Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM INTERVENSI PBL II

JUDUL
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
DI SEKOLAH SMP NEGERI 4 BOTUMOITO

DISUSUN OLEH :

HABIB ISIMA
501200004

PROGRAM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga


Laporan PBL II ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing terhadap saran dan kritiknya, dan juga
untuk anggota kelompok yang sudah berkerjasama dalam pembuatan laporan ini,
kami berharap semoga laporan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL II) di desa
Hutamonu, Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.

Kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan PBL
II ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan PBL II ini.

Limboto 28,September 2022

HABIB ISIMA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan


perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri secara mandiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
(Kemenkes RI, 2011). Tujuan dari PHBS merupakan upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, mapun kemampuan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, kemudian untuk meningkatkan
peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. (Annisa Khoiriah1, 2020)

Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat


seperti kebiasaan di rumah, lingkungan masyarakat, sekolah, guru yang
kurang memberikan contoh teladan atau memperagakan dan anak itu
sendiri. Sekolah merupakan institusi pendidikan yang menjadi target
PHBS, sehingga penerapan perilaku tersebut menjadi lebih baik. Hal ini
disebabkan karena terdapatnya banyak data yang menampilkan bahwa
sebagian besar penyakit yang sering diderita anak usia sekolah (usia 6-10)
ternyata berkaitan dengan PHBS.(Lina, 2017). PHBS di sekolah adalah
upaya untuk memperdayakan peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS
dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. (Taryatman et al.,
2016)

Untuk terwujudnya PHBS ditatanan sekolah perlu untuk


diupayakan terutama untuk meningkatkan kesadaran diri yaitu peserta
didik, dengan di dukung adanya sarana dan prasarana. Peserta didik dapat
dikatakan sasaran yang paling tepat dalam konteks perubahan perilaku,
pengetahuan dan kebiasaan berprilaku hidup sehat. Peserta didik
merupakan usia yang rawan akan masalah kesehatan sehingga bisa
berpengaruh pada proses, perkembangan serta prestasi belajar peserta
didik. (Pengetahuan et al., 2021). Masalah kesehatan yang sering timbul
pada usia anak sekolah yaitu gangguan perilaku, gangguan perkembangan
fisiologis hingga gangguan dalam belajar dan juga masalah kesehatan
umum.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Notoatmodjo


(2005: 2), bahwa kesehatan adalah “keadaan sempurna baik fisik, mental,
maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Dalam UU
Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Hal ini berarti
bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup aspek
fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera
bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga ekonominya.
Banyak program pemerintah yang mengharapkan anak Indonesia yang
sehat seperti makan tambahan air susu ibu, makanan tambahan anak
sekolah, dokter kecil sekolah sehat, peningkatan gizi balita lingkungan
sehat, imunisasi, pemberian vitamin A termasuk PHBS. Untuk
mewujudkan Indonesia sehat hingga tahun 2025 pemerintah masih tetap
memprioritaskan program-programnya secara berkesinambungan. PHBS
yang diterapkan sejak usia dini akan berdampak hingga dewasa kelak
dalam kehidupan di masyarakat.

Menurut WHO pada data terakhir tahun 2011, setiap tahunya


sekitar 2,2 juta orang di negara-negara berkembang terutama anak-anak
meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh
kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk.
Terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air
yang aman, sistem pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat
menekan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit-
penyakit lainnya sebanyak 26%. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan
bahwa PHBS dalam dasar ilmu kesehatan sangat berperan penting dalam
menangulangi penyakit-penyakit yang dapat timbul dikemudian hari oleh
karnanya peran pemerintah, petugas-petugas kesehatan dan masyarakat
untuk lebih berperan dan proaktif dalam mengimplementasikan dan
melaksanakan strategi PHBS diberbagai tatanan rumah tangga, sekolah,
tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat -tempat umum, untuk kesehatan
masyarakat yang lebih sehat.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dicanamkan


pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun, tetapi keberhasilannya masih
jauh dari harapan. Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010
menyebutkan bahwa baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan
lingkunganya, yang meliputi lingkungan sekolah (67,52%), tempat kerja
(59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%), dan
sarana lain (62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan PHBS
dilingkungan masyarakat dan sarana-sarana lain masih belum berjalan
sebagaimana mestinya (Kementrian Kesehatan RI, 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh melalui identifikasi masalah yang


