HASIL KAJIAN
7
8
bidan dan 2 perawat. Pada kamar kelas II dan kelas III terdapat tirai untuk
pemisah antara tempat tidur I dan yang lainnya. Fasilitas yang terdapat
diruang bangsal nifas antara lain :
1. VIP
a. Kapasitas 1 ruangan 1 g. Bedside cabinet
pasien h. Sofa
b. AC i. Kursi
c. Mini Bar j. Kamar mandi
d. Televisi k. Wastafel
e. Almari l. Jemuran
f. Box bayi
2. Kelas I
a. Kapasitas 1 ruangan 1 f. Box bayi
pasien g. Kursi
b. Kipas angin h. Kamar mandi
c. Televisi i. Wastafel
d. Bedside cabinet j. Jemuran
e. Sofa
3. Kelas II
a. Kapasitas 1 kamar 2 pasien
b. Kipas angin
c. Bedside cabinet 2
d. Box bayi 2
e. Wastafel
f. Kamar mandi
g. Jemuran
4. Kelas III
Aminah A c. Kursi penunggu
a. Kapasitas1 kamar 5 pasien d. Bedside cabinet 5
b. Kipas angin e. Box bayi 5
10
Jadwal jaga perawat : pagi ( pukul 07.00 – 14.00 WIB), siang ( 14.00-20.00
WIB), malam (20.00-07.00 WIB). Ruang bangsal nifas selain digunakan ruang
perawatan juga digunakan sebagai tempat pendidikan, penelitian dan praktik bagi
pendidikan DIII kebidanan, DIII keperawatan, DIV kebidanan dan pendidikan
profesi kebidanan.
Hak dan kewajiban pasien/ keluarga :
a. Hak pasien
1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit
2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
3) Pasien memperoleh pelayanan medis yang bermutu yang sesuai dengan
standar profesi kedokteran atau kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi
4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi keperawatan
5) Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas mennetukan pendapat
klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar
7) Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di
rumah sakit tersebut (second opinion) terdapat penyakit yag dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawatnya
11
8) Pasien berhak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya
9) Pasien berhak mendapatkan informasi meliputi :
a) Penyakit yang diderita
b) Tindakan medik apa yang hendak dilakukan
c) Kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan
untuk mengatasinya
d) Alternatif terapi lainnya
e) Prognosisnya
f) Perkiraan biaya pengobatannya
10) Pasien berhak menyutujui atau memberikan ijin atas tindakan yang akan
dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11) Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya
dan mengakhiri pengobatan serta perawatn atas tanggung jawab sendiri
sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya
12) Pasien berhak didampingi keluarga dalam keadan kritis
13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan rumah sakit
15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan rumah sakit terhadap
dirinya
16) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
17) Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
18) Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturn perundang- undangan
b. Kewajiban pasien
1) Mematuhi peraturan tata tertib yang berlaku di rumah sakit
2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
12
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu dipimpin oleh seorang penanggungjawab ruang di bawah kepala
bagian keperawatan Sutrisno, S.Kep.,Ns. Bagan organisasi Ruang Nifas
dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut
14
Gambar 2.1
Bagan Organisasi Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
KEPALA BIDANG
KEPERAWATAN
SUTRISNA, S. Kep., Ns.
NIK. 110.012
KEPALA RUANG
TIWUK AMINI SYAMSIAH,
Amd., Keb.
NIK. 110.172
TRIANA DEVI ANTARI, Amd., Kep. ITA DWI KIRANA, Amd., Kep.
NIK. 110.402 NIK. 110.342
PERAWAT PELAKSANA
15
Analisa:
Struktur organisasi di bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
sudah ada, namun pada pelaksanaan dalam kegiatan sehari hari penempatan
Ka Tim dibagi sesuai shift jaga. Penerapan Metode tim dalam pemberian
Asuhan di bangsal Nifas berdasarkan beberapa hal yaitu pengalaman dan
masa kerja SDM di bangsal. Struktural yang ada belum sesuai dengan nama
perawat atau perawat yang berjaga dimana ada 3 perawat yang sudah tidak
berada di bangsal Nifas yaitu Catur Apriyanti, Amd.Kep, Wijayanti Ari P
Amd.Kep dan Arni Nur Septiana, Amd.Kep.
16
Keterangan :
1. Nurs Station
2. Ruang Obat
3. Kamar Mandi Perawat
…………………………………………………………………..
4. Spoolhoek, Sampah
2 1
Infeksius
10 9 8 7
5. Ruang Sholat, Line,
Dokumen
6. Meja Perawat
3 7. Bangsal VIP
8. Bangsal VIP
6
9. Bangsal Kelas I
10. Bangsal Kelas I
14 13 12 11 11. Bangsal Kelas II
4
12. Bangsal Kelas II
5 13. Bangsal Kelas II
14. Bangsal Kelas II
Catatan :
Bangsal Kelas II ; Ada
4, 8 Tempat Tidur.
17
Keterangan :
Bangsal Kelas III ; Ada 1 kamar berisi 5tempat tidur
1 2
7 5
Keterangan :
1. Isolasi
2. Isolasi
3. Bangsal Kelas 3
4. Nurs Station
5. Ruang Line
6. Tempat Obat
7. Meja Perawat
8. Kamar mandi
18
E. Unsur Input
1. MAN
a. Pasien
1) Kajian teori
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan yang
membutuhkan pelayanan medis Keperawatan yang terganggu kondisi
kesehatannya baik jasmani maupun rohani (WHO).
Pelayanan di perawatg medis tidak terpisah akan adanya
seseorang tenaga kesehatan dengan konsumen, dalam hal ini adalah
pasien. Pasien dikenal sebagai penerima jasa pelayanan kesehatan,
dan dari pihak rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan
dalam perawatg perawatan kesehatan.
2) Kajian data
Tabel 2.1
Jumlah Pasien di Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus- Oktober 2019
Sumber : Data Sekunder Daftar Pasien Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
3) Analisa data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan diagnosa penyakit terbesar di
ruang nifas selama bulan Agustus – Oktober 2019 adalah Abortus
Incomplete, Brighted Ovum, Perawatan Ibu Post SC, Anemia pada
kehamilan, persalinan, dan nifas, Perdarahan Uteri Abnormal,
Hyperemesis Gravidarum, berdasarkan kajian didapatkan bahwa
belum memiliki SAK diagnosa penyakit.
b. Ketenagaan
Secara kuantitas
1) Kajian teori
Ketenagaan merupakan faktor penting dalam input instrumental.
Penetapan jumlah tenaga Keperawatan adalah suatu proses membuat
perencanaan untuk menentukan alokasi SDM di ruangan agar pelayanan
dan proses managerial berjalan efektif dan efisien. Beberapa ahli telah
mengembangkan beberapa formula untuk menetapkan jumlah tenaga
tersebut. Rumus yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
a) Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut :
Tenaga Perawat = A x B x 365
(365-C) x jam kerja/hari
Ket : A : Jam Perawatan/24 jam
B : (BOR x jumlah TT)
C : Jumlah hari libur (92 hari)
b) Menurut Depkes (2011)
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes:
1) Asuhan Keperawatan Minimal:
(a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
(b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
(c) Ambulasi dengan pengawasan.
(d) Observasi tanda– tanda vital dilakukan tiap shift.
20
Faktor koreksi:
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor
koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day):
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
A = 71.5 = 10,2
7
Jumlah Tenaga Keperawatan yang libur :
B = (Jml hari minggu/ th + jml hari cuti +jml hari libur /th)x jml prwt
Jml hari kerja efektif
= (52 + 12 + 13) x 10,2
288
= 786,17
288
= 2,7
Tugas non Keperawatan :
C = ( A + B ) x 25%
= ( 10,2 + 2,7 ) x 25%
= 3,2
Jumlah Tugas Keperawatan
A + B + C = 10,2 + 2,7 + 3,2 =
23
Berdasarkan tabel 2.4 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga perawat dan
bidan menurut Gillies dan Depkes terdapat perbedan. Menurut Gillies
jumlah tenaga perawat dan bidan sudah sesuai, sedangkan menurut
Depkes masih kekurangan 5 orang. RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
menggunakan perhitungan tenaga kerja dengan rumus Gillies. Dalam
shift sehari- hari, perawat dan bidan dibagi menjadi 2 tempat yaitu nifas
bawah dan nifas atas.
