PENDAHULUAN
masyarakat dan sesuai dengan standar dan etik profesi. Mendasar pada tujuan
Untuk mencapai standar kompetensi yang baik, maka calon tenaga teknis
terjadi di Rumah sakit. Salah satu upaya untuk melengkapi kemampuan ini
1
adalah melalui kegiatan pembelajaran praktek kerja lapangan (PKL) karena
situasi nyata. Melalui kegiatan PKL ini mahasiswa dilatih untuk menganalisis
2
a. Mahasiswa mampu melaksanakan prosedur pencatatan dan
Kesehatan
Kesehatan
apoteker/pimpinan unit
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 PENGERTIAN RUMAH SAKIT
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya di sediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga ahli kesehatan lainnya.
Menurut WHO ( World Health Organization ), Rumah sakit
adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan
fungsi yang menyediakan pelayanan paripurna ( komprehensif ),
penyembuhan penyakit dan pencegahan penyakit kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medis.
5
e. Memberikan informasi tentang cara pakai obat yang benar
menurut aturan kepada pasien.
6
Menurut PP 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian,
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Mnengah
Farmasi/Asisten Apoteker.
Bentuk pekerjaan kefarmasian yang wajib dilaksanakan oleh
seorang Tenaga Teknis Kefarmasian (menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.1332/MENKES/X/2002 adalah sebagai berikut:
Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan
standart profesinya.
Memberi informasi yang berkaitan dengan
penggunaan/pemakaian obat.
Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan idntitas serta
data kesehatan pasien.
Melakukan pengelolaan rumah sakit.
Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.Rekan-rekan
sejawat PAFI, begitu banyak peran yang kita sumbangkan dalam
dunia kesehatan terutama dibidang pengobatan, akan tetapi masih
saja dipandang sebelah mata oleh profesi kesehatan lainya.
7
BAB III
3.1 SEJARAH
Rumah sakit ibnu sina beridiri pada tahun 2010. Rumah sakit ibnu
sina atau yang lebih di kenal dengan sebutan RSIS merupakan sebuah
rumah sakit yang di urus oleh PT.IBNU ROCHMAH negeri yang
tercantum ke dalam RS tipe belum di tetapkan. Layanana kesehatan ini
teregistrasi mulai tanggal 24/04/2012 dengan nomor surat izin
440/380/208.412/2015. RSIS terletak di Jl. Lisman No.07 Campurejo-
Bojonegoro.
a. VISI
Terwujudnya Rumah Sakit yang terdepan, bermutu manusiawi
dan menjangkau semua lapisan masyarakat.
b. MISI
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang prima dan efektif.
2. Membangun SDM yang profesional dan berintregitas tinggi
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
3.3 LOKASI, SARANA, DAN PRASARANA
8
5. Melayani rawat Inap dan rawat jalan mulai VIP kelas I,II,II
didukung oleh dokter spesialis yang berpengalaman dan
professional.
6. Didukung oleh 200 tenaga para medis dan non medis yang
terlatih dan terampil .
7. Laboratorium dengan tenaga spesialis patologi klinik dan
peralatan laboratorium otomatis yang canggih .
b. SARANA DAN PRASARANA
Peralatan medis dan penunjang medis secara berkala.
Fasilitas IPAL dan genset terstandarisasi
Fasilitas Incenerator ( alat pembakaran sampah medis).