telah di lakukan oleh mahasiswa peserta Pengalaman Belajar Lapangan I
(PBL-I) FKM UG di Desa Hutamonu yang berada di Kecamatan
Botumoito Kabupaten Boalemo terdapat persentase data 73,3% atau
sebanyak 258 KK yang tidak memiliki Tempat Sampah, 85,8% atau
sebanyak 302 KK yang tidak memiliki Tempat Cuci Tangan dan 28,4%
atau sebanyak 284 KK yang memiliki kebiasaan Merokok yang tersebar di
3 Dusun sehingga masalah terkait Tempat Sampah, Tempat Cuci Tangan
dan Merokok perlu di atasi untuk menghindari masyarakat terkena dampak
penyakit yang bisa ditimbulkan dari kurangnya Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Setelah di peroleh data primer tersebut maka kami
mahasiswa membuat kegiatan intervensi fisik dengan mengadakan Tempat
Sampah Percontohan serta intervensi non fisik yakni Pemasangan Baliho
di depan Masjid Desa Hutamonu dan melakukan Penyuluhan kepada
Siswa/Siswi SMPN 4 Botumoito (sumber data primer PBL-1).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadaran dan
pengetahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu-individu dalam
menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa, guru


dan masyarakat lingkungan sekolah.
b. Meningkatkan peran aktif setiap siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah ber PHBS di sekolah.
c. Memandirikan setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah ber PHBS.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan perilaku


hidup bersih dan sehat serta dapat memberikan contoh yang baik
kepada siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah untuk
menjalani perilaku hidup yang bersih dan sehat.

2. Bagi Institusi

Mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,


meningkatkan proses belajar mengajar dan para siswa, guru hingga
masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat serta terciptanya anak
sekolah yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan
kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
memenuhi standar kesehatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah


sekumpulan perilaku yang di praktikan oleh peserta didik, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sehat.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan salah satu


upaya preventif (pencegahan terhadap suatu penyakit atau masalah
kesehatan) dan promotif (peningkatan derajat kesehatan) pada seseorang,
sehingga dapat dikatakan sebagai pilar Indonesia Sehat 2010 . Perilaku
tersebut diharapkan dapat diterapkan pada semua golongan masyarakat
termasuk anak usia sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku
hidup bersih dan sehat seperti kebiasaan di rumah, lingkungan masyarakat,
sekolah, guru yang kurang memberikan contoh teladan atau
memperagakan dan anak itu sendiri.

PHBS adalah perilaku-perilaku atau kegiatan yang berkaitan


dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (Resmana et
al., 2017). PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang pada
pelaksanaannya dipraktikkan berdasarkan kesadaran individu sebagai
upaya mencegah permasalahan dalam kesehatan. PHBS dipraktikkan atas
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, menjadikan seseorang atau keluarga
mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif
untuk mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

