Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL

Sesuai harapan indonesia dalam milenium development Goals (MDGs)

di tahun 2025 nanti diharapkan masyarakat memiliki kemampuan dalam

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan memperoleh jaminan

kesehatan yang baik. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud adalah

pelayanan dalam keadaan apapun termasuk dalam keadaan darurat dan

bencana. Pelayanan kesehatan tersebut tertentu harus memenuhi kebutuhan

masyarakat dan sesuai dengan standar dan etik profesi. Mendasar pada tujuan

tersebut maka dibutuhkan tenaga kesehatan salah satunya tenaga teknis

kefarmasian yang berkualitas dan profesional yang dapat berperan dalam

pelaksana pembangunan kesehatan yang memadai yang sesuai dengan

pendidikan dan terampil dibidangnya.

Dalam rangka menghasilkan tenaga teknis kefarmasian yang

profesional, handal, inovatif serta terampil dalam mengaplikasikan serta

mengembangkan kemampuannya di dunia kerja, maka disusunlah program

pembelajaran yang dapat memenuhi stnadar kompetensi yang diperlukan.

Untuk mencapai standar kompetensi yang baik, maka calon tenaga teknis

kefarmasian harus dibekali ilmu dan kemampuan sehingga dapat mengikuti

perkembangan serta mampu menyelesaikan permasalahan kefarmasian yang

terjadi di Rumah sakit. Salah satu upaya untuk melengkapi kemampuan ini

1
adalah melalui kegiatan pembelajaran praktek kerja lapangan (PKL) karena

dapat memberikan pengalaman yang kaya kepada mahasiswa dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan ke dalam

situasi nyata. Melalui kegiatan PKL ini mahasiswa dilatih untuk menganalisis

keadaan, identfikasi masalah dan mendapatkan alternatif solusi dalam

menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Kegiatan PKL ini juga dapat

mengasah kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah , berpikir

kritis, menjalin komunikasi yang efektif dan meningkatkan ketrampilan yang

diperoleh selama pendidikan sehingga dapat mencapai kompetensi

kefarmasian yang disyaratkan dalam kurikulum.

1.2 Tujuan PKL

a. Meningkatkan pemahaman tentang peran, fungsi, posisi dan tanggung

jawab tenaga teknis kefarmasian di rumah sakit.

b. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman

praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.

c. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang

pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.

d. Mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga teknis

kefarmasian yang professional di rumah sakit.

1.3 Manfaat PKL

2
a. Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur pencatatan dan

dokumentasi perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan perbekalan

Kesehatan

b. Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur pengadaan, pencatatan,

penerimaan, dan penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan

Kesehatan

c. Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur distribusi sediaan farmasi

dan perbekalan Kesehatan dari rumah sakit gudang sesuai protab

d. Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur kalkulasi biaya resep obat

e. Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur penyiapan sediaan farmasi

di rumah sakit sesuai protab

f. Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur penyerahan obat unit dose/