Secara kualitas
1) Kajian teori
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang berhubungan
dengan kegiatan yang dipantau atau diatur dalam pelayanan berdasarkan
kebutuhan atau pandangan konsumen. Tujuan kualitas pelayanan adalah
untuk memastikan bahwa jasa atau produk pelayanan keperawatan yang
dihasilkan sesuai dengan standar atau keinginan/kebutuhan pasien
Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan adalah ditentukan oleh pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas. Pelayanan keperawatan mempunyai
posisi yang strrategis dalam menentukan mutu karena jumlah perawat
paling lama kontak dengan klien, sehingga keperawatan adalah ujung
tombak pelayanan kesehatan dan sering digunakan sebagai indikator
pelayanan kesehatan yang bermutu, serta berperan daam menentukan
tingkat kepuasan klien (Priyanto, 2009). Asuhan Keperawatan yang
24
Tabel 2.5
Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan di Ruang Bangsal Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
No Nama Pendid Gol TTL Masa Tgl Diklat yang
ikan kerja Masuk pernah diikuti
1. Tiwuk Amini D3 IIC Karanganyar 11 th, 6 1 April a. Pelatihan
Syamsiah, Kebida ,25 Juni bulan 2008 APN 7-16
Amd.Keb nan 1986 November
2016
b. Pelatihan
CTU 20-29
Januari 2015
c. Pelatihan
excellent
service 27
januari 2017
d. In-house
training
persiapan
akreditasi
2012 tanggal
10 desember
2012
e. Sertifikat
CNE 20
agustus 2015
f. Pelatihan MU
2016
g. Pelatihan
manajemen
kepala ruang
tahun 2017
h. Pelatihan
konselor asi
2018
i. Pelatihan
preceptor
mentor shift
27-28 agustus
2019
2. Juwita Nur DIII IIB Wonogiri 12 6th, 7 1 maret a. Pelatihan
Halimah Kebida Juli 1991 bulan 2013 code blue
Amd.Keb nan system
September
2017
b. Pelatihan
excellent
service 27
januari 2017
c. In-house
training
persiapan
akreditasi
2012 tanggal
10 desember
26
2012
d. Sertifikat
CNE 20
agustus 2015
e. Pelatihan
APN 2012
persiapan
akreditasi
2012
d. Pelatihan
code blue 18
september
2018
e. Pelatihan
service
excellent 11
september
2017
6. Ita Dwi Karini DIII IIB Sukoharjo 2 6th, 8 1 a. Sertifikat
AMK Kepera januari 1990 bulan februari CNE tanggal,
watan 2013 20 Agustus
2016
b. Pelatihan
service
excellent 14
september
2017
3) Analisa data
Berdasarkan tabel diatas, tingkat pendidikan bidan dan perawat di
ruang nifas yaitu lulusan DIII keperawatan dan DIII kebidanan sebanyak
12 orang (100%). Menurut Menteri Kesehatan komposisi perawat
profesional di suatu ruangan adalah sebesar 100%, sedangkan yang
disebut perawat profesional adalah perawat yang memiliki pendidikan
minimal DIII. Dalam upaya memenuhi standart perawat profesional dari
Menkes salah 1 bidan sedang proses melajutkan pendidikan ke jenjang
lebih tinggi
c. Bimbingan Mahasiswa Praktik
1) Kajian teori
Peserta didik merupakan input dalam organisasi sekolah dan bahan
mentah yang harus diolah oleh sekolah untuk menjadi input yang
berkualitas pada jenjang pendidikan berikutnya. Pengertian peserta didik
menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan pendidikan tertentu.
Potensi peserta didik diolah melalui proses pembelajaran (kegiatan
belajar mengajar), dimana melalui kegiatan belajar itu peserta didik
tidak hanya memperoleh pengetahuan saja melainkan mampu
menemukan pengetahuan, mampu bekerja sama, berkomunikasi,
memiliki jiwa toleransi dan saling pengertian, serta memiliki
kemampuan untuk berkompetisi. Untuk menghasilkan lulusan peserta
didik yang berkualitas terutama pendidikan Keperawatan perlu adanya
29
3) Analisa data
Selain fungsi pelayanan, RSU PKU Muhammadiyah Delanggu memiliki
fungsi sebagai pendidikan dan penelitian, hal ini dapat dilihat dari data
diatas, dalam bulan Agustus sampai dengan Oktober terdapat Mahasiswa
praktik dari berbagai program studi dimulai dari pendidikan DIII
Kebidanan/ DIII keperawatan semester II sampai dengan Mahasiswa
Profesi Kebidanan dengan dari berbagai target kompetensi seperti KDK,
maternity,kegawatdaruratan dll
2. Sumber Dana (Money)
a. Kajian Teori
Pembangunana perawatg kesehatan pada dasarnya ditunjukan
untuk meningkatkan kesadran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal sebagai
salah satu unsur kesejateraan sebagaimana diamanatkan oleh
pembukaan UUD 1945. Hal ini sejalan dengan amanat pasal 28 H ayat
(1) perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan, dan selanjutnya pasal 34 ayat (3) juga menyatakan
bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah
satu saranan pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelengaraan
31
Tabel 2.8
Standar Alat – alat Medis Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten
Tahun 2019
c. Analisa Data
Berdasarkan observasi di Ruang nifas tidak memiliki buku
rekap inventarisasi berisi data fasilitas/alat (material) dan mesin
(machine) secara lengkap. Namun berdasarkan wawancara dengan
34
b. Kajian data
1) SAK
Di ruang nifas belum tersedia SAK yang dijadikan pedoman untuk
melakukan asuhan kebidanan
2) SOP
Tabel 2.9
Pedoman/Standart/Protap Kebijakan Di Ruang Nifas RS PKU Muhammadiyah
Delanggu
No SPO Nomer Terbit
Dokumen Tanggal
1 Pemeriksaan radio diagnostik 11.04.01 12-Jun-17
2 Melatih pasien mobilisasi 11.04.02 12-Jun-17
3 Melakukan suction 11.04.03 12-Jun-17
4 Injeksi sub cutan 11.04.04 12-Jun-17
5 Mengganti alat tenun yang kotor tanpa memindahkan 11.04.05 12-Jun-17
pasien
6 Mengukur tekanan darah 11.04.06 12-Jun-17
7 Injeksi intra cutan 11.04.07 12-Jun-17
8 Injeksi intra vena 11.04.08 12-Jun-17
9 Menimbang berat badan dewasa 11.04.09 12-Jun-17
10 Memberikan obat melalui vagina 11.04.10 12-Jun-17
11 Menghitung denyut nadi dan pernapasan 11.04.11 13-Jun-17
12 Memelihara kebersihan vulva 11.34.12 13-Jun-17
13 Injeksi intra muskular 11.04.13 13-Jun-17
14 Memberi makan pasien 11.04.15 13-Jun-17
15 Mengukur suhu badan di ketiak 11.04.16 13-Jun-17
16 Memberikan obat melalui mata 11.04.17 13-Jun-17
17 Pemasangan infus 11.04.19 14-Jun-17
18 Mengukur tinggi badan dewasa 11.04.19 13-Jun-17
19 Merawat luka bakar 11.04.20 14-Jun-17
20 Bilas lambung 11.04.21 14-Jun-17
21 Resusitasi jantung paru 11.04.22 14-Jun-17
22 Balance cairan 11.04.23 15-Jun-17
23 Kompres panas 11.04.24 15-Jun-17
24 Kompres dingin 11.04.25 15-Jun-17
25 Mengganti balutan luka 11.04.26 15-Jun-17
26 Pemberian oksigen 11.04.27 15-Jun-17
27 Menyisir rambut 11.04.28 12-Jun-17
28 Memberi huknah rendah 11.04.29 15-Jun-17
29 Pemesanan darah 11.04.30 15-Jun-17
38
c. Analisa Data
Berdasarkan kajian didapat data bahwa bangsal Nifas sudah
terdapat SOP/ Instruksi kerja yang telah dibuat oleh RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu dalam melakukan sebuah tindakan asuhan
Keperawatan kepada pasien. SOP tersebut sudah sesuai dengan refrensi
ilmu terbaru.sebagian besar perawat dalam bekerja sudah menggunakan
instruksi tersebut.
42
F. Unsur Proses
1. Penerapan Proses Keperawatan
a. Kajian Teori
Menurut KMK No. 938 tahun 2007, standar asuhan kebidanan adalah
acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan
diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi,
evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.
1) STANDAR I : Pengkajian
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Kriteria pengkajian:
a) Data tepat, akurat dan lengkap
b) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa; biodata, keluhan utama,
riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial
budaya)
c) Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang).
2) STANDAR II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah:
a) Diagnosa dibuat sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
3) STANDAR III : Perencanaan
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan.
43
Kriteria perencanaan:
a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien; tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan
secara komprehensif
b) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga
c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya
klien/keluarga
d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang
diberikan bermanfaat untuk klien
e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumberdaya serta fasilitas yang ada
4) STANDAR IV : Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada
klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Asuhan dilaksnakan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan.
Kriteria:
a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural
b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien
dan atau keluarganya (inform consent)
c) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
d) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
e) Menjaga privacy klien/pasien
f) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
g) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
h) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan
sesuai
i) Melakukan tindakan sesuai standar
44
b. Kajian Data
Tabel 2.10
Data Kajian Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Di Ruang Nifas Tanggal 4 s/d 6 November 2019 (n=9)
Kode Pasien
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
A PENGKAJIAN
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman
pengkajian. 9 0
2. Pengkajian meliputi bio-psiko-sosial-spiritual. 7 2
3. Data dikaji lengkap dalam waktu 24 jam sejak pasien
masuk 9 0
4. Data sejak pasien masuk sampai pulang 9 0
5. Pengkajian yang dilakukan, disertai nama dan tanda tangan
perawat yang mengkaji 9 0
Jumlah 43 2
Persentase 96% 4%
B DIAGNOSA
1. Diagnosa keperawatan ditulis sesuai prioritas masalah
pasien 7 2
2. Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan benar (PE/PES) 7 2
3. Merumuskan diagnosa keperawatan actual/ resiko/
potensial 6 3
Jumlah 20 7
Persentase 74% 26%
C PERENCANAAN
1. Rencana Askep berdasarkan diagnose keperawatan 9 0
2. Rencana Askep disusun oleh perawat yang bertanggung
jawab 9 0
3. Rumusan tujuan mengandung komponen SMART 7 2
4. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas 9 0
5. Rencana tindakan mencakup tindakan observasi
keperawatan 9 0
6. Rencana tindakan mencakup tindakan terapi keperawatan 7 2
7. Rencana tindakan mencakup tindakan pendidikan kesehatan 8 1
8. Rencana tindakan mencakup tindakan kolaborasi 8 1
9. Rencana tindakan mencakup tindakan yang
menggambarkan keterlibatan klien/keluarga 7 2
Jumlah 73 8
Persentase 90% 10%
D TINDAKAN/IMPLEMENTASI
1. Tindakan observasi keperawatan yang dilakukan
didokumentasi-kan 9 0
2. Tindakan terapi keperawatan yang dilakukan
didokumentasi-kan 9 0
3. Tindakan pendidikan kesehatan yang dilakukan
didokumentasi-kan 9 0
4. Tindakan kolaborasi yang dilakukan didokumentasi-kan 9 0
5. Tindakan yang dilakukan dengan melibatkan klien/ keluarga
didokumentasi-kan 9 0
6. Respon klien terhadap tindakan keperawatan
didokumentasi-kan 8 1
46
Jumlah 53 1
Persentase 98% 2%
E EVALUASI
1. Diagnosa keperawatan di evaluasi setiap hari sesuai dengan
SOAP 8 1
2. Diagnosa keperawatan yang sudah teratasi terlihat dalam
dokumentasi 8 1
Jumlah 16 2
Persentase 89% 11%
F DOKUMENTASI
1. Menulis pada format yang baku 9 0
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
dilakukan 9 0
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku
dan benar 8 1
4. Setiap melakukan tindakan, perawat mencantumkan paraf,
nama, tanggal dan jam dilakukan 9 0
5. Berkas catatan perawatan disimpan sesuai dengan aturan
yang berlaku 9 0
Jumlah 44 1
Persentase 98% 2%
c. Analisa Data
Evaluasi pendokumentasian asuhan kebidanan di ruang Nifas
Obsgyn RSU PKU Muhammadiyah Delanggu untuk pengkajian
didapatkan 97%, diagnosa 74%, perencanaan 86%, implementasi 89%,
evaluasi 87%, dan dokumentasi 89%. Ini berarti pendokumentasian di
ruang Nifas Obsgyn RSU PKU Muhammadiyah Delanggu sudah
dilakukan dengan baik, akan tetapi nilai terendah terdapat pada bagian
diagnosa. Hal ini dikarenakan pada catatan perkembangan asuhan tidak
dituliskan kembali diagnosa terkini pada pasien tersebut.