B. Tujuan utama PHBS


Tujuan utama dari PHBS yaitu meningkatkan kualitas kesehatan
dengan proses penyadartauan yang menjadi awal dari kontribusi individu
dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat.
Tujuan PHBS secara umum adalah sama, yakni meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat.
Dengan demikian, masyarakat bisa mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan tertentu.
PHBS di sekolah adalah pelaksanaan prosedur kesehatan tertentu
dengan memberdayakan guru, siswa, serta masyarakat di lingkungan
sekolah. Mereka diharapkan melakukan pola hidup sehat untuk
menciptakan sekolah dan lingkungan di sekitar sekolah yang sehat pula.
C. Manfaat utama PHBS bagi anak-anak
Anak-anak memiliki bekal pengetahuan dan memiliki kesadaran
untuk berperilaku yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar
kesehatan sehingga anak menjadi sehat dan tercukupi gizi.
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan
sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agent perubahan agar
mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari dengan tujuan hidup
bersih dan sehat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas
kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari
kontribuksi individu-individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-
hari yang bersih dan sehat.
D. 8 Indikator PHBS
1. Mencuci Tangan dengan Air yang Mengalir dan Memakai Sabun
Mencuci tangan sebaiknya menggunakan air yang mengalir, seperti
menggunakan kran atau wastafel. Kebiasaan mencuci tangan di dalam
baskom sebaiknya diubah. Selain itu, penggunaan sabun bertujuan agar
kuman atau bakteri menjadi hilang. Sabun juga dapat diganti
penggunaannya dengan alkohol. Untuk mengeringkan tangan,
sebaiknya menggunakan kain/ handuk yang rutin diganti setiap hari
atau tisu. Mencuci tangan menggunakan sabun merupakan langkah
awal untuk hidup sehat.
2. Mengonsumsi Jajanan Sehat di Kantin Sekolah
Kejadian keracunanan makanan masih banyak ditemukan di
lingkungan sekolah. Mengonsumsi makanan yang tidak sehat dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit, terutama di saluran cerna.
Contoh makanan yang tidak sehat antara lain makanan yang
mengandung bahan tambahan pangan secara berlebihan dan tidak
sesuai dengan undang-undang. Penggunaan asam borak dan pewarna
tekstil sangat berbahaya bagi tubuh karena mengandung bahan kimia
berbahaya. Makanan juga dapat tercemar oleh benda asing seperti
pestisida, serangga, jamur, cacing atau benda lain (pasir, kerikil, tanah,
klip, dsb). Makanan yang dikonsumsi sebaiknya sebelum masa
kadaluarsa . Oleh karena itu, jajan di kantin sekolah lebih sehat, bersih
dan bergizi. Kantin sekolah harus memiiki tempat khusus untuk
mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Guru di sekola juga
harus mengawasi aneka jajanan dan perilaku jajan siswa. Membawa
bekal dari rumah juga menjadi salah satu upaya untuk hidup sehat.
3. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Jamban yang sehat adalah jamban yang tidak mencemari air. Jarak
pemasangan septic tank dan sumur minimal 10 meter serta tidak
dibuang ke selokan, empang, danau, sungai atau laut.. Tidak buang air
besar di kebun atau pekarangan, yang dapat mencemari tanah
permukaan. Jamban yang bersih dan sehat juga memiliki kriteria,
antara lain: bebas dari serangga, aman, tidak berbau dan mudah
dibersihkan oleh pemakainya. Agar tidak menimbulkan pandangan
yang kurang sopan, jamban sebaiknya memiliki dinding dan berpintu.
4. Olahraga yang teratur dan terukur
Beberapa sarana olahraga telah disediaakan oleh pihak sekolahan.
Fasilitas tersebut harus digunakan secara maksimal untuk
menngkatkan aktivitas fisik anak. Pembuatan ruang hijau di dalam
lingkungan sekolah dapat memacu kreativitas anak dalam kegiatan
olahraga. Selain itu, kegiatan olahraga bersama dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk mengeratkan seluruh siswa dan guru di sekolah
tersebut.
5. Memberantas Jentik Nyamuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dpaat dilakukan minimal
dengan 3M (mengubur barang bekas, menguras tempat penampungan
air dan menutup tempat penampungan air. Minimal dalam seminggu,
kegiatan membasmi sarang nyamuk harus dilakukan untuk memutus
daur hidup nyamuk.
6. Tidak Merokok di Sekolah
Sesuai dengan Undang-undnag Nomor 36 tahun 2009 ayat 115
tentang Kesehatan, disebutkan bahwa ada tujuh tempat yang menjadi
Kawasan Tanpa Rokok (KTR), yaitu fasilitas pelayanan kesehatan,
tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah,
angkutan umum, tempat kerja dan tempat umum. Sekolah menjadi
salah satu kawasan KTR hendaknya menerapkan dengan bijak. Bila
perlu, sanksi ditegakkan agar tidak ada siswa yang merokok di
sekolah.
7. Menimbang Berat Badan (BB) dan Mengukur Tinggi Badan (TB)
setiap bulan
Pengukuran BB dan TB dilakukan seiap bulan untuk mengetahui
status gizi masing-masing siswa. Bila ditemukan siswa dengan gizi
kurang, sekolah dapat bekerjasama dengan fasilita s kesehatan dalam
pengadaan makanan tambahan. Bila ditemukan siswa dengan berat
badan lebih, kegiatan olahraga dapat menjadi salah satu sarana untuk
mengembalikan status gizinya.
8. Membuang Sampah pada Tempatnya
Sampah dibagi dalam 3 kategori, yakni sampah organik, non
norganik dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Sampah yang terdiri
dari sayur, buah, daun serta sisa makanan tergolong dalam sampah
organik dengan warna tong sampah hijau. Warna tong sampah kuning
digunakan untuk t sampah jenis non organik seperti kertas, plastik dan
mika. Sedangkan sampah khusus B3 , merupakan jenis sampah untuk
kaca, kaleng, logam, baterai, botol, beling yang menggunakan tong
sampah warna merah.
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Keadaan Geografi dan Demografi Desa
Desa Hutamonu merupakan desa yang terletak di Kecamatan
Botumoito dengan luas wilayah 123,86 km pada ketinggian 700-1000 m di
atas permukan laut (DPL). Desa Hutamonu terbagi menjadi tiga Dusun yaitu
Dusun Pontolo, Dusun Ilohutode dan Dusun Tilayo.

