Anda di halaman 1dari 54

USULAN PENELITIAN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PERSONAL


HYGIENE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
PERSONAL HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA
PUTRI DI SMP NEGERI 3 LIMBOTO

  
  Oleh

MARYAM I. ADAM
501180058

PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS GORONTALO

TAHUN 2022
2
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN

Usulan peneliian ini telah disetujui untuk diajukan dan dinilai padaa Seminar
Usulan Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo dalam
rangka penyempurnaan penulisan

Limboto, Januari 2022

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Sunarti Hanapi, SKM.,M.Kes Zul Adhayani Arda, SKM.,M.Kes

Mengetahui

Ketua Program Studi

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Wahyuni Hafid,SKM.,M.Epid

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka.........................................................................................7
B. Tabel Sintesa/Keaslian Penelitian............................................................27
C. Kerangka Teori........................................................................................33
D. Kerangka Konsep.....................................................................................33
E. Hipotesis Penelitian.................................................................................34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.........................................................................................35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................35
C. Populasi dan Sampel Penelitian...............................................................35
D. Variabel Penelitian...................................................................................36
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Peneitian...............................38
F. Pengelolaan dan Penyajian Data..............................................................38
G. Teknik Analisis Data................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Sintesa........................................................................................27

Tabel 3.1 Tabel Perhitungan Sampel...................................................................38

Tabel 3.2 Tabel Definisi Operasional dan Kriteria Objektif................................

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep.............................................................................33

Gambar 3.1 Desain Penelitian..............................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual. Masa remaja ialah yang berada pada tahap
transisi antara masa anak – anak dan dewasa. Batasan usia remaja adalah
12 sampai 24 tahun (WHO,2018).
Pada masa remaja seorang perempuan biasa sudah mengalami
menstruasi. Maka perlu mengenal tubuh dan organ reproduksi, perubahan
fisik dan psikologis agar dapat melindungi diri dari resiko yang
mengancam kesehatan dan keselamatan fungsi organ reproduksi. Karena
pengabaian kesehatan reproduksi dapat menimbulkan infeksi alat
reproduksi dan berpengaruh terhadap infertilitas atau kemandulan. Salah
satu faktor resiko infeksi saluran reproduksi adalah personal hygiene
menstruasi yang buruk (Mukarramah, 2020).
Menurut WHO tahun 2018 memperkirakan 15 dari 20 remaja putri
pernah mengalami keputihan setiap tahunnya. Dan sering terjadi infeksi.
Infeksi tersebut disebabkan karena kurangnya kebersihan diri, terutama
vulva hygiene saat menstruasi (WHO,2018).
Menurut UNICEF Menstruasi sesuatu yang alamiah dalam
kehidupan seorang perempuan, ada sekitar 1,8 miliar anak perempuan
yang ada. Akan tetapi ada jutaan yang sudah mengalami menstruasi di
seluruh dunia belum bisa mengelola menstruasi dengan cara yang sehat.
Karena kurangnya informasi tentang menstruasi sehingga mengurangi
kemampuan remaja untuk mengelola kebersihan saat menstruasi
(UNICEF,2019).
Data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI)
tahun 2017 menyatakan bahwa secara nasional remaja yang melakukan
perilaku personal hygiene saat menstruasi dengan benar sebesar 21.6%.
Hasil surveri menunjukkan remaja yang terpapar informasi PIK-Remaja
(Pusat Informasi dan konseling Remaja) mencapai 28%. Berarti hanya 28
dari 100 remaja yang akses dengan kegiatan informasi kesehatan
reproduksi yang berkaitan dengan menstruasi (SKRRI,2017).
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan (2018) di Indonesia
menunjukan bahwa sebanyak 5,2 juta remaja putri yang sering mengalami
keluhan setelah menstruasi akibat tidak sering menjaga kebersihan alat
genetalia saat menstruasi dan juga ketika tidak menjaga kebersihan saat
menstruasi bisa rentan terinfeksi bakteri serta infeksi jamur vagina dengan
beberapa gejalanya yakni seperti gatal,iritasi bahkan berbau tidak sedap
(Kemenkes,2018).
Berdasarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2018
Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) merupakan pengelolaan
kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi.
Perempuan harus dapat menggunakan pembalut yang bersih, dapat diganti
sesering mungkin diri dalam kondisi nyaman dengan privasi yang terjaga.
Pokok permasalahan pada remaja terkait menstruasi ini adalah kurangnya
pengetahuan mengenai MKM. Maka Dampak yang terjadi bila tidak
menjaga kebersihan saat menstruasi akan rentan terjadi infeksi saluran
kencing, infeksi saluran reproduksi, dan iritasi pada kulit
(Kemenkes,2018).
Berdasarkan data statistic di Indonesia dari 69,4 juta jiwa remaja
yang ada di Indonesia terdapat 63 juta remaja berperilaku hygiene buruk.
Seperti kurangnya Tindakan merawat Kesehatan organ reproduksi Ketika
mengalami menstruasi. Perilaku yang kurang dalam merawat daerah
kewanitaan sejumlah 30% yang diakibatkan lingkungan yang buruk atau
tidak sehat 70% di akibatkan oleh penggunaan pembalut yang kurang tepat
Ketika menstruasi. (Riskesdas,2018).
Perilaku yang kurang baik dalam Personal Hygiene saat
menstruasi seperti, malas untuk mengganti pembalut maka ini dapat
menyebabkan infeksi jamur dan bakteri yang berkembang dalam
pembalut. Maka Personal Hygiene saat menstruasi dapat dilakukan

2
dengan cara mengganti pembalut minimal 3-4 kali dalam sehari. Atau
setelah mandi serta buang air, dan vagina dikeringkan dengan tisue atau
handuk (Sari & Agustin, 2018). Dan dampak yang terjadi apabila perilaku
Personal Hygiene tersebut tidak dilakukan, maka remaja putri tidak akan
bisa memenuhi kebersihan alat reproduksinya, penampilan dan kesehatan
sewaktu menstruasi juga tidak terjaga sehingga dapat terkena infeksi
saluran kemih, keputihan, kanker serviks dan kesehatan reproduksi lainnya
(Remiyanti,2019).
Maka salah satu cara untuk mengurangi gangguan pada saat
menstruasi adalah membiasakan diri dengan perilaku Personal Hygiene.
Personal Hygiene adalah tindakan kebersihan perorangan untuk
meningkatkan kesehatan diri. Personal Hygiene pada saat menstruasi
merupakan hal penting dalam menentukan kesehatan organ reproduksi
remaja putri. Perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam
memelihara kesehatan reproduksi karena pada saat menstruasi pembuluh
darah dalam rahim sangat mudah sekali terkena infeksi (Harahap et al.,
2021).
Personal Hygiene saat menstruasi yang kurang baik dikarenakan
kurangnya pengetahuan tentang Personal Hygiene. Maka, upaya menuju
reproduksi sehat sudah harus dimulai paling tidak pada usia remaja.
Remaja harus di persiapkan baik pengetahuan, sikap maupun tindakan ke
arah mencapai reproduksi yang sehat. Kelompok remaja menjadi perhatian
karena jumlah mereka yang besar dan rentar serta mempunyai resiko
gangguan terhadap kesehatan reproduksi.
Salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan remaja
tentang Personal Hygiene saat menstruasi adalah melalui penyuluhan
Kesehatan. Pemberian penyuluhan pada remaja mengenai Personal
Hygiene saat menstruasi sangatlah penting dalam meningkatkan
pengetahuan dan sikap remaja mengenai kesehatan reproduksinya.
Penyuluhan nantinya sangat diharapkan sebagai metode dalam mengubah
prilaku remaja yang selama ini tidak sadar akan kepentingan kebersihan

3
Personal Hygiene menjadi sadar dan memahami pentingnya perilaku
menjaga kebersihan Personal Hygiene. Adapun penyuluhan kesehatan
reproduksi kepada remaja adalah menumbuhkan kesadaran dan memberi
motivasi para remaja untuk memperhatikan kesehatan reproduksi mereka
(Remiyanti,2019).
Karena Pengetahuan anak perempuan terhadap menstruasi juga
sangat mempengaruhi Personal Hygiene mereka selama menstruasi.
Wanita yang pemahamannya baik tentang menstruasi seringkali memiliki
cara yang aman dan bersih untuk membersihkan pendarahan menstruasi
dan sebaliknya (Belayneh & Mekuriaw, 2019).
Dan beberapa penelitian membuktikan bahwa Pendidikan
Kesehatan ada pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap Personal
Hygiene saat menstruasi. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh:
Laras I Dewa Dkk,2020. Hasilnya didapatkan p= 0,001; α <0,05
yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan,
sikap, dan tindakan personal hygiene pada siswi SMP dan SMA di
Yayasan Pasraman Gurukula Bangli (Laras et al., 2020)
Kemudian hasil penelitian Yumaeroh & Susanti,2019. Bahwa
Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dilakukan
dengan pengukuran pretest dan posttest hasil analisis variabel pengetahuan
sebesar 0,000 (p=0,05). Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai p
kedua variable signifikan, maka Ho dalam penelitian ini ditolak dan Ha
diterima, hal tersebut membuktikan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang personal hygiene
saat menstruasi di SMPN 1 Gamping (Yumaeroh & Susanti, 2019).
Berdasarkan Penelitian dari Syahda & Elmayasari,2020.
Menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan personal hygiene
saat menstruasi dengan p value 0,003 (p< 0,05) dan ada hubungan peran
orang tua dengan personal hygiene saat menstruasi dengan p value 0,000
(p< 0,05). Diharapkan kepada siswi untuk lebih meningkatkan
pengetahuan tentang pentingnya menjaga personal hygiene saat menstruasi

