TAHUN 2023
1
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA Nn “S” 16 TAHUN DENGAN
MASALAH KEPUTIHAN DAN OBESITAS DI PMB BIDAN NINING
JAKARTA BARAT
TAHUN 2023
Pembimbing I
2
LEMBAR PENGESAHAN
Pada
Oktober 2023
Pembimbing Penguji I
3
KATA PENGANTAR
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
hormone tertentu. Cairannya berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan
pemeriksaan laboratorium tidak menunjukkan ada kelainan .Keputihan
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu keputihan normal dan abnormal. Umumnya
keputihan didefinisikan sebagai cairan putih yang dikeluarkan dari alat
kelamin wanita. Terkadang keputihan ini hanya keluar dengan cair atau
kadang lengket dan kental. Keputihan sampai batas tertentu adalah normal
dan sehat karena membersihkan sel-sel mati dari organ reproduksi dan
organisme beracun lainnya. Pada wanita sehat keputihan berwarna keputihan.
Keputihan yang abnormal mungkin berwarna keputihan, kekuningan,
kemerahan dan kehijauan (Sikarwar, 2020).
Berdasarkan data WHO terdapat kasus baru infeksi menular seksual
yang muncul dan terjadi sekitar lebih dari 340.000.000 setiap tahunnyadengan
presentase kasus 75-85% dari negara berkembang.Terjadi peningkatan
prevalensi kasus infeksi genital pada tahun 2011-2013 yang terdiri dari kasus
bacterial vaginosis 45-50%, kasus vulva vaginal kandidiasis 30-35%, dan
trikomoniasis 5- 10% (Ummul Azizah, 2020).
7
tahun 2000 – 2012 kejadiaan overweight terus naik dari 5% menjadi 7%.
1.2 Tujuan
8
c. Bidan mampu merencanakan asuhan kebidanan pada remaja
dengan masalah keputihan dan obesitas di bpm nining Tahun
2023.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Remaja
10
ini mereka sudah tidak bisa dikatakan anak-anak namun juga belum bisa
dikatakan sebagai golongan orang yang sudah dewasa, dan juga pada fase
ini remaja belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal
fungsi fisik maupun psikisnya (Fauzia & Rahmiaji, 2019).
a. Remaja Awal
11
3. Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik
12
Perkembangan psikososial pada remaja biasanya ditandai dengan
ketertarikannya remaja tersebut untuk bersosial pada teman
sebayanya. Remaja pada masa ini biasanya mengalami masalah
pada teman dan memiliki ketertarikan pada lawan jenisnya.
Remaja sudah memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan memiliki
rasa saling menghormati pada teman sebayanya maupun orang
yang lebih tua pada mereka. Pada masa ini remaja sudah
mementingkan penampilannya ketika bertemu seseorang yang
sesama jenis ataupun lawan jenisnya (Watung, 2022). Remaja
putri merupakan salah satu kelompok yang rentang mengalami
masalah gizi, sehingga upaya pengkajian lanjut menjadi penting
dilakukan mengingat besarnya dampak yang dapat diakibatkan
dari masalah gizi tersebut. Nilai kebaruan dari penelitian ini adalah
dilakukan pengukuran status gizi dengan indikator berbeda yakni
indeks massa tubuh untuk mengidentifikasi kejadian berat badan
kurang dan obesitas serta indikator lingkar lengan atas untuk
mengidentifikasi kejadian kekurangan energi kronis (Nuryani,
2019).
13
vagina. Cairan berwarna jernih, tidak terlalu kental, tidak disertai
dengan rasa nyeri atau gatal, dan jumlah keluar tidak berlebih.
Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10 – 16 menstruasi
Sebenarnya tidak berwarna putih dan tidak cocok disebut
keputihan, banyak dipengaruhi oleh sistem hormonal, sehingga
banyak sedikitnya sekret/cairan vagina sangat bergantung pada
siklus bulanan dan stress yang juga dapat mempengaruhi siklus
bulanan itu sendiri.
