Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL KEGAWATDARURATAN


NY. I G5P2A2 USIA KEHAMILAN 18-19 MINGGU
DENGAN ABORTUS IMINENS
DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI
TAHUN 2019

Disusun Oleh :

SITI DIAH NUR ROHMAH

PO.71.24.1.17.274

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


PRODI DIV JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan tentang Asuhan Kebidnan Pada Ibu
hami dengan Abortus Imminens. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini,
untuk memenuhi upaya kami dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan
tentang materi yang sedang kami pelajari.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Jambi, Oktober 2019

Siti Diah Nur Rohmah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Ruang Lingkup................................................................................................ 1

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

1.4 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori ................................................................................................. 3

2.1.1 Definisi Abortus ........................................................................................... 3

2.1.2 Klassifikasi Abortus ..................................................................................... 3

2.1.3 Etiologi Abortus ........................................................................................... 4

2.1.4 Diagnosis Abortus ........................................................................................ 4

2.1.5 Faktor Predisposisi Abortus ......................................................................... 5

2.1.6 Tatalaksana Umum Abortus ........................................................................ 5

2.1.7 Tatalaksana Khusus Sesuai Klassifikasi Abortus ........................................ 6

2.1.8 Pemantauan Pascaabortus ............................................................................ 7

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Tinjauan Kasus................................................................................................ 8

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan..................................................................................................... 16

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 20

5.2 Saran ............................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 22 minggu,
namun beberapa acuan terbaru menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.

Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak yang tidak
dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan tidak jelas umur
kehamilannya, hanya sedikit memberikan gejala aatau tanda sehingga biasanya ibu tidak
melapor atau berobat. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui, 15-20% merupakan
abortus spontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari psangan yang mencoba hamil akan
mengalami 2 keguguran yang berurutan.

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus
yang terjadi dengan sengaja dilakukan tidakan disebut abortus provokatus. Abortus
provokatus dibagi menjadi 2 kelompok yaitu abortus provokatus medisinalis dan abortus
provokatus kriminalis. Disebut medisinalis bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk
menyelamatkan ibu. Klinis Abortus Normal dapat dibagi atas ; (1). Abortus Kompletus
(Keguguran lengkap), (2) Abortus Inkomplet (Keguguran bersisa), (3) Abortus Insipiens
(Keguguran sedang berlangsung), (4) Abortus Imminens (Keguguran membakat), (5) Missed
Abortion.

1.2 Ruang Lingkup

Kasus ini diperoleh dari Zall Kebidanan RSUD Raden Mattaher pada tanggal 21 Oktober
2019. Pasien Ny I G5P2A2 umur27 tahun, Usia Kehamilan 18-19 minggu dengan suspek
abortus iminens.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil kegawatdaruratan dengan abortus iminens.

1
1.4 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi pasien dengan abortus iminens.
2. Mengetahui bagaimana cara mengintrerpretasikan data pasien dengan abortus
iminens.
3. Mengetahui diagnosa potensial dari abortus iminens.
4. Mengetahui tindakan segera yang harus dilakukan pada ibu dengan abortus iminens.
5. Mengetahui apa saja perencanaan yang akan diberikan pada ibu abortus iminens.
6. Mengetahui cara pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat untuk ibu dengan abortus
iminens.
7. Mengetahui cara mengevaluasi hasil dari perencanaan dan pelaksanaan pada ibu
dengan abortus iminens.

2
BAB II

TINJAUAN

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Definisi Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram (Bantuk Hadijanto,2008).

Terdapat dua jenis abortus, iaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus
spontan didefinisikan sebagai abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis.
Dengan kata lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage). Sedangkan abortus
yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut sebagai abortus provokatus
(Cunningham dkk.,2010).

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.

