 Kerangka Teori
Berdasarkan uraian materi diatas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku yakni
factor predisposisi,penguat dan pendukung. Beberapa indikator PHBS di rumah tangga yakni
pemberian ASI Ekslusif, pemakaian air bersih, melakukan aktivitas fisik, memantau
pertumbuhan anak dan balita dan mengatur pola makan.

Tingkat
Pengetahuan

Kepercayaan

PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN Perangai sikap
SEHAT

Fasilitas

Petugas Pelayanan Kesehatan

Gambar 2.1

Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep


Variabel bebas Variabel terikat

Tingkat Pengetahuan
Pelaksanaan Gerakan
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Perangai Sikap

Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan uraian gambar diatas maka dapat dikatakan bahwa yang menjadi variable
dependen yaitu perilaku hidup bersih dan sehat dan yang menjadi variable independen adalah
pengetahuan dan sikap.

2.6 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Dependen Operasional Ukur Ukur
1 PHBS Kegiatan yang Pengisian Form 1=Mengetahui Nominal
dilakukan untuk kuisioner kuisioner PHBS
meningkatkan dan dan 2=Tidak
derajat kesehatan observasi observasi mengetahui
PHBS

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala


Independen Operasional Ukur Ukur
1 Pengetahuan Hasil tahu manusia Pre test dan Kuesioner Indikator Ordinal
atau seseorang post test 1. Baik
Terhadap objek 2. Sedang
melalui panca 3. Kurang
indera dengan
berdasarkan
penilaian tenaga
pendidik
2 Sikap Pandangan, perasaan, Wawancar Kuesioner Indikator Ordinal
atau keyakinan yang
a 1. Baik
disertai
2. Sedang
kecenderungan atau
kesiapan untuk
3. Kurang
bertindak terhadap
objek, orang, atau
situasi tertentu

2.7 Hipotesis
Berdasarkan penjelasan materi diatas, maka hipotesis yang akan diajukan di dalam
penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan pengetahuan terhadap penerapan Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat
pada ibu rumah tangga di kelurahan bandar jaya Kabupaten Lahat.

2. Terdapat hubungan sikap terhadap penerapan Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat pada
ibu rumah tangga di kelurahan bandar jaya Kabupaten Lahat.

3.1 Desain Penelitian


Desain dari penelitian ini adalah dengan mengunakan pendekatan kuantitatif. Pada
penelitian ini digunakan sebuah metode yaitu metode survei dan angket atau kuesioner untuk
teknik pengambilan datanya. Penelitian ini yaitu usaha untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ibu rumah tangga dan praktiknya di dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah ibu rumah tangga di kelurahan
Bandar Jaya Kabupaten Lahat.

3.2.2 Sampel
Sampel adalah kepingan dari ciri-ciri dan jumlah yang dipunyai oleh sebuah populasi.
Jika populasi besar, dan kemungkinan kecil peneliti tidak mempelajari semua yang ada di
populasi, contohnya yaitu terbatasnya waktu, tenaga dan juga dana, oleh karena itu peneliti bisa
memakai sampel yang dipetik dari suatu populasi. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan
adalah ibu rumah tangga di kelurahan bandar jaya Kabupaten lahat.
3.3 Jenis, Cara dan Alat Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Pengumpulan Data
A. Data Primer

Data primer didapatkan melalui kegiatan wawancara ke responden mengenai pertanyaan


yang sudah dibuat sebelumnya. Data primer dicari meliputi pengetahuan dan sikap terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat di kelurahan bandar jaya Kabupaten lahat.

B. Data Sekunder

Data sekunder dipergunakan untuk informasi yang bersifat tambahan untuk keperluan
dari penelitian.

3.3.2 Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini didapat langsung dengan melakukan wawancara
memakai lembaran kuesioner yang nanti akan diberikan ke sampel dan di lembar tersebut tertera
pertanyaan-pertanyaan yang berkolerasi terhadap pengetahuan, sikap dan juga PHBS. Untuk
acuan dari kuesioner sendiri dibuat berlandaskan aspek PHBS di rumah tangga.