14
2. Keputihan abnormal (patologis)
a. Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih
kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat
encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa.
b. Cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat.
c. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya
serta dapat mengakibatkan iritasi pada vagina.
d. Keputihan patologis disebabkan oleh beberapa hal meliputi
bakteri, jamur, benda asing, luka pada vagina, kotoran dari
lingkungan, air yang tidak bersih, pemakaian tampon atau panty
liner. Berikut adalah penyebab umum dari keputihan pada wanita
usia reproduksi:
1. Infektif ( Non - menular seksual)
a. Bacterialvaginosis
Bacterial vaginosis merupakan penyebab terbanyak penderita
keputihan abnormal pada wanita usia produktif. Telah dilaporkan
prevalensi jenis kemungkinan dapat dipengaruhi oleh faktor perilaku
dan/atau sosiodemografi. Hal ini dapat terjadi secara langsung yang
ditandai oleh tergantinya lactobacilli normal sehingga menyebabkan
peningkatan pH vagina (> 4,5).infeksi ini nyatanya tidak
menimbulkan gejala sama sekali pada sebagian wanita. Keluhan
utama dari vaginosis bakterialis adalah keputihan dengan warna
putih keabuan dan berbau amis
b. Candida albicans
Penyebabnya berasal dari jamur Candida albicans. Gejalanya
adalah keputihan berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi,
disertai rasa gatal, dan kemerahan pada kelamin dan sekitarnya. PH
pada vagina ≤ 4,5. Keputihan atau leukorea merupakan sekresi vaginal
pada wanita. Salah satu jamur penyebab keputihan adalah jamur
Candida albicans. Infeksi ini biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Oleh karena itu
perlu dilakukan pemeriksaan Jamur Candida albicans pada Urin
15
c. Gardnerellavaginalis
Keputihan menggumpal bisa menjadi tanda infeksi
bakteri Gardnerella vaginalis. Secara normal, bakteri ini memang
terdapat di vagina.
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Gardnerella
vaginalis disebut penyakit vaginosis bakteri.
Selain keputihan, gejala utama penyakit tersebut adalah bau amis
menyengat di vagina. Bau amis akan semakin menyengat setelah
berhubungan intim.(dr.Aina Heidyana,2022)
c. Neisseriagonorrhoeae
Keputihan yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae
dapat menyebabkan keputihan bertekstur encer, berwarna hijau
atau kuning. Selain itu, penyakit menular seksual akibat infeksi
bakteri Neisseria gonorrhoeae atau gonococcus ini
menimbulkan gejala berupa rasa nyeri atau terbakar ketika
buang air kecil. Meskipun jarang terjadi, rasa nyeri juga bisa
menjangkiti area perut bagian bawah.( Suay-García B, Pérez-
Gracia MT.2018)
d. Virus herpes simpleks
Wanita dengan servisitis yang disebabkan karena infeksi
herpes simplex virus mungkin sesekali akan timbul keputihan.
3. Non –infektif
Penyebab lain dari keputihan meliputi benda asing (kondom),
ektopik serviks atau polip, keganasan saluran genital, fistula dan
reaksi alergi. Pengecualian dari infeksi dan penyebab lain akan
menyebabkan keputihan fisiologis.
2.2.2 Komplikasi
Keputihan dapat menjadi infeksi dan menjalar ke organ
reproduksi bagian dalam seperti rahim dan saluran telur yang
menyebabkan peradangan di organ tersebut. Jaringan parut pada
saluran tuba dapat menutup saluran tuba dan menjadi salah satu
penyebab sulit memiliki anak. Komplikasi lainnya adalah infeksi
saluran kencing, mengingat letaknya yang berdekatan dengan
vagina. Gejala yang dirasakan adalah panas dan nyeri saat kencing.
Keputihan menjadi salah satu tanda adanya kelainan pada organ
reproduksi wanita.
2.2.3 Penatalaksanaan
Pengobatan keputihan tergantung pada penyebabnya. Oleh
karena keputihan dapat menular melalui hubungan seksual, maka
pengobatan tidak hanya dilakukan pasien akan tetapi pasangan .