resep individu di bawah pengawasan apoteker/ pimpinan unit

g. Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan orang lain

h. Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur dan mencatat kegiatan

dispensing obat berdasarkan permintaan dokter sesuai protab fi bawah

supervise apoteker/ pimpinan unit

i. Mahasiswa mampu melakukan pencatatan semua data yang

berhubungan dengan proses dispensing dibawah supervise

apoteker/pimpinan unit

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SEJARAH RUMAH SAKIT


Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan
sangat erat. Salah satu contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil di
Mesir. Kui Asclepius di Yunani juga di percaya memberikan
pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga di adopsi bangsa
Romawi sebagai kepercayaan.
Bangsa Romawi mencipatakan valetudinarian untuk pengobatan
budak, gladiator, dan plajurit sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaan
kristiani meniru memengaruhi pelayanan medis di sana. Kondisi Nicea
l pada tahun 325 memerintahkan pihak gereja untuk juga memberikan
pelayanan kepada orang orang miskin, sakit, janda dan musafir. Setiap
satu katedaral si setiap kota harus menyediakan satu pelayanan
kesehatan. Salah satu yang pertama kali mendirikan adalah Saint
Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of caesarea.
Berhubungan langsung dengan bangunan gereja, dan di sediakan pula
tempat terpisah untuk penderita lepra.
Rumah sakit modern pertama di bangun dengan hanya menyediakan
pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali
memperkenalkan konsep ini. Guy’s hospital di dirikan di London pada
1724 atas permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit
yang di biayai swasta seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris
raya. Di koloni Inggris ameriak kemudian berdiri pennysylvania
general hospital di Philadelphia ada 1751. Setelah terkumpul
sumbangan E2,000. Di eropa daratan biasanya rumah sakit di biayai
dana publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hsmpir
seluruh Negara di eropa dan amerika utara telah memiliki keberagaman
rumah sakit.

4
2.2 PENGERTIAN RUMAH SAKIT
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya di sediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga ahli kesehatan lainnya.
Menurut WHO ( World Health Organization ), Rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan
fungsi yang menyediakan pelayanan paripurna ( komprehensif ),
penyembuhan penyakit dan pencegahan penyakit kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medis.

2.3 TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT


Berikut tugas dan sekaligus fungsi dari rumah sakit yaitu :
a. Melaksanakan pelayanan medis dan pelayanan penunjang
medis.
b. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang
medis tambahan.
c. Melaksanakan pelayanan kedokteran
d. Mealaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
e. Melaksanakan pelayanan berbagai macam keluhan sakit
f. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.

2.4 FUNGSI INSTALASI FARMASI DI RUMAH SAKIT


Berikut merupakan berbagai fungsi adanya instalasi farmasi di Rumah
Sakit antara lain :
a. Melayani resep dokter.
b. Menyediakan berbagai jenis obat-obatan.
c. Meracik dan memberikan obat dari resep dokter kepada pasien.
d. Menyediakan berbagai alkes, dan beragam jenis obat ( kapsul,
tablet, puyer, injeksi, syrup, cairan injeksi Dll ) yang nantinya
akan di butuhkan dalam pelayanan medis.

5
e. Memberikan informasi tentang cara pakai obat yang benar
menurut aturan kepada pasien.

2.5 KETENTUAN UMUM DAN PERATURAN PERUNDANG –


UNDANGAN

Berikut merupakan peraturan perundang-undangan :

a. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis.
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Rahasia Kedokteran.
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.

2.6 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA TEKNIS


KEFARMASIAN

6
Menurut PP 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian,
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Mnengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
Bentuk pekerjaan kefarmasian yang wajib dilaksanakan oleh
seorang Tenaga Teknis Kefarmasian (menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.1332/MENKES/X/2002 adalah sebagai berikut:
 Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan
standart profesinya.
 Memberi informasi yang berkaitan dengan
penggunaan/pemakaian obat.
 Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan idntitas serta
data kesehatan pasien.
 Melakukan pengelolaan rumah sakit.
 Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.Rekan-rekan
sejawat PAFI, begitu banyak peran yang kita sumbangkan dalam
dunia kesehatan terutama dibidang pengobatan, akan tetapi masih
saja dipandang sebelah mata oleh profesi kesehatan lainya.

7
BAB III

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

3.1 SEJARAH

Rumah sakit ibnu sina beridiri pada tahun 2010. Rumah sakit ibnu
sina atau yang lebih di kenal dengan sebutan RSIS merupakan sebuah
rumah sakit yang di urus oleh PT.IBNU ROCHMAH negeri yang
tercantum ke dalam RS tipe belum di tetapkan. Layanana kesehatan ini
teregistrasi mulai tanggal 24/04/2012 dengan nomor surat izin
440/380/208.412/2015. RSIS terletak di Jl. Lisman No.07 Campurejo-
Bojonegoro.