2.1.2 Klassifikasi Abortus


a) Abortus Spontan, Terjadi tanpa intervensi dari luar dan hanya disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah. Berdasarkan aspek klinis, abortus spontan dibagi menjadi :
 Abortus Iminens
 Abortus Insipiens
 Abortus Kompletus
 Abortus Inkompletus
 Missed Abortion

3
NYERI
DIAGNOSIS PERDARAHAN UTERUS SERVIKS GEJALA KHAS
PERUT
Sesuai usia Tidak ada ekspulsi
Abortus Iminens Sedikit Sedang Tertutup
gestasi jaringan konsepsi
Abortus Sedang- Sesuai usia Tidak ada ekspulsi
Sedang-banyak Terbuka
Insipiens hebat kehamilan jaringan konsepsi
Sesuai
Abortus Sedang- Terbuka Ekspulsi sebagian
Sedang-banyak dengan usia
Inkomplit hebat jaringan konsepsi
kehamilan
Lebih kecil
Abortus Tanpa/sed Terbuka/ Ekspulsi seluruh
Sedikit dari usia
Komplit ikit tertutup jaringan konsepsi
gestasi
Lebih kecil Janin telah mati tapi
Missed Abortus Tidak ada Tidak ada dari usia Tertutup tidak ada ekspulsi
kehamilan jaringan konsepsi

b) Abortus provakatus (induced abortion)


Abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
Abortus ini terbagi menjadi :
 Abortus Medisinalis (abortus therapeutica)
Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
 Abortus Kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
2.1.3 Etiologi Abortus

Penyebab abortus (early pragnancy loss) bervariasi dan sering diperdebatkan. Umunya
lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak diantaranya sebagai berikut.

 Faktor genetik. Translokasi parental keseimbangan genetik


 Kelainan kongenital uterus
 Autoimun
 Defek fase luteal
2.1.4 Diagnosis Abortus
 Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak
 Perut nyeri dan kaku
 Pengeluaran sebagian produk konsepsi
 Serviks dapat terbuka dan tertutup
 Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya

Diagnosis ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan ultrasonografi.

4
2.1.5 Faktor Predisposisi Abortus

Faktor predisposisi abortus mencakup beberapa faktor, anatara lain :

 Faktor dari janin (fetal), yang terdiri dari : kelainan genetik (kromosom)
 Faktor dari ibu (maternal), yang terdiri dari ; infeksi, kelainan hormonal seperti
hipotiroidisme, diabetes miletus, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, merokok,
konsumsi alkohol, faktor immunologis dan defek anatomis seperti uterus didelfis,
inkompetensia serviks (penipisan dan pembukaan serviks sebelum waktu in partu,
umumnya pada trismester kedua) dan sinekhiae uteri karena sindrom Asherman.
 Faktor dari ayah (paternal) : kelainan sperma.
2.1.6 Tatalaksana Umum Abortus
 Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda
vital (nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu).
 Periksa tan-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg).
Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda
syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
 Bila tedapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam;
 Ampicillin 2g IV/M kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
 Gentamicin 5mg/kgBB IV setiap 24 jam
 Metronidazole 500mg IV setiap 8 jam
 Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
 Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional.dan
koseling kontrasepsi pasca keguguran.
 Lakukan tatalaksana sesuai jenis abortus.
2.1.7 Tatalaksana Khusus Sesuai Klassifikasi Abortus
(a) Abortus Iminens
 Pertahankan kehamilan.
 Tidak perlu pengobatan khusus.
 Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau berhubungan seksual.
 Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan
antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul setiap 4 minggu.
Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi.
 Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai
kemungkinan ada penyebab lainnya.
(b) Abortus Insipiens
 Lakukan konseling untuk kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman selama
evakuasi, serta memberikan informasi mengenai kontrasepsi pasca keguguran.
 Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu : berikan ergometrin 0,2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu) dan rencanakan evakuasi segera.

