PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit adalah salah satu sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan
untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Rumah sakit memiliki
fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan
dan pemulihan bagi pasien. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi mayarakat. Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan pemeliharaan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Salah satu unit pelayanan yang mempunyai
peranan yang sangat penting didalamnya adalah unit pelayanan kefarmasian.
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan
masyarakat. Dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit perlu diterapkannya
suatu standar pelayanan kefarmasian yang diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2014 tentang standar
pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan suatu unit di rumah
sakit dengan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian dibawah pimpinan seorang
farmasi dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan,
menyediakan dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di
rumah sakit dengan pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan farmasi
klinik yang sifat pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita.
Kegiatan pada instalasi ini terdiri dari pelayanan farmasi yang meliput
perencanaan, pengadaan, penyimpanan perbekalan farmasi, dispensing obat,
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Rumah Sakit didefinisikan sebagai unit organisasi di lingkungan
Departemen Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, yang dipimpin oleh seorang
Kepala Rumah Sakit dan mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan
secara beerdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan
(Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 539/Menkes/SK/IV/1994).
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit,Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-
Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009).
Menurut World Health Organization (WHO) Rumah Sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial yang berfungsi menyediakan
pelayanan kesehatan yang lengkap dalam pencegahan penyakit (preventif),
peningkatan kesehatan (promotif), penyembuhan (kuratif), pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
1. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan
berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan, jangka waktu pelayanan,
kapasitas tempat tidur dan fasilitas pelayanan, serta afiliasi pendidikan.
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, menurut Permenkes RI
No. 340/III/2010 Rumah Sakit dibedakan menjadi dua macam yaitu:
3
4
Rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan
hukum dengan tujuan provit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau
Persero.
Berdasarkan Afiliasi Dengan Lembaga Pendidikan Rumah Sakit Terdiri
atas:
a. Rumah Sakit Pendidikan
Rumah sakit pendidikan yaitu rumah sakit yang diperguanakan
sebgai tempat pendidikan tenaga medis.
b. Rumah Sakit non pendidikan
Rumah sakit non pendidikan yaitu rumah sakit yang tidak
dipergunakan untuk tempat pedidikan medis.
Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit
a. Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Pendek
Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang
merwat penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari. Misalnya
penderita dengan penyakit akut dan kasus darurat. Rumah sakit
umumnya adalah rumah sakit perawatan jangka pendek.
b. Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Panjang
Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang
merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih. Penderita
demikian mempunyai kesakitan jangka panjang, seperti kondisi
psikitri. Contoh rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Rehabilitas dan
Rumah Sakit Jiwa.
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
a. Tugas Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, tugas dari rumah sakit adalah memberikan
pelayanan kesehatan perorangan oleh tenaga kesehatan untuk memelihara
dan menigkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhakan penyakit
dan memulihkan kesehatan secara paripurna.
Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
8
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence
based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga
yang terjangkau.
Dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap Formularium Rumah
Sakit, maka Rumah Sakit harus mempunyai kebijakan terkait dengan
penambahan atau pengurangan obat dalam Formularium Rumah Sakit
dengan mempertimbangkan indikasi penggunaaan, efektivitas, risiko, dan
biaya (Permenkes No.72, 2016).
2. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah
dan periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin
terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi,
kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia (Permenkes No.72, 2016).
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:
a. Anggaran yang tersedia
b. Penetapan prioritas
c. Sisa persediaan
d. Data pemakaian periode yang lalu
e. Waktu tunggu pemesanan
f. Rencana pengembangan
g. Buffer stock (stok cadangan)
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus
menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
13
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di unit
pelayanan (Permenkes No.72, 2016).
Sistem distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara:
a. Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock)
1) Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan
dikelola oleh Instalasi Farmasi.
2) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah
yang sangat dibutuhkan.
3) Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang
mengelola (di atas jam kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan
kepada penanggung jawab ruangan.
4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor
stock kepada petugas farmasi dari penanggung jawab ruangan.
5) Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan di floor stock.
b. Sistem Resep Perorangan
Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) berdasarkan resep perorangan/pasien rawat jalan
dan rawat inap melalui Instalasi Farmasi.
D. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling,
Apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat kepatuhan
pasien dinilai rendah, Perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model.
Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
memahami Obat yang digunakan.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau
ginjal, ibu hamil dan menyusui).
23
BAB III
MANAJEMEN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
ANSARI SALEH
A. Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP
Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai dirumah sakit ansari saleh meliputi pemilihan, pemilihan
merupakan suatu tahap pengelolan yang bertujuan untuk memastikan jenis
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang dibutuhkan.
Adapun sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis pakai di rumah sakit
ansari saleh mengacu pada formularium rumah sakit. Formularium Rumah
Sakit disusun mengacu kepada Formularium Nasional. Formularium Rumah
Sakit merupakan daftar Obat yang disepakati Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)
yang ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT)
juga mengusulkan beberapa obat yang tidak termasuk atau tidak ada pada
Formularium Nasional untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis pakai sehingga terbentuk formularium rumah sakit
sehingga terbentuk formularium yang rasional.
B. Perencanaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan Obat dengan
menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telah ditentukan. Perencanaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai di Rumah Sakit Ansari Saleh dilakukan
oleh Apoteker penanggung gudang atau kepala gudang. Metode perencanaan
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
rumah sakit ansari saleh menggunakan metode kombinasi antara metode
konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan skala prioritas, kebutuhan
dan anggaran tersedia. Perencanaan pengadaan dengan metode konsumsi dapat
dilakukan dengan melihat kartu stock obat yang selama ini dikonsumsi oleh
pasien. Sedangkan metode perencanaan dengan epidemiologi itu dapat
diidentifikasi melalui trend penyakit yang berkembang pada waktu tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan dalam proses
perencanaan yaitu buffer stock dan waktu tunggu. Buffer stock dilakukan 10%
24
25
4. Jenis sediaan
Ruangan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai dikontrol setiap harinya, hal itu untuk memastikan agar suhu
ruangan tidak menimbulkan kerusakan pada sedian farmasi dan lainnya.
Menurut pedoman pelayanan kefarmasian RS Ansari Saleh, Kegiatan
penyimpanan obat meliputi:
1. Pengaturan Gudang Obat
Dalam pengaturan gudang yang akan dipakai untuk penyimpanan haruslah
dapat menjaga agar obat:
a. Tidak rusak secara fisik dan kimia. oleh karena itu, harus diperhatikan
ruangnya tetap kering, adanya ventilasi untuk aliran udara agar tidak
panas, cahaya yang cukup, gudang harus ditata berdasarkan sistem arus
lurus, arus U, agar memudahkan dalam bergerak, dan penempatan rak
yang tepat serta penggunaan Pallet akan dapat meningkatkan sirkukasi
udara dan gerakan stok obat.
b. Aman agar obat tidak hilang maka perlu adanya ruangan khusus untuk
gudang dan pelayanan, dan sebaiknya ada lemari/rak yang terkunci, serta
ada lamari laci khusus untuk narkotika yang selalu terkunci.
Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan,
pencarian dan pengawasan obat-obat, maka diperlukan pengaturan tata
ruang gudang dengan baik.
2. Penyusunan Stok Obat.
Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis, apabila tidak
memungkinkan obat yang sejenis dapat dikelompokkan menjadi satu.
Untuk memudahkan pengendalian stok maka dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Gunakan prinsip FIFO dalam penyusunan obat yaitu obat yang pertama
diterima harus pertama juga digunakan sebab umumnya obat yang datang
pertama biasanya juga diproduksi lebih awal dan akan kadaluwarsa lebih
awal pula.
b. Susun obat yang berjumlah besar di atas pallet atau diganjal dengan kayu
secara rapi dan teratur.
28
2. Uraian Tugas
4. Mempunyai SK penempatan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/Menkes/SK/X/2002 yang dimaksud dengan Apoteker adalah mereka
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak
melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker. Dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit, Apoteker dibantu oleh
Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK).
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga
farmasi profesional yang berwewenang berdasarkan undang-undang,
memenuhi persyaratan baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan,
kualitas maupun kuantitas dengan jaminan kepastian adanya peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam
rangka menjaga mutu profesi dan kepuasan pelanggan. Kualitas dan rasio
kuantitas harus disesuaikan dengan beban kerja dan keluasan cakupan
pelayanan serta perkembangan dan visi rumah sakit.