3.2 VISI MISI

a. VISI
Terwujudnya Rumah Sakit yang terdepan, bermutu manusiawi
dan menjangkau semua lapisan masyarakat.
b. MISI
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang prima dan efektif.
2. Membangun SDM yang profesional dan berintregitas tinggi
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
3.3 LOKASI, SARANA, DAN PRASARANA

a. Rumah sakit ibnu sina mempunyai fasilitas :


1. Tempat parkir yang luas dengan standart keamanan yng
memadai .
2. Apotek yang siap melayani 24 jam dan tempat pembayaran
administrasi
3. Ruang operasi 24 jam
4. Rawat Inap yang bias menampung 100 tempat tidur

8
5. Melayani rawat Inap dan rawat jalan mulai VIP kelas I,II,II
didukung oleh dokter spesialis yang berpengalaman dan
professional.
6. Didukung oleh 200 tenaga para medis dan non medis yang
terlatih dan terampil .
7. Laboratorium dengan tenaga spesialis patologi klinik dan
peralatan laboratorium otomatis yang canggih .
b. SARANA DAN PRASARANA
 Peralatan medis dan penunjang medis secara berkala.
 Fasilitas IPAL dan genset terstandarisasi
 Fasilitas Incenerator ( alat pembakaran sampah medis).
 Fasilitas instalasi gizi yang memadai
 Pelayanan rawat jalan :
 Poliklinik bedah
 Poliklinik penyakit dalam
 Poliklinik kebidanan dan kandungan
 Poliklinik anak
 Poliklinik gigi dan mulut
 Poliklinik mata
 Poliklinik umum
 Ruang rawat inap:
 Kelas VIP
 Kelas I,II dan III
 Instalasi rawat darurat 24 jam
 Kamar operasi 4 ruang siap 24 jam
Melayani:
1. Operasi bedah tulang
2. Prostat/BPH
3. Batu ginjal /saluran kencing
4. Usus

9
5. Tumor
6. Lipoma
7. Section caesaria
8. Hernia
9. Mata
10. Hemoroid/ambien
11. Clavus/mata bubulen
12. Cirkum / sunat
 Laboratorium
 Radiologi/rontgen
 USG 4 dimensi terbaru
 Ruang ICU
 Kamar bersalin dan perinatology
 Farmasi 24 jam
 instalansi gizi
 halaman parker yang luas
c. RUANGAN RUMAH SAKIT IBNU SINA BOJONEGORO
Lantai 1 ( A )
 AA : R. Informasi
 A-1 : R. keuangan
 A-2: R. poli gigi
 A-3 : R. poli anak
 A-4 : R. poli bedah
 A-5 : R. poli obygn
 A-6 : R. poli anak
 A-7 : R. kandung
 A-8: R. kaber 1
 A-9 : R. laboratorium
 A-10: R. kaber 2
 A-11: R. kaber 3 observasi

10
 A-12: R. farmasi / apotek
 A-13 :R. UGD/IRD
 A-14:R. radiologi
 A-15:R. stok barang
 A-16: R. mushola
 A-17: KM umum
 A-18: R. Incenerator
 A-19:R. Kamar jenazah
 A-20:R. laundry
 A-21:R. IPS
 A-22: R. Gizi

Lantai II ( B)

 BB : R.nurse station / lobi


 B1 : R.Nifas Kelas III
 B3 : R. Nifas VIP
 B4 : R. Nifas VIP
 B5 : R. Nifas kelas 1
 B7 : R. OK 1
 B8 : R. OK 2
 B6 : R. perawatan kelas III
 B9 : R.RECOFERIROOM
 B10: R. OK 4
 BBB: R. OK 3
 BII : R. OK KANDUNGAN
 B12: R. GANTI OK
 B13: R. IC

Lantai III ( C )

 CC : R. Nurse Station /Lobi

11
 C1 : R. IRNA KELAS 1
 C2 : R. IRNA KELAS 1
 C3 : R. IRNA KELAS 1
 C4 : R. Ganti perawat
 C5 : R. IRNA KELAS 1
 C6 : R. IRNA KELAS 1
 C7 : R. INAP VIP
 C8 : R. IRNA VIP
 C9 : R. IRNA KELAS II
 C10 : R. IRNA KELAS II
 C11 : R. IRNA KELAS III
 C12 : R. RUANG IRNA KELAS III
 C13 : R. IRNA VIP
 C14 : R. IRNA VIP
 D 1 : R. Darurat Kelas II