1. Membuat surat izin yang diperuntukkan kepada ketua rt dan rw kelurahan bandar jaya
Kabupaten lahat.

2. Memberikan surat izin untuk penelitian yang sebelumnya sudah disetujui oleh ketua rt
dan rw kelurahan bandar jaya Kabupaten lahat.

3. Meminta data terkait penelitian

4. Melaksanakan pendekatan terhadap ibu rumah tangga yang tinggal di kelurahan bandar
jaya Kabupaten lahat untuk penelitian.

5. Melaksanakan pengumpulan dan pengambilan data melalui wawancara dan juga alat
berupa kuesioner pertanyaan terkait penelitian kepada ibu rumah tangga kelurahan bandar jaya
Kabupaten lahat yang menjadi responden dalam penelitian.

3.4 Pengolahan Data


Untuk data yang telah diperoleh melalui penelitian kali ini lalu akan diolah dan juga akan
dipaparkan menggunakan komputer supaya analisis pada penelitian melahirkan informasi yang
akurat dan benar, untuk mengolah data maka peneliti harus melalui beberapa tahapan sebagai
berikut:

3.4.1 Editing

Adalah suatu kegiatan untuk melaksanakan pemeriksaan dari isi atau bagian bagian dari
kuesioner dan jawaban yang terdapat pada kuesioner tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan
adalah nama, identitas responden, data lengkap atau tidak dan juga isi dari data tersebut
(Suharsimi Arikunto, 2010)

3.4.2 Tabulasi

Memberikan skor untuk item yang harus diberi skor dan kode untuk item yang tidak perlu
diberi skor, memberikan sebuah kode antara korelasi suatu pengolahan data apabila dianalisis
menggunakan computer.

3.4.3 Processing

Jika kuesioner sudah diisi dengan baik dan benar oleh responden serta telah melalui
proses koding, kegiatan selanjutnya yaitu data yang akan dianalisis di proses terlebih dahulu
dengan cara memasukkan data tersebut ke kuesioner program computer. Salah satu aplikasi yang
sering digunakan dan sudah umum adalah aplikasi SPSS untuk mengolah data.

3.5 Validitas Data


Percobaan validitas data melibatkan pengukuran perbandingan koefisien hubungan antar
aspek dengan mencadangkan hasil kriteria parameter yang akan dilakukan uji atau hasil angka
total variabel.

3.6 Analisis dan Penyajian Data


Dalam penelitian ini akan menggunakan dua analisis yaitu univariat dan bivariat untuk
mencari dan mendapatkan distribusi penyebaran dan persentasi dari seluruh variabel yang
diteliti.

3.6.1 Analisis Univariat


Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk memaparkan ciri dari setiap variable
penelitian yaitu variable pandangan atau persepsi kerentanan yang sedang dirasakan, variabel
keseriusan, variabel isyarat, variabel hambatan, variabel kepercayaan diri dan perilaku hidup
bersih dan sehat. Nantinya hasil analisis univariat adalah persentase dan frekuensi dari tiap
variabel.

3.6.2 Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan dengan dua variabel penelitian yaitu variabel dependen dan
variabel independent yang di persepsikan memiliki hubungan antar keduanya. Persepsi
responden yang berkolerasi terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dapat diketahui dengan
melakukan analisis bivariat. Uji statistic yang akan digunakan yaitu uji Chi-square dimana
analisis ini diterapkan untuk mencari perbandingan frekuensi harapan atau ekspetasi dengan
frekuensi saat pengamatan pada ibu rumah tangga di kelurahan bandar jaya Kabupaten lahat.

3.6.3 Penyajian Data

Data penelitian ini disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dengan menyertakan
interpretasi guna mempermudah memahami penyajian data penelitian.

Anda mungkin juga menyukai