5
 Jika usia kehamilan lebbih dari 16 minggu :
- Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontasn dan evakuasi sisa
hasil konsepso dari dalam uterus.
- Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu
pengeluara hasil konsepsi.
 Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila
kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
 Lakuka pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
 Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produs urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah
24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl, ibu dapat
diperbolehkan pulang.
(c) Abortus Inkomplit
 Lakukan konseling.
 Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan kurang dari 16
minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang mencuat dari serviks.
 Jka perdarahan berat dan usia kehamilan kurag dari 16 miggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode yang di
anjurkan. Kuret tajam sebaiknya hana dilakukan bila AVM tidak tersedia. Jika
evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat
diulang selama 15 menit kemudian bila perlu).
 Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin
dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
 Lakuka pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
 Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produs urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah
24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl, ibu dapat
diperbolehkan pulang.
(d) Abortus Komplit
 Tidak perlu dilakukan evakuasi lagi.
 Lakukan konselinng untuk memberikan dukungan emosional dan menawarkan
kontrasepsi pasca keguguran.
 Observasi keadaan ibu.
 Apabila terdapat anemia sedang, berikan ttablet sulfas ferosus 600mg/hari
selama 2 minggu, jika aemia berat berikan transfusi darah.
 Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.

6
(e) Missed Abortion
 Lakukan konseling.
 Jika usia kehamilan <12 minggu : evakuasi dengan AVM atau sendok kuret.
 Jika usia kehamilan >12 minggu namun <16 minggu : pastikan serviks
terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum dilakukan dilatase
kuretase. Lakukan evakuasi dengan tang abortus dan sendok kuret.
 Jika kehamilan 16-22 minggu : lakukan pemantangan serviks. Lakukan
evakuasi infus oksitosin 20 unitdalam 500 ml NaCl 0,9%/ Ringer laktat
dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Bila
dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali sebelum merencanakan
evakuasi lebih lanjut.
 Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila
kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
 Lakuka pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
 Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produs urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah
24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl, ibu dapat
diperbolehkan pulang.
2.1.8 Pemantauan Pasca Abortus

Sebelum ibu diperbolehkan pulang, beri tahu bahwa abortus spontan merupakan hal
yanng biasa terjadi dan terjadi pada paling sedikit 15% (satu dari tujuh kehamilan) dari
seluruh kehamilan yang diketahu secara klinis. Berilah keyakinan akan kemungkinan
keberhasilan untuk kehamilan berikut kecuali jika terdapat sepsis atau adanya penyebab
abortus yang dapat mempunyai efek samping pada kehamilan berikut (hal ini jarang terjadi).

Jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak di inginkan, beberapa metode
kontrasepsi dapat segera dimulai dalam waktu 7 hari dengan syarat:

 Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.


 Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode
kontrasepsi yang paling sesuai.

Juga kenali pelayanan kesehatan reproduksi lainnya yang dibutuhkan oleh ibu tersebut.
Sebagai contoh beberapa wanita membutuhkan :

 Jika pasien pernah di imunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml, jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
 Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS) 1500 unit
I.M di ikuti dengan Tetanus Toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
 Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
 Penapisan kanker serviks.

7
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWAT DARURATAN PRODI D IV KEBIDANAN

RS/PUSKESMAS/RB/BPS : Pj. Ruangan :


Zall Kebidnan RSUD Rd. Mattaher Tanggal/Pukul pengkajian : 21-10-2019/21.00
NOMOR RM :
Mahasiswa : Sumber Informasi tempat Pelayanan
NIM : Teman Orang tua/Keluarga
Pembimbing : Nakes : ....  Sendiri
A BIODATA
Nama klien/ibu : Ny. I Nama Suami : Tn. G
Umur : 27 Tahun Umur : 36 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Suku Bangsa : Melayu Suku Bangsa : Melayu
Alamat : Jln. Matahari 1 Rt. 03 Alamat : Jln. Matahari 1 Rt. 03
No. Telp/HP :- No. Telp/HP : -
Bahasa : Indonesia Bahasa : Indonesia
Penanggung Jawab
Nama : Tn. G
Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln. Matahari 1 Rt. 03
Hubungan dengan klien : Suami
No. Telp/HP :-
DATA SUBJEKTIF
ALASAN KUNJUNGAN / KELUHAN
1
Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir sejak ± 5 jam darah berwarna merah
segar
Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 13 Tahun, lamanya hais 6-7 hari, jumlah darah haid 2-3, siklus
2
haid : 30 hari, Teratur/Tidak Teratur, konsistensi : cair.
HPHT : 30 Juni 2019, Perkiraan Partus : 07 April 2020
Riwayat Perkawinan
3 Perkawinan ke : 2
Usia saat Kawin : 23 thn
4 Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Tgl.Tahun Tempa Umur Jenis Anak Keadaan
No
Partus Partus Hamil Persalinan Kel/BB Anak Sek
1 2015 Rumah 2 bulan Abortus
2 2017 Rs. Anisa 9 bulan normal 3500 Hidup
3 2018 Rs. Anisa 3 bulan abortus
4 2019 Rs. Thersia 6 bulan normal 600 gr
5 Ini