Fasilitas instalasi gizi yang memadai
Pelayanan rawat jalan :
Poliklinik bedah
Poliklinik penyakit dalam
Poliklinik kebidanan dan kandungan
Poliklinik anak
Poliklinik gigi dan mulut
Poliklinik mata
Poliklinik umum
Ruang rawat inap:
Kelas VIP
Kelas I,II dan III
Instalasi rawat darurat 24 jam
Kamar operasi 4 ruang siap 24 jam
Melayani:
1. Operasi bedah tulang
2. Prostat/BPH
3. Batu ginjal /saluran kencing
4. Usus
9
5. Tumor
6. Lipoma
7. Section caesaria
8. Hernia
9. Mata
10. Hemoroid/ambien
11. Clavus/mata bubulen
12. Cirkum / sunat
Laboratorium
Radiologi/rontgen
USG 4 dimensi terbaru
Ruang ICU
Kamar bersalin dan perinatology
Farmasi 24 jam
instalansi gizi
halaman parker yang luas
c. RUANGAN RUMAH SAKIT IBNU SINA BOJONEGORO
Lantai 1 ( A )
AA : R. Informasi
A-1 : R. keuangan
A-2: R. poli gigi
A-3 : R. poli anak
A-4 : R. poli bedah
A-5 : R. poli obygn
A-6 : R. poli anak
A-7 : R. kandung
A-8: R. kaber 1
A-9 : R. laboratorium
A-10: R. kaber 2
A-11: R. kaber 3 observasi
10
A-12: R. farmasi / apotek
A-13 :R. UGD/IRD
A-14:R. radiologi
A-15:R. stok barang
A-16: R. mushola
A-17: KM umum
A-18: R. Incenerator
A-19:R. Kamar jenazah
A-20:R. laundry
A-21:R. IPS
A-22: R. Gizi
Lantai II ( B)
Lantai III ( C )
11
C1 : R. IRNA KELAS 1
C2 : R. IRNA KELAS 1
C3 : R. IRNA KELAS 1
C4 : R. Ganti perawat
C5 : R. IRNA KELAS 1
C6 : R. IRNA KELAS 1
C7 : R. INAP VIP
C8 : R. IRNA VIP
C9 : R. IRNA KELAS II
C10 : R. IRNA KELAS II
C11 : R. IRNA KELAS III
C12 : R. RUANG IRNA KELAS III
C13 : R. IRNA VIP
C14 : R. IRNA VIP
D 1 : R. Darurat Kelas II
12
3.4 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT IBNU SINA
DIREKTUR
Dr. Hj. Melani Ekawati
SUB BAGIAN
PELAPORAN & RM
Afaf Firya A, Amd RM
INSTALASI
SUB BAGIAN
PERLENGKAPAN
Inst. Gawat Darurat
Supryanto
Inst. Rawat Jalan
Inst. Rawat Inap
Inst. Gizi
Inst. Bedah Sentral
Inst. HCU
Inst. Farmasi
Inst. Pemeliharaan Sarana (IPSRS)
Inst. Rekam Medik
Inst. Laborat
Inst. Radiologi
13
BAB IV
14
Melakukan kajian lama pelayanan
resep (response time) minimal
terhadap 15 layanan resep
Membantu meracik, memberi
etiket dan mendistribusikan obat
kepada pasien
Mengecek sisa obat pasien atau
alkes dan melaporkan kepada
apoteker ruang
3. Konseling pasien Membantu menyerahkab obat
kepada pasien disertai dengan KIE
15
5. Penyimpanan obat dan Mempelajari penyimpanan yang meliputi:
perbekalan farmasi tata letak system pergudangan rumah sakit
dan system penyimpanan
6. Analisis persediaan menganalisis kebutuhan dengan
barang metode ABC dan analisis VEN
mengevaluasi dan identifikasi
obat/alkes death moving, slow
moving, atau fast moving
a. Tugas terstruktur
Tugas berupa laporan akhir PKL yang wajib dibuat. Laporan PKL berisi
sina. Isi dalam laporan ini meliputi latar belakang , tujuan dan manfaat
PKL di rumah sakit ibnu sina ,pengertian, tugas dan fungsi rumah sakit
tinjauan umum rumah sakit ibnu sina, kegiatan dan tugas yang sudah
b. Tugas non-struktur
16
berisikan soal yang berupaya pengembangan dan pemahaman
4.3.PEMBAHASAN
1. Pemilihan
Pemilihan dalam pengelolaan perbekalan farmasi memiliki fungsi
untuk menentukan perbekalan farmasi yang benar – benar diperlukan
sesuai dengan jumlah pasien / kunjungan dan pola penyakit dirumah sakit.
2. Perencanaan
Tujuan perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk mendapatkan
jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan
kebutuhan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
3. Pengadaan
Apotek menggunakan system pemesanan salesman yang datang
langsung ke apotek atau melalui pesawat telepon untuk memenuhi
pengadaan barang. Masalah yang sering di hadapi di apotek dalam
pengadaan yaitu keterlambatan dalam pengadaan obat yang di sebabkan
oleh kosongnya pabrik. Dalam mengatasi masalah ini di lakukan dengan
cara memesan obat dari jauh jauh hari dan tidak menunggu stok obat
tersebut kosong.