12
3.4 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT IBNU SINA

DIREKTUR
Dr. Hj. Melani Ekawati

BAGIAN KOMITE KOMITE KOMITE KOMITE KOMITE


KOMITE SPI KOMISI KOMITE
DIKLAT PMKP KEPERAWA MEDIK ETIK & KESEHATA
KPRS Oktavian KJRS PPI
Dr. TriDewi Dr. Khubay TAN Dr. LG HUKUM N
Dedi Ruswati Dr. Dr. Gusti
R Alfia S A.Mutaroqi Prayudha Alfi Laurensia
Kurniawan, S.pd TriaDewi Made
Mufidah, Amd.Kep R. Said P.S Mimin

KABID PELAYANAN KABID PELAYANAN KABAG KEUANGAN KABAG UMUM


KEPERAWATAN MEDIS Hartyo Joko S. Sos Lukman Hadiyanto S
Leonardo, Amd.Kep Dr. Khubay Alvia S. .Sos

SEKSI ASUHAN SEKSI PELAYANAN SEKSI SUB BAG UMUM (TU


KEPERAWATAN MEDIS PERBENDAHARAAN & KEPEGAWAIAN)
Leonardo, Amd.Kep Rachmani D.H. DAN ANGGARAN Imam Susetyo, SE
Amd.Kep M. Afandi, S. Sos

SEKSI PERALATAN SUB BAGIAN HUMAS


SEKSI PENUJANG
DAN KEPERAWATAN SEKSI AKUNTASI & DAN HUKUM
MEDIS
Doni Arif W, PAJAK Irwantya Oyen, S.Sos
Devi Novitasari,
Amd.Kep L.M. Doni W, SE
S.Farm.Apt

SUB BAGIAN
PELAPORAN & RM
Afaf Firya A, Amd RM

INSTALASI
SUB BAGIAN
PERLENGKAPAN
Inst. Gawat Darurat
Supryanto
Inst. Rawat Jalan
Inst. Rawat Inap
Inst. Gizi
Inst. Bedah Sentral
Inst. HCU
Inst. Farmasi
Inst. Pemeliharaan Sarana (IPSRS)
Inst. Rekam Medik
Inst. Laborat
Inst. Radiologi

13
BAB IV

KEGIATAN PKL DAN PEMBAHASAN

4.1 KEGIATAN DAN TUGAS YANG DI LAKUKAN SELAMA PKL


4.1.1 AKTIVITAS PKL DI DEPO FARMASI
NO Aktivitas Sub Aktivitas
1. Pembelajaran mandiri  Alur pelayanan obat di rawat jalan
 Sistem penataan dan penyimpanan
obat dan alkes
 Sistem perencanan dan pemintaan
perbekalan farmasi di rawat jalan
 System pelayanan obat di rawat
inap (unit dose dispensing/multi
dose dispensing)
 System perencanaan dan
permintaan perbekalan farmasi di
rawat inap
 Jenis obat dan alkes yang terdapat
ruang bedah sentral dan IGD
 System penataan dan penyimpanan
obat dan alkes
 System perencanaan dan
permintaan perbekalan farmasi di
ruang bedah sentral dan IGD
2. Pelayanan resep  Membantu pelayanan resep
 Penerimaan resep
 Verifikasi
 Meracik
 Pemberian etiket

14
 Melakukan kajian lama pelayanan
resep (response time) minimal
terhadap 15 layanan resep
 Membantu meracik, memberi
etiket dan mendistribusikan obat
kepada pasien
 Mengecek sisa obat pasien atau
alkes dan melaporkan kepada
apoteker ruang
3. Konseling pasien  Membantu menyerahkab obat
kepada pasien disertai dengan KIE