2. Pelaksanaan Universal Precaution
a. Kajian Teori
1) Pengertian
Kewaspadaan universal yaitu tindakan pengendalian infeksi
yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi
risiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah
dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal
dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2014).
47
b. Kajian Data
Tabel 2.11
Hasil Observasi Pelaksanaan Universal Precaution Bangsal Nifas
Tanggal 4 s/d 6 November 2019 (n=11)
Pelaksanaan (n=11)
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
1 Perawat cuci tangan ketika akan kontak 3 8
dengan pasien atau melakukan tindakan
pada pasien
2 Perawat cuci tangan ketika selesai kontak 8 3
dengan pasien atau telah selesai melakukan
tindakan terhadap pasien
3 Perawat mencuci tangan dengan 10 1
sabun/detergen/desinfektan
4 Perawat mencuci tangan di tempat air 9 2
mengalir (wastafel)
5 Perawat menggunakan sarung tangan ketika 6 5
melakukan kontak atau tindakan pada
pasien
6 Perawat menggunakan masker ketika 3 8
melakukan tindakan kepada pasiens
7 Pasien menggunakan alat alat steril untuk 11 0
satu pasien
8 Perawat menggunakan alat disposibel hanya 11 0
untuk sekali pakai
9 Setelah menggunakan alat alat non 10 1
disposibel, perawat mencucinya dengan
larutan disinfektan
10 Perawat mensteril kana lat alat steril di 10 1
instalasi sterilisasi sentral
11 Perawat menyiapkan alat alat kesehatan 9 2
ditempat kusus
12 Perawat membuang benda benda tajam di 11 0
tempat kusus
13 Perawat membuang sampah medis di 11 0
tempat medis
14 Perawat membuang sampah non medis 11 0
ditempat sampah non medis
Jumlah 123 31
Persentase 80% 20%
49
c. Analisa Data
Universal Precaution sudah dilaksanakan sesuai standar ISO baik
dengan presentase nilai 80%, akan tetapi sebagian perawat dan bidan di
ruang Nifas Obsgyn tidak melakukan cuci tangan ketika akan kontak
dengan pasien atau melakukan tindakan pada pasien. Sebagian perawat
dan bidan juga tidak menggunakan masker ketika melakukan tindakan ke
pasien karena pasien tidak ada yang menderita penyakit menular airbone,
dan beberapa perawat tidak menggunakan sarung tangan ketika
melakukan kontak atau tindakan pada pasien. Hal ini terjadi pada saat
perawat dan bidan hanya melakukan tindakan minimal seperti melakukan
sibin, dll.
3. Pengelolaaan Sampah
a. Kajian Teori
Penanganan limbah medis padat
1) Pengertian
Penanganan limbah medis padat mulai pemisahan dan pewadahan
sampai pengadaan ke TPS Incinerator. Limbah medis padat adalah
limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah
radioaktif, limbah kontainer bertekenan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi
2) Tujuan
Untuk menjamin limbah medis padat tidak tercecer sehingga tidak
menimbulkan kontaminasi dan Infeksi Nosokomial di lingkungan RS.
3) Kebijakan
a) Kepmenkes No 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
b) Perawat di ruangan harus memasukkan semua limbah medis padat
yaitu: jarum suntik bekas, ampul, botol obat, plastik infus, perban,
50
Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Perawat membuang jarum di tempat jarun 11 0
suntik/ needles
2 Perawat membuang limbah medis benda 11 0
tajam di tempat limbah medis benda tajam
3 Perawat membuang limbah medis benda non 11 0
tajam di tempat limbah medis benda non
tajam
4 Perawat membuang via obat dan botol infus 0 11
pada tempat botol infuse
Jumlah 33 11
Prosentase 75% 25%
51
c. Analisa Data
Hasil observasi pengelolaan sampah di Ruang Nifas berada pada
kategori cukup (75%), akan tetapi perawat dan bidan seringkali
membuang vial obat ke dalam safety box dan botol infuse dibuang ke
dalam tempat sampah infeksius. Hal ini dikarenakan hanya terdapat 1
kotak safety box dan 1 tempat sampah infeksius dalam ruang nifas serta
tidak adanya perbedaan pembuangan vial obat dan spuit maupun
pembuangan botol infus dan sampah infeksius.
b. Kajian Data
Tabel 2.13
Hasil Observasi Pelaksanaan 6 Solusi Patient Safety di Ruang Nifas
Tanggal 4 s/d 5 November 2019
Pelaksanaan
No Komponen yang Dinilai
Ya Tidak
1. Ketepatan identifikasi pasien
a. Pasien diidentifikasikan menggunakan dua identitas 1 0
pasien yaitu nama dan nomer RM
b. Pasien diidentifikasikan sebelum pemberian obat, darah, 1 0
atau produk darah
c. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan 1 0
specimen lain untuk pemeriksaan klinis
d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan 1 0
tindakan/prosedur
e. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek identifikasi 1 0
yang konsisten pada semua situasi dan lokasi
2. Peningkatan komunikasi yang efektif (SBAR)
a. Perintah lisan dan yang melalui telepon atau hasil 1 0
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan 1 0
secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh 1 0
individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut
d. Kebijakan dan prosedur yang mendukung praktek yang 1 0
konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi
dari komunikasi lisan dari telepon
3 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high
alert medications)
a. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk 1 0
mengatur identifikasi, lokasi, pemberian obat dan
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai.
b. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan 1 0
c. Elektrolit dan konsentrat tidak diunit pelayanan pasien 1 0
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil
untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja ditempat
tersebut, bila diperkenankan kebijakan
d. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan 1 0
pasien diberi label yang jelas disimpan dengan cara yang
membatasi akses
4 2. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi
a. Rumah sakit menggunakan tanda yang segera dikenali 1 0
untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien
dalam proses penandaan atau pemberian tanda
b. Rumah sakit menggunakan checklist atau proses lain 1 0
untuk melakukan verifikasi pra operasi, tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan
yang diperlukan tersedia,tepat/benar, dan fungsional
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan 1 0
54
c. Analisa Data
Hasil observasi 6 sasaran Patient Safety di Ruang Nifas berada pada
kategori baik (95,8%). Selama tiga hari observasi belum ditmukan monitor
hasil tentang keberhasilan pengurangan cidera akibat jatuh maupun dampak
yang berkaitan secara tidak sengaja.
55
b. Kajian Data
Tabel 2.14
Data Kajian Pelaksanaan Five Moment Cuci Tangan
Di Ruang Nifas Tanggal 4 s/d 6 November 2019
Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
1 Sebelum kontak dengan pasien 5 6
2 Sebelum melakukan tindakan aseptic 9 2
3 Setelah terkena cairan pasien 11 0
4 Setelah menyentuh pasien 10 1
5 Setelah kontak dengan lingkungan
5 6
pasien
Jumlah 40 15
Prosentase 73% 27%
Sumber: Data primer Ruang Nifas 2019
Tabel 2.15
Data Kajian Pelaksanaan Cuci Tangan di Ruang Nifas
Tanggal 4 s/d 6 November 2019 (n=11)
Pelaksanaan
No. Komponen yang Dinilai
Ya Tidak
1 Melepaskan jam tangan, perhiasan, gulung, lengan baju
8 3
sampai kesiku
2 Membasuh lengan setinggi lengan bawah dengan air
5 6
mengalir
3 Letakkan antiseptic/sabun ditelapak tangan dan gosok
11 0
kedua telapak tangan
4 Gosok kedua punggung tangan dan sela-sela jari tangan 11 0
5 Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan 11 0
6 Gosok kedua buku-buku jari tangan bergantian 11 0
7 Gosok kedua ibu jari bergantian 9 2
8 Gosok kedua ujung jari tangan memutar bergantian 9 2
9 Gosok kedua pergelangan tangan bergantian 10 1
10 Membilas tangan, pergelangan tangan di bawah air
11 0
mengalir
11 Keringkan tangan dengan tisu 11 0
12 Dan tangan pun sudah bersih 11 0
Jumlah 118 14
Prosentase 89% 11%
Sumber: Data primer Ruang Nifas 2019
c. Analisa Data
Hasil observasi cuci tangan di Ruang Nifas berada pada kategori
baik (89%), akan tetapi masih ada beberapa bidan dan perawat yang
belum melaksanakan cuci tangan dengan benar dan sehat, seperti petugas
tidak melakukan cuci tangan sesuai dengan 6 langkah. Hal ini perlu
dilakukan evaluasi pelaksanaan cuci tangan agar terhindar dari infeksi
nosokomial.