4
dengan cara mendengarkan penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan
dan orang tua dapat memberikan dukungan serta motivasi (Syahda &
Elmayasari,2020).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1
Limboto didapatkan hasil wawancara 10 siswi yang sudah mengalami
menstruasi masih mempunyai pengetahuan yang buruk terkait personal
hygiene saat menstruasi. Yakni dari 10 siswi ada 70% orang yang
berpendapat bahwa pada saat membersihkan alat genetalia harus
menggunakan antiseptic, ada 70% orang yang berpendapat bahwa
menganti pembalut dalam sehari cukup 2 kali saja, kemudian dilihat dari
sikap ada 70% remaja putri setuju Ketika haid sedang banyak hanya perlu
menganti pembalut 2 kali saja, serta 60% siswi yang berpendapat bahwa
Ketika membiarkan vagina lembab itu membuat bakteri sulit berkembang.
Dan 50% siswi menyatakan sering melakukan penangan yang tidak steril
selama haid.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang menjadi masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana Pengaruh Penyuluhan tentang Personal Hygiene
terhadap Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi pada Remaja Putri?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan
tentang Personal Hygiene terhadap Perilaku Personal Hygiene Saat
Menstruasi pada Remaja Putri
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui Pengaruh penyuluhan tentang Personal
Hygiene terhadap pengetahuan Personal Hygiene saat menstruasi
pada remaja putri di SMP Negeri 3 Limboto
b. Untuk Mengetahui Pengaruh Penyuluhan tentang Personal
Hygiene terhadap sikap Personal Hygiene saat menstruasi pada
remaja putri di SMP Negeri 3 Limboto

5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan mampu menjadi landasan untuk promosi
kesehatan pada remaja agar lebih aktif dalam memberiak informasi
atau penyuluhan berkaitan dengan kesehatan remaja putri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Di harapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih
lanjut dengan topik yang sama.
b. Bagi penelitian
Bagi penelitian Selanjutnya Dapat menjadi acuan untuk
penelitian selanjutnya dengan variabel dan teknik yang berbeda.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka Tetang Pengetahuan dan Sikap


1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
satelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah
yang dihadapi (Mahendra, 2019)
Kognitif/pengetahuan adalah hal yang berpengaruh untuk
membentuk perilaku individu, sebelum individu membentuk
perilaku baru di dalam diri individu tersebut terjadi langkah yang
teratur seperti mengetahui terlebih dahulu terhadap informasi yang
didapat (stimulus), memiliki ketertarikan pada stimulus,
mempertimbangkan baik dan buruknya stimulus tersebut untuknya,
dan mulai berusaha berperilaku baru, dan tahap terakhir yaitu
individu tersebut sudahmenerapkan perilaku yang telah sesuai
dengan persepsi dan sikapnya pada stimulus (Putri et al., 2021).
Pengetahuan juga dibedakan menjadi tiga kategori yaitu
baik, cukup dan kurang. Dinyatakan baik apabila seseorang mampu
menjawab dengan benar 75-100% dari jumlah pertanyaan.
Dinyatakan cukup apabila seseorang mampu menjawab dengan
benar 56-75% dari jumlah pertanyaan, sedangkan dinyatakan

7
kurang apabila seseorang mampu menjawab dengan benar 40-50%
dari jumlah pertanyaan (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkat Pengetahuan dalam Kognitif
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recal) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebabnya tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah kata kerja yang digunakan
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dia
pelajari
antara lain menyebutkan,menguaraikan,mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comperehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar. Orang yang telah paham terhadap
objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, serta
menyimpulkan serta meramalkan dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagaikemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

8
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan
sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaianpenilaian ini didasarkan pada suatu kriteria
yang telah ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteriakriteria yang telah ada (Retnaningsih, 2016).
c. Jenis-jenis Pengetahuan
1) Pengetahuan Faktual
Pengetahuan yang berupa potongan - potongan informasi
yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu
disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada umumnya
merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam
pengetahaun faktual yaitu pengetahuan tentang terminologi
(knowledge of terminology) mencakup pengetahuan tentang
label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non
verbal dan pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur
(knowledge of specific details and element) mencakup
pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain
yang sifatnya sangat spesifik
2) Pengetahuan Konseptual

9
Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara
unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan
semuanya berfungsi bersama - sama. Pengetahuan konseptual
mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang
implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan
konseptual, yaitu pengetahaun tentang klasifikasi dan kategori,
pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan
tentang teori, model, dan sruktur.
3) Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik
yang bersifat rutin maupun yang baru. Seringkali pengetahuan
prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus
diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. Contoh:
masyarakat yang mengetahui secara baik dan benar langkah-
langkah yang harus dilakukan perokok untuk berhenti
merokok. Masyarakat yang mengetahui langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk pengobatan TB dengan mengkonsumsi
obat TB sesuai ketentuan yang ada.
4) Pengetahuan Metakognitif
Mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan
pengetahuan tentang diri sendiri. Penelitian-penelitian tentang
metakognitif menunjukkan bahwa seiring dengan
perkembangannya audiens menjadi semakin sadar akan
pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognisi, dan
apabila audiens bisa mencapai hal ini maka mereka akan lebih
baik lagi dalam belajar (Mahendra, 2019).
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan – batasan
diatas dapat dismpulkan bahwa manisfestasi sikap itu tidak dapat
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

10
perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam
kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari
beberapa tingkatan yakni :
a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek)
mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan
perhatian orang itu terhadap ceramah – ceramah tentang gizi.
b. Merespons (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas dari pekerjaan itubenar atau salah, adalah berarti bahwa
orang menerima ide tersebut. Misalnya seorang ustadz yang
memberikan respons kepada istrinya ketika sang istri ditawarkan
untuk menggunakan kontrasepsi kepada istrinya
c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya
seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya
dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu
atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu
tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak
d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan
sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi
akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang
tuanya sendiri (Mahendra, 2019)
Skala pengukuran sikap dengan menggunakan Skala likert
Biasanya banyaknya jenjang adalah lima, yaitu : sangat setuju,

11
setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Setiap
kategori respon, selanjutnya diberi skor. Untuk item positif, skor
terbesar adalah 5, skor terendah adalah 1 dan sebaliknya jika item
negative (Pengukuran, n.d.)
3. Konsep Menstruasi
a. Pengertian Menstruasi
Menstruasi merupakan proses alami yang terjadi pada
setiap wanita yang ditandai dengan keluarnya darah secara periodik
dari vagina yang disebabkan karena meluruhnya dinding
endometrium akibat dari hormone estrogen dan progesterone yang
mengalami perubahan kadar Pada saat menstruasi, pembuluh darah
yang terdapat didalam rahim mudah terkena infeksi sehingga para
remaja diharapkan dapat menjaga kebersihan alat reproduksi agar
terhindar dari penyakit infeksi(Dolang & Kiriwenno, 2020).
Menstruasi merupakan proses alami yang terjadi pada
setiap wanita yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina
yang disebabkan karena meluruhnya dinding endometrium. Pada
saat menstruasi, pembuluh darah yang terdapat didalam rahim
mudah terkena infeksi sehingga para remaja diharapkan dapat
menjaga kebersihan alat reproduksi agar terhindar dari penyakit
infeksi (Dolang & Kirewonno).
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari rahim yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya
lapisan endometrium uterus
Menstruasi merupakan pendarahan akibat luruhnya dinding
sebelah dalam Rahim (Endometrium). Lapisan Endometrium
dipersiapkan untuk menerima implantasi emrio. Jika tidak terjadi
implantasi embrio lapisan ini akan luruh.pendarahan ini terjadi
secara periodic, jarak waktu antara menstruasi dikenal dengan satu
siklus menstruasi (Purwoastuti Endang & Walyani Elisabeth,2015).