Wilayah Desa Hutamonu di sebelah Timur berbatasan dengan Desa


Botumoito, di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Dulangeya, di sebelah
Utara berbatasan dengan Kecamatan Sumalata, dan di sebelah Selatan
berbatasan dengan Teluk Tomini. Dilihat dari tata guna tanah, Desa
Hutamonu terbagi sebagai berikut: Ladang 20 Ha, Pemukiman 101 Ha,
Tanah Kas Desa 1 Ha.

Dari segi orbitasi atau jarak dengan pusat pemerintahan, jarak dengan
kecamatan 5 km, jarak dengan Kabupaten 15 km dan jarak dengan Provinsi
Gorontalo 120 km. kendaraan umum yang digunakan sebagai sarana
angkutan ke pusat pemerintahan adalah kendaraan bermotor baik roda dua,
roda tiga dan roda empat.

Tabel 1

Kondisi Geografis Desa Hutamonu


Uraian Keterangan

Luas wilayah :123,86 Km

Dusun 1 Pontolo
Jumlah Dusun: 3 Dusun
Dusun 2 Ilohuto
Dusun 3 Tilayo

Batas Wilayah :

A. Utara : Kecamatan Sumalata


Strategis dan potensi alam
B. Selatan : Laut Teluk Tomini
cukup
C. Barat : Desa Dulangeya

D. Timur : Desa Botumoito

Topografi

a. Luas kemiringan lahan (rata-rata) 1 Miring Maksimal dengan tanaman


holtikultura
b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata) 1000
m

Hidrologi : -
Klimatologi :

a. Suhu : 27 – 30 °C

b. Curah Hujan : 2000 – 3000 mm Musim tidak menentu

c. Kelembabanudara : 25 – 26 %

d. Kecepatanangin : 1km / jam

Luaslahanpertanian

a. Tanah Perkebunan : 427 Ha Musim rawan bersamaan


b. Tanah Pertanian : 463 Ha

Luas Lahan Pemukiman : 37,38 Ha

Kawasan rawan bencana

a. Banjir : 2 Ha Apabila curah hujan tinggi

b. Longsor : 30 Ha

(Profil Desa Hutamonu, 2022)

Berdasarkan tabel 1 Kondisi geografis terdapat luas wilayah 123,86 Km


dan Desa Hutamonu terbagi menjadi tiga (3) Dusun , yaitu Dusun pontolo,
Dusun Ilohutode dan Dusun Tilayo. Desa Hutamonu Disebelah Timur
berbatasan dengan Desa Botumoito, di sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Dulangeya, di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sumalata di
sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini dan Luas kemiringan lahan
(rata-rata) 1 Miring dan luas lahan pertanian yaitu Tanah Perkebunan 427 Ha ,
Tanah Pertanian 463 Ha , Dan luas lahan pemukiman 37,38 Ha sedangkan
yang terakhir adalah potensi banjir 2 Ha dan bebas banjir 30 Ha apabila curah
hujan tinggi.
Gambaran umum demografi Desa Hutamonu dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :

Tabel 2
Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Desa Hutamonu
Tingkat Penduduk Tahun 2021 Jumlah Jiwa

Jumlah Penduduk 1.471

Jumlah Kepala Keluarga (KK) 394 KK

(Profil Desa Hutamonu, 2022)

Berdasarkan tabel 2 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Desa


Hutamonu yaitu jumlah penduduk 1471 jiwa dan jumlah kepala keluarga
(KK) sebanyak 394 KK.