58
b. Kajian data
Tabel 2.16
Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik di Ruang Nifas
Tanggal 4 s/d 6 November 2019 (n=11)
Pelaksanaan
No Kegiatan
Ya Tidak
A. Tahap pre interaksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien 11 0
2. Menyiapkan alat 11 0
3. Cuci tangan 8 3
B Pelaksanaan
4. Memberi salam dan tersenyum pada pasien 10 1
5. Melakukan validasi 11 0
6 Memperkenalkan nama perawat 7 4
7. Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien 3 8
8. Menjelaskan tanggung jawab perawat 5 6
9. Menjelaskan peran perawat 3 8
10. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 11 0
11. Menjelaskan tujuan 10 1
12. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
kegiatan 2 9
13. Menjelaskan kerahasiaan 4 7
C. Tahap kerja
14. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya 9 2
15. Menanyakan keluhan pasien 11 0
16. Memulai kegiatan dengan cara yang baik 11 0
17. Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana 11 0
D. Tahap Terminasi
18. Menyimpulkan hasil kegiatan 5 6
19. Memberikan reinforcement positif 7 4
20. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya 6 5
21. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik 11 0
Jumlah 167 64
Prosentase 72% 28%
Sumber: Data primer Ruang Nifas 2019
c. Analisa Data
Hasil observasi pelaksanaan komunikasi terapeutik di Ruang Nifas
berada pada kategori cukup (72%), terdapat 3 hal yang sering tidak
dilakukan oleh petugas seperti, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
kegiatan, menanyakan nama panggilan kesukaan pasien, serta
menjelaskan peran perawat. Hal ini dikarenakan waktu yang diperlukan
untuk melakukan komunikasi terapeutik cukup lama serta banyaknya
tindakan diruangan yang harus atau segera dilakukan, sehingga
komunikasi terapeutik hanya dilakukan pada bagian pokok atau intinya
saja.
60
b. Kajian Data
Tabel 2.17
Data Pelaksanaan Discharge Planing Perencanaan Pulang di Ruang Nifas
Tanggal 4 s/d 6 November 2019 (n=11)
Pelaksanaan
No
Kegiatan Ya Tidak
A. Tahap pre interaksi
1. Mengumpulkan data tentang klien 11 0
2. Membuat rencana pertemuan dengan klien 9 2
B Tahap Orientasi
3 Memberi salam dan tersenyum kepada klien 10 1
4. Memperkenalkan nama diri 4 7
5 Menanyakan nama panggilan kesukaan klien 4 7
6. Menanyakan perasaan klien 4 7
7. Menjelaskan peran perawat 3 8
8. Menjelaskan tugas perawat
4 7
9. Menjelaskan kegiatan (orientasi ) yang akan dilakukan 8 3
10. Menjelaskan tujuan kegiatan 5 6
11. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk orientasi 0 11
12. Menjelaskan kerahasiaan 4 7
C. Tahap Kerja
13. Menanyakan keluhan utama klien 10 1
14. Memberikan kesempatan bertanya 10 1
15. Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi 6 5
16. Melakukan orientasi 6 5
D. Tahap Materi
17. Menjelaskan informasi mengenai penyakit 9 2
18. Menjelaskan informasi mengenai penyebab penyakit 6 5
Menjelaskan informasi mengenai tanda dan gejala
19.
penyakit 9 2
Menjelaskan informasi mengenai cara perawatan di
20.
rumah 10 1
21 Menjelaskan informasi mengenai cara pemberian obat 11 0
Menjelaskan informasi mengenai cara pencegahan
22
penyakit dan infeksi 10 1
Menjelaskan informasi mengenai program pengobatan
23 lanjutan 11 0
64
Rawat Inap
Kontrol
b. Kajian Data
Tabel 2.18
Data Observasi Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru di Ruang Nifas
Tanggal 4 s/d 6 November 2019 (n=11)
Observasi
No Variable yang diteliti
Ya (1) Tidak (0)
A Pre interaksi
1 Mengumpulkan data tentang pasien 11 0
2 Membuat rencana pertemuan dengan pasien 8 3
B Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum kepada
10 1
pasien
2 Memperkenalkan nama diri 9 2
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan
3 8
pasien
4 Menanyakan perasaan pasien 3 8
5 Menjelaskan peran perawat 4 7
6 Menjelaskan tugas perawat 8 3
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang
7 4
dilakukan
8 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
1 10
kegiatan orientasi
9 Menjelaskan kerahasiaan 4 7
C Kerja
1 Menanyakan keluhan pasien 4 7
2 Memberikan kesempatan bertanya 11 0
3 Memulai dengan ajakan berkonsntrasi 9 2
4 Melakukan orientasi 6 5
D Materi
1 Mengorientasikan tentang fasilitas yang ada
9 2
di ruangan
2 Mengorientasikan tentang cara penggunaan
6 5
fasilitas
3 Mengorientasikan tata tertib penggunaan
4 7
fasilitas ruang tunggu
4 Menorientasikan tempat-tempat penting,
kamar mandi, ruang tunggu, ruang 4 7
konsultasi, ruang perawat, moshola, dll
E Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 6 5
2 Mmberikan pujian positif 4 7
3 Merencanakan tindak lanjut pada pasien 6 5
4 Melakukan kontrak selanjutnya 7 4
5 Mengakhiri pertemuan dengan cara yang
4 7
baik dan tersenyum
Jumlah 155 120
Prosentase 56% 44%
Sumber: Data primer Ruang Nifas 2019
69
c. Analisa Data
Hasil observasi pelaksanaan orientasi pasien baru di Ruang Nifas
berada pada kategori cukup (56%), beberapa hal yang sering tidak
dilakukan oleh petugas seperti, mengorientasikan tempat-tempat penting,
kamar mandi, ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang perawat, moshola,
pintu keluar dll. Hal ini menyebabkan pasien sering kebingungan untuk
mencari lokasi ketika akan menuju ke tempat tertentu seperti, apotek, pintu
keluar dsb. Hal ini dikarenakan banyaknya tindakan diruangan yang harus
atau segera dilakukan, serta waktu yang diperlukan untuk melakukan
orientasi ruang cukup lama sehingga orientasi ruang hanya dilakukan pada
tempat-tempat tertentu saja.
(4) KATIM mengadakan pre dan post conferance pada setiap awal dan
akhir jaga pagi
(5) KATIM menerima serah terima PP dari tugas jaga sebelumnya
(6) KATIM mendampingi serah terima antar jaga PP pada tugas jaga
berikutnya
(7) PP melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga sebelumnya dan
kepada tugas jaga berikutnya
(8) KATIM melakukan dokumentasi asuhan keperawatan terutama
dałam pengkajian, menetapkan dignosa dan rencana keperawatan
(9) PP melakukan dokumentasi asuhan keperawatan terutama dałam hal
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan
(10) KATIM membuat laporan tugas kepada kepala ruang setiap akhir
tugas terutama keadaan umum pasien dan permasalahan yang ada
(11) KATIM melakukan motivasi/bimbingan/reinforcement kepada PP
setiap hari
(12) PP menggantikan tugas KATIM bila KATIM tidak ada
(13) KATIM menggantikan tugas kepala ruang atau penanggung jawab
ruang pada tugas S/M/hari libur
Tata cara hubungan kemitraan professional antara staf keperawatan
dengan dokter/tim kesehatan lain :
(1) KATIM dan AN melakukan visite bersama dengan dokter/tim
kesehatan lain yang merawat
(2) KATIM melakukan diskusi kasus &dengan dokter/tim kesehatan
lain minimal satu kali seminggu
(3) hubungan professional[kemitraan dengan dokter/tim kesehatan lain
tercermin dalan dokumen rekam medik
(4) KATIM dan AN dapat segera memberikan data pasien yang akurat
dengan cepat dan tepat kepada dokter/tim kesehatan lain bila
diperlukan
(5) KATIM/AN menggunakan rekam medik sebagai sarana hubungan
profesinal datam rangka pelaksanaan program kolaborasi
84
Tabel 2.19
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang di Ruang Nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu Tanggal 4-6 November 2019
Observasi
No. Uraian Tugas
SLL SR KD TDK
(3) (2) (1) (0)
1. Apakah kepala ruang melakukan meeting 1
morning secara rutin?
2. Apakah kepala ruang membagi tugas, kepada 1
PP dan PA setiap hari?
3. Apabila ada permasalahan diruang, apakah 1
kepala ruang dapat menyelesaikan dengan
baik bersama, dengan perawat ruangan?
4. Apakah kepala ruang memberikan motivasi 1
kerja kepada staf keperawatan ?
5. Apakah kepala ruang melakukan supervisi 1
keperawatan secara rutin?
6. Apakah kepala ruang mengevaluasi tugas- 1
tugas PP/PA secara rutin?.
7. Apakah kepala ruang dalam membuat jadwal 1
dinas disesuaikan dengan:
a.Harian
b.Bulanan
c.Jenis Kelamin
8. Apakah kepala ruangmengadakan rapat ruang 1
secara rutin
9. Setiap ada kasus keperawatan yang menarik 1
apakah kepala ruang mengadakan
pembahasan kasus?
10. Apakah kepala ruang membuat perencanaan 1
untuk pengembangan SDM?
11. Apakah kepala ruang membuat rencana kerja: 1
a.Harian
b. Mingguan
c. Bulanan
12 Apakah kepala ruang mengikuti operan tugas 1
perawat dari jaga malam secara rutin
13 Apakah kepala ruang melakukan pengawasan 1
kedisiplinan tugas staf melalui daftar hadir
yang ada di ruangan ?