12
Menstruasi yang disebut dalam bahasa fiqih haid adalah darah
kotor yang keluar dari rahim perempuan dalam kondisi sehat atau
normal bukan karena sakit atau melahirkan. Ada jenis darah lain
yang keluar dari rahim perempuan selain haid yaitu darah nifas dan
darah istihadhah. Darah istihadhah adalah darah yang keluar dari
rahim perempuan karena siklus tidak normal /penyakit yang waktu
menstruasinya melewati 15 hari (NU & UNICEF, 2020)
b. Fase Menstruasi
1) Fase Menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus
luteum menghentikan produksi hormone estrogen dan
progestoren. Turunya kadar estrogen dan progesterone
menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek
dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase
menstruasi berlangsung kurang lebih dari 5 hari. Darah yang
keluar selama mesntruasi berkisar antara 50-150 mililiter.
2) Fase Praovulasi atau Proliferasi
Hormone pembebas ganodotropin yang disekresikan
hipotalamus akan memacu hipofise untuk mensekresikan FSH,
FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel
untuk mensekresikan hormone estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan pembentukan Kembali (poliferasi) dinding
endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan
serviks (Leher Rahim) untuk mensekresikan lendir yang
bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana
asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
3) Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka
ovulasi terjadi pada hari hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen
menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan

13
LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4) Fase Pascaovulasi atau fase sekresi
Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Walaupun Panjang siklus menstruasi berbeda-beda,
fase pascaovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Folikel the graaf (folikel matang). Yang
telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi
korups luteum. Korpus luteum mensekresikan hormone
progesteon dan masih mensekresikan hormone estrogen namun
tidak sebanyak Ketika berbentuk folikel. Progesterone
mendukung kerja estrogen unuk mempertebal dan
menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium
serta mempersiapkan endometrium untk menerima impalntasi
emrio jika terjadi pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang
hanya sedikit mensekresikan hormone, sehingga kadar
progesterone dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya
(Purwoastuti & Walyani,2015).
c. Gangguan Menstruasi
Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid
normal yang terjadi secara periodik. Dan akan merasa terganggu
bila hidupnya mengalami perubahan, terutama bila haid menjadi
lebih lama dan banyak, tidak teratur, lebih seringa tau tidak haid
sama sekali. Penyebab gangguan haid ini dapat dikarenakan
gangguan psikologis seperti stress maupun emosi.
Beberapa gangguan menstruasi yang paling sering muncul,
yaitu sebagaai berikut:
1) Dismenorea

14
Dismenorea adalah Nyeri menstruasi yang terjadi terutama
di perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar hingga ke
punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga
betis. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram
tersebut berasal dari kontraksi otot rahim yang sangat intens
saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim.
Kontraksi otot yang sangat intens ini kemudian menyebabkan
otot-otot menegang dan menimbulkan kram atau rasa sakit atau
nyeri. Ketegangan otot ini tidak hanya terjadi pada bagian
perut, tetapi juga pada otot-otot penunjang yang terdapat di
bagian punggung bawah, pinggang, panggul, paha hingga betis
(Sinaga Dkk,2017).
Proses ini merupakan bagian normal dalam masa
menstruasi, dan biasanya ini dirasakan ketika mulai perdarahan
dan terus berlangsung hingga 32-48 jam. Sebagian besar
perempuan yang menstruasi pernah mengalami dismenorea
dalam derajat keparahan yang berbeda-beda. Dismenorea yang
dialami remaja umumnya bukan karena penyakit, dan disebut
dismenorea primer. Dismenorea primer pada perempuan yang
lebih dewasa akan makin berkurang rasa sakit dan nyerinya.
Dismenorea primer juga makin berkurang pada perempuan
yang sudah melahirkan (Sinaga Dkk,2017).
2) Amenorea
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti atau
tidak terjadi pada masa subur atau pada saat yang seharusnya
menstruasi terjadi secara teratur. Hal ini tentu saja tidak
termasuk berhenti menstruasi pada wanita yang sedang hamil,
menyusui atau menopause.
Amenorea dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer
adalah istilah yang digunakan untuk perempuan yang terlambat

15
mulai menstruasi. Sebagaimana yang sudah disampaikan pada
Bab II, biasanya seorang perempuan akan mengalami
menstruasi pertama sekitar usia 10 tahun hingga 16 tahun. Jika
usianya sudah menginjak 16 tahun dan belum menstruasi, maka
ini yang disebut amenorea primer. Hal ini perlu diwaspadai dan
mendapat perhatian. Seseorang terlambat mulai menstruasi
dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kelainan
hormonal, gangguan kesehatan fisik atau masalah tekanan jiwa
dan emosi (Sinaga Dkk,2017).
3) Polimenorea
Polimenorea merupakan kelainan siklus menstruasi yang
menyebabkan wanita berkali-kali mengalami menstruasi dalam
sebulan, bisa dua atau tiga kali atau bahkan lebih. Normalnya,
siklus menstruasi berlangsung selama 21- 35 hari dengan durasi
sekitar 2-8 hari. Wanita yang mengalami polimenorea memiliki
siklus menstruasi yang lebih pendek dari 21 hari dengan pola
yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih
banyak dari biasanya (Sinaga Dkk,2017).
Polimenorea berbeda pula dengan menoragia. Menoragia
adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang
berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan
rata-rata kehilangan sekitar 30-40 ml darah selama sekitar 7
hari haid, tetapi pada menoragia perdarahan dapat melampaui 7
hari dan jumlahnya lebih banyak (melebihi 80 ml) (Sinaga
Dkk,2017).
4) Menoragia
Menoragia adalah darah haid yang keluar terlalu banyak
dan untuk Menentukan berapa banyak darah yang dikeluarkan
saat haid tentu tidak mudah untuk kalangan awam, namun
untuk memudahkan, perhatikanlah indikasi-indikasi tertentu,
seperti banyaknya jumlah pembalut yang Anda habiskan atau

16
seringnya darah menembus pakaian Anda karena tidak
tertampung oleh pembalut.
Menstruasi dianggap berat jika Anda sampai harus
mengganti pembalut setiap jam atau setiap beberapa jam
berturutturut. Gejala lain dari menstruasi berlebihan dapat
mencakup pendarahan malam hari yang membuat Anda
terbangun untuk mengganti pembalut, adanya gumpalan darah
besar saat menstruasi, haid berlangsung lebih dari tujuh hari,
serta pada kasus yang berat, menstruasi dapat mengganggu
tidur dan aktivitas sehari-hari. Kehilangan darah dari
menstruasi berlebihan dapat menyebabkan anemia serta gejala
seperti kelelahan dan sesak napas (Sinaga Dkk,2017).
4. Remaja
a. Pengertian Remaja
Istilah remaja dikenal dengan “adolescence” yang berasal
dari kata dalam bahasa latin “adolescere” (kata bendanya
adolescentia = remaja),yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau
dalam perkembangan menjadi dewasa Dalam berbagai buku
psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja, namun pada
intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Istilah yang
digunakan untuk menyebutkan masa peralihan masa kanak-kanak
dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (Inggris),
puberteit (Belanda), pubertasi (Latin), yang berarti kedewasaan
yang dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan
keperempuanan.
Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento (Latin)
yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kat pubis
yang dimaksud pubishair adalah mulai tumbuhnya rambut disekitar
kemaluan. Istilah yang digunakan di Indonesia para ahli psikologi
juga bermacam-macam pendapat tentang definisi remaja. Disini
dapat diajukan batasan remaja adalah masa peralihan dari masa

17
kanak-kanak dengan dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa (Utami &
Ayu,2018).
b. Tahap Perkembangan Remaja
Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya
membuat kebutuhan remaja makin meningkat terutama kebutuhan
sosial serta kebutuhan psikologisnya. Maka Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut remaja harus memperluas jaringan sosialnya di
luar lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan
lingkungan masyarakat lainnya.
Remaja dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1) Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai
anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu
yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari
tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik
serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.Pada
masa ini terjadi preokupasi seksul yang meninggi, yang tidak
jarang menurunkan daya kreatif atau ketekunan.Mulai
renggang dengan orang tuanya dan membentuk kelompok
kawan atau sahabat karib, tingkahlaku kurang dapat
dipertanggung jawabkan seperti perilaku di luar
kebiasaan,delikuen dan maniacal atau defresi.
2) Masa remaja pertengahan ( 15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan
berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang
penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan
mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa ini remaja
mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, membuat
keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan
vokasional yang ingin dicapai. Selain ini penerimaan dari

