OLEH :
NIM : O1B1 21 01
2. Standar Akreditasi adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus
dipenuhi oleh rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
3. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pasal 2 Pengaturan
Akreditasi bertujuan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit secara berkelanjutan dan
melindungi keselamatan pasien Rumah Sakit;
b. meningkatkan perlindungan bagi masyarakat, sumber daya manusia di Rumah
Sakit, dan Rumah Sakit sebagai institusi;
c. meningkatkan tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis; dan
d. mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.
Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan
ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah
sakit tipe D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan
kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D
juga menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.
5. Rumah Sakit Kelas E
INSTALASI FARMASI
A. Definisi
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian (PMK No.58
2014/Keputusan Menteri Kesehatan sebelumnya adalah No.1197 Tahun 2004). Praktek
pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan
dengan kesehatan.
Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit bertujuan untuk:
1. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
2. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
3. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka
keselamatan pasien (patient safety).
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit tempat
penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan
rumah sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah kegiatan yang
menyangkut pembuatan, pengendalian mutu sediaan farmasi, pengelolaan perbekalan farmasi
(perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan, pelaporan,
pemusnahan/penghapusan), pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling, farmasi
klinik di ruangan.
IFRS merupakan suatu organisasi pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan
produk yaitu sediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan gas medis habis pakai serta pelayanan
jasa yaitu farmasi klinik (PIO, Konseling, Meso, Monitoring Terapi Obat, Reaksi Merugikan
Obat) bagi pasien atau keluarga pasien.
IFRS adalah fasilitas pelayanan penunjang medis, di bawah pimpinan seorang Apoteker
yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten
secara profesional, yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup perencanaan; pengadaan;
produksi; penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi; dispensing obat berdasarkan
resep bagi penderita rawat inap dan rawat jalan; pengendalian mutu dan pengendalian
distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit; serta pelayanan
farmasi klinis (Siregar dan Amalia, 2004).
B. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Pengabmas Pelatihan
C. Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:
1. pengelolaan Sediaan Farmasi
2. pelayanan farmasi klinik