JUDUL
DISUSUN OLEH :
Penyusun :
Laporan PBL-II ini telah disetujui untuk diuji di depan Tim Penguji
Menyetujui,
i
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-II)
Menyetujui :
Mengetahui,
Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat FKM UG
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Penyusun
Kelompok V
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR
......................................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
......................................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
......................................................................................................................................
1
iv
2.2 PRINSIP PENGOLAHAN SAMPAH
........................................................................................................................
4
2.3 JENIS-JENIS SAMPAH
........................................................................................................................
5
2.4 DAMPAK BURUK LINGKUNGAN KOTOR DAN POLUSI
SAMPAH TERHADAP LINGKUNGAN
........................................................................................................................
5
2.5 DAMPAK BURUK LINGKUNGAN KOTOR DAN POLUSI
SAMPAH TERHADAP MANUSIA
........................................................................................................................
6
v
4. 4 PELAKSANAAN KEGIATAN
........................................................................................................................
9
4. 5 SUMBER DAN BESARAN BIAYA KEGIATAN
........................................................................................................................
10
4. 6 HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN
........................................................................................................................
10
4. 7 FAKTOR PENDUKUNG DAN FAKTOR PENGHAMBAT...................
........................................................................................................................
14
BAB V PENUTUP
......................................................................................................................................
15
5. 1 KESIMPULAN
........................................................................................................................
15
5. 2 SARAN
........................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
ulang (7%), dibakar (5%), dan sisanya tidak terkelola (7%). Saat ini lebih dari
90% kabupaten/kota di Indonesia masih menggunakan sistem open dumping,
yaitu sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat pembuangan akhir tanpa
perlakuan apapun. Upaya pemilahan dan pengelolaan sampah dari sumbernya
masih sangat minim dan akhirnya sampah ditimbun di TPA (Fitri et al., 2019).
Bank Dunia (2018) memperkirakan 85.000 ton sampah dihasilkan setiap
hari di Indonesia. Jika diasumsikan kenaikan 150.000 ton dihasilkan per hari
pada tahun 2025 (KLHK, 2019: 8) maka jumlah kenaikan ini mencapai 76%
hanya dalam kurun waktu 10 tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 40% sampah
padat dihasilkan oleh rumah tangga, sisanya dari pasar (20%), jalan raya (95),
sarana publik (9%), perkantoran (8%), dan industri (6%). Kondisi ini menuntut
upaya penanganan sampah harus digenjot untuk mengimbangi kenaikan
tahunan timbulan sampah, terutama di perkotaan yang laju pertumbuhannya
terus meroket (Andina, 2019).
Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia mengeluarkan data tentang
rata-rata penduduk yang hidup dan tinggal di Indonesia yang menghasilkan 0,8
kg sampah atau setara dengan 200 juta kg/hari dari jumlah total penduduk.
Maka diperkirakan pada tahun 2015, timbulan sampah yang dihasilkan sebesar
204.000 ton/hari atau setara 74 juta ton/tahun. Sumber utama sampah di
Indonesia adalah rumah tangga, yang secara nasional mencapai 44% dari total
timbulan sampah. Menurut hasil survei yang dilakukan terhadap rumah tangga
di Indonesia, teridentifikasi bahwa hanya 1 dari 5 sampling rumah tangga yang
melakukan pemilahan sampah (Hasnam et al., 2017).
Berdasarkan data yang diperoleh melalui identifikasi masalah yang telah
di lakukan oleh mahasiswa peserta Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL-I)
FKM UG di Desa Tangga Jaya yang berada di Kecamatan Dulupi Kabupaten
Boalemo terdapat prsentase data 43,2% atau sebanyak 105 KK yang tidak
memiliki Tempat Sampah yang tersebar di empat dusun sehingga masalah
terkait pengaturan sampah rumah tangga perlu di atasi untuk menghindari
2
masyarakat terkena dampak penyakit yang bisa ditimbulkan dari penumpukan
sampah rumah tangga. Setelah di p
eroleh data primer tersebut maka kami mahasiswa membuat kegiatan
intervensi fisik dengan mengadakan tempat sampah percontohan serta
intervensi non fisik yakni melakukan penyuluhan kepada masyarakat di Desa
Tangga Jaya (sumber data primer PBL-1).
1.2 Tujuan
Setelah dilaksanakan kegiatan pengadaan tempat pembuangan sampah
percontohan dan penyuluhan secara door to door di dusun 1 dan 2 di harapkan
agar masyarakat di desa tangga jaya akan termotivasi didalam mengatur sampah
rumah tangga karena sangat penting untuk kelangsungan hidup yang bersih dan
sehat.