8
Riwayat Kehamilan saat ini : G5P2A2H1
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK : 10 minggu/bulan,
di BPM, Oleh : Bidan
Pemeriksaan saat ini yang ke : 2
Masalah yang pernah dialami :
Hamil muda : mual dan perdarahan
Hamil tua : -
Gerakan janin : tidak terasa
Imunisasi : -
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini :
Tidak ada
6 Riwayat penyakit/operasi yang lalu : Tidak ada
7 Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi
Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi :
8 Endometrios
Genogram (bila memungkinkan)
9
10 Riwayat keluarrga berencana : Tidak ada
Pola Makan / Minum / Eliminasi / Istirahat
Makan : 2-3 kali/hari
Minum : ± 8 kali/hari
11
Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi :
Nasi, sayur, lauk pauk, buah, susu an air mineral.

Pola Eliminasi : BAK : ± 7 kali/hari


12 BAB : 2 kali /hari
Kelainan/masalah yyang diemukan pada pola eliminasi : Tidak ada
Pola Istirahat
13 Tidur : 6-7 jam/hari, tidur terakhir jam :
Kelainan/masalah yang diemukan pada pola istirahat : Tidak ada
Pola Seksualitas
14 Frekuensi : 1 kali/minggu
Kelainan/masalah yang diemukan pada pola seksualitas : Tidak ada
Riwayat Psikososial
Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : diharapkan
15 Social support dari : suami, orang tua, mertua dan keluarga lain.
Masalah psikososial : Tidak ada

Perilaku kesehatan
16 Ibu tidak mengkonsumsi miras, zat adiktif dan tidak merokok.

9
1 DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Sikap tubuh lordosis kiposis skoliosis  normal
cacat : Tidak ada

Tanda-tanda vital :  TD 110/70 mmHg  P 20x/i  N 80x/i  S 36,2°C

Turgor :  Baik Kurang Jelek

BB (Sesuai Indikasi) : 63 kg
BB sebelum hamil : 62 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Rambut/kepala :  Bersih Kotor Rontok Lain-lain........

Mata : Sklera : Ikterus  Tidak ikterus


Konjungtiva : Pucat  Tidak Pucat
Penglihatan :  Jelas Kabur Lain-lain....
Alat bantu : Kacamata Kontak-lens  Tidak ada

Muka : Hiperpigmentasi Edema  Tidak tampak kelainan


Lain-lain....

Gigi : Palsu Karies Lain-lain  Tidak tampak kelainan

Telinga :  Tidak tampak kelainan Lain-lain.......


Alat bantu dengar

Leher : Pembesaran kelenjar tiroid Pembesaran V.Juguralis


Pembesaran kelenjar getah bening  Tidak tampak kelainan

Payudara :  Simetris Asimetris Kemerahan Bengkak


Benjolan

Puting susu :  Datar Menonjol Kedalam Lecet Kotor


Pengeluaran ASI : Kolostrum  Tidak ada

Jantung :  Bunyi jelas teratur Lain-lain....


Paru-paru :  Bunyi nafas bersih Lain-lain.....

10
Abdomen
Bekas operasi : Ada Lokasi ...............  Tidak ada
Striae : Tidak ada  Livide Albikans
Linea : Alba Nigra  Fusca
TFU : balotemen (+), Letak Punggung (-), Presentasi (-), Penurunan (-)
Lan-lain.........

DJJ :  Belum terdengar


Frek....x/mnt Teratur Tdk teratur Kuat Lemah
Punctum Maksimum........cm sebelah..............