18
lawan jenis menjadi penting bagi individu.Hubungan dengan
kawan dari lawan jenis mulai meningkat pentingnya, fantasi
dan fanatisme terhadap berbagai aliran misalnya mistik, musik
dan lainnya menduduki tempat yang paling kuat dalam
prioritasnya, politik dan kebudayaan mulai menyita
perhatiannya sehingga kritik tidak jarang dilontarkan kepada
keluarga dan masyarakat yang dianggap salah dan tidak benar,
seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identitas diri
dan desploritas lebih terarah untuk meminta bantuan.
3) Masa Remaja Akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki
peran peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha
memantapkan tujuan vokalisional dan mengembangkan sense
of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi
matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang
dewasa, juga menjadi ciri tahap ini. Masa ini remaja mulai
lebih luas, mantap dan dewasa dalam ruang lingkup
penghayatannya. Ia lebih bersifat menerima dan mengerti,
malahan sudah mulai menghargai sikap orang atau pihak lain
yang mungkin sebalumnya ditolak. Memiliki karier tertentu
dan sikap kedudukan, cultural, politik maupun etikanya lebih
mendekati orang tuanya.Bila kondisinya kurang
menguntungkan, maka masa turut diperpanjang dengan
konsekwensi imitasi, bosan dan merosot tahap kesulitan
jiwanya (Utami & Ayu,2018).
B. Variable Dependen
1. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan merupakan peningkatan pengetahuan dan
kemampuan yang bertujuan untuk perubahan perilaku hidup sehat pada
individu, kelompok maupun masyrakat yang diberikan melalui
pembelajaran atau instruksi.

19
Penyuluhan adalah salah bentuk komunikasi dalam menyampaikan
pesan kepada siswa sebagai penerima pesan (informasi) dalam hal ini
adalah personal hygiene. Komunikasi dikatakan baik apabila
komunikasi itu efektif, dengan komunikasi efektif diharapkan pesan
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Salah
satu keefektifan komunikasi adalah apabila memenuhi sejumlah syarat
tertentu, dimana salah satunya adalah komunikasi yang mampu
menimbulkan kesenangan diantara pihak yang terlibat di dalamnya.
Pesan yang disampaikan dalam penyuluhan personal hygiene yang
merupakan bentuk komunikasi kelompok secara langsung dengan
maksud memberikan informasi perilaku sehat dengan melakukan
tindakan personal hygiene. Tindakan personal hygiene untuk
memelihara kesehatan diri sendiri dengan berperilaku sehat dan
mencegah terjadinya penularan penyakit (Juliansyah Dkk,2019).
2. Personal Hygiene
a. Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Anggrainy Dkk,202 1).
Perawatan diri atau personal hygiene adalah salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna
mempertahankan kehidupannya, kesehatan, dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Rahmadani,2017).
b. Tujuan Personal Hygiene
Tujuan dari personal hygiene ini adalah sebagai berikut
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk, keringat, sel-sel kulit
yang mati dan bakteri.
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan.
3. Memelihara integritas permukaan kulit.

20
4. Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah.
5. Meningkatkan perasaan nayman bagi klien.
6. Meningkatkan percaya diri seseorang.
7. Memlihara kebersihan diri.
8. Meningkatkan derajat Kesehatan seseorang (Rahmadani,2017).
c. Jenis-jenis Pesonal Hygiene
Adapun jenis-jenis Personal Hygiene Yakni:
1. Hand hygiene, individu berusaha untuk menghilangkan dan
meminimalkan adanya kotoran ataupun kuman di tangannya. Hand
hygiene dapat dilakukan dengan mencuci tangan, mencuci tangan
dengan sabun antiseptik, antiseptic handrub, dan surgical handscrub.
Dalam kehidupan sehari-hari, praktik hand hygiene yang biasa
dilakukan adalah mencuci tangan (handwashing) sebelum dan
sesudah makan, dan setelah ke kamar mandi dengan menggunakan
sabun.
2. Body hygiene, individu berusaha untuk menjaga tubuh bebas dari
kotoran dan kuman sehingga dapat mengurangi peluang timbulnya
penyakit. Salah satu praktik body hygiene yang dapat dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari adalah mandi, yang bertujuan untuk
membersihkan kulit, serta mengurangi keringat, beberapa bakteri,
dan sel kulit mati.
3. Oral care, individu berusaha untuk menjaga kesehatan mulut, gigi,
gusi dan bibir. Salah satu praktik oral care yang dapat dilakukan
adalah menggosok gigi untuk mengurangi partikel-partikel makanan,
plak, dan bakteri yang melekat di bagian mulut.
4. Specal hair application, individu berusaha untuk mencegah
pertumbuhan bakteri pada rambut. Salah satu praktik dari jenis
personal hygiene ini adalah dengan membersihkan rambut 2 kali
sehari dengan shampo, mencukur bulu kemaluan secara rutin dalam
rentang 40 hari.
5. Clothes hygiene, individu berusaha untuk melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan luar dan menghindari tubuh dari beberapa
penyakit menular melalui pakaian. Salah satu praktik clothes hygiene

21
yang dapat dilakukan adalah mencuci baju dengan sabun cuci, dan
tidak membiarkan pakaian kotor bertumpuk di suatu tempat atau
wadah (Lavenia & Dyasti, 2019).
3. Personal Hygiene saat Menstruasi
a. Pengertian Personal Hygiene saat Menstruasi
Personal hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk
memelihara kesehatan dan kebersihan pada organ kewanitaan saat
menstruasi, indikator dalam personal hygiene saat menstruasi.
Personal hygiene menstruasi merupakan komponen hygiene
perorangan yang memegang peran penting dalam menentukan
status kesehatan, khususnya terhindar dari infeksi alat reproduksi.
Karena Pada saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim sangat
mudah terinfeksi. Oleh karenanya kebersihan alat genetalia
kelamin harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan
dapat menimbulkan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) (Angrainy et
al., 2021).
Asal kata personal hygiene dari bahasa Yunani, personal
mempunyai arti individu atau seseorang dan hygiene memiliki
makna bersih atau sehat maksud dari dua kata ini adalah usaha dari
setiap manusia yang wajib dilakukan dalam keseharian guna
terpeliharanya kebersihan serta kesehatan diri, terkait secara fisik
maupun psikologis(Sassi Mahfoudh et al., 2018).
Personal hygiene adalah suatu upaya dalam pemeliharaan dan
perawatan kebersihan seluruh anggota tubuh termasuk organ
reproduksi. Saat menstruasi pembuluh darah didalam rahim mudah
sekali terluka, maka dari itu personal hygiene merupakan hal yang
begitu penting dilaksanakan agar terbebas dari disfungsi organ
reproduksi.
Personal hygiene mentruasi pada remaja merupakan isu kritis
sebagai determinan status kesehatan remaja yang akan berpengaruh
dalam kehidupan masa tua. Buruknya personal hygiene mentruasi

22
berpengaruh besar terhadap morbiditas dan komplikasi. Oleh karna
itu, remaja harus dipersiapkan baik pengetahuan, sikap maupun
tindakannya ke arah pencapaian reproduksi yang sehat (Suseno et
al., 2021).
Hygiene pada saat menstruasi merupakan salah satu unsur
personl hygiene (kebersihan perorangan) yang memegang peran
penting dalam status perilaku kesehatan seseorang, termasuk
menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi
(Rifdah,2019).
b. Tujuan
Personal Hygiene menstruasi bertujuan untuk menjaga
kebersihan seseorang pada saat menstruasi agar terhindar dari
gangguan penyakit reproduksi serta permasalahan-permasalahan
lainnya (Putri et al., 2021)
c. Hal-hal yang Perlu diperhatikan saat Menstruasi
1. Perawatan kulit Wajah
Wajah merupakan bagian yang paling sensitive bagi
seorang remaja terutama remaja putri. Masalah jerawat pada
remaja terkait dengan penampilan mereka. Pada saat
menstruasi kerja dari kelenjar sebaseus akan meningkat
sehingga produksi keringat meningkat. Pada saat menstruasi
sangat bermanfaat untuk membersihkan muka dua sampai tiga
kali sehari guna membantu mencegah timbulnya jerawat.
2. Kebersihan Rambut
Menjaga kebersihan rambut sangatlah penting karena pada
saat menstruasi kulit kepala lebih berminyak dan berkeringat
sehingga akan memudahkan timbulnya ketombe dan
mikroorganisme lainnya.
3. Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh pada saat menstruasi juga sangat penting
diperhatikan, dan sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan sabun