Tabel 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Laki-laki 741

Perempuan 700

(Profil Desa Hutamonu, 2022)

Berdasarkan tabel 3 Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin yaitu


jumlah laki-laki sebanyak 741 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 700
jiwa.

Tabel 4
Jumlah Penduduk Menurut Umur
Jumlah Penduduk Menurut Umur

0-4 118
5-9 116

10-14 152

15-19 162

20-24 124

25-29 115

30-34 117

35-39 118

40-44 136

45-49 78

50-54 86

55-59 61

60-64 43

65-69 24

70-74 16

75+ 7

(Profil Desa Hutamonu, 2022)

Berdasarkan tabel 4 Jumlah Penduduk menurut umur yaitu yang


paling banyak ialah dari usia 15-19 Tahun sebanyak 162.

Tabel 5
Jumlah Penduduk Desa Hutamonu Menurut Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah

PNS 20

TNI POLRI 4
PTT 54

Nelayan 16

Petani 346

Pedagang 25

Buruh 92

Wiraswasta 13

(Profil Desa Hutamonu, 2022)

Berdasarkan tabel 5 Jumlah Penduduk Desa Hutamonu menurut


jenis pekerjaan yang paling banyak adalah Petani sebanyak 346.

Tabel 6
Jumlah Penduduk Desa Hutamonu Menurut Jenis Kesejahteraan
Keluarga
Kesejahteraan Jumlah

KELUARGA PRASEJAHTERA 153

KELUARGA PRASEJAHTERA 1 777

KELUARGA PRASEJAHTERA 2 217

KELUARGA PRASEJAHTERA 3 17

KELUARGA SEJAHTERA 3 Plus 1

(Profil Desa Hutamonu, 2022)

Berdasarkan tabel 6 Jumlah Penduduk Desa Hutamonu


menurut Jenis Kesejahteraan Keluarga yaitu keluarga yang
prasejahtera 1 sebanyak 777 artinya keluarga prasejahtera 1 yaitu
keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basis
needs) secara minimal sehingga termasuk yang paling tinggi
sedangkan yang terendah adalah keluarga sejahtera 3 plus sebanyak 1
artinya keluarga sejahtera 3 plus yaitu keluarga yang mampu
memenuhi keseluruhan dari 5 (lima) indikator KS II 5 (lima) indikator
KS III, serta 2 (dua) indikator KS III pluss.
Tabel 7
Jumlah Penduduk Desa Hutamonu Menurut Agama yang Dianut

Agama Jumlah Penganut

ISLAM 1.442 Jiwa

KRISTEN -

BUDHA -

HINDU -

LAINNYA -

JUMLAH 1.442

(Profil Desa Hutamonu, 2022)


Berdasarkan tabel 7 jumlah penduduk Desa Hutamonu dilihat dari agama
yang dianut, mayoritas penduduk Desa Hutamonu rata-rata menganut agama
islam sebanyak 1.442 jiwa.
Tabel 8
Jumlah Penduduk Desa Hutamonu Menurut Tingkat Pendidikan

Jenis Pendidikan Jumlah

Tidak Pernah Sekolah 232

Belum Tamat SD/Sederajat 319

Tamat SD/Sederajat 442

SLTP/Sederajat 58
SLTA/Sederajat 199

D1/D2/D3 8

S1/S2 59

TOTAL 1.317

(Profil Desa Hutamonu, 2022)

Berdasarkan tabel 8 Jumlah Penduduk Desa Hutamonu Menurut


Tingkat Pendidikan terdapat total 1.317 jiwa dengan kriteria Tidak
Pernah Sekolah sebanyak 232, Belum Tamat SD/Sederajat sebanyak
319 (%), Tamat SD/Sederajat sebanyak 442 (%) , SLTP/Sederajat
sebanyak 58 (%), SLTA/Sederajat sebanyak 199 (%), D1/D2/D3
sebanyak 8 (%) dan yang terakhir yaitu S1/S2 sebanyak 59 (%).