38
BAB IV
ALUR PELAYANAN RESEP
A. Alur Pelayanan Resep
Pelayanan resep merupakan proses dari bagian kegiatan yang harus
dikerjakan dimulai dari menerima resep dari dokter hingga penyerahan obat
kepada pasien. Tujuan dari pelayanan resep adalah agar pasien mendapatkan
obat yang sesuai dengan resep dokter serta bagaimana cara memakainya.
Semua resep yang telah dilayani oleh rumah sakit harus diarsipkan dan
disimpan minimal 4 (empat) tahun.
Resep narkotik dan psikotropik dihitung lembar resepnya, resep lainnya
ditimbang, resep akan dihancurkan dengan mesin penghancur, dikubur atau
dibakar.
Alur pelayanan resep yang ada di RS. Moch. Ansari Saleh adalah :
Pasien
Diberi harga
Beli / Beli ½
38
39
Penomoran resep
D. Pelayanan Konseling
Petugas memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada
pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan pengobatan, jadwal
pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping
obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat
lain.
Kegiatan :
- Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
- Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan oleh dokter
kepada pasien dengan metode open-ended question
- Apa yang dikatakan dokter mengenai obat
- Bagaimana cara pemakaian
- Efek yang diharapkan dari obat tersebut.
- Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat
- Verifikasi akhir : mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan obat,
untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
Faktor yang perlu diperhatikan :
- Kriteria pasien :
46
Nama obat, dosis dan jumlah :Candesartan 16 Nama obat, dosis dan jumlah :Herbesser CD 200
mg (5) mg (5)
Tgl. Kadaluarsa :
Obat harus Dengan Resep Dokter Obat harus Dengan Resep Dokter
INSTALASI FARMASI
RSUD. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Telp. (0511) 6710000-6710008 Fax. (0511) 6710001
No : 03 Tgl: 30-09-2019
Nama : Ny. B
3 x 1 Tablet
Kapsul
Bungkus
Pukul : 06-07 18-19
06-07 12-13 20-21
06-07 12-13 18-19 22-23
Sebelum makan/sesudah makan
Nama obat, dosis dan jumlah :Paracetamol 500
mg (10)
47
48
Resep No. 1
No Kelengkapan Administratif Ket
1 Nama dokter √
2 Alamat dan SIP dokter √
3 Paraf dokter √
4 Tanggal penulisan resep √
5 Nama pasien √
6 Umur pasien √
7 Alamat √
8 Nama dan jumlah obat √
No Kelengkapan Farmasetik Ket
1 Bentuk dan kekuatan sediaan -
2 Stabilitas -
3 Kompartibilitas -
No Kelengkapan Klinis Ket
1 Aturan dan cara pemakaian -
2 Ketepatan dosis obat √
3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping -
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
Resep : 2
Nama obat, dosis dan jumlah :Candesartan 8 mg Nama obat, dosis dan jumlah :Simvastatin 10 mg
(7) (7)
Obat harus Dengan Resep Dokter Obat harus Dengan Resep Dokter
Resep No. 2
No Kelengkapan Administratif Ket
1 Nama dokter -
2 Alamat dan SIP dokter -
3 Paraf dokter -
4 Tanggal penulisan resep √
5 Nama pasien √
6 Umur pasien √
7 Alamat √
8 Nama dan jumlah obat √
No Kelengkapan Farmasetik Ket
1 Bentuk dan kekuatan sediaan √
2 Stabilitas -
3 Kompartibilitas -
No Kelengkapan Klinis Ket
1 Aturan dan cara pemakaian √
2 Ketepatan dosis obat √
3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping √
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
Resep : 3
INSTALASI FARMASI
RSUD. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Telp. (0511) 6710000-6710008 Fax. (0511) 6710001