23
mandi biasa, pada saat mandi organ reproduksi luar perlu
cermat dibersihkan. Cara membersihkan daerah kewanitaan
yang terbaik ialah membasuhnya dengan air bersih. Satu hal
yang harus diperhatikan dalam membasuh daerah kewanitaan
kita, terutama setelah buang air besar (BAB), yaitu dengan
membasuhnya dari arah depan ke belakang (dari vagina ke arah
anus), bukan sebaliknya. Karena apabila terbalik arah
membasuhnya, maka kuman dari daerah anus akan terbawa ke
depan dan dapat masuk ke dalam vagina.Pada saat
membersihkan alat kelamin, tidak perlu dibersihkan dengan
cairan pembersih atau cairan lain dan douche karena cairan
tersebut akan semakin merangsang bakteri yang menyebabkan
infeksi. Apabila menggunakan sabun, sebaiknya gunakan sabun
yang lunak (dengan pH 3,5), misalnya sabun bayi yang
biasanya ber-pH netral. Setelah memakai sabun, hendaklah
dibasuh dengan air sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa
sabun yang tertinggal), sebab bila masih ada sisa sabun yang
ertinggal malah dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh,
harus dikeringkan dengan handuk atau tissue, tetapi jangan
digosok-gosok. Dengan menjaga kebersihan tubuh dapat
memberikan kesegaran bagi tubuh dan memperlancar
peredaran darah.
4. Kebersihan pakaian sehari-hari
Mengganti pakaian setiap hari sangatlah penting terutama
pakaian dalam, gunakan pakaian dalam yang kering ringat
karena pakaian dalam yang basah akan mempermudah
tumbuhnya jamur. Pakaian dalam yang telah terkena darah
sebaiknya direndam terlebih dahulu dan setelah kering
disetrika. Pemakaian celana yang terlalu ketat sebaiknya
dihindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan
akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab

24
dan teriritasi. Untuk pemilihan bahan, sebaiknya gunakan
bahan yang nyaman dan menyerap keringat, seperti misalnya
katun. Pemakaian pantyliner setiap hari secara terus menerus
juga tidak dianjurkan. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan
pada saat keputihan banyak saja, dan sebaiknya jangan memilih
pantyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi
kulit.
5. Penggunaan Pembalut
Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat
mudah terinfeksi, oleh karena itu kebersihan alat kelamin harus
lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat
menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Pilihlah
pembalut yang daya serapnya tinggi, sehingga tetap merasa
nyaman selama menggunakannya. Sebaiknya pilih pembalut
yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut
kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan
timbulnya rasa gatal. Pembalut selama menstruasi harus diganti
secara teratur 4-5 kali atau setiap setelah mandi dan buang air
kecil.Penggantian pembalut yang tepat adalah apabila di
permukaan pembalut telah ada gumpalan darah. Alasannya
ialah karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan
pembalut tersebut merupakan tempat yang sangat baik untuk
perkembangan bakteri dan jamur. Jika menggunakan pembalut
sekali pakai sebaiknya dibersihkan dulu sebelum dibungkus
lalu diuang ke tempat sampah.
Cara membersihkan alat kewanitaan adalah: Pada saat
menstruasi hal yang perlu kita lakukan adalah dengan
membersihkan diri, menjaga genetalia dengan cara mencuciny
dengan air bersih, kemudian menggunakan celana yang mudah
menyerap keringkat, serta mengganti pembalut, dan pembalut

25
tidak bisa lebih dari 6 jam serta diganti minimal 4-5 kali sehari,
baik setelah buang air besar atau buang air kecil.
d. Dampak dan Akibat
Keluhan yang dialami oleh remaja adalah gatal-gatal pada
daerah kemaluan pada saat menstruasi. Gatal-gatal saat menstruasi
ini disebut juga dengan Pruritus vulvae. Pruritus vulvae adalah
iritasi atau rasa gatal disekitar vulva dan lubang vagina yang bisa
terjadi pada malam hari.
Infeksi yang diabaikan oleh Hygiene yang baru saat menstruasi
dan terjadi pada wanita yaitu, keputihan, vaginitis bacterial,
trichomonas vaginalis, kandidiasis vulvovaginitis dan sebagainya.
Bila infeksi tersebut di biarkan dan tidak diobati dengan sempurna,
akan menimbulkan infeksi yang merambat ke organ reproduksi
bagian dalam seperti radang panggul.
Akibat yang sering terjadi karena kurangnya kebersihan pada
saat menstruasi adalah
1) Demam
2) Radang pada permukaan vagina
3) Gatal-gatal pada kulit vagina
4) Keputihan
5) Rasa panas atau sakit pada perut (Remiyanti, 2019).

26
C. Tabel Sintesa
Tabel 2.1 Tabel Sintesa

No Penelitian (judul, Nama Tujuan Penelitian Metode (Desain Populasi & Temuan & Perbedaan
peneliti, Tahun Sampel, variabel). Penelitian
1. Pengaruh Pendidikan untuk mengetahui adanya Jenis penelitian ini adalah Pre Hasil yang didapatkan Setelah
Kesehatan Menggunakan pengaruh ontroln ontroln Experimental dengan desain dilakukan uji statistic diperoleh
Media Video Dan Alat Peraga menggunakan media video One Group Pretest-Posttest. nilai p value = 0,000 atau p< α
Terhadap Pengetahuan Dan dan alat peraga terhadap Populasi penelitian ini adalah = 0,05, yang berarti ada
Sikap Remaja Putri Tentang pengetahuan dan sikap remaja putri dengan jumlah pengaruh.
Personal Hygiene Pada Masa remaja putri dalam sampel 30 orang. Analisis data
Menstruasi Dalam Layanan personal hygiene masa yang digunakan dalam Perbedaan penelitian
Homecare Di Dusun menstruasi penelitian ini menggunakan sebelumnya dengan penelitian
Kumbung Wilayah Kerja analisis non parametrik ini terdapat pada Variabel dan
Puskesmas Kuripan Wilcoxon. lokasi & waktu penelitian.
Kabupaten Lombok Barat, Besar sampel dalam penelitian
Winda Ayu Ningsih, Mutiara ini sebanyak 30 orang. Variabel
Rachmawati Suseno, Bq Yuni Independen adalah Pendidikan
Fitri Hamidiyanti, 2021 Kesehatan menggunakan media
video dan alat peraga tentang
Personal hygiene Masa
Menstruasi. Sedangkan
Variabel Dependen adalah
pengetahuan dan sikap remaja
putri dalam personal hygiene
masa menstruasi.
2. Pengaruh Pendidikan Untuk mengetahui Jenis penelitian yang digunakan Hasilnya didapatkan p= 0,001;
Kesehatan Terhadap Perilaku pengaruh ontroln ontroln adalah quasi experimental α <0,05 yang artinya ada

27
Personal Hygiene Saat terhadap perilaku personal dengan one group pretest- pengaruh ontroln ontroln
Menstruasi Pada Siswi Smp hygiene saat menstruasi posttest design, Sampel terhadap pengetahuan, sikap,
Dan Sma Di Yayasan pada siswi SMP dan SMA penelitian berjumlah 43 orang dan ontrol personal hygiene
Pasraman Gurukula Bangli, I di Yayasan Pasraman yang dipilih berdasarkan total pada siswi SMP dan SMA di
Dewa Ayu Alit Maharani Gurukula Bangli sampling, Populasis Yayasan Pasraman Gurukula
Laras, Made Rini Damayanti, dalamsspenelitian ini adalah Bangli.
I Gusti Ayu Pramitaresthi, semua siswi SMP dan SMA
tahun 2020 yang bersekolah di Yayasan Perbedaan penelitian
Pasraman Gurukula Bangli sebelumnya dengan penelitian
ini terdapat pada variabel,
waktu,tempat dan metode
penelitian.
3. Pengaruh Penyuluhan Melalui Tujuan penelitian untuk Penelitian ini menggunakan Hasil tersebut menunjukan ada
Media Video Terhadap mengetahui pengaruh metode analitik komparatif pengaruh media video terhadap
Pengetahuan Dan Sikap penyuluhan melalui media dengan rancangan penelitian pengetahuan dan sikap tentang
Genetalia Hygiene Remaja video terhadap onegrup pre-test-post-test, 80 genetalia hygiene remaja
Puteri Smp Dwijendra pengetahuan dan sikap responden probability puteri.
Denpasar, Ni Nyoman Ayu tentang genetalia hygiene sampling.
Suci Marlina, Ni Wayan remaja puteri di SMP Perbedaan penelitian
Suarniti, I Gusti Ayu Surati, Dwijendra Denpasar. sebelumnya dengan penelitian
ini terdapat pada waktu dan
tempat, serta metode penelitian.
4. Pengaruh Video Learning Penelitian ini bertujuan Jenis penelitian ini merupakan Hasil uji Controln
Multimedia terhadap untuk menganalisis quasy eksperimen (pre-post test menunjukkan bahwa terdapat
Pengetahaun, Sikap dan pengaruh video learning design), Sampel dalam pengaruh video learning
Perilaku Menstrual Hygiene multimedia terhadap penelitian ini sebanyak 62 multimedia terhadap perubahan
pada Remaja Putri, Andi perubahan sikap dan sampel, 31 sampel kelompok pengetahuan, sikap dan
Basniati, Sri Ramadhany, perilaku menstrual ontrol dan 31 kelompok perilaku menstrual hygiene
Muhammad Tamar, hygiene pada remaja putri. intervensi (Video Learning pada remaja putri.
Nurhikmah, Fanni Astuti, Multimedia) yang dipilih
Tahun 2020 berdasarkan tekhnik purposive Perbedaan penelitian

