Anda di halaman 1dari 17

“PERAN ANTARA PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN

PERILAKU HIDUP SEHAT ANAK DI DESA NAGARI


KAPUH”

Nama : BERLIANA SIMANJUNTAK

NIM : 1901113737

Jurusan : Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

UNIVERSITAS RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat yang telah
diberikan sehingga saya mampu menyelesaikan makalah ini yaitu mata kuliah Metode
Kualitatif tujuan dari tugas ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah ini. Penyusunan
tugas ini sudah penulis lakukan semaksimal mungkin, untuk itu penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Dosen kami bapak Yoskar

Tidak terlepas dari itu semua saya menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih terdapat
kekurangan, penulis juga mengalami hambatan dalam penyusunan tugas ini karena
keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang bersifat membangun
akan penulis terima dengan lapang dada atas kekurangan tugas ini.

Pekanbaru, 27 mei 2022


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………

Daftar Isi ……………………………

Bab I Pendahuluan ………………………………

1.1 Latar Belakang……………………


1.2 Rumusan Penelitian………
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian………………

Bab II ……………………..

2.1 Uraikan teori yang digunakan……………………………….

2.2 Uraikan konsep-konsep yang digunakan…………….

2.3 Kajian terdahulu……………………………..

2.4 Kerangka Berfikir………………..


BAB I

1.1.Latar Belakang
Tingkat pendidikan orangtua sangat berpengaruh dalam pertumbuhan anak baik dari segi
kesehatan ataupun kecerdasan. Anak yang terlahir dari orangtua dengan pendidikan
tinggi tidaklah sama dengan anak yang terlahir dari orangtua pendidikan rendah. Bisa
kita liat dari berbagai aspek seperti mental, tanggung jawab, kecermatan, pola asuh dll.
Pendidikan merupakan bagian yang penting dari setiap usaha pembangunan suatu bangsa
dan negara, karena dengan pendidikan diharapkan akan terjadi perubahan. Adanya
perubahan maka kebutuhan, perhatian maupun kegiatan akan semakin kompleks pada
setiap pribadi manusia. Whiterington (Buchori,1984: 17) mengemukakan bahwa
pendidikan merupakan suatu proses yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan seseorang. Adapun yang dimaksud dengan kepribadian
adalah seluruh tingkah laku seseorang, mulai dari cara berpikir, bersikap, dan bertindak
termasuk pandangan hidup yang mendasarinya. Pendidikan yang terjadi di dalam
keluarga merupakan utama dan pertama yang diberikan oleh orang tua kepada anak-
anaknya. Pendidikan tersebut berupa keteladanan dan bimbingan. Keteladanan orang tua
berupa nilai-nilai sikap dan perilaku yang akan menjadi pola anutan bagi anak-anaknya,
sedangkan bimbingan orang tua berupa nasehat-nasehat tentang nilai-nilai, sikap,
perilaku yang layak dilakukan baik didalam kehidupan ke1uarga maupun masyarakat
Pendidikan itu sendiri dapat kita terapkan kepada anak sejak dini, bahkan semenjak
manusia itu dilahirkan hingga berlangsung sepanjang kehidupan. Logikanya, makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin tinggi pula peran yang dapat
dimainkannya dalam kehidupan di masyarakat," manusia yang memiliki tingkat
pendidikan lebih tinggi, yang diukur juga dengan lamanya waktu sekolah, akan memiliki
pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding yang pendidikannya lebih rendah
dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan berkaitan erat dengan kemauan individu
dalam mengikutinya atau dapat dikatakan tergantung pada kesadaran akan pentingnya
pendidikan dan memperoleh pengetahuan. Penambahan waktu untuk mengikuti
pendidikan akan menambah kesadaran di satu pihak dan menambah perkembangan
pengetahuan di pihak lain tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang dalam hal ini orang
tua mempunyai hubungan dengan kemampuan untuk melakukan peran sebagai pendidik.
Terutama dalam mendidik anaknya, tingkat pendidikan ibu juga mempengaruhi
perkembangan anak, terlebih ibu mewarisi gen kepintaran kepada anak, itu sebabnya
anak yang cerdas terlahir dari ibu yang cerdas dan juga memang anak lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan ibu daripada ayah. Pendidikan yang bagus mengundang
upah yang besar dan menghasilkan makanan bergizi,kesehatan yang lebih baikdan
lingkungan yang lebih terjaga. Sejak dalam kandungan anak telah mendapat pendidikan
dari orang tua melalui, sikap, kebiasaan, dan contoh perilaku. Apabila orang tua tidak
memiliki pengetahuan atau tingkat pendidikan yang cukup baik dan luas tentang
kesehatan, makanan/gizi, cara mendidik anak, cara bergaul dengan masyarakat sekitar,
maupun pengetahuan
atau keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dalam memberikan
pendidikan kepada anak tentu juga sesuai dengan apa yang dimiliki Tingkat pendidikan
orang tua yang menentuklan sikap, kebiasaan, dan perilakunya tersebut akan berakibat
langsung ataupun tidak langsung terhadap anaknya, milsalnya dalam memberi makan,
merawat anak, dan lain-lain. Selain itu, apa yang dilakukan oleh orangtua akan dicontoh
oleh anak-anaknya.