17
Adapun pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Terapi farmakologi
Terapi yang dianjurkan untuk keputihan yang disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis yaitu, metronidazol 2 gram secara oral
dosis tunggal atau tinidazol 2 g oral dosis tunggal. Adapun alternatif
regimen dapat diberikan oral 2 x 500 mg metronidazol selama tujuh
hari, atau tinidazol 2 x 500 mg selama lima hari. Pasien juga
disarankan untuk menjauhkan diri dari hubungan seks hingga
sembuh (pengobatan telah selesai dan pasien/pasangan tanpa gejala
seksual
Metronidazol dan clindamycin diberikan secara oral atau pada
vagina efektif dalam pengobatan Bacterial Vaginitis. Wanita
dengan gejala vulva dari kandidiasis vulvovaginal dapat
menggunakan obat antifungi topikal (selain oral atau pengobatan
vagina) hingga gejala hilang. Tidak diperlukan untuk skrining rutin
atau pengobatan mitra seksual dalam manajemen kandidiasis .
2. Terapi Non- Farmakologi
Pencegahan keputihan dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan organ kewanitaan dengan cara membiasakan menyiram
toilet sebelum menggunakannya untuk meminimalkan kontaminasi
mikroorganisme, menggunakan air yang mengalir untuk
membersihkan organ kewanitaan, Membersihkan vagina dengan
membersihkan bagian depan terlebih dahulu setelah itu bagian
belakang, tidak menyemprotkan sabun kedalam vagina,
menggunakan celana dalam berbahan katun tidak berbahan jeans
tanpa memakai celana dalam, mengganti pakaian dalam setiap hari,
menghindari pemakaian pembalut (panty liner) dapat menyebabkan
jumlah lendir yang dihasilkan lebih banyak, hanya memakai panty
liner ketika lendir keluar berlebihan, dan ketika menstruasi
sebaiknya mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali.
18
2.3 Obesitas
19
genetik yang juga diyakini berperan penting dalam terjadinya obesitas,
tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan
dan obesitas .
Ketidakseimbangan antara pola makan, perilaku makan, dan
aktivitas fisik merupakan pengaruh faktor lingkungan yang utama. Pola
makan yang terkait dengan obesitas antara lain mengonsumsi makanan
porsi besar atau melebihi kebutuhan, makanan tinggi energi, tinggi
lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat. Perilaku makan
yang tidak sehat meliputi tindakan memilih makanan berupa junk food,
makanan dalam kemasan, dan minuman ringan atau soft drink.
Sedangkan aktivitas fisik yang mengarah pada sedentary life style
akibat perubahan gaya hidup menjadi pencetus terjadinya obesitas,
khususnya di Indonesia Kurangnya aktivitas fisik tersebut terjadi akibat
semakin terbatasnya lapangan untuk bermain dan kurangnya fasilitas
untuk beraktivitas ditambah dengan kemajuan teknologi seperti video
game, playstation, televise dan komputer yang menyebabkan, anak-
anak khususnya, lebih bermain di dalam rumah.
2. Patofisiologi
20
b. Kurangnya aktivitas fisik
3. Komplikasi
4. Pemeriksaan Penunjang
21
a. Jika memungkinkan dilakukan secara rutin pada semua pasien
obesitas
1) Fungsi tiroid
22
nilai IMT didapatkan, maka plotkan atau tentukan titiknya pada
grafik IMT CDC 2000 (khusus untuk anak usia 2-20 tahun) sesuai usia
dan jenis kelamin. Jika usia di bawah 2 tahun, maka grafik yang
dipakai adalah grafik IMT WHO. Anak usia > 2 tahun disebut
overweight jika nilai IMT sedangkan untuk anak < 2 tahun disebut
overweight jika nilai IMT anak berada di atas Z-skor +2, dan obesitas
jika di atas Z-skor +3 (IDAI, 2016).