No : 05 Tgl: 30-09-2019
Nama : Tn. D
1 x 1 Tablet
Kapsul
Bungkus
Pukul : 06-07 18-19
06-07 12-13 20-21
06-07 12-13 18-19 22-23
Sebelum makan/sesudah makan
Nama obat, dosis dan jumlah : Etambutol 750
mg (15)
Obat harus Dengan Resep Dokter
52
Resep No. 3
No Kelengkapan Administratif Ket
1 Nama dokter -
2 Alamat dan SIP dokter √
3 Paraf dokter √
4 Tanggal penulisan resep √
5 Nama pasien √
6 Umur pasien √
7 Alamat √
8 Nama dan jumlah obat √
No Kelengkapan Farmasetik Ket
1 Bentuk dan kekuatan sediaan √
2 Stabilitas -
3 Kompartibilitas -
No Kelengkapan Klinis Ket
1 Aturan dan cara pemakaian √
2 Ketepatan dosis obat √
3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping -
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
Resep : 4
Nama obat, dosis dan jumlah : Nofrez 20 mg Nama obat, dosis dan jumlah : Metformin 500
mg (30)
Obat harus Dengan Resep Dokter
Obat harus Dengan Resep Dokter
Resep : 5
Nama obat, dosis dan jumlah : Candesartan 16 Nama obat, dosis dan jumlah : Herbesser CD
mg (7) 200 mg (7)
Obat harus Dengan Resep Dokter Obat harus Dengan Resep Dokter
INSTALASI FARMASI
RSUD. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Telp. (0511) 6710000-6710008 Fax. (0511) 6710001
No : 01 Tgl: 07-09-2019
Nama : Tn. E
3 x 1 Tablet
Kapsul
Bungkus
Pukul : 06-07 18-19
06-07 12-13 20-21
06-07 12-13 18-19 22-23
Sebelum makan/sesudah makan
Nama obat, dosis dan jumlah : Paracetamol 500
mg (21)
Obat harus Dengan Resep Dokter
Resep No. 5
No Kelengkapan Administratif Ket
1 Nama dokter √
2 Alamat dan SIP dokter √
3 Paraf dokter √
4 Tanggal penulisan resep √
5 Nama pasien √
6 Umur pasien √
7 Alamat √
8 Nama dan jumlah obat √
No Kelengkapan Farmasetik Ket
1 Bentuk dan kekuatan sediaan √
2 Stabilitas -
3 Kompartibilitas -
No Kelengkapan Klinis Ket
1 Aturan dan cara pemakaian √
2 Ketepatan dosis obat √
3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping -
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
Resep : 6
Nama obat, dosis dan jumlah : Fenofibrat (7) Nama obat, dosis dan jumlah : Glimepiride 4 mg
(10)
Obat harus Dengan Resep Dokter Obat harus Dengan Resep Dokter
Resep No. 6
No Kelengkapan Administratif Ket
1 Nama dokter √
2 Alamat dan SIP dokter √
3 Paraf dokter √
4 Tanggal penulisan resep √
5 Nama pasien √
6 Umur pasien √
7 Alamat √
8 Nama dan jumlah obat √
No Kelengkapan Farmasetik Ket
1 Bentuk dan kekuatan sediaan √
2 Stabilitas -
3 Kompartibilitas -
No Kelengkapan Klinis Ket
1 Aturan dan cara pemakaian √
2 Ketepatan dosis obat √
3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping -
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
Resep : 7
Resep No. 7
No Kelengkapan Administratif Ket
1 Nama dokter √
2 Alamat dan SIP dokter √
3 Paraf dokter √
4 Tanggal penulisan resep √
5 Nama pasien √
6 Umur pasien √
7 Alamat √
8 Nama dan jumlah obat √
No Kelengkapan Farmasetik Ket
1 Bentuk dan kekuatan sediaan √
2 Stabilitas -
3 Kompartibilitas -
No Kelengkapan Klinis Ket
1 Aturan dan cara pemakaian √
2 Ketepatan dosis obat √
3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping -
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
Resep : 8
Resep No. 8
No Kelengkapan Administratif Ket
1 Nama dokter √
2 Alamat dan SIP dokter √
3 Paraf dokter √
4 Tanggal penulisan resep √
5 Nama pasien √
62
6 Umur pasien √
7 Alamat √
