Disusun Oleh :
PO.71.24.1.17.274
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan tentang Asuhan Kebidnan Pada Ibu
hami dengan Abortus Imminens. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini,
untuk memenuhi upaya kami dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan
tentang materi yang sedang kami pelajari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan menuju
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan..................................................................................................... 16
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 22 minggu,
namun beberapa acuan terbaru menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak yang tidak
dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan tidak jelas umur
kehamilannya, hanya sedikit memberikan gejala aatau tanda sehingga biasanya ibu tidak
melapor atau berobat. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui, 15-20% merupakan
abortus spontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari psangan yang mencoba hamil akan
mengalami 2 keguguran yang berurutan.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus
yang terjadi dengan sengaja dilakukan tidakan disebut abortus provokatus. Abortus
provokatus dibagi menjadi 2 kelompok yaitu abortus provokatus medisinalis dan abortus
provokatus kriminalis. Disebut medisinalis bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk
menyelamatkan ibu. Klinis Abortus Normal dapat dibagi atas ; (1). Abortus Kompletus
(Keguguran lengkap), (2) Abortus Inkomplet (Keguguran bersisa), (3) Abortus Insipiens
(Keguguran sedang berlangsung), (4) Abortus Imminens (Keguguran membakat), (5) Missed
Abortion.
Kasus ini diperoleh dari Zall Kebidanan RSUD Raden Mattaher pada tanggal 21 Oktober
2019. Pasien Ny I G5P2A2 umur27 tahun, Usia Kehamilan 18-19 minggu dengan suspek
abortus iminens.
Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil kegawatdaruratan dengan abortus iminens.
1
1.4 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi pasien dengan abortus iminens.
2. Mengetahui bagaimana cara mengintrerpretasikan data pasien dengan abortus
iminens.
3. Mengetahui diagnosa potensial dari abortus iminens.
4. Mengetahui tindakan segera yang harus dilakukan pada ibu dengan abortus iminens.
5. Mengetahui apa saja perencanaan yang akan diberikan pada ibu abortus iminens.
6. Mengetahui cara pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat untuk ibu dengan abortus
iminens.
7. Mengetahui cara mengevaluasi hasil dari perencanaan dan pelaksanaan pada ibu
dengan abortus iminens.
2
BAB II
TINJAUAN
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram (Bantuk Hadijanto,2008).
Terdapat dua jenis abortus, iaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus
spontan didefinisikan sebagai abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis.
Dengan kata lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage). Sedangkan abortus
yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut sebagai abortus provokatus
(Cunningham dkk.,2010).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
3
NYERI
DIAGNOSIS PERDARAHAN UTERUS SERVIKS GEJALA KHAS
PERUT
Sesuai usia Tidak ada ekspulsi
Abortus Iminens Sedikit Sedang Tertutup
gestasi jaringan konsepsi
Abortus Sedang- Sesuai usia Tidak ada ekspulsi
Sedang-banyak Terbuka
Insipiens hebat kehamilan jaringan konsepsi
Sesuai
Abortus Sedang- Terbuka Ekspulsi sebagian
Sedang-banyak dengan usia
Inkomplit hebat jaringan konsepsi
kehamilan
Lebih kecil
Abortus Tanpa/sed Terbuka/ Ekspulsi seluruh
Sedikit dari usia
Komplit ikit tertutup jaringan konsepsi
gestasi
Lebih kecil Janin telah mati tapi
Missed Abortus Tidak ada Tidak ada dari usia Tertutup tidak ada ekspulsi
kehamilan jaringan konsepsi
Penyebab abortus (early pragnancy loss) bervariasi dan sering diperdebatkan. Umunya
lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak diantaranya sebagai berikut.
4
2.1.5 Faktor Predisposisi Abortus
Faktor dari janin (fetal), yang terdiri dari : kelainan genetik (kromosom)
Faktor dari ibu (maternal), yang terdiri dari ; infeksi, kelainan hormonal seperti
hipotiroidisme, diabetes miletus, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, merokok,
konsumsi alkohol, faktor immunologis dan defek anatomis seperti uterus didelfis,
inkompetensia serviks (penipisan dan pembukaan serviks sebelum waktu in partu,
umumnya pada trismester kedua) dan sinekhiae uteri karena sindrom Asherman.
Faktor dari ayah (paternal) : kelainan sperma.
2.1.6 Tatalaksana Umum Abortus
Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-tanda
vital (nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu).
Periksa tan-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg).
Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda
syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
Bila tedapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam;
Ampicillin 2g IV/M kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
Gentamicin 5mg/kgBB IV setiap 24 jam
Metronidazole 500mg IV setiap 8 jam
Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional.dan
koseling kontrasepsi pasca keguguran.
Lakukan tatalaksana sesuai jenis abortus.
