Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKERIN


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintahan dan
masyarakat. Dalam rangka upaya kesehatan ini pemerintah berusaha agar
setiap penduduk memiliki kesempatan untuk memperoleh derajat kesehatan
yang optimal melalui pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara menyeluruh.
Upaya kesehatan dapat dilakukan melalui pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (tandardnale), yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Kegiatan yang dilakukan di instalasi farmasi rumah sakit meliputi
pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan kefarmasian dalam
penggunaan obat dan alat kesehatan pengelolahan perbekalan farmasi
meliputi pemelihan, perencanaan , pengadaan, memproduksi, penerimaan,
penyimpanan dan pendistibusian
B. TUJUAN PRAKERIN
Adapun tujuan prakerin adalah:
1. Mengetahui secara langsung pengaplikasian dari teori yang diperoleh
dari bangku sekolah.
2. Untuk memahami peran farmasi dirumah sakit dalam menunjang
pelayanan kesehatan di bidang kefarmasian.
3. Untuk mengamati dan mempelajari kegiatan kefarmasian dan sistem
menajem pengelolahan perbelakan farmasi dan pelayanan farmasi dan
pelayanan obat di rumah sakit.
4. Meningkatkan kedisiplinan, wawasan tentang dunia kerja yang
diperoleh di lapangan
5. Memberikan kesempatan untuk penempatan kerja.
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS :
TUJUAN UMUM:
Tujuan prakerin atau PKL yang paling utama ialah meningkatkan
kompetensi siswa dalam melatih kemampuan dalam dunia kerja. Selain itu,
tujuan lainnya ialah wadah untuk meningkatkan kualitas siswa SMK
menurut jurusan masing-masing,Kegiatan ini di tunjukan untuk
memantapkan kegiatan di dunia kerja sebelum memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya.
TUJUAN KHUSUS:
1. Mengenal dan memahami tata tertib secara nyata di dunia industri atau
perusahaan.
2. Menumbuhkan sikap professional pada lingkungan kerja.
3. Siswa dapat mengenal dan memahami tentang informasi kerja.
4. Menghasilkan Siswa-Siswi dengan kemampuan professional dengan
tingkat pengetahuan,keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan kerja di dunia usaha atau tandard.
C. MANFAAT PRAKERIN
Manfaat bagi siswa:
1. Menambah pengetahuan baik untuk perindividu ataupun kelompok
serta mengasah keterampilan siswa baik perorangan maupun
perkelompok.
2. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian, yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dansemangat
kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
3. Memperkokoh hubungan sekolah dengan dunia dan dunia usaha.
4. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas.
5. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
6. Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sesuai dengan
tuntutan zaman din era Teknologi Informasi dan Komunikasi.
7. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan
melatihtenaga kerja yang berkualitas.
8. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
9. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai
dengan kebutuhan di era teknologi informasi dan komunikasi terkini.
10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa-siswi itu
sendiri, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolah didapat di
dunia usaha/tandard.
Manfaat Bagi Sekolah:
1. Menjalankan kewajiban undang undang.
2. Meningkatkan citra sekolah.
3. Meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat.
4. Meningkatkan popularitas sekolah di mata masyarakat.
5. Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi perusahaan.
BAB II

TINJAUAN UMUM

1. Definisi Rumah Sakit


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit dalam
pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan, dan gawat
darurat.
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit pasal 4 yang berbunyi Rumah Sakit mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Dan pasal 5 yang berbunyi Untuk menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4. Rumah Sakit mempunyai fungsi:
1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standard pelayanan rumah sakit.
2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan;dan
4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
3. Persyaratan Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit Pasal 7 yang berbunyi:
a. Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
b. Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
atau Swasta.
c. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 harus berbentuk Unit
Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan,
Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana yang
dimaksud pada ayat 2 harus berbentuk badan tand yang kegiatan
usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.
4. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit pasal 11 yang
berbunyi Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit
dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
Dan pasal 12 ayat 1 – ayat 3 yang berbunyi:
1) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
diklasifikasikan menjadi:
a) Rumah Sakit Umum Kelas A
b) Rumah Sakit Umum Kelas
c) Rumah Sakit Umum Kelas C; dan
d) Rumah Sakit Umum Kelas D
2) Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Umum Kelas D; dan
b. Rumah Sakit Umum Kelas D pratama.