8 Nama dan jumlah obat √
No Kelengkapan Farmasetik Ket
1 Bentuk dan kekuatan sediaan √
2 Stabilitas -
3 Kompartibilitas -
No Kelengkapan Klinis Ket
1 Aturan dan cara pemakaian √
2 Ketepatan dosis obat √
3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping -
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
Resep : 9
Nama obat, dosis dan jumlah : Atorvastatin 50 Nama obat, dosis dan jumlah : Lisinopril 5 mg
mg (7) (7)
Obat harus Dengan Resep Dokter Obat harus Dengan Resep Dokter
Resep No. 9
No Kelengkapan Administratif Ket
1 Nama dokter √
2 Alamat dan SIP dokter √
3 Paraf dokter √
4 Tanggal penulisan resep √
5 Nama pasien √
6 Umur pasien √
7 Alamat √
8 Nama dan jumlah obat √
No Kelengkapan Farmasetik Ket
1 Bentuk dan kekuatan sediaan √
2 Stabilitas -
3 Kompartibilitas -
No Kelengkapan Klinis Ket
1 Aturan dan cara pemakaian √
2 Ketepatan dosis obat √
3 Duplikasi/polifarmasi -
4 Efek samping -
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
Resep : 10
Nama obat, dosis dan jumlah : Herbesser 100 mg Nama obat, dosis dan jumlah : Glimepiride 2 mg
(7) (7)
Obat harus Dengan Resep Dokter Obat harus Dengan Resep Dokter
Obat harus Dengan Resep Dokter Obat harus Dengan Resep Dokter
INSTALASI FARMASI
RSUD. Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
Telp. (0511) 6710000-6710008 Fax. (0511) 6710001
No : 07 Tgl: 11-09-2019
Nama : Ny. S
3 x 1 Tablet
Kapsul
Bungkus
Pukul : 06-07 18-19
06-07 12-13 20-21
06-07 12-13 18-19 22-23
Sebelum makan/sesudah makan
Nama obat, dosis dan jumlah : Paracetamol 500
mg dan tramadol 10 mg (21) kapsul
Obat harus Dengan Resep Dokter
2
4 Efek samping -
5 Kontraindikasi dan Interaksi -
B. Kasus
Nama : Tn. M
No. RM : 12.51.xx.xx
Alamat : Banjarmasin
Umur : 42 Tahun
BB/TB/LPT : -/-/-
Tanggal MRS : 9 Oktober
3
Alas an MRS : Badan lemas sejak 5 hari SMRS, badan cepat lelah ketika
aktivitas, batuk sejak 5 hari yang lalu disertai dahak sejak 2
hari.
Riwayat penyakit : -
Diagnosa : AIDS on terapi ARV+AKI dd AKD+TB+PCP
Tabel 1. Riwayat Perjalanan Singkat
Tanggal Riwayat
2 tahun yang Pasien mendapatkan terapi ARV FDC (Efavirenz,
lalu Lamifudine, Tenofovir).
Juni 2016 Pasien didiagnosa TB paru dan mendapat terapi OAT 1x3
tablet FDC.
September 2016 Pasien mengalami peningkatan fungsi luver sehingga
OAT diganti menjadi Ofloxacin 2x400 mg, Rifampicin
450 mg, INH 400 mg, Etambutol 1000 mg, FDC ARV
diganti menjadi Tenofovir 300 mg + Zidovudin 300 mg +
Efavirenz.
2 minggu yang Hb menurun menjadi 6 sehingga ARV diganti menjadi
lalu FDC (Efavirenz, Lamifudin, Tenofovir).
Sesak + + +
Plak putih di mulut - + +
Rifampicin 1x450 mg PO √ √ √
Ofloxacin 2x400 mg PO √ √ √
INH 1x300 mg PO √ √ √
Etambutol 1x100 mg PO √ √ √
FDC ARV lamivudine 300 1x1 tab PO √ √ √
mg+ tenovovir 300 mg +
efavirenz 600 mg
Prednisone (hari 1-5) 2x 40 mg PO √ √ √
Prednisone (6-10) 1x40 mg PO √ √ √
Prednisone ( 11-21) 1x20 mg PO √ √ √
Ranitidine 2x50 mg IV √ √ √
Kalitake 3x1 sach PO √ √ √
O2 4 lpm Perna √ √ √
sal
Nystatin 4x4 ggt PO √ √ √
C. Penyelesaian Kasus
S : Tn. M berumur 42 tahun yang beralamat di Banjarmasin, Tn. M
mengeluhkan badan terasa lemas sejak 5 hari Sebelum Masuk Rumah
Sakit (SMRS), badan cepat lelah ketika beraktivitas, batuk sejak 5 hari
yang lalu disertai dahak sejak 2 hari. Tn. M memiliki riwayat penyakit
AIDS on terapi ARV sejak 2 tahun yang lalu, dan TB sejak bulan juni
2016.
