NIM : 1901113737
Jurusan : Sosiologi
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat yang telah
diberikan sehingga saya mampu menyelesaikan makalah ini yaitu mata kuliah Metode
Kualitatif tujuan dari tugas ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah ini. Penyusunan
tugas ini sudah penulis lakukan semaksimal mungkin, untuk itu penulis tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Dosen kami bapak Yoskar
Tidak terlepas dari itu semua saya menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih terdapat
kekurangan, penulis juga mengalami hambatan dalam penyusunan tugas ini karena
keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang bersifat membangun
akan penulis terima dengan lapang dada atas kekurangan tugas ini.
Kata Pengantar………………………………………………
Bab II ……………………..
1.1.Latar Belakang
Tingkat pendidikan orangtua sangat berpengaruh dalam pertumbuhan anak baik dari segi
kesehatan ataupun kecerdasan. Anak yang terlahir dari orangtua dengan pendidikan
tinggi tidaklah sama dengan anak yang terlahir dari orangtua pendidikan rendah. Bisa
kita liat dari berbagai aspek seperti mental, tanggung jawab, kecermatan, pola asuh dll.
Pendidikan merupakan bagian yang penting dari setiap usaha pembangunan suatu bangsa
dan negara, karena dengan pendidikan diharapkan akan terjadi perubahan. Adanya
perubahan maka kebutuhan, perhatian maupun kegiatan akan semakin kompleks pada
setiap pribadi manusia. Whiterington (Buchori,1984: 17) mengemukakan bahwa
pendidikan merupakan suatu proses yang sengaja dilakukan untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan seseorang. Adapun yang dimaksud dengan kepribadian
adalah seluruh tingkah laku seseorang, mulai dari cara berpikir, bersikap, dan bertindak
termasuk pandangan hidup yang mendasarinya. Pendidikan yang terjadi di dalam
keluarga merupakan utama dan pertama yang diberikan oleh orang tua kepada anak-
anaknya. Pendidikan tersebut berupa keteladanan dan bimbingan. Keteladanan orang tua
berupa nilai-nilai sikap dan perilaku yang akan menjadi pola anutan bagi anak-anaknya,
sedangkan bimbingan orang tua berupa nasehat-nasehat tentang nilai-nilai, sikap,
perilaku yang layak dilakukan baik didalam kehidupan ke1uarga maupun masyarakat
Pendidikan itu sendiri dapat kita terapkan kepada anak sejak dini, bahkan semenjak
manusia itu dilahirkan hingga berlangsung sepanjang kehidupan. Logikanya, makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin tinggi pula peran yang dapat
dimainkannya dalam kehidupan di masyarakat," manusia yang memiliki tingkat
pendidikan lebih tinggi, yang diukur juga dengan lamanya waktu sekolah, akan memiliki
pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding yang pendidikannya lebih rendah
dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan berkaitan erat dengan kemauan individu
dalam mengikutinya atau dapat dikatakan tergantung pada kesadaran akan pentingnya
pendidikan dan memperoleh pengetahuan. Penambahan waktu untuk mengikuti
pendidikan akan menambah kesadaran di satu pihak dan menambah perkembangan
pengetahuan di pihak lain tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang dalam hal ini orang
tua mempunyai hubungan dengan kemampuan untuk melakukan peran sebagai pendidik.
Terutama dalam mendidik anaknya, tingkat pendidikan ibu juga mempengaruhi
perkembangan anak, terlebih ibu mewarisi gen kepintaran kepada anak, itu sebabnya
anak yang cerdas terlahir dari ibu yang cerdas dan juga memang anak lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan ibu daripada ayah. Pendidikan yang bagus mengundang
upah yang besar dan menghasilkan makanan bergizi,kesehatan yang lebih baikdan
lingkungan yang lebih terjaga. Sejak dalam kandungan anak telah mendapat pendidikan
dari orang tua melalui, sikap, kebiasaan, dan contoh perilaku. Apabila orang tua tidak
memiliki pengetahuan atau tingkat pendidikan yang cukup baik dan luas tentang
kesehatan, makanan/gizi, cara mendidik anak, cara bergaul dengan masyarakat sekitar,
maupun pengetahuan
atau keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dalam memberikan
pendidikan kepada anak tentu juga sesuai dengan apa yang dimiliki Tingkat pendidikan
orang tua yang menentuklan sikap, kebiasaan, dan perilakunya tersebut akan berakibat
langsung ataupun tidak langsung terhadap anaknya, milsalnya dalam memberi makan,
merawat anak, dan lain-lain. Selain itu, apa yang dilakukan oleh orangtua akan dicontoh
oleh anak-anaknya.