28
sampling, sebelumnya dengan penelitian
ini terdapat pada waktu dan
tempat penelitian, dan metode
penelitian.
5. Pengetahuan Dan Sikap Mengetahui pengaruh Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan
Menstrual Hygiene Dengan ontroln ontroln metode quasi eksperimen ada pengaruh Control
Pendidikan Kesehatan menggunakan metode peer dengan jenis pendekatan yang menstrual hygiene
Menggunakan Metode Peer group online terhadap digunakan adalah pre-test dan menggunakan metode peer
Group Pada Remaja, Diah pengetahuan dan sikap post-test with control group group online terhadap
Astutiningrum, Lukfi Desi menstrual hygiene pada design. Sample penelitian pengetahuan dan sikap pada
Ana Utami, Eka Riyanti, remaja. sebanyak 72 responden dengan remaja (p=0.000) dan ada
2021 ontro purposive sampling perbedaan signifikan antara
kelompok intervensi dan
kelompok ontrol (p=0.000).

Perbedaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian
ini terdapat pada metode
penelitian dan variabel.
6. Hubungan Pengetahuan Dan Mengetahui hubungan Penelitian ini menggunakan Hasil penelitian menunjukkan
Sikap Dengan Perilaku Vulva pengetahuan dan sikap metode analitik kuantitatif bahwa ada hubungan antara
Hygiene Saat Menstruasi dengan perilaku vulva dengan pendekatan cross pengetahuan (p value = 0,006)
Pada Remaja Puteri Di Smp hygiene saat menstruasi sectional. Sampel dalam dan sikap (p value = 0,001)
N 01 Pulau Beringin pada remaja putri di SMP penelitian ini berjumlah 46 remaja putri dengan perilaku
Sumatera Selatan Tahun Negeri 1 Pulau Beringin siswi. Teknik pengambilan vulva hygiene saat menstruasi
2019, Desvi Dwi Permata, Kabupaten Ogan sampel menggunakan total di SMP Negeri 1 Pulau
Anni Suciawati, Retno Komering Ulu Selatan sampling Beringin Kabupaten Ogan
Widowati, 2019 Provinsi Sumatera Selatan Komering Ulu Selatan Provinsi
Tahun 2019. Sumatera Selatan tahun 2019.

Perbedaan penelitian

29
sebelumnya dengan penelitian
ini terdapat pada Waktu,
tempat.
7. Pengaruh Pendidikan Penelitian ini bertujuan Penelitian ini merupakan Hasil penelitian ini
Kesehatan Tentang Higiene untuk mengetahui penelitian Pra Eksperimen menunjukkan bahwa ada
Menstruasi Terhadap pengaruh pemberian dengan rancangan One Group pengaruh pemberian
Pengetahuan Remaja Putri pendidikan kesehatan Pratest Posttest. Sampel dalam pendidikan kesehatan terhadap
2020. Mariene Wiwin tentang higiene menstruasi penelitian ini Siswi SMP pengetahuan (p = 0,000)
Dolang, Erlin Kiriwenno terhadap pengetahuan Negeri 1 masohi yang sudah tentang higiene menstruasi
remaja putri. menstruasi sebanyak 35 siswi. pada siswi di SMP Negeri 1
Masohi.

Perbedaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian
ini terdapat pada waktu, tempat
dan Variabel.
8. Knowledge and menstrual Untuk mengetahui This was an institutional based Although majority of the
hygiene practice among Pengetahuan dan praktek cross-sectional study conducted respondents (58.2%) were not
adolescent school girls in remaja at Gedeo zone high schools taking baths during
southern Ethiopia: a cross- Perempuan tentang among 791 randomly selected menstruation, 80.5% do
sectional study 2019. Zelalem menstruasi dan adolescent girls using multi cleaned their genitalia with
Belayneh and Birhanie kebersihan menstruasi stage sampling technique water during menstruation.
Mekuriaw mengunjungi publik
Lembaga kesehatan Perbedaan penelitian
Quetta, Pakistan sebelumnya dengan penelitian
ini terdapat pada variabel
penlitian, tempat, waktu dan
metode
9. Increasing Knowledge And The purpose of this study The method of the study used The results showed that in the
Attitude Of Menstrual is to determining the effect was a quasi-experimental intervention group and control
Hygiene With Health of health education using design using pretest and group there was an influence

30
Education Using The Peer online peer group methods posttest with control group on menstrual hygiene health
Group Method In on knowledge and attitude design. The sample in this education using online peer
Adolescents. Diah of menstrual hygiene in study are 72 respondents with group methods on adolescent
Astutiningrum, Lukfi Desi adolescents purposive sampling technique. knowledge and attitudes
Ana Utami,Eka Riyanti. 2021 The instrument used was a 15 (p=0.000),
item knowledge questionnaire
and 14 item attitudes. Analysis Perbedaan penelitian
using the Wilcoxon and Mann sebelumnya dengan penelitian
Whitney test ini terdapat pada metode
penelitian, variabel, waktu dan
tempat penelitian

10 Knowledge and practice of (penelitian ini bertujuan A questionnaire-based cross- Demographic characteristics
. adolescent females about untuk menilai sectional survey was revealed that the mean age of
menstruation and pengetahuan dan praktik conducted. Nine hundred and the respondents was 15 years.
menstruation hygiene visiting terkait menstruasi pada twenty three female adolescents Mothers’ (67%). menstruation-
a public healthcare institute of remaja putri yang attending general out-patient related education cleaned their
Quetta, Pakistan. 2020. Judy mengunjungi institusi departments of Mohtarma genitalia with water during
Michael, Qaiser Iqbal, Sajjad perawatan Kesehatan Shaheed Benazir Bhutto menstruation.
Haider, Adnan Khalid, Masyarakat kota Quetta, Hospital Quetta, Balochistan,
Naheed Haque, Rabia Ishaq, Pakistan. was approached for data Perbedaan penelitian ini
Fahad Saleem, Mohamed collection. Based on the dengan penelitian sebelumnya
Azmi Hassali and objectives of the study, terdapat pada waktu,tempat dan
Mohammad Bashaar. descriptive analysis was variabel.
conducted and SPSS v. 21.0
was used for the data analysis.

31
D. Kerangka Konsep
1. Kerangka Konsep Penelitian

Perilaku Remaja
Penyuluhan
● Pengetahuan
● Sikap

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Pengaruh
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
2. Uraian Kerangka Konsep Penelitian
a. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhun Kesehatan tentang kesehatan reproduksi penting
untuk remaja agar mereka mempunyai informasi dan pengetahuan
yang benar tentang kesehatan reproduksi.
b. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang tentang personal hygiene saat
menstruasi juga memiliki pengaruh bagi perilaku seseorang dalam
menjaga dan merawat kesehatan reproduksinya. Penyebab
kurangnya pengetahuan dan informasi tentang personal hygiene
saat menstruasi. Salah satu akibat kurangnya pemahaman personal
hygiene genetalia adalah terjadinya gangguan kesehatan reproduksi
seperti keputihan dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) (Angrainy
et al., 2021).
c. Sikap

32
Sikap adalah cara pandang dan tanggapan remaja tentang
personal hygiene saat menstruasi. Aspek pengukuran sikap yang
didasari pada jawaban responden dari semua jawaban yang
diberikan dengan menggunakan skala Pengetahun Intervensi
Penyuluhan tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi. Dengan
peniaian sikap adalah skala likert yang dibuat dalam bentuk
centang (checlist) dengan ketentuan yang digunakan :
Kategori
1) Positif dinilai (4,3,2,1)
2) Negati dinilai (1,2,3,4)
E. Hipotesis Penelitian
Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Nol (H0)
a. Tidak ada Pengaruh penyuluhan tentang Personal Hygiene
terhadap Pengetahuan Personal Hygiene saat menstruasi pada
remaja putri
b. Tidak ada pengaruh Pengaruh Penyuluhan tentang Personal
Hygiene terhadap Sikap personal hygiene saat menstruasi pada
remaja putri
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada Pengaruh Penyuluhan tentang Personal Hygiene terhadap
Pengetahuan Personal Hygiene saat menstruasi pada remaja putri.
b. Ada pengaruh Pengaruh Penyuluhan tentang Personal Hygiene
terhadap Sikap Personal Hygiene saat menstruasi pada remaja
putri.