KLASIFIKASI IMT
Kurus Berat <17,0
Ringan 17,0 - 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Ringan 25,1 – 27,0
Berat >27,0
Sumber : (IDAI, 2016)
6. Penatalaksanaan
e. Farmakoterapi: sampai saat ini (2006) tidak ada satu obatpun yang dianggap
aman untuk pemakaian pada usia anak, sedangkan untuk remaja orlistat dapat
digunakan dengan kemasan khusus remaja (dikomb-inasi dengan suplemen
vitamin yang larut dalam lemak)
f. Pendidikan dan pencegahan
g. Pemantauan pertumbuhan
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
No Reg :
Nama Pengkaji : Widya
Hari dan tanggal Pengkajian : Rabu, 25 Oktober 2023
Waktu Pengkajian : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Nining
26
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit Masa Kecil :
1) Apakah Pernah sakit : Ya
2) Jika pernah, sakit apa? Batuk pilek, ,magh
3) Berapa lama? 1-3 hari
b. Dirawat di rumah sakit
1) Apakah pernah dirawat di rumah sakit? tidak
2) Jika pernah, Kapan dirawat dan diagnosa apa? -
3) Berapa lama perawatannya?-
c. Obat-obatan yang digunakan
1) Adakah menggunakan obat rutin? tidak
2) Obat apa yang digunakan? -
3) Berdasarkan resep dokter atau beli sendiri?-
d. Tindakan operasi
1) Apakah pernah mengalami tindakan operasi? tidak
2) Jika pernah,Kapan dan tindakan operasi apa?
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Makan : Frekuensi 4-5 kali, 1 Porsi
Jenis makanan : nasi + tahu/tempe/ikan , lebih suka fastfood
dan jajanan
b. Makanan pantangan Keluhan : tidak ada
Pola Minum : 8-9 gelas/hari
Jenis minuman : air putih, kadang teh
c. Keluhan : tidak ada
Istirahat : Lama tidur malam 12 jam , jarang tidur
siang
Keluhan tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2 hari sekali
6. Riwayat Imunisasi
1) Imunisasi TT
TT I : waktu sekolah dasar
TT II : waktu sekolah dasar kelas 6 TT III : -
TT IV :-
TT V :-
2) Imunisasi HPV :
HPV I :-
HPV II :-
HPV III :-
7. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
a. Konsumsi alkohol : tidak
b. Merokok : tidak
c. Penggunaan Napza : tidak
d. Seks Bebas : tidak
8. Riwayat psikososial
Pola pengasuhan orang tua
a. Otoriter (orang tua menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus
ditaati, tanpa memberikan kesempatan kepada anak untuk berpendapat)
TIDAK
28
b. Demokratis (menanamkan disiplin kepada anak dan menghargai
kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan penuh pengertian antara
anak dan orang tua) YA
c. Permisif (membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin dilakukan
tanpa mempertanyakan) TIDAK
29
1) Kebersihan : bersih
2) Serumen : tidak ada
3) Nyeri tekan : tidak ada
f. Mulut
1) Stomatitis : ya ada 1 di bibir bawah bagian dalam
2) Gusi : tidak bengkak
3) Gigi : normal
g. Leher
1) Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
2) Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
3) Vena jogularis : tidak ada pembesaran
h. Dada : payudara simetris, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, putting susu menonjol, tidak ada
pengeluaran
i. Abdomen
1) Bentuk : normal, tidak ada benjolan
2) Bekas luka : tidak ada
3) Massa/ Tumor : tidak ada
4) Turgor kulit : kembali cepat
5) Nyeri tekan : tidak ada
j. Genetalia : tidak dilakukan
k. Ekstremitas
1) Telapak tangan : tidak pucat
2) Oedem : tidak ada
3) Varices : tidak ada
4) Reflek patella : +/+
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb : tidak dilakukan
b. Hepatitis : tidak dilakukan
c. HIV/AIDS : tidak dilakukan
d. Sifilis : tidak dilakukan
30
3.3 ANALISA
Nn. S Umur 16 tahun remaja dengan keputihan dan obesitas
3.4 PENATALAKSANAAN
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada Nn. S bahwa bergumpal seperti susu basi, disertai diberikan
keadaan umum Nn. S baik dan tanda-tanda vital dalam rasa gatal, dan kemerahan pada 2. Untuk memberikan pemahaman
batas normal serta Nn. S mengalami keputihan yang kelamin dan sekitarnya. menngenai keadaannya, membantu
mengarah patologis dan Nn S mengalami berat badan memecahkan masalah yang dialami, serta
berlebih. Dan menyampaikan bahwa keputihan yang . Obesitas dapat terjadi jika dalam
meningkatkan keefektifan remaja dalam
dialami bisa diobati. (Nn S mengerti). suatu periode waktu lebih banyak
pengambilan keputusan secara tepat
3. Menjelaskan KIE tentang keputihan mulai dari pengertian, kalori yang masuk melalui makanan
3. Pengetahuan kurang baik yang dimiliki
penyebab, factor-faktor yang mempengaruhi, dampak, dan daripada yang digunakan untuk
penanganan nya. (Nn. S mengerti dengan penjelasan yang menunjang kebutuhan energi tubuh, responden tentang personal hygiene
diberikan sebelumnya dengan mencoba menjelaskan secara yang selanjutnya energi berlebih akan selama masa remaja akan berisiko
singkat. (Nn. S mengerti). timbulnya masalah kesehatan reproduksi
disimpan sebagai trigliserida di
4. Menjelaskan kebutuhan dasar pada remaja meliputi nutrisi, 4. Meningkatkan pengetahuan klien,
jaringan tubuh (Astuti, 2019).