Ekstremitas :  Tdk tampak cacat Cacat Varises Edema....

Reflek Patella :  Positif : Kanan/kiri Negatif : Kanan/kiri


Akral : Dingin Pucat Kebiruan  Normal

Ano genital :
Pengeluaran Pervaginam :  Darah Lendir Air Ketuban
Tidak ada Lain-lain.....

Pemeriksaan Penunjang
HCG : ....... Hb :10,7 gram % CT/BT : ...../...... Ht : 33,7
Gol darah .... Tempat/ tgl : RSUD Raden Mattaher/21 Oktober 2019
Lain-lain....
2
Urine Protein : - Reduksi : .....
Lain-lain : .....
CTG : .... USG....
Ro : ......
Hal-hal lain yang masih dikaji, tetapi tidak tercantu pada format :
Gravindex test (+)
ASSESMENT
Diagnosa :
C
G5P2A2H1 27 tahun UK : 18-19 mingggu dengan abortus iminens

Masalah : Perdarahan pervaginam dan Hb 10,7 %


D
E Diagnosa Potensial : Abortus Insipiens
Kebutuhan :
beri ibu dorongan moril dan informasi tentang keadaan yang dialamaninya, bahwa
E Abortus Imminens adalah suatu kejadian dalam kehamilan yang tidak dapat
dipertahankan

11
NAMA : Ny. I NO. RM : RUANG : Zal Kebidanan
UMUR : 27 Tahun TANGGAL : 21 Oktober 2019

TANGGAL NAMA &


PERENCANAAN
/Pkl. PARAF
21 Oktober 1. Lakukan informed consent
2019 2. Beritahu hasil dari pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga
3. Pertahankan kehamilan ibu
4. Hentikan perdarahan pervaginam ibu
5. Cukupi kebutuhan cairan ibu
6. Anjurkan ibu untuk tidak terlalu lelah beraktifitas
dan cukup istirahat
7. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan kegiatan
berhubungan seksual
8. Beri ibu konseling tentang personal hygiene
9. Beri ibu konseling tentang nutrisi
10. Lakukan pendokumentasian

12
NAMA : Ny. I NO. RM : 5980xx RUANG: Zal Kbidanan
UMUR : 27 Tahun TANGGAL : 21 Oktober 2019

TANGGAL NAMA &


CATATAN PELAKSANAAN
/Pkl PARAF
21 Oktober 1. Melakukan informed consent
2019 2. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ;
TD : 110/70mmHg Rr : 20x/mt
N : 80x/mnt S : 36,2
UK : 18-19 minggu
Hb : 10,7gram%
Gravindex test (+)
3. Mempertahankan kehamilan dengan memberikan obat-
obatan yang di instruksikan dokter (IVFD RL + Injek
Proterine 2 ampul 20TPM).
4. Menghentikan perdarahan pervaginam dengan
memberikan obat-obatan yang di instruksikan dokter
(IVFD RL + Injek Asam Traneksamat 3x1 20TPM).
5. Mencukupi kebutuhan cairan ibu dengan IVFD Ringer
Laktat 20TPM.
6. Menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak beraktifitas
agar tidak kelelahan.
7. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan kegiatan
berhubungan seksual.
8. Memberikan konseling pada ibu tentang persoanal hygiene
(Mandi minimal 2x sehari menggunakan sabun, sikat gigi
minimal 2x sehari menggunakan pasta gigi, mencuci
bagian alat anogenetalia dari arah depan kebelakang yaitu
mulai dari vagina ke anus, mengganti pakaian dalam tiap
pakaian dalam basah).
9. Memberikan konseling pada ibu tentang nutrisi agar nutrisi
ibu dan janin tercukupi (Makan minimal 3x sehari dengan
ISI PIRINGKU ; 2/6 Makanan Pokok, 2/6 Sayuran, 1/6
Lauk pauk, 1/6 Buah-buahan, susu dan air mineral. Juga
jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan).
10. Melakukan pendokumentasian.