PENGARUH PERILAKU HIDUP SEHAT TERHADAP KECERDASAN ANAK

Perilaku hidup sehat tidak terlepas dari makna sehat itu sendiri, berbagai pendapat
tentang sehat itu sendiri pun berbeda-beda menurut setiap orang. Namun, jika kita
melihat dari sudut pandang pemerintah sendiri yang diatur dalam UU Menurut Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 yang
dimaksud dengan "Kesehatan" adalah: "Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis." Sedangkan menurut WHO sendiri makna sehat adalah “Health is state of
complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of desease
and infirmity. Artinya, sehat adalah keadaan sempuma jasmani, rohani dan sosial, tidak
hanya bebas dari sakit/penyakit atau kelemahan” untuk mengetahui makna sehat itu
sendiri tidak perlu repot-repot cukup melalui yang ita rasakan setiap hari. Dibalik
kesehatan ada pola hidup sehat yang harus kita jaga
Tetapi ada hal yang kita sering lupa bahwa pola hidup sehat juga berasal dari edukasi
orangtua. Kita tidak bisa menyangkal bahwa ilmu pertama yang kita dapat berasal dari
orangtua, termasuk dalam menjaga hidup sehat. Tentang apa yang boleh kita konsumsi
dan tidak,sesuai dengan batasan masing-masing
Kesehatan bisa kita dapat dari gizi yang seimbang, olahraga dan lain-lain. Gizi yang
seimbang berasal dari apa yang kita konsumsi (makanan/minuman) namun untuk
mendapatkan ini kita perlu modal seperti duit untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Upah biasanya sesuai dengan tingkat pendidikan kita, ini mengapa sangat releven antara
kecerdasan dan pola hidup sehat. Karna kecerdasan berasal dari apa yang kita konsumsi
sedangkan pola hidup sehat berasal dari apa yang kit lakukan.
Untuk menjaga kesehatan kita bisa lihat melalui beberapa faktor yakni :

 Mengatur waktu tidur


 Olahraga Cukup
 Kelola stress
 Kurangi Asupan gula
1.2 RUMUSAN PENELITIAN :

1. Bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan anak dan


perkembangan anak melalui perilaku hidup sehat?
2. Apa dampak yang terjadi jika tingkat pendidikan orangtua rendah dalam mengasuh
anak?
3. Apa saja manfaat menerapkan perilaku hidup sehat?

1.4.1 TUJUAN PENELITIAN :

 Untuk mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan anak melalui
perilaku hidup sehat
 Untpuk mengetahui dampak tingkat pendidikan orangtua bagi kecerdasan anak dan
perilaku hidup sehat

1.4 .2 MANFAAT PENELITIAN :

Selain memiliki tujuan yang telah disebutkan diatas maka penelitian ini diharapkan juga
memiliki manfaat sebagai berikut :

A. Manfaat praktis

Hasil makalah ini dapat memberikan suatu sumbangan dan informasi terhadap kita mengenai
hubungan antara tingkat pendidikan dengan kecerdasan dan perilaku hidup sehat anak.