14 Apakah kepala ruang menguasai 1
permasalahan yang ada di ruangan ?
15. Apakah kepala ruang bisa sebagai konsultan? 1
16. Apakah kepala ruang bisa berperan sebagai 1
role model ?
Jumlah 14 2
Prosentase 87,5% 12,5
%
Sumber: Data primer Ruang Nifas 2019
89
d. Analisa Data
Berdasarkan observasi selama 3 hari pada tanggal 4-6 November
2019, didapatkan data sebanyak 87,5% bahwa kepala ruang di ruang Nifas
melakukan tugasnya masuk dalam kategori baik. Hal yang kurang dari
poin ini antara lain kepala ruang belum melakukan meeting morning dan
supervisi secara rutin.
Observasi
No Uraian Tugas Tidak
Selalu Kadang
Pernah
(2) (1)
(0)
1 Apakah Katim melakukan operan tugas jaga malam
1
bersama dengan PP
2 Apakah Katim melakukan konfirmasi atau supervisi
tentang kondisi pasien segera setelah operan tugas jaga 1
setiap pasien
3 Apakah Katim mengajak PP untuk melakukan doa
1
bersama pada waktu mengawali dan mengakiri tugas
4 Apakah Katim melakukan prekonfren dengan semua PP
1
yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi
5 Apakah Katim membagi tugas atau pasien kepada PP
1
sesuai kemampuan dan beban kerja
6 Apakah Katim melakukan pengkajian menetapkan
masalah apa diagnose dan perencanaan keperawatan
1
kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawab dan
pendokunentasikan kedalam RM pasien.
7 Apakah Katim memonitor tugas PP 1
8 Apakah Katim membantu tugas PP untuk kelancaran
1
pelaksanaan asuhan keperawatan pasien
9 Apakah Katim telah melakukan koreksi, merevisi dan
melengkapi catatan asuhan keperawatan yang dilakukan 1
Katim yang ada dibawah tanggung jawabnya.
90
b. Analisa Data
Berdasarkan observasi selama 3 hari pada tanggal 4-6 November 2019,
didapatkan data bahwa 43,4% item selalu dikerjaakan dengan baik,
34,78% kadang-kadang dilakukan dan 21,8% tidak dilakukan.
91
Tabel 2.21
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di Ruang Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Tanggal 4-6 November 2019
Observasi
Tidak
No Uraian Tugas Selalu Kadang
pernah
(2) (1)
(0)
1 Apakah PP Melaksanakan operan tugas setiap awal dan
8 3
akhir jaga dari dan kepada PP yang ada dalam satu grup
2 Apakah PP Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang
8 3
kondisi pasien segera setelah selesai operan setiap Pasien
3 Apakah PP Melakukan do’a bersama setiap awal dan
akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima 8 3
operan tugas jaga
4 Apakah PP Mengikuti pre conference yang dilakukan
Katim setiap awal tugas 8 3
5 Apakah PP Melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di 8 3
rekam keperawatan
6 Apakah PP Melakukan monitoring respon pasien dan ada
7 4
bukti di rekam keperawatan
7 Apakah PP Melakukan konsultasi tentang masalah
8 3
pasien/keluarga kepada Katim
8 Apakah PP Membimbing dan melakukan pendidikan
kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung 8 3
jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
9 Apakah PP Menerima keluhan pasien/keluarga dan
8 3
berusaha untuk mengatasinya
10 Apakah PP Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada
8 3
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
11 Apakah PP Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada
8 3
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12 Apakah PP Mengikuti post conferance yang diadakan
oleh Katim pada setiap akhir tugas dan melaporkan
7 4
kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya kepada Katim
13 Apakah PP Melaksanakan pendelegasian tugas Katim
6 5
pada sore malam libur
14 Apakah PP Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim
kesehatan lain bila ada masalah pasien pada sore malam 7 4
libur
15 Apakah PP Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim
5 6
kesehatan lain setiap seminggu sekali
16 Apakah PP Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan
7 4
rutin keperawatan di ruangan
17 Apakah PP Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas
8 3
Katim
18 Apakah PP Membantu melakukan bimbingan PKK
8 3
kepada peserta didik keperawatan.
Jumlah 135 63
Prosentase 68% 32%
93
b. Analisa Data
Berdasarkan observasi selama 3 hari pada tanggal 4-6 November
2019, didapatkan data sebanyak 68% bahwa perawat associate di ruang
Nifas melakukan tugasnya masuk dalam kategori cukup. Hal yang
kurang dari poin ini antara lain tidak mengikuti engikuti diskusi kasus
dengan dokter/tim kesehatan lain setiap seminggu sekali.
Tabel 2.22
Data Observasi Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan
Di Ruang Nifas Tanggal 4 s/d 6 November 2019
Observasi
Tidak
No Variabel yang Dinilai Selalu
Kadang Pernah
Analisa Data
Berdasarkan observasi selama 3 hari pada tanggal 4-6 November 2019,
didapatkan data sebanyak 62% bahwa hubungan profesional antar staf keperawatan
dengan Pasien/keluarga di ruang Nifas melakukan tugasnya masuk dalam kategori
Cukup. Hal yang kurang dari poin ini antara lain kepala ruang dalam melakukan
pertemuan antara seluruh staf dalam sebulan 1x dan PP dalam satu minggu 1x
belum secara rutin .
Tabel 2.23
Data Observasi Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan Pasien/keluarga
Di Ruang Nifas Obsgyn Tanggal 4 s/d 6 November 2019
Observasi
No Variabel yang Dinilai Tdk
Selalu Kadang
Pernah
3 2
1
1 Apakah Kepala ruang melakukan supervisi
seluruh pasien yang ada di ruangan setiap awal 0 1 0
tugas
2 Apakah Katim dan PP mensupervisi seluruh
pasien yang menjadi tanggung jawabnya segera 1 0 0
setelah menerima operan tugas setiap pasien.
3 Apakah Katim menginformasikan peraturan dan
tata tertib RS yang berlaku kepada setiap pasien 1 0 0
atau keluarga baru`
4 Apakah Katim memperkenalkan perawat dalam
satu grup yang akan merawat selama pasien 1 0 0
dirawat di RS
5 Apakah Katim atau PP melakukan visit atau
monitoring pasien untuk mengetahui 1 0 0
perkembangan atau kondisi Pasien
6 Apakah Katim memberikan penjelasan setiap
rencana tindakan atau program pengobatan sesuai 1 0 0
wewenang dan tanggung jawabnya.
7 Apakah Setiap akan melakukan tindakan
keperawatan Katim atau PP memberikan
1 0 0
penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan
kepada pasien atau keluarga
8 Apakah Kesediaan Katim atau PP untuk
menerima konsultasi/keluhan pasien/keluarga dan 1 0 0
berupaya mengatasinya.
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa Katim atau 1 0 0
perawat yang bertanggung jawab selama di rawat
dan di tulis pada papan nama pasien
10 Katim atau PP memberitahu dan mempersiapkan 1 0 0
pasien yang akan pulang
Total 9 1 0
Presentase 90% 10% 0%
Sumber: Data primer Ruang Nifas 2019
95
Analisa Data
Berdasarkan observasi selama 3 hari pada tanggal 4-6 November 2019,
didapatkan data sebanyak 90% bahwa hubungan profesional antar staf keperawatan
dengan Pasien/keluarga di ruang Nifas melakukan tugasnya masuk dalam kategori
Baik. Hal yang kurang dari poin ini adalah Kepala ruang dalam melakukan supervisi
seluruh pasien yang ada di ruangan setiap awal tugas masih kadang-kadang.
Tabel 2.24
Data Observasi Hubungan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan Dokter/Tim
Kesehatan Di Ruang Nifas Obsgyn Tanggal 4 s/d 6 November 2019
Observasi
No Variabel Yang Dinilai Tdk
Selalu Kadang
pernah
3 2
1
Apakah PP atau PA melakukan visite
1 bersama dengan dokter/tim kesehatan 1 0 0
lain yang merawat
Apakah PP melakukan diskusi kasus
2 dengan dokter/tim kesehatan minimal 0 0 1
1x/minggu.
Apakah Hubungan
profesional/kemitraan dengan
3 1 0 0
dokter/tim kesehatan lain tercermin
dalam dokumen rekam medik.
Apakah PP atau PA dapat segera
memberikan data pasien yang akurat
4 dengan cepat dan tepat kepada 1 0 0
dokter/tim kesehatan lain bila
dibutuhkan.
Apakah PP /PA menggunakan rekam
medik sebagai sarana hubungan
5 1 0 0
professional dalam rangka pelaksanaan
program kolaborasi.
Apakah Dokter/tim kesehatan lain
menggunakan rekam keperawatan
6 1 0 0
sebagai sarana hubungan professional
dalam rangka program kolaborasi
Apakah Dokter/Tim kesehatan yang lain
7 mengetahui setiap pasien siapa PP nya. 1 0 0
Analisa Data
Berdasarkan observasi selama 3 hari pada tanggal 4-6 November 2019,
didapatkan data sebanyak 88% bahwa hubungan profesional antara staf
keperawatan dengan dokter/tim di ruang Nifas melakukan tugasnya masuk dalam
kategori Baik. Hal yang kurang dari poin ini antara lain perawat primer tidak
pernah melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan minimal dalam
1x/minggu.