3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal


11diklasifikasikan menjadi:
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B; dan
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.

Klasifikasi Rumah Sakit Umum Berdasarkan Pelayanan

Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan


rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan
PemerintahDaerah diklasifikasikan menjadi kelas atau tipe A,B,CD dan E
(Azwar, 1996) sebagai berikut:

1. Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan


pelayanan kedokteran spesialis dan suspesialis luas oleh
pemerintah,rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan
rujukan tertinggi (topreferral hospital) atau disebut juga rumah sakit
pusat.
 Penyakit dalam
 Kebidanan dan penyakit kandungan
 Bedah
 Kesehatan anak
 Telinga,hidung,dan tenggorokan (THT)
 Mata
 Syarat
 Jiwa
 Kulit dan kelamin
 Jantung
 Paru
 Radiologi
 Anesthesi
 Rehabilitasi medis
 Patologi medis
 Patologi anatomi, Dll
2. Rumah sakit tipe B

Rumah sakit B kelas adalah rumah sakit yang mampu


memberikan pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan
subspesialis terbatas. Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di
setiap ibukota provinsi (provincial hospital) yang menampung
pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit
pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga diklasifikasikan sebagai
rumah sakit tipe B.

 Penyakit dalain Kesehatan anak

 Kebidanan dan penyakit kandungan

 Bedah – Anesthesi

 THE

 Kulit dan kelamin Radiologi

 Patologi klinik – Psikiatri

 Neurologi
 Mata

 Bedah digestif/ ortopedi

 Kardiologi

3. Rumah sakit tipe C


Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat
empat macam pelayanan spesialis disediakan, yakni
 Pelayanan penyakit dalam
 Pelayanan kesehatan anak
 Pelayanan kebidanan dan kandungan
 Pelayanan bedah
4. Rumah sakit tipe D
Rumah sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan
ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan
rumah sakit tipe D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran
umum dan kedokteran gigi, sama halnya dengan rumah sakit tipe C,
rumah sakit tipe D juga menampung pelayanan yang berasal dari
puskesmas.

5. Rumah Sakit Umum Kelas E


Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus (special hospital)
yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran
saja pada saat ini banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya
rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit
jantung, dan rumah sakit ibu dan anak

Penggolongan Rumah Sakit (Peraturan Menteri Kesehatan RI


Tentang Rumah Sakit, BAB 1 Ketentuan Umum, Pasal 1)

a) Berdasarkan Bentuk Pelayanan:


- Runah Sakit Umum
Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis
penyakit dari yang bersifat dasar sampai sub spedialestik
- Rumah Sakit Khusus
Eumah Sakit yang melenggarakan pelayanan kesehatan
berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.
b) Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur, Pemilik, dan Pengelola:
- Rumah Sakit kelas A 1000-1500 tempat tidur, pemilik, dan
pengelola Pemerintah (Depkes)
- Rumah Sakit kelas B 400-1000 tempat tidur, pemilik, dan
pengelola Pemerintah Dati I ( di ibukota propimsi)
- Ruma Sakit kelas C 100-300 tempat tidur, pemilik da pengelola
Pemerintah dati II/III, memiliki minimal 4 cabang spesialis
- Rumah Sakit kelas D 25-100 tempat tidur, pemilik, dan pengolala
Pemerintah Dati I/II/III, umum
- Rumah Sakit tipe E Pelayanan kesehatan tertentu (kusta,paru-
paru, bersalin, dan lain-lain).ss
-

B. KETENAGAAN RUMAH SAKIT


 Dokter

Secara operasional, dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi


tempat kontak pertama pasien dengan dokterya untuk menyelesaikan semua
masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, tandardn,
golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan sedapat mungkin, secara
menyeluruh, paripuma, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi
dengan tandardnal kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip
pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggung.