B. Manfaat Teoritis

Penulis mengharapkan hasil dari makalah ini dapat berguna sebagai pengetahuan ilmih dan
memberikan perluasan pemikiran tentang hal yang saya kaji ini
BAB II

2.1 TEORI YANG DIGUNAKAN

Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI. No.
1193MENKESSKX2004 adalah salah satu kebijakan nasional yaitu promosi kesehatan untuk
mendukung pencapaian visi Indonesia sehat. Depkes 2007: 27 mengemukakan bahwa
pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan
produktif. Kesehatan perlu dijaga dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap orang.

Menurut Soekidjo Notoadmojo 2007: 136 perilaku hidup bersih dan sehat suatu respon
seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
pelayanan kesehatan, makan dan minuman serta lingkungan.

Menurut Atika Proverawati dan Eni Rahmawati 2012: 3 perilaku hidup bersih dan sehat
adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan.

PHBS menurut Promkes RI 2006 adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan –kegiatan kesehatan di masyarakat. Dari
pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan masyarakat atas 13 dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit dan meningkatkan
kesejahteraan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Syamsur Manda 2006: 53 program-program PHBS sasaranya dapat dikelompokkan menjadi


5 tatanan yaitu: Rumah tangga, tatanan intuisi pendidikan sekolah madrasah, pondok
pesantren, intuisi tempat kesehatan puskesmas, rumah sakit, klinik, sasaran tempat kerja
kantor, pabrik, tempat usaha dan tatatnan tempat umum. Sasaran adalah hal penting yang
dituju dalam intuisi pendidikan yang diubah perilakunya atau murid dan giri yang bermasah.
Untuk penelitian ini yang deteliti adalah PHBS di sekolah. Dari pengertian PHBS menurut
para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan pengertian PHBS di sekolah yaitu sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan semua warga sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit dan meningkatkan
kesejahteraan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat.
2.2 KONSEP PERILAKU KESEHATAN

2.2.1 DEFENISI PERILAKU

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan jika dilihat dari segi biologis. Oleh sebab itu semua makhluk hidup berperilaku
karena mereka mempunyai aktivitas sendiri-sendiri. Perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 114 dalam Muliawan, 2008). Definisi
lain menyebutkan perilaku merupakan respon atau perbuatan suatu organisme yang dapat
diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus/rangsangan dari luar.

2.2.1 DEFINISI PERILAKU KESEHATAN

Perilaku kesehatan merupakan keadaan diri seseorang dalam melakukan sesuatu seperti
bertindak, bersikap, berpikir, dan memberikan umpan balik atau respon pada suatu hal dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Respon tersebut dapat berupa respon aktif dan
pasif. Respon aktif yaitu tindakan yang langsung dilakukan dan respon pasif yaitu tindakan
dalam bentuk berpikir atau berpendapat.

Conner dan Norman menyatakan bahwa penting sekali untuk mendefenisikan pengertian
perilaku kesehatan sehingga akan lebih memudahkan dalam pengukuran-pengukuran nya.
Perilaku kesehatan yang cenderung meningkatkan status kesehatan contohnya adalah
olahraga teratur, makan yang sehat dan gizi seimbang serta tidur yang cukup.

2.2.2 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Menurut Notoatmodjo Kadiyono (2019: 1), PHBS Serangkaian perilaku berbasis


kesadaran Belajar dapat membantu masyarakat Dengankesehatan Berpartisipasi aktif
dalam pelaksanaannya Kesehatan. Tetap sehat Kebersihan berhubungan
dengan perilaku Dipedulikan, dilindungi, dan ditingkatkan Kesehatanuntuk
menjaga segala perilaku Diri, keluarga, masyarakat. PHBS manusia sangat
erat hubungannyaDengan peningkatan kesehatan pribadi Keluarga, masyarakat,
lingkungan. (Kadiyono, 2019)