Tabel 2.25
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Operan Jaga di Ruang Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu tanggal 4 November – 6 November 2019
Pelaksanaan
No Kegiatan Ya Tidak
N % N %
1 Serah terima didahului dengan doa bersama 9 9.09%
2 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan
penerima tanggung jawab dilakukan di depan 9 9.09%
pintu dengan suara pelan atau tidak ribut
3 Menyebutkan identitas pasien, diagnose medis
diagnose keperawatan, tindakan keperawatan
9 9.09%
yang telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaannya dan evaluasinya
4 Menginformasikan jenis rencana dan waktu
rencana tindakan keperawatan yang belum 9 9.09%
dilaksanakan
5 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada
9 9.09%
selama sift
6 Menginformasikan pendidikan kesehatan yang
9 9.09%
telah diberikan (bila ada)
7 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 9 9.09%
8 Menyebutkan tindakan medis beserta waktunya
9 9.09%
yang dilakukan selama sift
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum
9 9.09%
dilakukan selama sift
10 Menginformasikan info kepada pasien atau
keluraga nama perawat pada sift berikutnya pada 9 9.09%
setiap akhir tugas
11 Memberi salam kepada pasien keluarga serta
mengobservasi dan menginspeksi keadaan
9 9.09%
pasien, menanyakan keluhan pasien (dalam
rangka klarifikasi)
Jumlah 90 9
Rata-rata 90.91% 9.09%
Sumber : Data primer Ruang Ruang Nifas 2019
97
Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 4 November – 6
November 2019, didapatkan data sebanyak 90.91% perawat ruang di ruang
nifas dalam melakukan operan jaga termasuk dalam kriteria baik.
Tabel 2.26
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning Kepala Ruang di Ruang Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu tanggal 4 November – 6 November 2019
Pelaksanaan
No Kegiatan Ya Tidak
N % N %
1 Karu menyiapkan tempat meeting morning 3
2 Karu memberikan pengarahan pada staf dengan 3
materi yang telah disediakan sebelumnya
3 Karu melakukan klarifikasi apa yang telah 3
disamapikan kepada staf
4 Memberikan kesempatan pada staf untuk 3
mengungkapkan permasalahan yang muncul di
ruangan
5 Bersama staf mendiskusikan pemecahan masalah 3
yang dapat ditempuh
6 Karu memberikan motivasi dan reinforsement 3
pada staf
Jumlah 12 6
Rata-rata 66.67 33.3
% 3%
Sumber : Data primer Ruang Ruang Nifas 2019
Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 4 November
– 6 November 2019, didapatkan data bahwa kepala ruang melakukan
66.67% dari seluruh kegiatan meeting morning, hal tersebut menyatakan
meeting morning yang dilakukan di ruang nifas termasuk dalam kriteria
cukup baik.
98
Tabel 2.27
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu tanggal 4 November – 6 November 2019
Pelaksanaan
No Kegiatan Ya Tidak
N % N %
1 Menyiapkan ruangan atau tempat 9
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi 9
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 9
4 Membantu pelaksanaan prekonfrens 9
5 Menjelaskan masalah keperawatan pasien, 9
keperawatan dan rencana keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya
6 Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan 9
yang dimiliki dengan memperhatikan
keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaaan 9
asuhan pasien atau tindakan
8 Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 9
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan
9 Mengklarifikasi kesiapan AN untuk 9
melaksanakan asuhan keperawatankepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya
10 Memberi reinforsement pada AN 9
11 Menyimpulkan hasil pre conference 9
Jumlah 90 9
Rata-rata 90.91% 9.09%
Sumber : Data primer Ruang Ruang Nifas 2019
Analisa Data
Tabel 2.28
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Post Conference di Ruang Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu tanggal 4 November – 6 November 2019
Pelaksanaan
No Kegiatan Ya Tidak
N % N %
1 Menyiapkan tempat atau ruang 9
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi 9
tanggung jawabnya
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya post 9
conference
4 Menerima penjelasan dari PP tentang hasil 9
tindakan atau hasil suhan keperawatan yang telah
dilakukan PP
5 Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam 9
memberikan asuhan keperawatan pasien dan
mencari upaya penyelesaian masalah nya
6 Memberika reinforsement pada PP 9
7 Menyimpulkan hasil post conference 9
8 Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan 9
operan tugas jaga sift jaga berikutnya
Jumlah 72
Rata-rata 100%
Sumber : Data primer Ruang Ruang Nifas 2019
Analisa Data
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari pada tanggal 4 November – 6
November 2019, didapatkan data bahwa 100% pelaksanaan post conference
belum terlaksanakan di ruang nifas sehingga pelaksanaan post conference
termasuk dalam kriteria tidak baik. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu
dan tenaga.
100
Tabel 2.29
Hasil Rekapitulasi Item Proses Ruang Di Ruang Nifas
Tanggal 4 s/d 6 November 2019
No Variable yang dilakukan Jumlah (%) Kategori
1 Universal precaution 80 Baik
2 Pengelolaan sampah 75 Cukup
3 6 sasaran keselamatan pasien 98 Baik
4 Komunikasi terapeutik 72 Cukup
5 Cuci tangan 89 Baik
6 Discharge planning 69 Cukup
7 Orientasi pasien baru 53 Kurang
8 Tugas kepala ruang 87,5 Baik
9 Tugas Katim 43,4 Kurang
10 Tugas PP 68 Cukup
11 Hubungan professional antar staf 62 Cukup
keperawatan
12 Hubungan professional antar staf 88 Baik
keperawatan dengan dokter
13 Hubungan professional antar staf 90 Baik
keperawatan dengan pasien
14 Serah terima operan jaga 90 Baik
15 Meeting morning 66 Cukup
16 Pre conference 90 Baik
17 Post conference 0 Tidak baik
18 Five moment cuci tangan 73 Cukup
Ket:
a. Kriteria Baik (76-100%)
b. Kriteria Cukup (56-75%)
c. Kriteria kurang (40-55%)
d. Kriteria tidak baik (Kurang dari 40%)
101
G. Unsur Output
1. Efisiensi Ruang Rawat
Efisiensi pengelolaan rumah sakit secara garis besar dapat dilihat dari
2 segi yaitu segi medis meninjau efisiensi dari sudut mutu pelayanan medis
dan dari segi ekonomi meninjau efisiensi dari sudut pendayagunaan sarana
yang ada. Grafik Barber Johnson adalah grafik yang secara visual
menggambarkan bagaimana pemakaian empat parameter.
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit.
Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap.
Berdasarkan laporan indikator pelayanan RSU PKU Muhammadiyah
Klaten, data triwulan dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober
2019, yaitu:
a. BOR (Bed Occupancy Ratio) atau angka penggunaan tempat tidur
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service
days to inpatient bed count days in a period under consideration”.
sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertenu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%
(Depkes RI, 2005).
Rumus:
Jumlah hari perawatan rumah sakit
BOR 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode
Analisis data :
Nilai BOR pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2019
dengan perhitungan:
BOR =
= 43,58%
102
Rumus:
jumlah pasien keluar
BTO
jumlah tempat tidur
Analisa data:
Nilai BTO dengan observasi pada bulan Agustus sampai dengan
bulan Oktober 2019 dengan perhitungan:
756
BTO = 24,38 kali ≈ 24 kali
31
Artinya, angka perputaran tempat tidur adalah 24 kali dalam
kurun waktu 3 bulan sehingga termasuk dalam kategori kurang.
Jumlah 145 5
Persentase 97% 3%
B DIAGNOSA 21 9
1. Diagnosa keperawatan ditulis sesuai prioritas masalah
pasien
2. Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan benar (PE 24 6
/ PES)
3. Merumuskan diagnosa keperawatan actual/ resiko/ 22 8
potensial
Jumlah 67 23
108
Jumlah 233 37
Persentase 86% 14%
D TINDAKAN/IMPLEMENTASI 27 3
1. Tindakan observasi keperawatan yang dilakukan
didokumentasi-kan
2. Tindakan terapi keperawatan yang dilakukan 27 3
didokumentasi-kan
3. Tindakan pendidikan kesehatan yang dilakukan 26 4
didokumentasi-kan
4. Tindakan kolaborasi yang dilakukan didokumentasi- 27 3
kan
5. Tindakan yang dilakukan dengan melibatkan klien/ 27 3
keluarga didokumentasi-kan
6. Respon klien terhadap tindakan keperawatan 26 4
didokumentasi-kan
Jumlah 160 20
Persentase 89% 11%
E EVALUASI 26 4
1. Diagnosa keperawatan di evaluasi setiap hari sesuai
dengan SOAP
2. Diagnosa keperawatan yang sudah teratasi terlihat 26 4
dalam dokumentasi
Jumlah 52 8
Persentase 87% 13%
F DOKUMENTASI 27 3
1. Menulis pada format yang baku
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang 27 3
dilakukan
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang 26 4
109
b. Instrumen B
Instrument B mengevaluasi tentang persepsi pasien terhadap mutu
asuhan keperawatan dengan cara menyebarkan angket kepada pasien
yang memenuhi kriteria yaitu sudah dirawat inap minimal 3 hari,
bersedia mengisi kuesioner.
Salah satu indikator mutu asuhan keperawatan adalah dilihat dari
persepsi klien tentang mutu asuhan keperawatan yang diberikan. Untuk
megevaluasi hal ini perlu suatu instrument yang baku. RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu menggunakan format standar asuhan
keperawatan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit untuk mengevaluasi
persepsi klien terhadap mutu asuhan keperawatan.
a) Kajian Teori
Standar pelayanan kebidanan adalah rumusan tentang penampilan
atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter
yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi
tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan
untuk meningkatan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2001.
Philip Kotler dalam bukunya “Marketing
Management”, memberikan definisi tentang kepuasan pelanggan
(customer satisfaction): “Kepuasan adalah tingkat keadaan yang
dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan
pemampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya
denagn harapan seseorang”.
110
Evaluasi Pengkajian
No Kriteria (n:10)
Y % T %
1. Apakah bidan selalu memperkenalkan 9 100
diri?
2. Apakah bidan selalu menanyakan 9 100
bagaimana nafsu makan pasien?
3. Apakah bidan memperhatikan berapa 9 100
jumlah diet yang dimakan oleh pasien?