4..1.2AKTIVITAS PKL di Gudang Farmasi Rumah Sakit


NO AKTIVITAS SUB AKTIVITAS
1. Pembelajaran mandiri Mengamati dan mempelajaru perbekalan
farmasi
2. Ditribusi perbekalan Mempelajari alur penerimaan,
farmasi penyimpanan dan pendistribusian
perbekalan farmasi
3. Perencanaan Mempelajari perencanaan dan seleksi
pengadaan obat dan yang meliputi : anggaran obat, system
perbekalan farmasi perencanaan dan pemilihan supplier
4. Metode pengadaan  mengumpulkan data kebutuhan
dan menentukan perbekalan farmasi, termasuk
prioritas pengadaan pemeriksaan laboratorium dan
radiologi
 menghitung harga atau biaya
kebutuhan
 membuat evaluasi dan pelaporan
kebutuhan

15
5. Penyimpanan obat dan Mempelajari penyimpanan yang meliputi:
perbekalan farmasi tata letak system pergudangan rumah sakit
dan system penyimpanan
6. Analisis persediaan  menganalisis kebutuhan dengan
barang metode ABC dan analisis VEN
 mengevaluasi dan identifikasi
obat/alkes death moving, slow
moving, atau fast moving

4.2.TUGAS YANG DIKERJAKAN SELAMA PKL

Tugas yang dikerjakan selama praktik kerja lapangan meliputi tugas


struktur dan non-struktur yaitu :

a. Tugas terstruktur

Tugas berupa laporan akhir PKL yang wajib dibuat. Laporan PKL berisi

materi yang diperoleh selama melakukan PKL Di Rumah sakit ibnu

sina. Isi dalam laporan ini meliputi latar belakang , tujuan dan manfaat

PKL di rumah sakit ibnu sina ,pengertian, tugas dan fungsi rumah sakit

ibnu sina, kententuan umum dan peraturan tenaga teknis kefarmasian,

tinjauan umum rumah sakit ibnu sina, kegiatan dan tugas yang sudah

tercover dalam sebuah pembahasan dalam laporan praktik kerja

lapangan ini (PKL).

b. Tugas non-struktur

Merupakan tugas yang diberikan oleh pembimbing lokasi PKL secara

individu yang berupa : pengisian lembar portofolio terlampir yang

16
berisikan soal yang berupaya pengembangan dan pemahaman

mahasiswa selama melakukan PKL.

4.3.PEMBAHASAN

PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN

1. Pemilihan
Pemilihan dalam pengelolaan perbekalan farmasi memiliki fungsi
untuk menentukan perbekalan farmasi yang benar – benar diperlukan
sesuai dengan jumlah pasien / kunjungan dan pola penyakit dirumah sakit.
2. Perencanaan
Tujuan perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk mendapatkan
jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan
kebutuhan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
3. Pengadaan
Apotek menggunakan system pemesanan salesman yang datang
langsung ke apotek atau melalui pesawat telepon untuk memenuhi
pengadaan barang. Masalah yang sering di hadapi di apotek dalam
pengadaan yaitu keterlambatan dalam pengadaan obat yang di sebabkan
oleh kosongnya pabrik. Dalam mengatasi masalah ini di lakukan dengan
cara memesan obat dari jauh jauh hari dan tidak menunggu stok obat
tersebut kosong.
4. Penerimaan
Penerimaan disini merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan
farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui
pembelian langsung. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu,
jumlah maupun waktu kedatangan. Dalam penerimaan barang dapat dilihat
nama barang, jumlah, nomor batch, exp date, tanda tangan, nama terang
dan tanggal penerimaan dalam faktur.