Pada umumnya mata pencaharian masyarakat adalah petani, buruh


tani dan nelayan. Jika melihat dari tata guna lahan yang dimanfaatkan
oleh penduduk Desa Hutamonu yang sebagian besar adalah lahan
kering (ladang), menunjukkan bahwa masyarakat umumnya bekerja
sebagai petani, buruh tani dan nelayan. Tanaman unggulan adalah
jagung,cabai merah dan kelapa.

B. Status Kesehatan

1. Program Survelens dan Imunisasi

Program survelens dan imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit,


kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
pemberian vaksin sejak usia bayi hingga dibangku sekolah.

2. Program P2M
Program pemberantasan penyakit menular P2M adalah upaya untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit
menular.

3. Prasarana dan Sarana

Tabel 9

Prasarana dan Sarana di Desa Hutamonu

Prasarana dan Sarana Kesehatan Jumlah


Pustu 1
Polindes 2
Sekolah 2
Mesjid 2
Sumber : Data Sekunder

4. Identifikasi Kelembagaan dan Kepemimpinan Setempat

a. Lembaga BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

b. Lembaga LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)

c. Lembaga Adat

d. Kader Posyandu

e. Karang Taruna
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prioritas Masalah
Dalam rangka melakukan prioritas masalah kami Mahasiswa PBL 2
bersama-sama membuat penyuluhan berdasarkan identifikasi masalah
yang mengacu pada data hasil pendataan Pengalaman Belajar Lapangan 1
(PBL-1). Dalam hal ini dilakukan penyuluhan kesehatan tentang”Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat”(PHBS), penyuluhan ini bertujuan untuk
menganalisa seberapa besar masalah terkait PHBS tersebut berpengaruh
kepada anak sekolah. Disamping itu penyuluhan ini bertujuan mengukur
pengetahuan dan tingkat kemampuan anak sekolah dalam menanggapi
masalah terkait PHBS.
B. Pelaksanaan Kegiatan PBL 2
1. Jenis dan Tema Kegiatan
Berdasarkan hasil data indentifikasi masalah yang telah diperoleh
pada PBL-1 maka bentuk intervensi non fisik yang dilaksanakan
dengan melakukan penyuluhan kesehatan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat yakni memberikan pemahaman kembali tentang
pengetahuan umum terhadap pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di sekolah SMP Negeri 4 Botumoito.
2. Target dan Sasaran Kegiatan
Didalam pelaksanaan kegiatan intervensi non fisik dengan sasaran
pelaksanaan yakni siswa dan siswi sekolah SMP Negeri 4 Botumoito.
3. Waktu dan Tempat Kegiatn
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan pada tanggal 16
september 2022 bertempat di sekolah SMP Negeri 4 Botumoito.
4. Pelaksanaan Kegiatan
Pada pelaksaan kegiatan baik intervensi non fisik telah dilakukan
konfirmasi terlebih dahulu terhadap pihak sekolah SMP Negeri 4
Botumoito. Adapun dalam kegiatan intervensi non fisik atau
penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa dan mahasiswi peserta PBL-2.
5. Sumber dan Besaran Biaya Kegiatan
Sumber biaya didalam pelaksanaan kegiatan pada Pengalaman
Belajar Lapangan 2 yakni bersumber dari uang kas mahasiswa dan
mahasiswi posko desa Hutamonu.
Tabel 1
Besaran Biaya Penyuluhan
di sekolah SMP Negeri 4 Botumito