2.1.7 Tatalaksana Khusus Sesuai Klassifikasi Abortus
(a) Abortus Iminens
Pertahankan kehamilan.
Tidak perlu pengobatan khusus.
Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau berhubungan seksual.
Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan
antenatal termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul setiap 4 minggu.
Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi.
Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG. Nilai
kemungkinan ada penyebab lainnya.
(b) Abortus Insipiens
Lakukan konseling untuk kemungkinan risiko dan rasa tidak nyaman selama
evakuasi, serta memberikan informasi mengenai kontrasepsi pasca keguguran.
Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu : berikan ergometrin 0,2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu) dan rencanakan evakuasi segera.
5
Jika usia kehamilan lebbih dari 16 minggu :
- Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontasn dan evakuasi sisa
hasil konsepso dari dalam uterus.
- Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu
pengeluara hasil konsepsi.
Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila
kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
Lakuka pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produs urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah
24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl, ibu dapat
diperbolehkan pulang.
(c) Abortus Inkomplit
Lakukan konseling.
Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan kurang dari 16
minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang mencuat dari serviks.
Jka perdarahan berat dan usia kehamilan kurag dari 16 miggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode yang di
anjurkan. Kuret tajam sebaiknya hana dilakukan bila AVM tidak tersedia. Jika
evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat
diulang selama 15 menit kemudian bila perlu).
Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin
dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi.
Lakuka pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produs urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah
24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl, ibu dapat
diperbolehkan pulang.
(d) Abortus Komplit
Tidak perlu dilakukan evakuasi lagi.
Lakukan konselinng untuk memberikan dukungan emosional dan menawarkan
kontrasepsi pasca keguguran.
Observasi keadaan ibu.
Apabila terdapat anemia sedang, berikan ttablet sulfas ferosus 600mg/hari
selama 2 minggu, jika aemia berat berikan transfusi darah.
Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
6
(e) Missed Abortion
Lakukan konseling.
Jika usia kehamilan <12 minggu : evakuasi dengan AVM atau sendok kuret.
Jika usia kehamilan >12 minggu namun <16 minggu : pastikan serviks
terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum dilakukan dilatase
kuretase. Lakukan evakuasi dengan tang abortus dan sendok kuret.
Jika kehamilan 16-22 minggu : lakukan pemantangan serviks. Lakukan
evakuasi infus oksitosin 20 unitdalam 500 ml NaCl 0,9%/ Ringer laktat
dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Bila
dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali sebelum merencanakan
evakuasi lebih lanjut.
Lakukan pemantauan pasca tindakan setiap 30 menit selama 2 jam. Bila
kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
Lakuka pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kirimkan untuk
pemeriksaan patologi ke laboratorium.
Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,
dan produs urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah
24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8g/dl, ibu dapat
diperbolehkan pulang.
2.1.8 Pemantauan Pasca Abortus
Sebelum ibu diperbolehkan pulang, beri tahu bahwa abortus spontan merupakan hal
yanng biasa terjadi dan terjadi pada paling sedikit 15% (satu dari tujuh kehamilan) dari
seluruh kehamilan yang diketahu secara klinis. Berilah keyakinan akan kemungkinan
keberhasilan untuk kehamilan berikut kecuali jika terdapat sepsis atau adanya penyebab
abortus yang dapat mempunyai efek samping pada kehamilan berikut (hal ini jarang terjadi).
Jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak di inginkan, beberapa metode
kontrasepsi dapat segera dimulai dalam waktu 7 hari dengan syarat:
Juga kenali pelayanan kesehatan reproduksi lainnya yang dibutuhkan oleh ibu tersebut.
Sebagai contoh beberapa wanita membutuhkan :
Jika pasien pernah di imunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml, jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS) 1500 unit
I.M di ikuti dengan Tetanus Toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
Penapisan kanker serviks.
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWAT DARURATAN PRODI D IV KEBIDANAN
8
Riwayat Kehamilan saat ini : G5P2A2H1
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK : 10 minggu/bulan,
di BPM, Oleh : Bidan
Pemeriksaan saat ini yang ke : 2
Masalah yang pernah dialami :
Hamil muda : mual dan perdarahan
Hamil tua : -
Gerakan janin : tidak terasa
Imunisasi : -
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini :
Tidak ada
6 Riwayat penyakit/operasi yang lalu : Tidak ada
7 Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi
Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi :
8 Endometrios
Genogram (bila memungkinkan)
9
10 Riwayat keluarrga berencana : Tidak ada
Pola Makan / Minum / Eliminasi / Istirahat
Makan : 2-3 kali/hari
Minum : ± 8 kali/hari
11
Jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi :
Nasi, sayur, lauk pauk, buah, susu an air mineral.
Perilaku kesehatan
16 Ibu tidak mengkonsumsi miras, zat adiktif dan tidak merokok.
9
1 DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Sikap tubuh lordosis kiposis skoliosis normal
cacat : Tidak ada
BB (Sesuai Indikasi) : 63 kg
BB sebelum hamil : 62 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Rambut/kepala : Bersih Kotor Rontok Lain-lain........
10
Abdomen
Bekas operasi : Ada Lokasi ............... Tidak ada
Striae : Tidak ada Livide Albikans
Linea : Alba Nigra Fusca
TFU : balotemen (+), Letak Punggung (-), Presentasi (-), Penurunan (-)
Lan-lain.........
Ano genital :
Pengeluaran Pervaginam : Darah Lendir Air Ketuban
Tidak ada Lain-lain.....
Pemeriksaan Penunjang
HCG : ....... Hb :10,7 gram % CT/BT : ...../...... Ht : 33,7
Gol darah .... Tempat/ tgl : RSUD Raden Mattaher/21 Oktober 2019
Lain-lain....
2
Urine Protein : - Reduksi : .....
Lain-lain : .....
CTG : .... USG....
Ro : ......
Hal-hal lain yang masih dikaji, tetapi tidak tercantu pada format :
Gravindex test (+)
ASSESMENT
Diagnosa :
C
G5P2A2H1 27 tahun UK : 18-19 mingggu dengan abortus iminens
11
NAMA : Ny. I NO. RM : RUANG : Zal Kebidanan
UMUR : 27 Tahun TANGGAL : 21 Oktober 2019
12
NAMA : Ny. I NO. RM : 5980xx RUANG: Zal Kbidanan
UMUR : 27 Tahun TANGGAL : 21 Oktober 2019
13
NAMA : Ny. I NO. RM : RUANG: Zal Kebidanan
UMUR : 27 Tahun JK : TANGGAL : 21-10-2019 KELAS
DIAGNOSA : G5P2A2 umur 27 tahun UK : 18-19 mingggu dengan suspek abortus iminens
MASALAH : Perdarahan pervaginam
14
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada ibu hamil kegawatdaruratan pada Ny. I telah dilaksanakan pada
tanggal 21 Oktober 2019 di RSUD Raden Mattaher Kota Jambi
Bab ini akan membahas tentang ketertiban asuhan yang telah dilakukan di RSUD
Raden Mattaher dengan konsep klinis baik secara pendapat maupun praktik.
16
6. Lakukan pendokumentasianPelaksanaan
1. Melakukan informed consent
2. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ;
TD : 110/70mmHg Rr : 20x/mt
N : 80x/mnt S : 36,2
UK : 18-19 minggu
Hb : 10,7gram%
Gravindex test (+)
3. Mempertahankan kehamilan dengan memberikan obat-obatan yang di instruksikan
dokter (IVFD RL + Injek Proterine 2 ampul 20TPM).
4. Menghentikan perdarahan pervaginam dengan memberikan obat-obatan yang di
instruksikan dokter (IVFD RL + Injek Asam Traneksamat 3x1 20TPM).
5. Mencukupi kebutuhan cairan ibu dengan IVFD Ringer Laktat 20TPM.
6. Menganjurkan ibu untuk tidak terlalu banyak beraktifitas agar tidak kelelahan.
7. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan kegiatan berhubungan seksual.
8. Memberikan konseling pada ibu tentang persoanal hygiene (Mandi minimal 2x sehari
menggunakan sabun, sikat gigi minimal 2x sehari menggunakan pasta gigi, mencuci
bagian alat anogenetalia dari arah depan kebelakang yaitu mulai dari vagina ke anus,
mengganti pakaian dalam tiap pakaian dalam basah).
9. Memberikan konseling pada ibu tentang nutrisi agar nutrisi ibu dan janin tercukupi
(Makan minimal 3x sehari dengan ISI PIRINGKU ; 2/6 Makanan Pokok, 2/6 Sayuran,
1/6 Lauk pauk, 1/6 Buah-buahan, susu dan air mineral. Juga jangan lupa untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan).
10. Melakukan pendokumentasian.
7. Evaluasi
1) Ibu dan keluarga menyetujui informed consent.
2) Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil dari pemeriksaan.
3) Kehamilan ibu dapat dipertahankan.
4) Perdarahan ibu telah berhenti.
5) Kebutuhan cairan ibu telah tercukupi.
6) Ibu mengikuti anjuran yang disarankan.
7) Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang antenatal dan meriksaan Hb Ibu
mengerti tentang konseling yangdiberikan ; personal hyginen dan cakupan nutrisi.
8) Pendokumentasian telah dilakukan.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
Abortus dapat di diagnosis apabila usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat janin
kurang dari 500 gram adanya :
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesetahan
Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Prawihardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
Prawihardjo Sarwono. 2014 Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka
Varney, dkk. 2008 . Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Vol 1 ed.4 Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998 . Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
19