4. Penerimaan
Penerimaan disini merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan
farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui
pembelian langsung. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu,
jumlah maupun waktu kedatangan. Dalam penerimaan barang dapat dilihat
nama barang, jumlah, nomor batch, exp date, tanda tangan, nama terang
dan tanggal penerimaan dalam faktur.
17
5. Penyimpanan obat, alkes dan cairan
Untuk penyimpanan sediaan obat dan alat kesehatan di apotek di
susun berdasarkan abjad, jenis dan golongan oobat, bentuk sediaan dan
suhu. Penyimpanan / penataan dicatat dalam buku harian dan buku
gudang.
a. Abjad
Obat di susun berdasarkan abjad nama awal obat supaya bila ada
resep tidak kesulitan dalam pengambilan obat dan pelayanan farmasi
juga akan berjalan baik dan cepat.
b. Jenis dan golongan obat
Hal ini sangat berpengaruh dalam aturan cara tata obat. Obat di
susun berdasarkan pada golongan obat. Pada kasus obat-obatan jenis
narkotik dan psikotropik di simpan dalam almari khusus yang
mempunyai 2 pintu dan double kunci, terpisah dari obat-obatan yang
lain serta pada pelayanan resep obat narkotik maupun psikotropik resep
obat harus di sertai identitas lengkap dari pasien dan resep harus di
sendirikan. Obat paten dan generik juga di tempatkan pada etalase yang
berbeda. Sedangkan untuk obat yang berdosis tinggi (HAM) disimpan
pada rak yang berbeda dengan bertuliskan HAM agar kita lebih
waspada dalam pengambilan dan pemberian kepada pasien.
c. Bentuk sediaan
Pada penempatan obat di bagi menjadi 3 yaitu obat kapsul dan tablet
dalam satu etalase, dan obat bentuk syrup di susun dalam etalase
berbeda, serta obat-obatan injeksi juga terletak pada etalase yang
berbeda. Untuk penyimpanan alkes disimpan pada rak khusus alkes
yang disusun berdasarkan abjad, sehingga memudahkan kita untuk
mencari.
d. Suhu
Suhu juga berpengaruh besar dalam penyimpanan obat-obatan
karena pada jenis obat-obatan suppositoria dan insulin di tempatkan
18
pada lemari es supaya bentuk sediaan dan khasiat tetap terjaga dengan
baik.
6. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi di Rumah Sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi
bagi pasien rawat inap atau rawat jalan. Tujuan dari pendistribusian
adalah tersediannya perbekalan farmasi di unit – unit pelayanan secara
tepat waktu, jenis dan jumlah. Pendistribusian obat harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
7. Pencatatan
Pencatatan bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi
yang keluar dan masuk. Pencatatan juga untuk mempermudah untuk
melakukan penelusuran apabila terjadi adanya mutu obat yang sub standar
dan harus ditarik dari peredarannya.
19
BAB V
PENUTUP
5.1.KESIMPULAN
Setelah saya melakukan PRAKERIN, saya mendapat ilmu
pengetahuan yang sebelumnya belum saya dapatkan di sekolah
diantaranya adalah saya lebih mengetahui nama – nama obat, khasiat obat,
macam – macam alat kesehatan, obat – obat HAM, membaca resep, dan
masih banyak lagi ilmu yang saya dapat.
5.2. SARAN
Sebaiknya pihak instalasi apotek manambah lagi jenis obat yang
sebelumnya tidak ada di apotek karena bila ada resep dokter yang
memerlukan obat dan ternyata tidak tersedia di apotek maka para
karyawan apotek harus membeli obat keluar terutama pada kasus pasien
operasi, maka hal tersebut akan menyita waktu yang cukup lama untuk
membeli obat dari luar dan untuk menghindari hal tersebut sebaiknya
pihak apotek harus meningkatkan pelayanan obat yang lebih lengkap
lagi.
20
DARTAR PUSTAKA
http://rumah-sakit.findthebest.co.id/1/1837/RS-IBNU-SINA-Bojonegoro
http://cekdokter.com/rumah-sakit/2021/rs-ibnu-sina-bojonegoro
21
LAMPIRAN
22
Gambar 1.1 Penyimpanan Alkes, Obat dan Injeksi
23
Gambar 1.3 Surat Pesanan Psikotropika Gambar 1.4 Kartu Persediaan
Akhir
24
Gambar 1.5 Kartu Persediaan Gudang Gambar 1.6 Surat Pesanan Narkotika
25
Gambar 1.8 Resep
26