17
5. Penyimpanan obat, alkes dan cairan
Untuk penyimpanan sediaan obat dan alat kesehatan di apotek di
susun berdasarkan abjad, jenis dan golongan oobat, bentuk sediaan dan
suhu. Penyimpanan / penataan dicatat dalam buku harian dan buku
gudang.
a. Abjad
Obat di susun berdasarkan abjad nama awal obat supaya bila ada
resep tidak kesulitan dalam pengambilan obat dan pelayanan farmasi
juga akan berjalan baik dan cepat.
b. Jenis dan golongan obat
Hal ini sangat berpengaruh dalam aturan cara tata obat. Obat di
susun berdasarkan pada golongan obat. Pada kasus obat-obatan jenis
narkotik dan psikotropik di simpan dalam almari khusus yang
mempunyai 2 pintu dan double kunci, terpisah dari obat-obatan yang
lain serta pada pelayanan resep obat narkotik maupun psikotropik resep
obat harus di sertai identitas lengkap dari pasien dan resep harus di
sendirikan. Obat paten dan generik juga di tempatkan pada etalase yang
berbeda. Sedangkan untuk obat yang berdosis tinggi (HAM) disimpan
pada rak yang berbeda dengan bertuliskan HAM agar kita lebih
waspada dalam pengambilan dan pemberian kepada pasien.
c. Bentuk sediaan
Pada penempatan obat di bagi menjadi 3 yaitu obat kapsul dan tablet
dalam satu etalase, dan obat bentuk syrup di susun dalam etalase
berbeda, serta obat-obatan injeksi juga terletak pada etalase yang
berbeda. Untuk penyimpanan alkes disimpan pada rak khusus alkes
yang disusun berdasarkan abjad, sehingga memudahkan kita untuk
mencari.
d. Suhu
Suhu juga berpengaruh besar dalam penyimpanan obat-obatan
karena pada jenis obat-obatan suppositoria dan insulin di tempatkan

18
pada lemari es supaya bentuk sediaan dan khasiat tetap terjaga dengan
baik.
6. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi di Rumah Sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi
bagi pasien rawat inap atau rawat jalan. Tujuan dari pendistribusian
adalah tersediannya perbekalan farmasi di unit – unit pelayanan secara
tepat waktu, jenis dan jumlah. Pendistribusian obat harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
7. Pencatatan
Pencatatan bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi
yang keluar dan masuk. Pencatatan juga untuk mempermudah untuk
melakukan penelusuran apabila terjadi adanya mutu obat yang sub standar
dan harus ditarik dari peredarannya.

19
BAB V
PENUTUP

5.1.KESIMPULAN
Setelah saya melakukan PRAKERIN, saya mendapat ilmu
pengetahuan yang sebelumnya belum saya dapatkan di sekolah
diantaranya adalah saya lebih mengetahui nama – nama obat, khasiat obat,
macam – macam alat kesehatan, obat – obat HAM, membaca resep, dan
masih banyak lagi ilmu yang saya dapat.

5.2. SARAN
Sebaiknya pihak instalasi apotek manambah lagi jenis obat yang
sebelumnya tidak ada di apotek karena bila ada resep dokter yang
memerlukan obat dan ternyata tidak tersedia di apotek maka para
karyawan apotek harus membeli obat keluar terutama pada kasus pasien
operasi, maka hal tersebut akan menyita waktu yang cukup lama untuk
membeli obat dari luar dan untuk menghindari hal tersebut sebaiknya
pihak apotek harus meningkatkan pelayanan obat yang lebih lengkap
lagi.

20
DARTAR PUSTAKA

http://rumah-sakit.findthebest.co.id/1/1837/RS-IBNU-SINA-Bojonegoro
http://cekdokter.com/rumah-sakit/2021/rs-ibnu-sina-bojonegoro

21
LAMPIRAN

22
Gambar 1.1 Penyimpanan Alkes, Obat dan Injeksi

Gambar 1.2 Surat Pesanan

23
Gambar 1.3 Surat Pesanan Psikotropika Gambar 1.4 Kartu Persediaan
Akhir

24
Gambar 1.5 Kartu Persediaan Gudang Gambar 1.6 Surat Pesanan Narkotika

Gambar 1.7 Surat Pesanan Prekusor

25
Gambar 1.8 Resep

26

Anda mungkin juga menyukai