13
NAMA : Ny. I NO. RM : RUANG: Zal Kebidanan
UMUR : 27 Tahun JK : TANGGAL : 21-10-2019 KELAS
DIAGNOSA : G5P2A2 umur 27 tahun UK : 18-19 mingggu dengan suspek abortus iminens
MASALAH : Perdarahan pervaginam

TANGGAL/ NAMA &


EVALUASI
Pkl PARAF

1. Ibu dan keluarga menyetujui informed consent.


2. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil dari pemeriksaan.
3. Kehamilan ibu dapat dipertahankan.
4. Perdarahan ibu telah berhenti.
21 Oktober
5. Kebutuhan cairan ibu telah tercukupi.
2019
6. Ibu mengikuti anjuran yang disarankan.
7. Ibu mengerti tentang konseling yang diberikan ; personal
hyginen dan cakupan nutrisi.
8. Pendokumentasian telah dilakukan.

14
BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan pada ibu hamil kegawatdaruratan pada Ny. I telah dilaksanakan pada
tanggal 21 Oktober 2019 di RSUD Raden Mattaher Kota Jambi
Bab ini akan membahas tentang ketertiban asuhan yang telah dilakukan di RSUD
Raden Mattaher dengan konsep klinis baik secara pendapat maupun praktik.

1. Pengumpulan data dasar


Pada langkah pertama yaitu pengumpulan data dasar telah dilakuan melalui
anamnesa (data subjektif), pemeriksaan fisik (data objektif) hingga pemeriksaan
laboratorium (data penunjang). Dari hasil anamnesa penulis memeperoleh data yang
diperlukan yaitu ; Identitas klien dan suami, identitas penanggung jawab klien,
tujuan dan keluhan klien datang ke Zal Kebidanan RSUD Raden Mattaher, Riwayat
Menstruasi dan HPHT, riwayat kehamilan persalinan nifas yang lalu dan sekarang,
riwayat penyakit dan alergi, dan pola seksualitas.
Pengkajian data subjektif pada kunjungan pada tanggal 21 Oktober 2019 Ny. I
G5P2A2H1 umur 27 tahun mengeluh ada pengeluaran darah pervaginam.
Data objektif yang didapatkan pada pemeriksaan TTV (Tanda-tanda Vital);
Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nad 80x/i, Pernafasan20X/i dan suhu 36,2o C.
Pada pemeriksaan anogenetalia pada Ny. I tedapat bercak darah yang tidak
banyak dari vagina. Dalam hal ini banyak sekali kemungkinan yang bisa terjadi. Jadi
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu Gravindex test. Gracindex test adalah
pemeriksaaan labor yang dilakukan RSUD Raden Mattaher untuk medeteksi
keberadaan atau jumlah hormon human chorionic gonadotropin (hCG),yaitu hormon
yang di produksi selama kehamilan. Pada pemeriksaan ini dapat dilakukan
menggunakan urine maupun sampel darah. Pada kasus ini RSUD menggunakan
sampel darah pasen untuk pemeriksaan gravindex test. Dari pemeriksaan gravindex
test tersebut hasilnya positif. Artinya Ny. I masih dalam keadaan hamil.
2. Intepretasi data dasar
Hasil pengumpulan data dianalisis dan diinterpretasikan selanjutnya
ditentukan diagnosa kebidanan pada kehamilan normal sesuai dengan daftar
nomenklatur kebidanan. Data dasar yang didapat yaitu usia kehamilan ibu 10
minggu, TTV ibu normal, pada pemeriksaan leopold terdapat pada LI : Teraba
15
balotemen (+), LII : tidak bisa diraba, dan LIII : tidak bisa diraba. Pada pemeriksaan
DJJ (Denyut Jantung Janin) tidak ditemukan. Pada pemeriksaan anogenitalia
terdapat darah segar pada vagina ibu. Pada pemeriksaan laboratorium dengan
mengambil sampel darah ibu yaitu unuk pemeriksaan Gravindex test didapatkan
hasil positif. Dari beberapa pemeriksaan mulai dari data subjektif, objektif dan
pemeriksaan penunjang/laboratorium dapat di diagnosa bahwa Ny. I G5P2A2H1
UK: 18-19 minggu dengan suspek abortus iminens.
3. Diagnosa Potensial
Abortus Inkomplit
4. Tindakan Segera
Beri IVFD RL 20 TPM untuk mencukupi kebutuhan cairan agar ibu tidak
lemas. Segera berhentikan perdarahan dengan pemberian injek Asam Traneksamat
3x1 20TPM.
5. Perencanaan
1. Lakukan informed consent
2. Beritahu hasil dari pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
3. Pertahankan kehamilan ibu
4. Hentikan perdarahan pervaginam ibu
5. Cukupi kebutuhan cairan ibu
6. Anjurkan ibu untuk tidak terlalu lelah beraktifitas dan cukup istirahat
7. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan kegiatan berhubungan seksual
8. Berikan ibu konseling tentang personal hygien
9. Berikan ibu konseling tentang nutrisi
10. Lakukan pendokumentasia