 Apoteker

Menurut Permenkes No.72 tahun 2016 Tentang tandard pelayanan


farmasi Rumah Sakit, Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
pendidikan profesi dan telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan
sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak
melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.

Menurut Siregar dan Amalia, 2004 Apoteker adalah praktisi kesehatan yang
merupakan bagian dari system rujukan professional, karena mudah didatangi.
Apoteker sering kali menjadi titik kontak pertama antara seorang penderita
dan system pelayanan kesehatan.

 Asisten Apoteker

Asisten apoteker adalah profesi pelayanan kesehatandibidang farmasi


bertugas sebagai pembantu apoteker dalam pekerjaan
kefarmasianmenurutPeratMenKesNo.889/MENKES/PER/V/2011.

 Kepala Instalasi Farmasi


Kepala instalasi farmasi memiliki tugas dan tanggung jawab,yaitu:
Tugas:
a) Menyusun Program Kerja
b) Mengatur pelaksanaan pelayanan obat
c) Mengatur pelaksanaan pelayanan peralatan kesehatan
d) Mengatur pelaksanaan penyediaan stok obat
e) Mengatur pelaksanaan pelayanan resep
Tanggung jawab:
a) Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan
ketepatan dalam pelayanan farmasi.
b) Bertanggung jawab terhadap ketertiban, kejelasan dan
kebenaran tata kerjadi instalasi farmasi.
c) Bertanggung jawab atas terpenuhinya layanan farmasi.
d) Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan
e) ketepatan laporan berkala dan laporan khusus di instalasi farmasi.

 Staf dan Karyawan

Staf dan karyawan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai


dengan pekerjaan mereka masing masing.

5. INSTALASI LABORATORIUM RUMAH SAKIT

Instalasi laboratorium adalah salah satu instalasi di rumah sakit yang


merupakan pelayanan penunjang yang bertujuan:

 Membantu diagnose suatu penyaldt sehingga dokter dapat menangani suatu


penyakit dengan tepat, cepat, dan akurat.
 Menentukan resiko terhadap suatu penyakit dengan harapan suatu penyakit
dapat terdeteksi secara dini.
 Menentukan prognosis/perjalanan penyakit sehingga dapat digunakan
sebagai pemantau perkembangan dan keberhasilan pengobatan suntu
penyalat.
Bahkan untuk mengetahui kondisi atau status kesehatan seseorang maka
perlu dilakukan General Medical Check Up di Laboratorium minimal 1
tahun sekali.Oleh karena itu laboratorium memiliki kedudukan yang penting
dalam Rumah Sakit.

Adapun pelayanan laboratorium yang dapat dilakukan di RS Jiwa Daerah


Surakarta adalah sebagai berikut:

 Pemeriksaan Hematologi
 Hematologi lengkap.Untuk mengetahui adanya kelainan darah seperti
anemia, adanya infeksi atau kelainan sel darah putih, alergi dan gangguan
pembekuan darah akibat kelainan jumlah trombosit.
 Golongan darah ABO dan Rhesus.Untuk mengetahui golongan darah
system ABO dan Rhesus factor. Dalam transfuse darah, darah donor dan
penerima harus sesuai golongannya berdasarkan system ABO dan
Rhesus factor.
 Pemeriksaan Kimia
 Glukosa (Sewaktu, puasa dan 2 jam PP).Untuk mengetahui kadar glukosa
darah, sehingga bermanfaat mendiagnosis dan memantau pengendalian
diabetes mellitus (kencing manis).
 Cholesterol Total, trigliserida, HDL, LDL.Untuk mengetahui profil
lemak pasien sehingga membantu menentukan dan memantau terapi,
menentukan faktor resiko PIK dan stroke.
 Ureum, Kreatinin..Untuk mengetahui fungsi ginjal.
 Asam Urat.Untuk mengetahui adanya penyakit Gout Arthritis (nyen
sendi karena tingginya kadar asam urat)
 SGOT. SGPT, BILIRUBIN.Untuk mengetahui fungsi hati.
 Protein Total.Untuk mengetahui apakah seseorang pasien menderita
kekurangan protein.
 Albumin,kekuranganalbumin dapat terjadi pada penyalát hati misainya:
sirosis hepatis, kekurangan gizi, kebocoran ginjal (sindrom nefrotik)
 Globulin,penurunankadarnya berarti terdapat gangguan kekebalan tubuh.
Peningkatan kadar globulin terjadi pada infeksi, penyakit hati dan
beberapa jenis loeganasan.
 Alkall Fostase (ALP),GammaGT,merupakan enzim yang dihasilkan oleh
hati dan saluran empedu.
 Pemerilesaan Imunoserologi
 HbsAg.Untuk mengetahui adanya infeksi virus Hepatitis B.
 Widal Test,untuk mengetahui penyaldt tifus dan paratyphus.
 NARKOBA,untuk mengetahui adanya narkoba di urin pasien dan juga
untuk memantau penggunaan narkoba seseorang.
 Urine Rutin,untuk membantu diagnosts: infeksi saluran kencing (karena
bakteri, parasir dan jamur), deteksi dini gangguan pada ginjal, dan
adanya tandar-kristal dalam urin, dll.
 Fases Rutin,untuk mengetahui adanya amoeha, keista, telur-telur cacing
yang terdapat pada fases (tinja).
 Test Kehamilan,untuk menentukan apakah pasien terutama yang baru
masuk dalam kondisi hamil atau tidak.
 DLL