- 2 tahun yang lalu Tn. M mendapatkan terapi ARV FDC (Efavirenz,
Lamifudine, Tenofovir).
- Juni 2016 Tn. M didiagnosa TB paru dan mendapat terapi OAT 1x3
tablet FDC.
- September 2016 Tn. M mengalami peningkatan fungsi luver sehingga
OAT diganti menjadi Ofloxacin 2x400 mg, Rifampicin 450 mg, INH
400 mg, Etambutol 1000 mg, FDC ARV diganti menjadi Tenofovir 300
mg + Zidovudin 300 mg + Efavirenz.
- 2 minggu yang lalu Hb Tn. M menurun menjadi 6 sehingga ARV
diganti menjadi FDC (Efavirenz, Lamifudin, Tenofovir).
O: - RR - Plak putih dimulut - GDA - PPt- control - Na
- Batuk - PO2 - CRP kimia - APTT - Cl
- Dahak - HCO3 - Hb - APTT-kontrol -Scr
- Sesak - BEecf - PPT - BUN -K
6
A. Kesimpulan
1. Instalasi farmasi RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh dikepalai oleh seorang
Apoteker.
2. Instalasi farmasi RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh mempunyai 3 unit
tempat pelayanan, yaitu Depo IGD/rawat jalan I, Depo rawat jalan II, dan
Depo Nilam/rawat inap Depo IBS (Instalasi Bedah Sentral).
3. Instalasi farmasi RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh memberikan
pelayanan kepada pasien umum, BPJS serta jaminan perusahaan.
4. Pengelolaan obat meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, penerimaan,
pemeriksaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan.
5. Metode perencanaan yang digunakan RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh
adalah metode konsumsi dan epidemiologi.
6. Pengadaan perbekalan farmasi di RSUD Dr.H.Moch. Ansari Saleh
menggunakan metode pembelian langsung dan menggunakan E- katalog
& E- purecasing untuk pasien BPJS.
7. Perbekalan farmasi di gudang di simpan dengan system FEFO (First
Expired First Out) dan FIFO (First in First out) diurutkan sesuai
abjad/alphabet dan berdasarkan bentuk sediaan.
8. Sistem distribusi yang di gunakan adalah sistem satu pintu yaitu melalui
instalasi farmasi, di mana tanggung jawab dan tugas pengadaan dan
penyediaan perbekalan farmasi ada di bagian instalasi farmasi.
9. Sistem distribusi obat ke pasien menggunakan sistem individual
prescription, UDD dan Sistem Paket bedah.
10
11
B. Saran
1. Seharusnya terjalin kerja sama yang lebih baik lagi antara Tenaga Teknis
Kefarmasian.
2. Penambahan petugas troli barang agar pelayanan berjalan dengan cepat
dan efisien serta memberikan pelayanan yang memuaskan.
3. Seharusnya menggunakan sistem komputer dalam penghargaan resep dan
penulisan etiket di Rawat Jalan sehingga efisien waktu.
4. Lebih di tingkatkan kepatuhan TTK dalam penulisan kartu stok obat
yang digunakan
5. Dalam perencanaan lebih ditingkatkan kecermatan dalam menganalisa
obat yang habis agar obat tidak terjadi kekosongan obat dan obat tersedia
sesuai dengan kebutuhan.
6. Kerjasama yang sudah terjalan antara Universitas Sari Mulia
Banjarmasin dengan pihak RSUD Dr.H. Moch.Ansari Saleh harus terus
dikembangkan dan di pertahankan untuk tahun-tahun selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
14
Depo IBS
Lampiran 8. Lemari alat kesehatan
15
Gudang Farmasi
Lampiran 14. Lemari penyimpanan obat generik sediaan sirup, salep dan tetes
mata, telinga.
17
Etiket
Lampiran 21. Etiket Pagi