eliminasi, personal hygiene, aktivitas, istirahat /tidur. ( Nn.
sehingga klien mampu mengatasi
S mengerti ). Ketidakseimbangan antara pola makan, masalahnya
5. Menganjurkan pada Nn. S untuk memperhatikan tentang perilaku makan, dan aktivitas fisik 5. Agar paham mengenai anjuran yang
personal hygiennya yaitu kebersihan organ intimnya
merupakan pengaruh faktor lingkungan
dengan menjelaskan cara membersihkan organ intimnya diberikan sehingga klien bersedia
dengan baik dan benar dan mengganti pakaian luar serta melakukan anjuran
pakaian dalam.Serta menganjurkan Nn S untuk mandi 6. Klien bersedia melakukan anjuran
sehari 2x, keramas 3x seminggu ( Nn. S mengerti ). 7. Dapat memantau klien
6. Menganjurkan Nn S untuk makan – makanan dengan menu
gizi seimbang dan porsi yang sesuai, mengurangi
mengkonsumsi makanan junkfood. Serta menganjurkan Nn
S untuk rajin berolahraga . ( Nn S mengerti)
7. Menjadwalkan kunjungan ulang 2 minggu kemudian. ( Nn. 32 Evaluasi asuhan yang diberikan:
S bersedia ).
Ibu mengerti penjelasan serta informasi yang
diberikan bidan dan ibu bersedia melakukan
anjuran dan bersedia melakukan kunjungan
ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada remaja Nn. S dengan keputihan dan
obesitas dengan menerapkan manajemen kebidanan, maka penulis akan
membahas serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan
kenyataan yang terjadi saat memberikan asuhan.
34
untuk meminimalkan kontaminasi mikroorganisme, menggunakan air yang
mengalir untuk membersihkan organ kewanitaan, Membersihkan vagina dengan
membersihkan bagian depan terlebih dahulu setelah itu bagian belakang, tidak
menyemprotkan sabun kedalam vagina, menggunakan celana dalam berbahan
katun tidak berbahan jeans tanpa memakai celana dalam, mengganti pakaian
dalam setiap hari, menghindari pemakaian pembalut (panty liner) dapat
menyebabkan jumlah lendir yang dihasilkan lebih banyak, hanya memakai panty
liner ketika lendir keluar berlebihan, dan ketika menstruasi sebaiknya mengganti
pembalut setiap 3-4 jam sekali.
35
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
36
DAFTAR PUSTAKA
Ariastuti, L.P., Putri, Ni Made D.P., & Ani, L.S. (2018). Persepsi Body Image
Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Pelajar Sma Negeri 1
Gianyar. EJurnal Medika, Vol. 7 No.11, November 2018
Desta, Ayu Cahya Rosyida. (2019). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja
Dan Wanita. Bandung: Refika Aditama. Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2021
Ismiyati, Atik. (2018). Modul Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja
Dan Pra Nikah. Yogyakarta: Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes
Rizki Fauzan, M. and Sarman (2022) ‘Dampak Aktifitas Fisik dengan Kejadian
Obesitas pada Remaja di Kotamobagu Impact of Physical Activity
37
with Obesity Incidence in Adolescents in Kotamobagu’, Gorontalo
Journal of Public Health, 5(2), pp. 153–158.
Usmaran, M. A. et al. (2019) ‘Media Kalender dan Leaflet dalam Pendidikan Gizi
terhadap Pengetahuan dan Perilaku Makan Remaja Overweight’,
Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes, 11
38
LAMPIRAN
Jakarta Timur
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
39
40