16
6. Lakukan pendokumentasianPelaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ;
TD : 110/70mmHg Rr : 20x/mt
N : 80x/mnt S : 36,2
UK : 18-19 minggu
Hb : 10,7gram%
Gravindex test (+)
3. Mempertahankan kehamilan dengan memberikan obat-obatan yang di instruksikan
dokter (IVFD RL + Injek Proterine 2 ampul 20TPM).
4. Menghentikan perdarahan pervaginam dengan memberikan obat-obatan yang di
instruksikan dokter (IVFD RL + Injek Asam Traneksamat 3x1 20TPM).
5. Mencukupi kebutuhan cairan ibu dengan IVFD Ringer Laktat 20TPM.
6. Menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak beraktifitas agar tidak kelelahan.
7. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan kegiatan berhubungan seksual.
8. Memberikan konseling pada ibu tentang persoanal hygiene (Mandi minimal 2x sehari
menggunakan sabun, sikat gigi minimal 2x sehari menggunakan pasta gigi, mencuci
bagian alat anogenetalia dari arah depan kebelakang yaitu mulai dari vagina ke anus,
mengganti pakaian dalam tiap pakaian dalam basah).
9. Memberikan konseling pada ibu tentang nutrisi agar nutrisi ibu dan janin tercukupi
(Makan minimal 3x sehari dengan ISI PIRINGKU ; 2/6 Makanan Pokok, 2/6 Sayuran,
1/6 Lauk pauk, 1/6 Buah-buahan, susu dan air mineral. Juga jangan lupa untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan).
10. Melakukan pendokumentasian.

7. Evaluasi
1) Ibu dan keluarga menyetujui informed consent.
2) Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil dari pemeriksaan.
3) Kehamilan ibu dapat dipertahankan.
4) Perdarahan ibu telah berhenti.
5) Kebutuhan cairan ibu telah tercukupi.
6) Ibu mengikuti anjuran yang disarankan.
7) Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang antenatal dan meriksaan Hb Ibu
mengerti tentang konseling yangdiberikan ; personal hyginen dan cakupan nutrisi.
8) Pendokumentasian telah dilakukan.

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.

Abortus dapat di diagnosis apabila usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin
kurang dari 500 gram adanya :

 Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak


 Perut nyeri dan kaku
 Pengeluaran sebagian produk konsepsi
 Serviks dapat terbuka dan tertutup
 Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya
 Diagnosis ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan ultrasonografi.

5.2 Saran

a. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan institusi dapat menilai kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan
asuhan kebidanan kehamilan kegawatdaruratan yang bisa dijadikan evaluasi terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar dan dijadikan sebagai bahan masukan untuk
kepustakaan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi.
b. Bagi RSUD Raden Mattaher
Diharapkan RSUD Raden Mattaher dapat mempertahankan dan meningkatkan dalam
pemberian pembelajaran dilahan kepada mahasiswa khususnya dalam pelayanan
asuhan kebidanan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesetahan
Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Prawihardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
Prawihardjo Sarwono. 2014 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Varney, dkk. 2008 . Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Vol 1 ed.4 Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998 . Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

19

Anda mungkin juga menyukai