33
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian experimen atau
percobaan dengan desai penelitian Pra Experimen. Pra-eksperimental
adalah penilitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi
tanpa menggunakan kelompok control.
Desain Penelitian dapat digambarkan seperti pada gambar
01…………………………X………………………02
Keterangan :
01 : Mengukur Tingkat Pengetahuan Responden sebelum Perlakuan.
X : Memberikan Perlakuan Berupa Penyuluhan.
02 : Mengukur Tingkat Pengetahuan Responden Setelah Perlakuan.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di rencanakan di sekolah Menengah Pertama
yang ada Wilayah Kabupaten Gorontalo yaitu SMP NEGERI 3
LIMBOTO pada bulan Maret sampai April tahun 2022.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Putri di SMP
NEGERI 3 LIMBOTO yang sudah Menstruasi dengan jumlah
Populasi remaja Putri
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam
penelitian ini yaitu Sebagian remaja yang sudah mengalami
menstruasi.
a. Besar Sampel

34
Sampel dalam penelitian ini adalah siswi yang sudah menstruasi
di SMP NEGERI 3 LIMBOTO dengan jumlah 20 remaja putri.
Cara menentukan besar sampel dalam penelitian ini berdasarkan
rumus yaitu:
2
n=σ ¿ ¿
Keterangan :
n = Besar Sampel
2
σ = Standar Deviasi
Z1−α = Standar Normal Deviasi
Z1− β= Standar Normal
μ1= Nilai Mean Pretest
μ2= Nilai Mean Postest
Tabel 3.1 Tabel Perhitungan

Variabel n σ
2
μ1 μ2 Referensi

Pengetahuan 6 14,785851 20,03 24,86 Dolang Mariene


& Kiriwenno

Sikap 20 35,66825 32,62 36,09 Handayani ,Kur


naesih
&Sundari

b. Teknik Pengambilan Sampel


Pada penelitian ini Teknik sampling yang digunakan yaitu
Simpel Random Sampling adalah Teknik pengambilan sampel dari
anggota populasi yang dilakukan secara acak.
D. Variable Penelitian
1. Klasifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang meliputi Variabel
Independen dan Dependen.

35
a. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Pengaruh
Penyuluhan personal hygiene
b. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Pengetahuan, dan
Sikap.

36
2. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

No Variabel Definisi Skala Data Cara Pengukuran Score nilai

1. Pengetahuan Pengetahuan Segala sesuatu yang 1. Jika benar bernilai 1


diketahui dan dipahami 2. Jika salah bernilai 0
responden tentang Personal Ratio Kuesioner
Hygiene saat menstruasi : cara Pre Test Dan Post Test
membersihkan alat kelamin, Penyuluhan
penggunaan pembalut, menjaga
kebersihan saat BAB dan BAK.

2. Sikap Sikap yang dimaksud dalam 1. Jika pernyataan


penelitian ini adalah sikap dalam Kuesioner Positif bernilai 4,3,2,1
melakukan personal hygiene saat Ratio Pre Test Dan Post Test 2. Jika Pernyataan
menstruasi Penyuluhan Negatif bernilai
1,2,3,4

37
E. Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data yang diperoleh dari hasil kuesioner.
2. Instrumen Penelitian
Alat dan Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Materi Penyuluhan Personal Hygiene saat menstruasi
Penyuluhan diberikan melalui metode ceramah dengan alat
bantu audiovisual. Alat bantu audiovisual meliputi slideshow, dan
video. Informasi yang disampaikan berisi tentang Apa itu
Menstruasi, Bagaiamana Personal Hygiene saat menstruasi,
Dampak apa yang nantinya akan dialami ketika tidak
memperhatikan Personal Hygiene saat menstruasi.
b. Kuesioner Penelitian
Kuesioner penelitian ini berisi tentang pertanyaan-
pertanyaan terkait Pengetahuan dan Sikap personal hygiene saat
menstruasi.

38
3. Alur Penelitian
Tabel 3.3 Alur Penelitian

Hari/ Waktu Kegiatan


Tanggal
Senin, 07- 08.00 -08.30 Pertemuan dengan Pihak Sekolah, untuk
Maret- meminta izin kepada Kepala Sekolah,
2022 bahwa akan diadakannya penelitian
disekolah tersebut.
08.31-08.45 Perkenalan dengan siswi
08.45-09.00 Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

09.00-09.20 Pembagian Kuesioner Pre Test


09.20-09.35 Games
09.35-55 Penyuluhan dan Pemutaran Video
09.55-10.15 Break
09.15-15.35 Pembagian Kuesioner Post Test
09.35-40 Penutup

F. Pengolahan dan Penyajian Data


1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan elektrik dengan
menggunakan kalkulator dan computer dengan program Pengolahan
Data Statistik SPSS.
2. Penyajian Data
a. Pengeditan Data (Editing)
Tahap editing peneliti melakukan pengecekan terhadap data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing bertujuan untuk
memastikan bahwa data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan
kriteria penelitian. Tahapan editing dilakukan peneliti dengan cara
memeriksa jawaban responden. Apakah sudah lengkap atau belum.

39
Setelah semua jawaban telah lengkap peneliti mengumpulkan
dalam satu berkas.
b. Pengkodean Data (Coding).
Coding dilakukan untuk memberikan kode data yang
dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol/kode yang cocok
untuk keperluan analisis.
c. Data entry.
Data entry dilakukan untuk memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana. Data yang telah
di diberi kode kemudian diolah menggunakan komputer dengan
menggunakan program microsof XL atau SPSS untuk
memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data.
d. Melakukan Analisis Data. Analisis data dilakukan untuk mengolah
data penelitian yang telah dikumpulkan sesuai dengan tujuan
penelitian. Analisis data penelitian dilakukan peneliti dengan cara
mencari distribusi frekuensi dan nilai chisquare pada setiap
variabel.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini di gunakan untuk melihat gambaran, distribusi dan
mendeskripsikan variabel dependen dan indenpenden.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh
Penyuluhan tentang Peronal Hygiene terhadap Pengetahuan dan Sikap
Personal Hygiene saat menstruasi Faired Sampel t-test adalah uji yang
menentukan perbedaan antara 2 variabel yang masih dalam satu
kelompok atau dapat juga diartikan untuk mengukur perbedan sampel
yang sama tapi juga 2 kali pengukuran,, yang pertama pretest dan yang
kedua postest.

40
DAFTAR PUSTAKA

Angrainy, R., Fitri, L., & Utari, A. (2021). Relationship beetween Knowledge and
Personal Hygiene Behavior during Menstruation in Adolescents Hubungan
Pengetahuan Dengan Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada
Remaja. 10(1), 49–54.
Dolang, M. W., & Kiriwenno, E. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Higiene Menstruasi Terhadap Pengetahuan Remaja Putri. Biosel:
Biology Science and Education, 9(1), 101.
https://doi.org/10.33477/bs.v9i1.1327
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan.
Lavenia, C., & Dyasti, J. A. (2019). Studi Komparatif Personal Hygiene
Mahasiswa Universitas Indonesia di Indekos dan Asrama. Jurnal KSM Eka
Prasetya UI, 1(4), 1–9.
Mahendra, D. (2019). Buku Ajar Promosi Kesehatan. Program Studi Diploma
Tiga Keperawatan Fakultas Vokasi UKI, 1–107.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
NU, P. M., & UNICEF. (2020). Manajemen Kebersihan Menstruasi Dan
Pencegahan Perkawinan Anak. In Pimpinan Pusat Muslimat NU UNICEF.
https://www.pma2020.org/sites/default/files/IDR2-MHM brief-v1-Bahasa
Indonesian-2017-05-03.pdf
Pengukuran, S. (n.d.). Pertemuan Ke-5 Model Skala Pengukuran. 1–51.
Putri, R., Mts, D. I., Pesantren, P., & Iman, N. (2021). No Title.
Remiyanti. (2019). Pengaruh Penyuluhan Personal Hygiene Terhadap Perilaku
Remaja Putri Pada Saat Menstruasi di Kelas X SMA Negeri 1 Kaway XVI
Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2019. 47–50.
http://repository.helvetia.ac.id/id/eprint/2359/7/SKRIPSI REMIYANTI
(1801032240).pdf
Retnaningsih, R. (2016). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Alat
Pelindung Telinga Dengan Penggunaannya Pada Pekerja Di Pt. X. Journal of
Industrial Hygiene and Occupational Health, 1(1), 67.
https://doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.607
Sassi Mahfoudh, S., Bellalouna, M., & Horchani, L. (2018). Solving CSS-Sprite
Packing Problem Using a Transformation to the Probabilistic Non-oriented
Bin Packing Problem. Lecture Notes in Computer Science (Including
Subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in
Bioinformatics), 10861 LNCS, 561–573. https://doi.org/10.1007/978-3-319-
93701-4_44
Suseno, M. R., Fitri Hamidiyanti, B. Y., & Ayu Ningsih, W. (2021). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Video Dan Alat Peraga
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Personal Hygiene
Pada Masa Menstruasi Dalam Layanan Homecare. Jurnal Kebidanan, 10(2),
59–69. https://doi.org/10.35890/jkdh.v10i2.216
Guidance on Menstrual Health and Hygiene. United Nations Children’s Fund
(UNICEF).2019.
Belayneh, Z., & Mekuriaw, B. (2019). Knowledge and menstrual hygiene practice
among adolescent school girls in southern Ethiopia: A cross-sectional study. BMC
Public Health, 19(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12889-019-7973-9
Guidance on Menstrual Health and Hygiene. United Nations Children’s Fund
(UNICEF).2019.