2.2.3 PHBS PADA RUMAH TANGGA

PHBS di Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk menyadarkan keluarga dan masing
masing anggota keuarga agar memilki kemaunan dan kemampuan dalam mempraktikkan
PHBS.Sehingga keluarga dan seluruh anggota keluarga dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Rumah tangga atau
keluarga yang sehat dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan PHBS dan menciptakan
dukungan lingkungan yang sehat.
Rumah tangga atau keluarga yang sehat merupakan aset utama pembangunan yang perlu
dipelihara terus menerus, ditingkakan dan dilindungi kesehatannya. Sehingga perlu dilakukan
upaya upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga atau anggota keluarga untuk melaksanakan PHBS, dan ikut berperan aktif dalam
gerakan PHBS di masyarakat.

2.2.4 MANFAAT PHBS DALAM RUMAH TANGGA

• Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.


• Anak tumbuh sehat dan cerdas.
• Anggota keluarga giat bekerja.
• Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan
dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

2.2.5 INDIKATOR PHBS DALAM RUMAH TANGGA

Indikator PHBS Dalam Rumah Tangga


Menurut Kementerian Kesehatan RI (2008), indeks PHBS merupakan alat ukur untuk menilai
situasi. Atau masalah kesehatan. Indikator yang digunakan untuk PHBS dalam pengaturan
keuangan adalah: Ada 10 indikator terkait standar
A. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya.
Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit (Maryunani Anik,2013).
B. Cuci Tangan Menggunakan Sabun
MenurutDepkes RI (2009) cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air yang mengalir dan sabun untuk
menjadi bersih dan memuuskan mata rantai kuman.Mencuci tangan dengan air mengalir dan
sabun adalah upaya pencegahan penyakit.

C. Menggunakan Jamban yang Sehat


(Maryunani,Anik 2013).Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya
D. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bisa membusuk seperti
sisa makanan, sayuran, daun-daun kering.Sampah sejenis ini disebut sampah organik
sedangkan jenis sampah yang anorganik tidak membusuk seperti plastik wadah pembungkus
makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng kayu.
Apabila sampah yang tidak di kelola dengan benar sangat disukai binatang-binatang dan juga
dapat menjadi tempat sarang serangga seperti lalat,kecoa,tikus, dan anjing. Akibat buang
sampah sembarangan dapat menimbulkan air tergenang dan becek,sehingga menjadi sumber
penyakit, banjir, dan pencemaran lingkungan. (Kemenkes RI dan Unicef,2015)
E. Memberi Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif Sejak Bayi
Menurut (Anik Maryunani,2013) ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama cairan bening berwarna kekuningan
(kolustrum) sangat baik umtuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Menurut (Atikah Proverawati & Eni Rahmawati, 2012) ASI Ekslusif adalah bayi usia 0-6
bulan hanya di beri ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain.
Menurut Depkes RI (2001) Pemberian ASI Ekslusif adalah memberi bayi berusia 6 bulan dan
memberikan kolustrum. Komposisi dan volume dapat berubah saat dilahirkan dan 6 bulan
kemudian.
F. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Indikator Persalinan oleh tenaga medis didukung oleh obstetri Tenaga kesehatan (dokter,
bidan, dan tenaga kesehatan lainnya). Pekerjaan didukung oleh pekerjaanKesehatan
dengan peralatan yang aman, bersih dan steril untuk mencegah wabah Penyakit menular dan
bahaya kesehatan lainnya