No Nama Barang Jumlah Barang Harga Barang


1. Kuesioner 42 Rangkap Rp. 46.000
2. Aqua Botol 1 botol Rp. 6.000
Total Harga Rp 52.000

C. Pembahasan Kegiatan PBL 2


1. Intervensi Fisik
Dalam kegiatan pembuatan tempat pembuangan sampah
percontohan dihasilkan sebanyak 7 buah tempat sampah yang
kemudian setelah itu tempat sampah percontohan tersebut di
distribusikan di 4 titik yaitu dusun 1, dusun 2, dusun 3 dan Kantor
Desa Hutamonu.
2. Intervensi Non Fisik
Pada pelaksanaan intervensi non fisik yakni dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh
mahasiswa dan mahasiswi PBL 2 yang dalam hal ini memberikan
kuesioner pre dan past test kepada siswa dan siswi Sekolah SMP
Negeri 4 Botumoito. Penyebaran kuesioner tersebut yakni mengukur
sejauh mana tingkat pengetahuan siswa dan siswi di sekolah SMP
Negeri 4 Botumoito tentang pentingnya penerapan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Program Alternatif
Dalam pelaksanaan program alternatif/tambahan yakni dilakukan
pembuatan dapur hidup yaitu penanaman tumbuh-tumbuhan seperti
cabai merah, jeruk nipis, kunyit dan lain-lain. Pembuatan dapur hidup
ini dilaksanakan di pekarangan salah satu rumah warga di Desa
Hutamonu Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.

Tabel 2
T abel Hasil Pre Test Penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Di Sekolah SMP Negeri 4 Botumoito

Pengetahuan N %
Kurang 15 15.0
Cukup 6 6.0
Total 21 100.0
Tabel 3
Tabel Hasil Past Test Penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Di Sekolah SMP Negeri 4 Botumoito

Pengetahuan N %
Kurang 7 7.0
Cukup 16 16.0
Total 21 100.0

Diagram 4
Tabel Hasil Pre Test Penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Di Sekolah SMP Negeri 4 Botumoito
PRE TEST

16
14
12
10 PRE TEST
8
6
4
2
0
KURANG CUKUP

Diagram 5
Diagram Hasil Past Test Penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Di Sekolah SMP Negeri 4 Botumoito

PAST TEST

16
14
12
10 PAST TEST
8
6
4
2
0
CUKUP KURANG

4. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


Pada pelaksanaan kegiatan khususnya intervensi fisik yaitu
pembuatan tempat sampah dari masyarakat dan karang taruna sangat
antusias dalam membantu kami para mahasiswa selama kegiatan
tersebut.

BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan intervensi pada Pengalaman
Belajar Lapangan 2 (PBL-2) yang kami lakukan di sekolah SMP Negeri 4
Botumoito kami dapat menyimpulkan bahwa telah di laksanakan kegiatan
penyuluhan melalui materi edukasi terkait PHBS yang diharapkan semoga
siswa dan siswi sekolah SMP Negeri 4 Botumoito termotivasi untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terkait pentingnya Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
5. 2 Saran
Kami berharap kepada seluruh siswa dan siswi di sekolah SMP Negeri
4 Botumoito agar lebih bisa lagi dalam memperhatikan kesehatan
lingkungan atau menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan


Lampiran 2 Absensi Peserta Penyuluhan

DAFTAR HADIR
PESERTA PENYULUHAN TENTANG PHBS
DI SEKOLAH SMP NEGERI 4 BOTUMOITO
Hari/tanggal : Jumat / 16 September 2022
Tempat : SMP Negeri 4 Botumoito
Jenis
No Nama Keterangan
Kelamin
1 Afri Septiansyah Utina Laki-laki √
2 Akfin Mooduto Laki-laki √
3 Al-asmat Tatu Laki-laki √
4 Ameliana Usman Perempuan √
5 Andre Andika Nihe Laki-laki √
6 Ardit Dalanggo Laki-laki √
7 Axel, P, Malae Laki-laki √
8 Fadlan Dalanggo Laki-laki √
9 Faisal Saputra Thalib Laki-laki √
10 Irma Wati Ayula Perempuan √
11 Nabila Anatasya Tuna Perempuan √
12 Nesya Ahaya Perempuan √
13 Nur Puspita Sunati Perempuan √
14 Rasyid Ali Laki-laki √
15 Rehandri Ayuba Laki-laki √
16 Safril Rivaldo Masiaga Laki-laki √
17 Sahril Wabo’o Laki-laki √
18 Santika Salehe Perempuan √
19 Stifanes Kasim Perempuan √
20 Sukma Noho Perempuan √
21 Syafina R.A Potutu Perempuan √

Anda mungkin juga menyukai