Harahap, Y. W., Suryati, & Masnawati. (2021). Perilaku Personal Hygiene


Remaja Putri Saat Menstruasi Di Mts Swadaya Padangsidimpuan. Jurnal
Kesehatan Ilmiah Indonesia, 6(1), 134–140.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,2018. Manajemen Kebersihan


Menstruasi Perlu Dipahami. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia :
Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Indonesia:


Jakarta. Kemenkes RI
Laras, I. D. A. A. M., Damayanti, M. R., & Pramitaresthi, I. G. A. (2020).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Personal Hygiene Saat
Menstruasi Pada Siswi Smp Dan Sma Di Yayasan Pasraman Gurukula
Bangli. Coping: Community of Publishing in Nursing, 8(2), 192.
https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i02.p12
Mukarramah. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap
Perilaku Personal Hugiene Saat Menstruasi. Jurnal Kesehatan Luwu Raya,
7(1), 88–95.

Remiyanti,2019. Pengaruh Penyuluhan Personal Hygiene Terhadap Perilaku


Remaja Putri Pada Saat Menstruasi Di Kelas X Sma Negeri 1 Kaway
Xvl Kecamatan Kaway Xvl Kabupaten Aceh Barat Tahun 2019. Program
Studi Ilmu Kebidanan : Institusi Kesehatan Helvetia Medan
Sari, R. P., & Agustin, K. (2018). Hubungan sikap dengan tindakan personal
hygiene saat menstruasi pada siswi kelas VIII di SMP N 1 Masaran. Jurnal
Maternal, II(4), 194–198. https://ejurnal.stikesmhk.ac.id

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja, 2017. Edukasi Kesehatan Reproduksi.

42
Syahda Sukrianti & Elmayasari,2020. Hubungan pengetahuan dan peran orang
tua (ibu) dengan perilaku personal hygiene saat menstruasi di smpn 2
ukui kabupaten pelalawan. Jurnal Doppler:Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai.

Yumaeroh Farita & Susanti Dwi, 2019. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan
media video terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang personal
hygiene saat menstruasi di smpn 1 gamping. Media Ilmu Kesehatan.

Yumaeroh, F., & Susanti, D. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan


Media Video Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Personal
Hygiene the Influence of Health Education Through Video Toward the
Adolescent ’ S Knowledge Level on Personal Hygiene During Menstruation
Period in Smpn. Media Ilmu Kesehatan, 8(3), 203–209.
Purwoastuti Endang & Walyani Elisabeth. (2015). Panduan Materi Kesehatan
Reproduksi & Keluarga Berencana: Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

43
MATERI PENYULUHAN

44
45
Lampiran

KUISIONER PENELITIAN AWAL

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PERSONAL HYGIENE


TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE SAAT
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMP

I. Data Demografi
1. Nomor Responden :
2. Nama (Inisial) :
3. Usia :
4. Nama Sekolah :
5. Nomor Hp:

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah pertanyan dibawah ini dengan memberikan tanda (X) pada jawaban
yang dianggap benar
2. Isilah kuisioner sesuai dengan pendapat anda
3. Dimohon u tuk tidak berdiskusi dengan teman selama mengisi kuisioner
4. Jika ada pertanyaan, silahkan bertanya pada peneliti
Selamat Mengerjakan
II. Karakteristik Responden
A. Kuesioner Pengetahuan
1. Apa yang sebaiknya dilakukan pertama kali sebelum membasuh alat
genetalia?
a. Membersihkan tangan menggunkan tissue
b. Langsung membasuh kelamin
c. Mencuci tangan
2. Apa yang dimaksud dengan personal hygiene saat menstruasi?
a. Menjaga alat kelamin saat menstruasi untuk menambah
kepercayaan diri
b. Menjaga kebersihan pembalut selama menstruasi agar terhindar
dari penyakit genetalia
c. Suatu tindakan memlihara kebersihan dan kesehatan kewanitaan
seseorang pada saat menstruasi untuk kesejahteraan fisik dan psikis
3. Apa yang terjadi jika tidak mengganti pembalut saat menstruasi?
a. Bakteri tidak dapat berkembang biak di vagina
b. Bakteri mudah berkembang biak di vagina

46
c. Bakteri akan mati saat berada divagina
4. Berapakah normalnya siklus menstruasi?
a. 28-35 hari
b. 2 minggu
c. 40 hari
5. Wajah juga merupakan bagian dari yang terpenting dijaga
kebersihannya sat mentruasi karena pada saat menstruasi kelenjar
sebascus meningkat sehingga produksi keringgan juga meningkat, oleh
sebab itu mencuci muka 2x sampai 3x sehari angat dianjurkan untuk
dapat membantu mencegah?
a. Wajah kusam
b. Timbulnya komedo
c. Timbulnya jerawat
6. Pada saat membersihkan alat genetalia, sebaikanya?
a. Menggunakan sabun antiseptic
b. Menggunakan sabun mandi
c. Menggunakan air mengalir
7. Apakah akibat yang ditimbulkan jika alat genetalia dibiarkan lembab?
a. Pertumbuhan bakteri atau jamur
b. Pendarahan vagina
c. Kerusakan alat kelamin ataau lecet
8. Berikut ini yang merupakan cara membersihkan alaat genatlia yang
benar adalah?
a. Membasuh genetalia dengan bersih menggunakan anti septic
b. Membasuh dari arah depan kebelakang setelah buang air
kecil/buang air besar untuk mencegah masuknya mikroorganisme
dari anus
c. Membasuh dari araah belakang kedepan setelah buang air
kecil/buang air besar
9. Berapa lamakan menstruasi yang dikatan normal?
a. 5-7 hari
b. 1-2 hari
c. 28 hari
10. Untuk menjaga kebersihan, berapa kali harus mengganti pembalut
dalam sehari?
a. Satu kali sehari
b. Dua kali seehari
c. Setiap 4-5 hari sekali

47
B. Kuesioner Sikap
Petunjuk Pengisian :
a. Pilihlah salh satu jawaban berikut ini dengan memberikan tanda
checklist (√)
b. Isilah kuesioner dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Tanyakan kepada peneliti apabila ada yang kurang dimengerti.
SS : Sangat Setuju TS: Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

N PERNYATAAN SS S TS STS
O
1. Bisa melakukan Penagangan yang tidak steril
selama haid.
2. Harus sering memperhatikan Kebersihan daerah
kemaluan setiap saat
3. Saat haid menggunakan pembalut dengan yang
mengandung parfum itu bisa dipakai seharian.
4. Tidak perlu mengganti pembalut setelah mandu
jika pembalutnya belum ada bercak darah
5. Saat haid banyak biasa mengganti pembalut
hanya 2 kali sehari
6. Lebih baik menggunakan kain sebagai pembalut
dari pada menggunakan pembalut yang bermerek
7. Ketika membiarkan vagina lembab bakteri sulit
untuk berkembang
8. Bahan celana dalam lebih baik terbuat dari nilon
karena nilon menghisab air dan tidak tembus
udara yang diperlukan untuk aliran udara
kebagian luar alat kelamin
9. Sebagai seorang remaja putri maka mengetahui
Informasi seputar kebersihan organ kewanitaan
saat menstruasi itu sangat penting
10. Menggunakan pembalut sangat penting pada saat
menstruasi
11. Personal hygiene perawatan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik
secara fisik dan psikologis
12. Sebaiknya kita tidak perlu mengganti celana
dalam jika darah tidak tembus

48

Anda mungkin juga menyukai