SebelummelakukanpemeriksaanLaboratorium,perluadany
apersiapan,yaitu:

 Pastikan bahwa anda mendapat asupan karbohidrat yang cukup (paling


sedikit 150 gram/hari selama 3 hari sebelum pemeriksaan).
 Puasa selama 12 Jam, sejak malam hari hingga waktu pengambilan
darah/bahan pemeriksaan lain.
 Selama puasa:tidak boleh makan apapun termasuk permen,tidak minum
teh, kopi, susu, dan lain-lain walau pun tanpa gula. minum air putih
tetap diperbolehkan terutama bila diperlukan pengambilan bahan
pemeriksaaan dari urin,tidak merokok,jangan berpuasa lebih dari 14
jam.
 Tidak berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat sejak 12
jam pengambilan darah.
 Berhenti minum obat sejak 4-24 jam sebelum pengambilan darah atau
48sampai72 jam sebelum penampungan urin, kecuali dokter tetap
menganjurkan minum obat atau kondisi kesehatan tidak memungkinkan.

6. TUGAS POKOK DAN FUNGSI APOTEKER DAN ASISTEN


APOTEKER (TTK,ATK)

1. Apoteker
Menurut Kepmenkes No. 72 tahun 2016 tetnang tandardPlayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, Apoteker adalah sarjana pendidikan
farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan
sumpah berdasarkan paraturan perundangan yang berlaku dan berhak
melakukan pekerja kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker
Fungsi apoteker:

1. Membuat visi dan misi.


2. Membuat strategi, tujuan, sasaran, dan program kerja.
3. Membuat dan menetapkan peraturan atau Standar Prosedur
Operasional
(SPO) pada setiap fungsi kegiatan di instalasi farmasi.
4. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO pada setiap
fungsi kegiatan di instalasi farmasi.
5. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan
menganalisis hasil kinerja operasional dan kinerja keuangan
instalasi farmasi.

Tugas pokok apoteker:


Seorang apoteker memiliki tugas untuk mendistribusikan obat-obatan.
Seorang apoteker juga bertugas dalam menyeleksi obat-obat yang masih
dapat digunakan dan obat yang telah kadaluarsa. Apoteker jugs bisa
membantu menyarankan apakah Anda perlu bertemu dokter, mencarikan
berbagai pilihan obat, serta memberitahu tentang efek samping dari
setiapobat.

2. Tenaga Teknis Kefarmasian


Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi.
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi sta
Asisten Apoteker. Fasilitas Kesehatan adalah sarana yang digunakan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

3. Tugas dan Fungsi TTK:

Bentuk pekerjaan kefarmasian yang wajib dilaksanakan oleh seorang


Tenaga Teknis Kefarmasian (menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1332/MENKES/X/2002) adalah sebagai berikut:
a) Melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan
standartprofesinya.
b) Memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan pemakaian
obat.
c) Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasiaan identitas kesehatan
pasien.
d) Melakukan pengelolaan apotek.
e) Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.