G. Memberantas jentik di rumah


Rumah bebas larva adalah rumah tangga yang telah dilaksanakan setelah pengelolaan
larva. Tidak ada jentik nyamuk secara teratur. Penatalaksanaan jentik secara berkala
adalah pengecekan tempat perkembangbiakan (reservoir) nyamuk di dalam rumah. Bak
mandi, toilet, vas, keset tempat lemari es, dll. Ada hubungannya dengan itu Rumah bebas
larva dapat dilakukan dengan 3M Plus (drainase, penutupan, penguburan,
penghindaran) gigitan nyamuk).
h. Makan buah dan sayur setiap hari
Makan sayur dan buah sangat penting karena mengandung vitamin dan mineral. Mineral kaya
serat makanan yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Makan sayur dan buah
yang tidak mempengaruhi nilai gizi adalah memakannya Mentah atau dikukus.Rebus
dalam air untuk melarutkan beberapa vitamin dan mineral Mineral yang
terkandung dalam buah dan sayur.Demam tinggi memecah beberapa
vitamin Sepertivitamin C
i. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan bagian tubuh yang menyebabkan pengusiran. Energi yang
sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental Kualitas hidup untuk tetap sehat
dan tetap sehat sepanjang hari.Aktivitas fisik yang dapat
dilakukan Hiking, berkebun, laundry, cuci mobil, Turun tangga. Selain itu, push-up, lari
sederhana, permainan bola, aktivitas olahraga seperti berenang, Senam dan kebugaran
juga dapat dilakukan sebagai aktivitas fisik.
j. Tidak merokok di dalam rumah
Keluarga di atas 10 tahun yang tidak merokok selama sebulan Terakhir. Perokok
terdiri dari perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif dan bahaya perokok Pasifnya
bisa menyebabkan penyakit mata seperti rambut rontok dan katarak.

PHBS Dalam Rumah Tangga harus dapat diketahui, dimengerti dan dipraktekkan oleh
keluarga, anggota keluarga, serta lingkungan dimana setiap keluarga tinggal. Dalam kondisi
ini peran anggota keluarga, masyarakat, tokoh masyarakat, pemerintah daerah sangat
berpengaruh termasuk dalam tersedianya fasilitas serta adanya kebijakan yang mendukung.
2.3 KAJIAN TERDAHULU

PENULIS JUDUL PEMBAHASAN

Dra. Nunun Perilaku Hidup Berdasarkan hasil


Nurhajati, M.Si Bersih Dan Sehat penelitian yang telah
(2015) (PHBS) Masyarakat dilakukan diperoleh
Desa Samir Dalam kesimpulan yaitu
Meningkatkan memberdayakan
Kesehatan anggota rumah
Masyarakat. tangga agar tahu,
mau, dan mampu
melaksanakan PHBS
serta berperan aktif
dalam gerakan
kesehatan di
masyarakat. rumah
tangga ber-PHBS
didapatkan
darirumah tangga
yang seluruh
anggotanya
berperilaku hidup
bersih dan sehat. 1)
pertolongan
persalinan oleh
tenaga kerja, 2) bayi
diberi ASI eksklusif,
3) menimbang balita
setiap bulan, 4)
ketersediaan air
bersih, 5)
ketersediaan jamban
bersih, 6)
memberantas jentik
nyamuk, 7) mencuci
tangan dengan air
bersih dan sabun, 8)
tidak merokok dalam
rumah, 9) melakukan
olahraga ringan
setiap hari
Martina Nurhayati Peran tenaga medis Berdasarkan
(2016) Dalam Pelayanan Penelitian yang telah
Masyarakat Di dilakukan diperoleh
Puskesmas Pembantu kesimpulan yaitu
Linggang Amer faktor penghambat
Kecamatan Linggang peran tenaga medis
Bigung Kabupaten dalam pelayanan
Linggang Bigung kesehatan
Kabupaten Kutai masyarakat di
Barat. Puskesmas Pembantu
Linggang Bigung
Kabupaten Kutai
Barat yaitu tidak
terdapatnya tenaga
medis berupa dokter
dan kurangnya
sarana dan prasarana.

Bayu Azwary 2013 Peran Paramedis Peran paramedis


Dalam dalam meningkatkan
Meningkatkan kesehatan
Pelayanan Kesehatan masyarakat di
Masyarakat Di Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu Kampung Kasai,
Kampung Kasai dalam hal pelayanan
Kecamatan Pulau yang diberikan
Derawan Kabupaten Mantri dan Bidan
Berau sudah sesuai dalam
menjalankan
perannya. Mantri
mempunyai tugas
dalam memberikan
pelayanan untuk
tindakan bersifat
kuratif dan
rehabilitatif.
Sedangkan Bidan
memberikan
pelayanan kepada
masyarakat melalui
kegiatan pelayanan
KIA dan KB yang
pada umumnya
sasarannya ibu dan
anak.

Lucia Sri Rejeki, Peran Puskesmas Puskesmas telah


Mubasysyir Dalam berupaya dalam
Hasanbasri, Guardian Pengembangan Desa mendampingi
Yoki Sanjaya 2012 Siaga Di Kabupaten pengembangan Desa
Bantul Siaga, namun
fasilitasi yang
dilakukan puskesmas
belum mewujudkan
community
development,
melaikan lebih
kearah
mobilisasisosial.

Herlina Muin, Peran Puskesmas Berdasarkan hasil


Lisnawati, Dalam Program penelitian, dari 124
Perilaku Hidup masyarakat yang
Muhammad Arsyad Bersih Dan Sehat menilai petugas
2018 Tatanan Rumah kesehatan di
Tangga Di Kelurahan Puskesmas
Padaidi Kecamatan melaksanaakan peran
Mattiro Bulu untuk program PHBS
Kabupaten Pinrang tatanan rumah tangga
sebanyak (60,4%)
yang berperan dan
sebanyak (39,6) yang
tidak berperan.
Responden yang
mengatakan
pelaksanaan program
PHBS terlaksana
sebanyak (66,1) dan
yang mengatakan
tidak dilaksanakan
sebanyak (33,9).
PERILAKU HIDUP BERSIH
2.4 Kerangka Berfikir DAN SEHAT
Perilaku Hidup bersih dan sehat merupakan suatu kewajiban yang harus ada disetiap rumah
tangga dan lingkungan sekitar banyak hal yang menjadi indicator dalam menciptakan PHBS
sendiri tetapi penyandang disabilitas khususnya tunadaksa membutuhkan bukan hanya
sekedar peran orangtua saja tetapi peran seluruh anggota keluarga juga untuk membantu
mereka dalam menciptakan PHBS RUMAH
itu sendiri Kerangka konseptual yang dibuat berupa skema
TANGGA/KELUARGA
atau bagan yang bertujuan untuk lebih menjelaskan mengenai hubungan antar variabel
independen dan variabel dependen. Berikut uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
digambarkan kerangka konseptialnya sebagai berikut :

ANAK
DAFTAR PUSTAKA

1.Achmadi (2013) Kesehatan Masyarakat dan Teori Aplikasi.

2.Azwar (2008) Metode Penelitian.

3.Dinkes Surabaya (2017) ‘Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016’, in Profil
Dinas Kesehatan Kota Surabaya, pp. 66–67.

5.Green (1980) Health Education a Diagnosis Approach. Irma, M. (2015) ‘Pengetahuan,


Sikap, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Mahasiswa FKIK UIN SYARIF
HIDAYATULLAH Jakarta’, Jurnal Kesehatan, pp. 56–57.

6. Kanro, R. (2017) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Anak Usia Sekolah Dasar Negeri 08 Moramo Utara Desa Wawatu Kecamatan
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, 2(6), pp. 1–11.

7.Kemenkes RI (2008) ‘Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2008’. Jakarta.

8. Kemenkes RI (2011) Panduan Pembina

9. Kemenkes RI (2015) Profil Kesehatan Indonesia.

10. Kustantya, N. (2013) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Pada Lansia’, Jurnal Keperawatan, 4(1), pp. 31–33.

11. Kusumawati, Y., Astuti, D. and Ambarwati (2008) ‘Hubungan antara Pendidikan dan
Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Kesehatan Lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)’, Jurnal Kesehatan, 1(1) 47-56

12.https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=phbs+pada+keluarga&oq=#
d=gs_qabs&t=1653909546066&u=%23p%3DJCXsEM8o-w8J

13.https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hubungan+tingkat+pendidi
kan+pada+pola+hidup+sehat+anak&btnG=#d=gs_qabs&t=1653909688734&u=%23p%3D39
NVBLbvSe4J

14. http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-
BAB2PHBS.pdf

15..https://eprints.umm.ac.id/75442/38/bab2.pdf
16. https://123dok.com/a-article/penelitian-terdahulu-program-perilaku-hidup-bersih-sehat-
menuju.nzwpj9gq

17. https://www.e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/10106/1022

Anda mungkin juga menyukai