4. Bila pasien tidak mampu makan sendiri, 9 100
apakah bidan membantu menyuapi?
5. Pada saat pasien dipasang infus, apakah 9 100
bidan selalu memeriksa cairan atau
tetesan dan area sekitar pemasangan
infuse?
6. Pada saat bidan membantu pasien 9 100
BAK/BAB, apakah bidan memasang
sampiran/selimut, menutup
pintu/jendela, mempersilakan
pengunjung keluar ruangan?
7. Apakah ruangan tidur pasien selalu 9 100
dijaga kebersihannya?
8. Apakah lantai kamar mandi/WC selalu 9 100
bersih, tidak licin, tidak berbau, cukup
terang?
9. Selama pasien belum mampu mandi, 9 100
apakah dimandikan oleh bidan?
10. Apakah pasien dibantu oleh bidan, bila 9 100
tidak mampu menggosok gigi,
membersihkan mulut atau mengganti
pakaian atau menyisir rambut?
11. Apakah alat – alat tenun seperti selimut, 7 77.8
sprei dll diganti setiap kotor? Sisanya
2
Orang
112
tidak
mengisi
Angket
12. Pada saat pasien masuk ruangan, apakah 9 100
bidan menjelaskan tentang fasilitas yang
tersedia dan cara penggunaannya,
peraturan/tata tertib yang berlaku di RS?
13. Selama pasien dalam perawatan, 9 100
apakah bidan memanggil nama pasien
dengan benar?
14. Selama pasien dalam bidanan, apakah 9 100
bidan mengawasi keadaan pasien
secara teratur pada pagi, sore maupun
malam hari?
15. Selama pasien dalam perawatan, 9 100
apakah bidan segera memberi bantuan
bila diperlukan?
16. Apakah bidan bersikap sopan dan 9 100
ramah?
17. Apakah pasien/keluarga mengetahui 9 100
bidan yang bertanggung jawab setiap
kali pergantian dinas?
18. Apakah bidan selalu memberikan 9 100
penjelasan sebelum melakukan tindakan
bidanan/pengobatan?
19. Apakah bidan selalu bersedia 9 100
mendengarkan dan memperhatikan
setiap keluhan pasien?
20. Dalam hal memberikan obat, apakah 2 22.2 7 77.8
bidan membantu menyiapkan/
meminumkan obat?
21. Selama pasien dirawat, apakah 9 100
diberikan penjelasan tentang perawatan/
pengobatan/ pemeriksaan lanjutan
setelah pasien diperbolehkan pulang?
22. Apakah bidan selalu memberikan 9 100
penjelasan sebelum melakukan tindakan
bidanan atau pengobatan
Total 78,7%
Sumber : Data Primer Ruang Nifas RS PKU Muhammadiyah
Delanggu
c) Analisa Data
Dari hasil kuesioner tentang kepuasaaan pasien pada asuhan
kebidanan yang di lakukan di bangsal Nifas RS PKU
Muhammadiyah Delanggu didapatkan hasil rata-rata tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan asuhan Kebidanan yang diberikan sebesar
113
3 Memandikan 7 7 100
Pasien
4 Memandikan 13 10 76.92 1. Mengukur suhu sebelum
Bayi mandi
2. Memersihkan mata
3. Memersihkan telinga
5 Perawatan 13 10 76.92 Pelaksanaan Brastcare tidak sesuai
Payudara SOP dan SOP tidak menggunakan
standar Depkes
1. Pada tahap pelaksanaan sudah
di lakukan pemakaian BH
Kembali
2. Tidak disebutkan massase
yang distandarkan oleg
depkes, seperti pengurutan
menggunakan sisi telapak
bagian minggi mengarah ke
putting
3. Tidak melakukan massase
menggunakan 2-3 dari dari
pangkal ke putting
Rata-rata 81.97
c) Analisa Data
Berdasarkan data kajian diatas yang dinilai dan di observasi
selama 3 hari berturut-turut dalam tindakan kebidanan yang di
116
b) Kajian data
Tabel 2.33
Hasil Evaluasi Kepuasan Pelayanan Kebidanan Di Ruang Nifas dengan
sasaran obsevasi Pasien (n=9)
Tanggal 4 sampai tanggal 6 November 2019
Evaluasi Pengkajian Pretest
Kadang Tidak
Selalu Sering
No Pernyataan kadang pernah
(4) (3)
(2) (1)
1 Apakah dokter mengunjungi anda
9 0 0 0
setiap hari?
2 Apakah dokter yang memeriksa Anda
9 0 0 0
bersikap ramah ?
3 Apakah dokter manjelaskan penyakit
9 0 0 0
anda dan tindakanya?
4 Apakah dokter meluangkan waktu
9 0 0 0
untuk konsultasi?
5 Apakah bidan mengenalkan diri
9 0 0 0
kepada pasien/keluarga?
6 Apakah bidan yg merawat anda
9 0 0 0
bersikap ramah?
7 Apakah bidan memperhatikan dan
9 0 0 0
menanggapi keluhan anda?
8 Apakah anda/keluarga merasa
dibimbing oleh bidan untuk merawat
9 0 0 0
diri anda (contoh : di sibin,
menggunakan pispot, dll) ?
9 Menurut anda apakah bidan bekerja
7 2 0 0
dengan terampil?
10 Bila anda membutuhkan pertolongan
9 0 0 0
apakah dilayani dengan cepat?
11 Apakah bidan menjelaskan dimana
tempat- tempat penting untuk
9 0 0 0
kelancaran bidanan? (kamar mandi,
ruang tata usaha
12 Apakah anda mendapat pelayanan
7 2 0 0
administrasi dengan baik dan cepat?
13 Apakah rekening yang anda dapatkan
9 0 0 0
tepat hitung?
14 Apakah anda diberi penjelasan tentang
0 0 0 9
biaya diawal?
15 Apakah ruangan selalu dalam
0 9 0 0
keadaan bersih?
16 Apakah sprei, selimut dan sarung
bantal dalam kondisi baik, selalu 0 9 0 0
bersih, dan diganti setiap kotor?
17 Apakah kamar mandi selalu
dibersihkan, tidak berbau, dan tidak 0 9 0 0
licin?
18 Apakah makanan disajikan tepat
0 9 0 0
waktu?
19 Apakah makanan yang disajikan
0 7 2 0
bervariasi dan cukup enak ?
20 Apakah petugas penyaji makanan
0 9 0 0
bersikap ramah
Sumber : Data Primer Ruang Nifas RS PKU Muhammadiyah Delanggu
c) Analisa Data
Dari hasil pengkajian pada Tanggal 4-6 Nopember 2019,
mutu asuhan kebidanan berdasarkan persepsi pasien memiliki nilai
118
b) Kajian Data
Tabel 2.34
Hasil Evaluasi Kepuasan Pelayanan Kebidanan Di Ruang Nifas
dengan sasaran obsevasi Pasien (n=11) Tanggal 4 - 6 November 2019
Observasi
No Variabel yang dinilai STP TP CP P SP
n n n n n
1. Jumlah gaji yang diterima
sebanding dengan pekerjaan 0 0 8 2 1
yang saudara yang dilakukan
2. Sistem penggajian yang
dilakukan institusi tempat 0 0 4 6 1
saudara bekerja.
3. Jumlah gaji yang diterima
dibandingkan pendidikan 0 1 4 5 1
saudara
4. Pemberian insentif tambahan
atas suatu prestasi atau kerja 0 4 1 5 1
ekstra
5. Tersedianya peralatan dan
kelengkapan yang mendukung 0 3 2 6 0
pekerjaan
6. Tersedianya fasilitas penunjang
seperti kamar mandi, tempat 0 0 5 5 1
parkir, kantin.
7. Kondisi ruangan kerja terutama
berkaitan dengan ventilasi
0 2 4 4 1
udara, kebersihan dan
kebisingan.
8. Adanya jaminan atas kesehatan
0 1 2 7 1
atau keselamatan kerja.
9. Perhatian institusi rumah sakit
0 3 3 3 2
terhadap saudara
10. Hubungan antar karyawan
0 0 2 5 4
dalam kelompok kerja.
11. Kemampuan dalam bekerjasama
0 0 1 9 1
antar karyawan.
12. Sikap teman-teman sekerja
0 0 2 8 1
terhadap saudara.
13. Kesesusaian antara pekerjaan
dan latar belakang pendidikan 0 0 1 9 1
saudara.
14. Kemampuan dalam
menggunakan waktu bekerja 0 0 5 5 1
dan penugasan yang diberikan.
15. Kemampuan supervisi atau
pengawas dalam membuat 0 4 3 4 0
keputusan.
16. Perlakuan atasan selama saya
0 0 4 6 1
bekerja disini.
17. Kebebasan melakukan suatu
metode sendiri dalam 0 0 2 8 1
menyelesaikan pekerjaan.
18. Kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan kerja
0 1 3 5 2
melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan.
19. Kesempatan untuk mendapat
0 1 6 3 1
posisi yang lebih tinggi.
20. Kesempatan untuk membuat
prestasi dan mendapatkan 0 2 4 4 1
kenaikan pangkat.
Jumlah 0 23 66 109 23
Presentase 0% 10,4% 29,9% 49,3% 10,4%
Sumber: Data primer Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
126
Keterangan:
n : jumlah perawat
STP : Sangat Tidak Puas
TP : Tidak Puas
CP : Cukup Puas
P : Puas
SP : Sangat Puas
c) Analisa Data
Berdasarkan kajian data yang didapatkan dari hasil pengisian
kuosioner ataupun wawancara kepada pegawai di ruang nifas
didapatkan gambaran bahwa sebagian pegawai menyatakan puas
49,3% dan cukup puas 29,9%.