Perilaku hidup sehat tidak terlepas dari makna sehat itu sendiri, berbagai pendapat
tentang sehat itu sendiri pun berbeda-beda menurut setiap orang. Namun, jika kita
melihat dari sudut pandang pemerintah sendiri yang diatur dalam UU Menurut Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1992 yang
dimaksud dengan "Kesehatan" adalah: "Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis." Sedangkan menurut WHO sendiri makna sehat adalah “Health is state of
complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of desease
and infirmity. Artinya, sehat adalah keadaan sempuma jasmani, rohani dan sosial, tidak
hanya bebas dari sakit/penyakit atau kelemahan” untuk mengetahui makna sehat itu
sendiri tidak perlu repot-repot cukup melalui yang ita rasakan setiap hari. Dibalik
kesehatan ada pola hidup sehat yang harus kita jaga
Tetapi ada hal yang kita sering lupa bahwa pola hidup sehat juga berasal dari edukasi
orangtua. Kita tidak bisa menyangkal bahwa ilmu pertama yang kita dapat berasal dari
orangtua, termasuk dalam menjaga hidup sehat. Tentang apa yang boleh kita konsumsi
dan tidak,sesuai dengan batasan masing-masing
Kesehatan bisa kita dapat dari gizi yang seimbang, olahraga dan lain-lain. Gizi yang
seimbang berasal dari apa yang kita konsumsi (makanan/minuman) namun untuk
mendapatkan ini kita perlu modal seperti duit untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Upah biasanya sesuai dengan tingkat pendidikan kita, ini mengapa sangat releven antara
kecerdasan dan pola hidup sehat. Karna kecerdasan berasal dari apa yang kita konsumsi
sedangkan pola hidup sehat berasal dari apa yang kit lakukan.
Untuk menjaga kesehatan kita bisa lihat melalui beberapa faktor yakni :
Untuk mengetahui strategi yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan anak melalui
perilaku hidup sehat
Untpuk mengetahui dampak tingkat pendidikan orangtua bagi kecerdasan anak dan
perilaku hidup sehat
Selain memiliki tujuan yang telah disebutkan diatas maka penelitian ini diharapkan juga
memiliki manfaat sebagai berikut :
A. Manfaat praktis
Hasil makalah ini dapat memberikan suatu sumbangan dan informasi terhadap kita mengenai
hubungan antara tingkat pendidikan dengan kecerdasan dan perilaku hidup sehat anak.
B. Manfaat Teoritis
Penulis mengharapkan hasil dari makalah ini dapat berguna sebagai pengetahuan ilmih dan
memberikan perluasan pemikiran tentang hal yang saya kaji ini
BAB II
Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI. No.
1193MENKESSKX2004 adalah salah satu kebijakan nasional yaitu promosi kesehatan untuk
mendukung pencapaian visi Indonesia sehat. Depkes 2007: 27 mengemukakan bahwa
pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan
produktif. Kesehatan perlu dijaga dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap orang.
Menurut Soekidjo Notoadmojo 2007: 136 perilaku hidup bersih dan sehat suatu respon
seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
pelayanan kesehatan, makan dan minuman serta lingkungan.
Menurut Atika Proverawati dan Eni Rahmawati 2012: 3 perilaku hidup bersih dan sehat
adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan.