1.3 Manfaat Kegiatan
1.3.1 Manfaat tempat sampah percontohan
Dapat meningkatan kesadaran dalam upaya menertibkan pola hidup
bersih dan sehat khususnya dalam mengatur sampah rumah tangga.
2.3.1 Manfaat Penyuluhan
Untuk meningkatkan tingkat pengetahuan terkait lingkungan rumah
yang bersih dan sehat dan terhindari dari ancaman penyakit yang berasal
dari sampah rumah tangga yang tidak di atur dengan baik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2.4 Mengganti
Meneliti barang yang kita pakai sehari-hari dengan menganti
barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih
tahan lama.
2.3 Jenis-Jenis Sampah
Sampah terbagi menjadi 3 jenis, yaitu sampah organik, anorganik, dan B3
(Bahan Berbayada dan Beracun). Setiap jenis sampah memiliki karakter yang
berbeda dan cara pengolahan yang berbeda pula, antara lain :
2.3.1 Sampah organic
Merupakan berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan,
maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah
organik basah, adalah sampah yang mempunyai kandungan air cukup
tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Kemudian sampah organik
kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh
sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan
dedaunan kering.
2.3.2 Sampah anorganik
Merupakan sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati,
baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh
alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng.
2.3.3 Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Merupakan setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya atau
beracun karena sifat, konsentrasi dan jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia (Ratnasari et al., 2019)
2.4 Dampak Buruk Lingkungan Kotor dan Polusi Sampah Terhadap Lingkungan
Lingkungan kotor serta polusi sampah bisa membawa dampak buruk baik
itu terhadap manusia maupun terhadap lingkungan. Dampak buruk lingkungan
5
kotor serta polusi sampah terhadap lingkungan sendiri meliputi banyak hal dan
salah satunya adalah pencemaran air. Pencemaran air dapat terjadi ketika
sampah dibuang ke sungai dan bukannya ke tempat sampah dan ini sering
terjadi di wilayah-wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh tim pembersihan
sampah seperti di daerah terpencil, misalnya. Selain mencemari air sungai,
pembuangan limbah atau sampah juga dapat menghambat proses air tanah dan
tentu saja ini merupakan sebuah kabar buruk mengingat air tanah sangatlah
penting bagi manusia.
2.5 Lingkungan Kotor dan Polusi Sampah Serta Dampak Buruknya Terhadap
Manusia
Tak hanya membawa dampak buruk bagi lingkungan, polusi sampah
dan lingkungan yang kotor juga dapat membawa dampak buruk pada manusia
yang tinggal di lingkungan tertentu. Sebagai contoh, polusi sampah diketahui
dapat mengakibatkan peningkatan berbagai macam penyakit infeksi saluran
pencernaan, sebagainya.
Hal ini disebabkan karena dengan adanya sampah yang menumpuk
tanpa di buang ketempat yang selayaknya, binatang pembawa penyakit seperti
lalat akan menjadi semakin banyak dan tentu saja, itu bukan satu-satunya
dampak buruk lingkungan kotor serta polusi terhadap manusia.
Pengelolaan sampah yang baik tak diragukan lagi menjadi salah satu
kunci penting dalam menjaga kesehatan lingkungan mengingat pengelolaan
sampah yang buruk akan berakibat pada kotornya lingkungan serta polusi
sampah yang tentu saja membawa banyak dampak buruk bagi manusia
maupun lingkungan (Disperkimta, 2019)
6
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN
7
produktif laki – laki lebih sedikit dari perempuan. Untuk lebih jelasnya
data penduduk Desa Tangga Jaya pertahun 2015- 2016 adalah sebagai
berikut :
Jumlah Penduduk (Jiwa) : 1.468 Jiwa
Jumlah KK : 405 KK
Kepadatan Penduduk : 3,62
3.5.1 Kondisi Kependudukan dari Lokasi PBL
Di Desa Tangga Jaya memiliki jumlah penduduk dengan distribusi
jumlah penduduk tahun ini laki-laki 744 orang dan perempuan 706 orang,
sedangkan jumlah penduduk tahun lalu laki-laki 745 orang perempuan
706 orang. Kemudian jumlah keluarga dalam jumlah kepala keluarga
tahun ini laki-laki 371 KK dan perempuan 26 KK, sedangkan jumlah
kepala keluarga tahun lalu laki-laki 394 KK dan perempuan 13 KK.
8
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
9
4. 5 Sumber dan Besaran Biaya Kegiatan
Sumber biaya didalam pelaksanaan kegiatan pada Pengalaman Belajar
Lapangan 2 yakni bersumber dari uang kas mahasiswa dan mahasiswi posko V
desa Tangga Jaya.