4) Mutu Klinik
a) Kejadian Infeksi Plebitis di Ruang nifas
(1)Kajian Teori
Adalah salah satu komplikasi dari pemberian terapi intra
vena, yang bersifat komplikasi sistemik dan local.Dapat
didiagnosa atau inilai melalui visual yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Score (visual infusion phlebitis score) oleh,( Andrew
Jackson 2010). Faktor penyebab phlebitis disebabkan ada 4
kategori yaitu kimia, mekanik, agen, infeksi, dan post infuse
(INS, 2006).
Tabel 2.35
Penilaian Score Plebitis
Skala Tanda Tindakan Keterangan
0 Letak IV terlihat baik Observasi kanula Tidak ada plebitis
Sedikit nyeri didekat letak IV Observasi Kanula Tanda awal
1 atau sedikit kemerahan di dekat plebitis
IV
Satu dari tanda berikut : Ganti/pindah tempat Tahap awal
a. Nyeri di letak IV pemasangan plebitis
2
b. Kemerahan
c. Bengkak
Ditemukan semua tanda Pindah lokasi Tahap menengah
a. Nyeri sepanjang bagian pemasangan IV plebitis
3 kanula berikan pengobatan
b. kemerahan
c. indurasi
Terdapat tanda seperti no 3, Pindahkan pemasangan Tahap lanjut
4 ditambah (a) vena teraba keras, IV plebitis atau awal
(b) ulkus Berkan pengobatan tromboplebitis
Terdapat tanda seperti no 4 Pindahkan pemasangan Tahap akhir
5
ditambah panas tinggi IV trombhoplebitis
127
standart < 5 0 /0
Jumlah kejadian plebitis X 1000/0
Jumlah pasien yang terpasang infus
(2)Kajian Data
Tabel 2.39
Jumlah Kejadian Plebitis Ruang Nifas
Agustus September Oktober
= 0%
(3)Analisa Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui kejadian Plebitis di ruang nifas 0%.
b) Kejadian Infeksi ISK/infeksi Saluran Kemih di Ruang nifas
(1)Kajian Teori
ISK merupakan istilah umum yang menunjukan
keberadaan mikroorganisme dalam urin.yang di sebut bacteria,
biasanya di sertai gejala menggigil,sakit pinggang,nyeri tekan
bagian suprapubik. Pada umumnya pasien memerluka rawat
inap untuk menjaga status hidrasi dan terapi antibiotika
parenteral paling sedikit selama 48 jam. (Yulianto,2009)
(a) Ketidak mampuaan atau kegagalan kandung kemih untuk
mengosongkan isianya secara sempurna.
(b) Kateter yang di pasang atas dasar tindakan medis
(c) Kateter yang di pasang atas prosedur sistoskopis
Rumus :
Jumlah kejadian ISK yang dipasang cateter X 1000/0
Jumlah Pasien yang terpasang cateter
128
Standart < 5 %
(2)Kajian Data
Tabel 2.36
Jumlah Kejadian ISK Ruang Nifas
Agustus September Oktober
Jumlah UC 73 58 99
ISK 0 0 0
Sumber: Data primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus-
Oktober 2019
Kejadian ISK =
= 0%
(3)Analisa Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui kejadian ISK di ruang nifas 0%.
(2)Kajian Data
Tabel 2.37
Jumlah kejadian IDO Ruang Nifas
Agustus September Oktober
Jumlah Pasien Operasi 73 58 99
IDO 0 0 0
Sumber: Data primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus-
Oktober 2019
Kejadian IDO =
= 0%
(3)Analisa Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui kejadian IDO di ruang nifas 0%.
d) Reaksi Transfusi
(1)Tinjauan Teori
(a) Reaksin hemolitik akut
(b) Reaksi alergi
(c) Transfusion-related acute lung injury
(d) febrile nonhemolytic transfusion reactions
Rumus : Jumlah pasien dengan reaksi transfusi X 100 %
Jumlah pemberian transfusi
Standar 0 %
130
(2)Kajian Data
Tabel 2.38
Jumlah Reaksi Transfusi Ruang Nifas
Agustus September Oktober
Jumlah Pemberian Transfusi 31 45 21
Jumlah Reaksi Transfusi 0 0 0
Sumber: Data primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus-
Oktober 2019
= 0%
(3)Analisa Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui kejadian Reaksi Transfusi di ruang nifas 0%.
e) Kejadian Dekubitus
(1)Kajian Teori
Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi
kulit normal akibat dari tekanan ekstenal yang berhubungan
dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan
waktu biasa ( Potter,2006). Terdapat factor resiko dekubitus
antara lain adalah:
(a) Gangguan input sensorik
(b) Gangguan input motorik
(c) Perubahan tingkat kesadaran
(d) Gips, traksi atau mobilisasi
Rumus :
Jumlah kejadian dekubitus X 100 %
Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus
Standar < 1,5 %
131
(2)Kajian Data
Tabel 2.39
Jumlah Kejadian Dekubitus Ruang Nifas
Agustus September Oktober
Jumlah pasien beresiko
207 214 236
terjadi dekubitus
Jumlah kejadian dekubitus 0 0 0
Sumber: Data primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus-
Oktober 2019
Kejadian dekubitus =
= 0%
(3)Analisa Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui kejadian dekubitus di ruang nifas 0%.
f) Kejadian Jatuh
(1)Kajian Teori
Indikator Keselamatan pasien bermanfaat untuk
meningkatan mutu dari suatu pelayanan untuk dapat menjadi
bahan indentifikasi dimana area-area yang kurang memenuhi
standar mutu pelayanan (Nursalam 2010).
Masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang
perlu segera di tangani di rumah sakit, maka di buat lah standar
keselamatan pasien terdiri dari hak pasien, mendidik pasien dan
keluarga, keselamatan pasien, keseimbangan pelayanan,
penggunaan peningkat kinerja untuk evaluasi, peran setra
pemimpin dalam mutu keselamatan pasien (Elizabeth, 2013).
Kejadian jatuh atau cidera dalam rumah sakit merupakan
bagian dari system rumah sakit untuk memberikan
kenyamana,keamanan dan keselatan pada pasien.
Rumus :
Jumlah Pasien Jatuh X 100 %
Jumlah pasien yang beresiko jatuh
Standar < 0 %
(2)Kajian Data
Tabel 2.40
Jumlah Kejadian Jatuh Ruang Nifas
Agustus September Oktober
Jumlah pasien beresiko 207 214 236
jatuh
Jumlah kejadian jatuh 0 0 0
Sumber: Data primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus-
Oktober 2019
: 0%
(3)Analisa Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui kejadian jatuh di ruang nifas 0%.
(2)Kajian Data
Tabel 2.41
Jumlah Kejadian kematian ≥ 48 jam Ruang Nifas
Agustus September Oktober
Jumlah pasien 207 214 236
Jumlah kematian ≥48 jam 0 0 0
Sumber: Data primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus-
Oktober 2019
Jumlah kematian =
= 0%
(3)Analisa Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui kejadian Kejadian kematian ≥ 48 jam di ruang
nifas 0%.
(2)Kajian Data
Tabel 2.42
Jumlah kejadian pasien pulang paksa ruang nifas
Agustus September Oktober
Jumlah pasien 207 214 236
Jumlah kejadian 1 1 1
pulang paksa
Sumber: Data primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus-
Oktober2019
= 0.4 %
(3)Analisa Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui kejadian pasien pulang paksa di ruang nifas
0,4%. Dengan keterangan 1 pasien di bulan agustus meminta
pulang paksa dan menolak tindakan fototerapi dengan keadaan
umum bayi pasien demam, 1 pasien di bulan September
135
Rumus :
Standar 100%
(2)Kajian Data
Tabel 2.43
Jumlah Ketepatan Identifikasi Pasien Ruang Nifas
Agustus September Oktober
Jumlah pasien 244 244 251
Jumlah pasien yang 244 244 251
di identifikasi
Sumber : Data Primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus
– Oktober 2019
Ketepatan Identifikasi :
136
(3)Analisis Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
dapat diketahui pelaksanaan identifikasi pasien di ruang nifas
termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 100% pasien
teridentifikasi.
: 92.78%
(3)Analisis Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
di ruang nifas didapatkan hasil kepatuhan hand hygiene sebesar
92.78%, hal tersebut menyatakan bahwa kepatuhan hand
hygiene perawat di ruang nifas termasuk dalam kategori baik.
(2)Kajian Data
Tabel 2.45
Penandaan Obat yang harus diwaspadai di Ruang Nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu
Agustus September Oktober
Jumlah penandaan obat 73 73 73
Jumlah penandaan obat 73 73 73
yang harus diwaspadai
Sumber : Data Primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus
– Oktober 2019
Penandaan obat yang harus diwaspadai
: 100%
(3)Analisis Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
didapatkan hasil untuk penandaan obat yang harus diwaspadai
sebesar 100%, nilai tersebut menunjukkan bahwa dalam
penandaan obat yang harus diwaspadai termasuk dalam kategori
baik.
l) Pengembalian Rekam Medis Lengkap 1x24 Jam
(1)Kajian Teori
Pengembalian file rekam medis adalah pengembalian file
rekam medis pasien yang sudah dirawat (pulang/meninggal)
atau yang suah mendapatkan pengobatan rawat jalan ke petugas
rekam medis.
139
(2)Kajian Data
Tabel 2.46
Pengembalian Rekam Medis Lengkap Ruang Nifas
Agustus September Oktober
Jumlah pengembalian 207 214 236
rekam medis lengkap
Jumlah pasien pulang 207 214 236
Sumber : Data Primer RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Agustus
– Oktober 2019
Pengembalian rekam medis :
: 100%
(3)Analisis Data
Berdasarkan kajian data pada bulan Agustus-Oktober 2019
didapatkan hasil untuk pengembalian rekam medis lengkap
dalam 1 x 24 jam sebesar 100%, nilai tersebut menunjukkan
bahwa dalam pengembalian rekam medis termasuk dalam
kategori baik.