4. Asisten Tenaga Kefarmasian


ATK ( Asisten Tenaga Kefarmasian ) adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau keterampilan melalui pendidikan bidang kesehatan dibawah
jenjang Diploma Tiga.

Tugas dan Fungsi ATK


- Mengecek kesiapan instalasi farmasi sebelum operasional
- Menyusun produk racikan yang di distribusi dari gudang farmasi
keinstalasi farmasi
- Melakukan peracikan obat
- Melayani pembelian pasien
- Membuat copy resep
- Melakukan penyerahan produk kepada pasien

7. KETENTUAN RESEP

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Yang berhak
menulis resep adalah :
1. Dokter
2. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi & mulut
3. Dokter hewan, terbatas pengobatan hewan
1) Kelengkapan Resep
Dalam resep harus memuat beberapa hal, yaitu :
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter.
b. Tanggal penulisan resep.
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
d. Nama obat dan komposisi obat.
e. Aturan pemakaian obat yang tertulis.
f. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep.

2) Ketentuan lainnya dalam penulisan resep:


a. Resep dokter hewan hanya ditunjukan untuk penggunaan pada
hewan
b. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi
(ulangan)
c. Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter
menulis pada bagian kanan atas resep :
Cito,Statim,Urgent,P.I.M(Percium In Mora) = berbahay bila
ditunda. Resep ini harus dilayani terlebih dahulu.
d. Obat keras yang tidak boleh diulang, dokter akan memberikan
tanda N.I narkotika atau obat lain yang ditentukan oleh Menkes
melalui Kepala Badan POM.
e. Salinan Resep harus ditandatangani oleh Apoteker.
f. Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung
narkotika atau obat lain yang ditentukan oleh Menkes melalui
Kepala Badan POM.
g. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di instalasi farmasi
dengan baik selama 3 tahun.
h. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada
Dokter penulisan resep,pasien yang bersangkutan,petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan
UU yang berlakui.
i. Apoteker,apoteker pendamping atau pengganti diizinkan untuk
menjual obat keras yang disebut Obat Wajib Apotek {OWA}

3) Pengelolaan Resep
a. Resep yang telah dikerjakan, disimpan menurut tanggal dan
nomor penerimaan atau pembuatan resep
b. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari
resep lainnya, tandai garis merah dibawah nama obatnya
c. Resep yang telah disimpan selama tiga tahun dapat
dimusnahkan dengan cara dibakar atau cara lain yang
memadai
d. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola
bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas
instalasi farmasi
e. Pada saat pemusnahan harus dibuat berita acara pemusnahan
yang mencantumkan:
1. Hari & tanggal pemusnahan
2. Tanggal yang terawal dan terakhir pada resep
3. Berat resep yang dimusnahkan dalam kilogram
4) Salinan Resep

Salinan resep adalah salinan resep yang dibuat oleh


apotek, yang selain memuatsemua keterangan yang terdapat dalam resep
asli harus memuat :

a. Nama dan alamat Rumah Sakit


b. Nomor resep dan tanggal pembuatan resep
c. Nama pasien dan nama dokter
d. Tanda tangan atau paraf APA
e. Tanda det (detur) untuk obat yang telah diserahkan.
Sedangkan ne det (ne detur) untuk obat yang belum
diserahkan
 Salinan resep yang tidak bisa diambil ulang jika :
a. Terdapat tanda N.I (ne iternetur) tidak boleh diulang
b. Semua obat yang tertulis dalam resep asli sudah
semuanya dibeli oleh pasien
c. Resep yang mengandung narkotik

5) Penyimpanan dan Pemusnahan Resep

Resep harus disimpan sekurang-kurangnya selama 3


tahun. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep
yang lainnya. Resep yang disimpan melebihi jangka 3 tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan resep dapat dilakukan dengan cara dibakar
atau dengan cara lain yang memadai oleh apoteker pengelola bersama-
sama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas instalasi farmasi.
Pada pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan sesuai
dengan bentuk yang telah di tentukan rangkap 4 dan ditanda tangani oleh
APA bersama dengan sekurang kurangnya seorang petugas instalasi
farmasi.
BAB III