Tabel 4.5.1
Besaran Biaya Pembuatan Tempat Sampah Percontohan
Desa Tangga Jaya Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo
Tabel 4.5.2
Besaran Biaya Penyuluhan Tempat Sampah Percontohan
Desa Tangga Jaya Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo
10
Gambar 4.6.1.1
Gambar Hasil Intervensi Fisisk
Tempat Pembuangan Sampah Percontohan
Desa Tangga Jaya Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo
11
Tabel 4.6.2.1
Tabel Hasil Pre Test Penyuluhan Door To Door
Tempat Pembuangan Sampah
Desa Tangga Jaya Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo
Pengetahuan N %
Kurang 4 40.0
Cukup 6 60.0
Total 10 100.0
Tabel 4.6.2.2
Tabel Hasil Post Test Penyuluhan Door To Door
Tempat Pembuangan Sampah
Desa Tangga Jaya Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo
Pengetahuan N %
Kurang 0 0
Cukup 10 100.0
Diagram 4.6.2.1
12
Diagram Hasil Pre Test Penyluhan Door To Door
Tempat Pembuangan Sampah
Desa Tangga Jaya Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo
N %
100.0
60.0
40.0
6 10
3
4
1 2
2 3
Kurang Cukup Total
Diagram 4.6.2.1
Diagram Hasil Post Test Penyuluhan Door To Door
Tempat Pembuangan Sampah
Desa Tangga Jaya Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo
Kurang Cukup
100.0
10.0
0
1 0
2
N %
13
4.7.1 Faktor Pendukung
Pada pelaksanaan kegiatan pembuatan tempat sampah percontohan
dari masyarakat bahkan dari kerangtaruna sangat antusias didalam
membantu para mahasiswa selama kegiatan tersebut.
4.7.2 Faktor Penghambat
Pada pelaksanaan kegiatan khususnya penyuluhan kami mahasiswa
memilih secara door to door mengingat ada beberapa hal yang menjadi
faktor penghambat jika dilakukan penyuluhan secara terbuka untuk umum
di aula. Yakni mengingat masih dibatasi adanya kerumunan, target
masyarakat yang tidak akan sesuai dan di dalam penyampaian informasi
penyuluhan yang tidak akan maksimal.
14
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan intervensi pada Pengalaman
Belajar Lapangan 2 (PBL-2) yang kami lakukan di Desa Tangga Jaya
Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo kami dapat menyimpulkan bahwa telah
di buat tempat sampah percontohan yang diharapkan semoga maysrakat
termotivasi untuk melakukan hal yang sama dan juga terdapat perubahan
pengetahuan masyarakat setelah di lakukan penyuluhan dengan cara door to
door.
5. 2 Saran
Kami berharap kepada seluruh masyarakat di Desa Tangga Jaya agar
lebih bisa lagi dalam memperhatikan kesehatan lingkungan atau menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya meningkatkan kesadaran
di dalam mengatur sampah rumah tangga.
15
DAFTAR PUSTAKA
Disperkimta, (2019). Dampak lingkungan kotor dan polusi sampah. Diakses pada 30
september 2021, dari
https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/dampak-
lingkungan-kotor-dan-polusi-sampah-32
Fitri, R. F., Ati, N. U., & Suyeno. (2019). Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam
Inovasi Pengelolaan Sampah Terpadu. Jurnal Respon Publik, 13(4), 12–18.
http://riset.unisma.ac.id/index.php/rpp/article/view/3577
Hasnam, L. F., Syarief, R., & Yusuf, A. M. (2017). Strategy Development of Waste
Banks in Depok Area. Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen, 3(3), 407–416.
Prada, C. A., Mujaddidah, F. N., Martin, R. D., Shofriyyah, A. N., Mahmudi, M. N.,
Hakim, Y. K., Marampa, B. I., Prayitno, R. D. A., & Prastowo. (2020).
Perbandingan Efisiensi Media Pembuangan Sampah Organik Rumah antara Bak
Sampah Sederhana dengan Lubang Biopori ( Studi kasus : masyarakat Desa
Nanggala , Kecamatan Cikeusik , Kabupaten Pandeglang ) The Efficiency
Between A Simple Trash Bin and The Biopori. Jurnal Pusat Inovasi
Masyarakat, 2(4), 663–668.
Ratnasari, A., Asharhani, I. S., Pratiwi, H., Sari, M. G., & Hale, S. R. (2019).
Edukasi Pemilahan Sampah Sebagai Upaya Preventif Mengatasi Masalah
Sampah Di Lingkungan Sekolah. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian
Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2, 652–
659. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v2i0.498
17
LAMPIRAN
DAFTAR HADIR
PESERTA PENYULUHAN DOOR TO DOOR TENTANG TEMPAT SAMPAH
DESA TANGGA JAYA KECAMATAN DULUPI KABUPATEN BOALEMO