PHBS menurut Promkes RI 2006 adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan –kegiatan kesehatan di masyarakat. Dari
pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa Perilaku hidup bersih dan sehat PHBS
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan masyarakat atas 13 dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit dan meningkatkan
kesejahteraan serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan jika dilihat dari segi biologis. Oleh sebab itu semua makhluk hidup berperilaku
karena mereka mempunyai aktivitas sendiri-sendiri. Perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Soekidjo Notoadmodjo, 2003 : 114 dalam Muliawan, 2008). Definisi
lain menyebutkan perilaku merupakan respon atau perbuatan suatu organisme yang dapat
diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus/rangsangan dari luar.
Perilaku kesehatan merupakan keadaan diri seseorang dalam melakukan sesuatu seperti
bertindak, bersikap, berpikir, dan memberikan umpan balik atau respon pada suatu hal dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Respon tersebut dapat berupa respon aktif dan
pasif. Respon aktif yaitu tindakan yang langsung dilakukan dan respon pasif yaitu tindakan
dalam bentuk berpikir atau berpendapat.
Conner dan Norman menyatakan bahwa penting sekali untuk mendefenisikan pengertian
perilaku kesehatan sehingga akan lebih memudahkan dalam pengukuran-pengukuran nya.
Perilaku kesehatan yang cenderung meningkatkan status kesehatan contohnya adalah
olahraga teratur, makan yang sehat dan gizi seimbang serta tidur yang cukup.
PHBS di Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk menyadarkan keluarga dan masing
masing anggota keuarga agar memilki kemaunan dan kemampuan dalam mempraktikkan
PHBS.Sehingga keluarga dan seluruh anggota keluarga dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Rumah tangga atau
keluarga yang sehat dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan PHBS dan menciptakan
dukungan lingkungan yang sehat.
Rumah tangga atau keluarga yang sehat merupakan aset utama pembangunan yang perlu
dipelihara terus menerus, ditingkakan dan dilindungi kesehatannya. Sehingga perlu dilakukan
upaya upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga atau anggota keluarga untuk melaksanakan PHBS, dan ikut berperan aktif dalam
gerakan PHBS di masyarakat.
PHBS Dalam Rumah Tangga harus dapat diketahui, dimengerti dan dipraktekkan oleh
keluarga, anggota keluarga, serta lingkungan dimana setiap keluarga tinggal. Dalam kondisi
ini peran anggota keluarga, masyarakat, tokoh masyarakat, pemerintah daerah sangat
berpengaruh termasuk dalam tersedianya fasilitas serta adanya kebijakan yang mendukung.
2.3 KAJIAN TERDAHULU
ANAK
DAFTAR PUSTAKA
3.Dinkes Surabaya (2017) ‘Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2016’, in Profil
Dinas Kesehatan Kota Surabaya, pp. 66–67.
6. Kanro, R. (2017) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Anak Usia Sekolah Dasar Negeri 08 Moramo Utara Desa Wawatu Kecamatan
Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, 2(6), pp. 1–11.
7.Kemenkes RI (2008) ‘Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 Tahun 2008’. Jakarta.
10. Kustantya, N. (2013) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Pada Lansia’, Jurnal Keperawatan, 4(1), pp. 31–33.
11. Kusumawati, Y., Astuti, D. and Ambarwati (2008) ‘Hubungan antara Pendidikan dan
Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Kesehatan Lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)’, Jurnal Kesehatan, 1(1) 47-56
12.https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=phbs+pada+keluarga&oq=#
d=gs_qabs&t=1653909546066&u=%23p%3DJCXsEM8o-w8J
13.https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=hubungan+tingkat+pendidi
kan+pada+pola+hidup+sehat+anak&btnG=#d=gs_qabs&t=1653909688734&u=%23p%3D39
NVBLbvSe4J
14. http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-3346-
BAB2PHBS.pdf
15..https://eprints.umm.ac.id/75442/38/bab2.pdf
16. https://123dok.com/a-article/penelitian-terdahulu-program-perilaku-hidup-bersih-sehat-
menuju.nzwpj9gq
17. https://www.e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/10106/1022