TINJUAN KHUSUS

A.Sejarah perkembangan Rumah Sakit

Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun yang beralamat di Jl. Balai


Pustaka Raya NO.29 -31,Rawamangun ,Jakarta Timur ,13220 adalah Rumah
Sakit swasta yang didirikan pada tahun 1969, dibangun diatas tanah seluas
1.113M2,guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.

Pada awal pembangunan , adalah sebagai rumah bersalin Bethesda, kemudian


tahun 1975 berubahan menjadi Klinik Spesialis Rawamangun ,akhirnya pada
tahun 1981 Yayasan El Hakim mengambil alih kepemilikan dan mengubah
nama dan status menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun tahun 1998,
oleh karena itu dengan lebih dari 30 tahun pengalaman didalam memberikan
pelayanan kesehatan ditambah dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun memiliki , Rumah Sakit Khusus
Bedah Rawamangun siap membantu anda untuk memantau dan memelihara
kesehatan , melalu paket kesehatan yang Rumah Sakit Khusus Bedah
Rawamangun tawarkan dengan tidak melupakan fungsi sosial Rumah Sakit.

B. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit

Visi dan Misi RS Khusus BedahRawamangun

 Visi
Menjadi Rumah Sakit terpercaya dan selalu ada di hati
 Misi
1. Memberikan Pelayanan yang professional dengan sentuhan kemanusiaan
2. Memberikan pelayananyang prima dengan semangat muda yang
dinamis,jujur dan ikhlas
3. Menjalin kerjasama yang hermonis, bermanfaat dan menjadikan
kebanggaan bagi seluruh pihak yang terkait
 Motto
Melayani dengan hati

C. Falsafahdan Tujuan Rumah Sakit

Rumah Sakit Khusus Bedah rawamangun menyenggarakan upaya pelayanan


kesehatan yang pripurna,bermutu,terpadu,dan berkesinambungan dengan
mengindahkan biososial,spiritual,dan hak penderita dengan dilandasi norma
agama dan norma hukum..

Tujuan Rumah sakit


Dalam upaya memberikan pelayanan yang lebih konferenshif,Rumah Sakit
Rawamangun berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
kepada masyarakat, meninkatkan sarana dan prasarana yang memadai dan
melengkapi pelayanan spesialisasi lainnya..
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KEGIATAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN

Kegiatan di rawat jalan Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun dimulai


dari menerima resep dari pasien, menempel etiket dan menulis etiket pada
kemasan yang telah disediakan, menyiapkan obat jadi dan meracik sediaan
farmasi, membuat sediaan guna keperluan atau persediaan Rumah Sakit,
menata obat sesuai dengan tempat obat, membersihkan alat peracikan yang
telah selesai dipakai, menyusun resep untuk diarsipkan

B. KEGIATAN DI INSTALASI FARMASI RAWAT INAP

Kegiatan rawat inap di Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun


menggunakan sistem UUD (Unit Doses Daily) ialah dimana kita yang
bekerja di instalasi farmasi menyiapkan obat satu hari pakai untuk pasien
rawat inap yang bertujuan untuk :

A. Pasien mendapatkan pelayanan Farmasi yang baik.


B. Menghindari duplikasi permintaan obat ke bagian Farmasi.
C. Mengurangi kesalahan penggunaan obat, karena adanya pemeriksaan
ganda oleh tenaga Farmasi.
D. Meningkatkan peranan dan pengawasan farmasi di rumah sakit, mulai
dari
fase peresepan sampai pemberian obat.

Kegiatan ini dimulai dari penerimaan resep yang telah ditulis oleh
dokter dan diberikan kepada perawat untuk diserahkan ke bagian
instalasi farmasi, penyiapan sediaan obat yang telah disiapkan, penulisan
aturan pakai, mencatat ulang nama obat dan aturan pakai di buku serah
terima rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai