ASPEK KHUSUS
3.1.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Rumah Sakit mempunyai misi
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan
pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Untuk menyelenggarakan fungsinya, maka rumah sakit
menyelenggarakan kegiatan:
a. Pelayanan medis.
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan.
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis.
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan.
f. Administrasi umum dan keuangan
12 | P a g e
Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
pengaplikasian teknologi dalam bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika
ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
13 | P a g e
b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurangkurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik
terbatas.
c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar.
d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar
14 | P a g e
kesehatan atau sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan resep
bagi penderita rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu dan
pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan
kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan farmasi klinik umum dan
spesialis, mencakup pelayanan langsung pada penderita dan
pelayanan klinik yang merupakan program Rumah Sakit secara
keseluruhan.
a. pemilihan;
b. perencanaan kebutuhan;
c. pengadaan;
d. penerimaan;
e. penyimpanan;
f. pendistribusian;
h. pengendalian; dan
i. administrasi.
15 | P a g e
Adapun penjelasan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan
16 | P a g e
Penyusunan dan revisi Formularium Rumah Sakit
dikembangkan berdasarkan pertimbangan terapetik dan ekonomi dari
penggunaan obat agar tercapai pengobatan rasional.
Kriteria pemilihan obat untuk masuk Formularium RSU Kumala
Siwi Mijen Kudus :
o Mengutamakan penggunaan obat generik;
o Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita;
o Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas;
o Praktis dalam penyimpanan dan distribusi;
o Praktis dalam penggunaan dan penyerahan;
o Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien;
o Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi
berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung; dan
o Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence
based medicine) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan
harga yang terjangkau.
b. Perencanaan Kebutuhan
17 | P a g e
data pemakaian periode yang lalu;
waktu tunggu pemesanan; dan
rencana pengembangan
c. Pengadaan
18 | P a g e
Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai tertentu (vaksin,
reagensia, dan lain-lain).
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
berasal dari bukan pengadaan rumah sakit (seperti sumbangan/
dropping/ hibah dan lain-lain) maka proses penerimaan,
penyimpanan, distribusi, pengendalian, dan pelaporan sesuai
prosedur rumah sakit yang berlaku.
19 | P a g e
d. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
e. Penyimpanan
20 | P a g e
Elektrolit konsentrat tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah
penatalaksanaan yang kurang hati-hati; dan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat
diidentifikasi.
Setiap obat yang disimpan di ruang perawatan dan obat emergensi
harus dikelola dengan baik oleh penanggung jawab ruangan sesuai
dengan prosedur dan dilakukan. Instalasi Farmasi harus dapat
memastikan bahwa obat disimpan secara benar dan dilakukan
inspeksi secara periodik.
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang harus disimpan terpisah yaitu :
Bahan yang udah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi
tanda khusus bahan berbahaya;
Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi
penandaan untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis gas
medis. Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung
gas medis yang ada isinya. Penyimpanan tabung gas medis di
ruangan harus menggunakan tutup demi keselamatan.
Metode penyimpanan di rsu kumala siwi mijen dilakukan berdasarkan
bentuk sediaan, jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan
prinsip First Expired First Out (FEFO), dan First In First Out (FIFO)
disertai sistem informasi manajemen.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip, Look Alike
Sound Alike (LASA) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi
penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan obat.
Terdapat lemari penyimpanan obat emergensi untuk kondisi
kegawatdaruratan.
21 | P a g e
Lemari penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari
penyalahgunaan dan pencurian.
Pengelolaan obat emergensi harus menjamin:
Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang
telah ditetapkan;
Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain;
Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti;
Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa; dan
Dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
Kegiatan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dikoordinasikan oleh Koordinator Pengelolaan dan
Perencanaan Instalasi Farmasi yang dalam pelaksanaanya
melibatkan pihak–pihak berikut:
a) Apoteker
Mengidentifikasi kondisi optimal penyimpanan untuk semua item
sediaan farmasi serta potensi bahayanya;
Apoteker juga bertugas melakukan supervisi penyimpanan
sediaan farmasi di seluruh ruang pelayanan dan tempat
penyimpanan perbekalan farmasi secara berkala. Hasil supervisi
perbekalan farmasi didokumentasikan.
b) Petugas Gudang Farmasi
c) Bertugas menempatkan dan menyusun sediaan farmasi sesuai
dengan lokasi penyimpanannya.
Memberikan penandaan sesuai dengan kelompok sediaan
farmasi serta potensi bahayanya.
d) Petugas Depo Farmasi
Menempatkan dan menyusun sediaan Farmasi sesusai dengan
lokasi penyimpananya.
e) Perawat
Menjaga stabilitas sediaan farmasi di ruang perawatan dan
mencegah kehilangan.
Pengawasan dan pengamanan sediaan farmasi mencakup
semua lingkup, yaitu :
Gudang Farmasi
22 | P a g e
Depo Farmasi Rawat Inap
Depo Farmasi Rawat Jalan
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Laboratorium
Radiologi
Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Seluruh Ruang penyimpanan sediaan farmasi di Unit
Hemodialisa
Instalasi Rawat Intensif
Sediaan Farmasi disimpan pada suhu sesuai ketentuan yang
tercantum dalam petunjuk dari produsen, sebagai berikut :
23 | P a g e
4. Mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci yang
berlainan
c. Nutrisi Parenteral
1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kumala Siwi Mijen
Kudus hanya mengelola produk nutrisi parenteral.
2. Produk Nutrisi Parenteral disimpan sesuai sifat bahan dan
petunjuk penyimpanan dari produsen.
d. Pengelolan elektrolit konsentrat mengacu pada prinsip
pengelolaan obat High Alert Medication (HAM) di rumah sakit.
1. Pengelolaan obat HAM berdasarkan instruksi kerja obat
HAM yang berlaku;
2. Obat HAM selain elektrolit konsentrat boleh disimpan di
seluruh ruang rawat di sebagai stok emergensi atau di
loker pasien dengan diberi wadah khusus;
3. Pemeriksaan ulang (double check) wajib dilakukan pada
setiap proses yang melibatkan obat HAM;
4. Semua obat HAM harus diberi label yang jelas,
penempatan label harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak menutupi identitas, tanggal kaduwarsa, atau
24 | P a g e
informasi penting lainnya pada kemasan obat. Label harus
tidak mudah lepas;
5. Akses obat HAM harus dibatasi, hal ini mencakup
pemberian label serta penempatan obat HAM secara
terpisah di ruangan. Obat HAM hendaknya ditempatkan
pada kotak atau wadah khusus dan tidak dicampur dengan
obat selain HAM pada satu wadah;
6. Obat HAM elektrolit konsentrat (NaCl 3% dan KCl 7,46%)
yang belum diencerkan hanya boleh disimpan di Instalasi
Farmasi, Instalasi Rawat Intensif, Instalasi Bedah Sentral
dan Instalasi Gawat Darurat, dimana obat-obat dimaksud
diberi tempat tersendiri/ khusus;
7. Selama pemberian obat HAM, pasien harus dimonitor dan
diwaspadai terhadap efek samping yang berpotensi
terjadi. Bila terjadi overdosis dan atau efek samping,
segera laporkan kepada Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPJP), kemudian lakukan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mengelolanya.
f. Pendistribusian
Penyaluran sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai adalah kegiatan mendistribusikan/ menyalurkan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dari gudang
farmasi ke unit pelayanan farmasi
Permintaan stok Bahan Medis Habis Pakai dan Alat Kesehatan
dilakukan masing-masing ruangan dengan menggunakan formulir
bon BHP ke logistik farmasi.
Permintaan stok Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) dari unit pelayanan farmasi dilakukan setiap pagi
dengan mencocokkan sistem mutasi barang hari sebelumnya.
Metode ini disebut metode anfrah.
25 | P a g e
Apabila sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang diminta tidak tersedia gudang farmasi mengajukan permintaan
ke bagian pengadaan dan menginformasikan kepada unit pelayanan
farmasi bahwa sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai tersebut masih dipesankan.
Jam operasional untuk gudang farmasi yaitu pada shift pagi (07.00-
14.00) maka dari itu permintaan dari depo atau unit dilaksanakan
pada jam operasional.
Petugas gudang farmasi mendelegasikan kunci gudang kepada
petugas yang ditunjuk untuk memenuhi kebutuhan mendadak obat
ruangan
26 | P a g e
Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dan pelaporannya dilakukan sesuai peraturan pemerintah
yang berlaku.
h. Pengendalian
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan
penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai. Pengendalian penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai dilakukan oleh instalasi farmasi harus
bersama dengan tim farmasi dan terapi di rumah sakit.
Tujuan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai adalah untuk :
Penggunaan obat sesuai dengan formularium rumah sakit.
Penggunaan obat sesuai diagnosa dan terapi.
Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi
kelebihan, kekurangan atau kekosongan, kerusakan, kadaluarsa,
dan kehilangan serta pengembalian pesanan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Cara mengendalikan persediaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai adalah :
Melakukan evaluasi persediaan barang yang jarang di gunakan
(slow moving).
Melakukan evaluasi persediaan barang yang tidak digunakan
selama 3 bulan berturut-turut (death stok).
Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
i. Administrasi
Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk
memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu.
Kegiatan administrasi terdiri dari:
a. Pencatatan dan Pelaporan
27 | P a g e
- Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, pendistribusian, pengendalian persediaan,
pengembalian, pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
- Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi
Farmasi dalam periode waktu tertentu (bulanan, triwulanan,
semester atau pertahun).
- Jenis-jenis pelaporan yang dibuat menyesuaikan dengan
peraturan yang berlaku.
- Pencatatan dilakukan untuk:
1) persyaratan Kementerian Kesehatan/BPOM;
2) dasar akreditasi Rumah Sakit;
3) dasar audit Rumah Sakit; dan
4) dokumentasi farmasi.
b. Administrasi Keuangan
Apabila Instalasi Farmasi harus mengelola keuangan maka perlu
menyelenggarakan administrasi keuangan. Administrasi keuangan
merupakan pengaturan anggaran, pengendalian dan analisa biaya,
pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan
laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan Pelayanan
Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan,
triwulanan, semesteran atau tahunan.
c. Administrasi Penghapusan
28 | P a g e
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian
terhadap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu
tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan
penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang
berlaku
29 | P a g e
3.3.1 Ketentuan Umum Pelayanan Resep
a. Pelayanan resep obat dilaksanakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
b. Pelayanan resep obat harus sesuai dengan formalarium obat di
RSU Kumala Siwi Mijen Kudus. Pelayanan resep obat diluar
formularium hanya dilayani setelah mendapatkan persetujuan
dari Ketua Tim Farmasi dan Terapi.
c. Resep yang ditulis dengan nama dagang dapat dilayani dengan
obat dengan nama dagang lain dengan bahan aktif yang sama
atau dengan obat generik yang sesuai dengan formularium.
d. Pelayanan resep “pro re nata / prn” dilayani setelah ada
kejelasan/ kepastian tentang indikasi, besarnya dosis maksimal
untuk satu hari, cara pemakaian dan saat pemakaian.
e. Permintaan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP di instalasi
rawat inap dibuat secara tertulis menggunakan KPA kecuali jika
ada keadaan mendesak bisa diberikan terlebih dahulu dan resep
bisa disusulkan.
f. Permintaan obat/ resep antibiotika dan obat “pro re nata” untuk
terapi 3-5 hari, melebihi waktu tersebut Instalasi Farmasi dapat
menghentikan pemberian obat tersebut.
g. Waktu pelayanan resep pasien rawat inap 24 jam.
h. Sistem peresepan bagi pasien rawat inap adalah One day Unit
Dose Dispensing, sedangkan bagi pasien rawat jalan adalah
peresepan individu.
i. Pelayanan obat narkotika harus disertai pelaporan tiap bulan.
j. Pelayanan obat yang perlu diwaspadai sesuai dengan Kebijakan
Obat yang Perlu Diwaspadai.
k. Setiap pelayanan perbekalan farmasi per resep harus di entri ke
dalam billing pasien pada sistem SIM RS.
l. Setiap pasien rawat inap yang akan pulang, harus dilakukan
verifikasi kesesuaian Kartu Obat Pasien dengan billing.
m. Waktu tunggu penyiapan resep rawat jalan untuk obat racikan 60
menit, dan obat jadi 30 menit.
30 | P a g e
n. Laporan indikator mutu pelayanan dan evaluasi resep dilaporkan
ke Koordinator Pelayanan dan Mutu Pelayanan tiap bulan.
o. Sumber obat di Instalasi farmasi berasal dari gudang farmasi.
Jika gudang kosong, dapat meminta stok dari depo lain. Jika stok
kosong, maka pengadaan obat segera dari luar sesuai prosedur
yang berlaku.
31 | P a g e
obat sesuai resep, jika ada ketidakjelasan baik tulisan ataupun
dosis obat dapat dilakukan konfirmasi obat sesuai prosedur yang
berlaku di RSU Kumala Siwi Mijen Kudus, kemudian dilakukan
pelabelan, di lakukan double check oleh apoteker sebelum obat
diserahkan ke pasien dan disertai edukasi jika dibutuhkan.
4. selagi obat disiapkan untuk kemudian diserahkan kepada pasien
5. Prosedur pelayanan resep BPJS : Resep masuk ke instalasi
farmasi, kemudian di entri di billing. Pada pasien BPJS maupun
tanggungan pribadi (umum). terdapat infomasi jenis pembayaran
pasien di sistem SIM RS. Obat diambilkan sesuai resep, jika ada
ketidakjelasan baik tulisan ataupun dosis obat dapat dilakukan
konfirmasi obat sesuai prosedur yang berlaku di RSU Kumala
Siwi Mijen Kudus, kemudian dilakukan pelabelan, di lakukan
double check oleh apoteker sebelum obat diserahkan ke pasien
dan disertai edukasi jika dibutuhkan.
32 | P a g e
1. Menyiapkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan
pada resep
2. Penghitungan kebutuhan perbekalan farmasi baik itu
kesesuaian dosis maupun jumlah yang diminta
3. Penggunaan alat pelindung diri sesuai sifat perbekalan
farmasi.
4. Pengambilan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan
5. Apabila diperlukan dapat dilakukan peracikan.
6. Melakukan pengenceran sirup kering sesuai takaran dengan
air yang layak
7. Melakukan pengecekan pengambilan, atau penyiapan obat
racik
8. Menyiapkan etiket sesuai dengan jenis obat
9. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai
dengan permintaan dalam resep.
10. Melakukan double check sebelum obat diserahkan ke pasien
11. Pemberian edukasi obat jika diperlukan
33 | P a g e
Penyerahan perbekalan farmasi kepada pasien/ keluarga/ perawat
ruangan dilakukan oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian
yang ditunjuk.
Sebelum obat diserahkan harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket
dengan resep). Pengkajian resep dapat dilakukan dengan melihat
ceklist telaah validasi di belakang lembar resep. Pemeriksaan
kembali resep dilakukan oleh petugas yang berbeda dari petugas
yang menyiapkan resep.
Petugas yang menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan,
BMHP berbeda dari petugas yang menyiapkan resep. Jika petugas
yang sama, maka terlebih dahulu telah diperiksa kembali oleh
petugas yang berbeda.
Pemanggilan pasien dengan menyebut nomor antrian. Sebelum
obat diserahkan, memastikan bahwa yang menerima obat adalah
pasien atau keluarga sesuai dengan nama yang tercantum pada
resep. Menyerahkan obat yang telah disiapkan disertai dengan
memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang
terkait dengan obat, misalnya kegunaan obat, kemungkinan efek
samping, cara pemberian obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari. Jika diperlukan dapat dibuatkan salinan resep sesuai
dengan resep asli dan di paraf oleh apoteker.
34 | P a g e
UNIT PELAYANAN
RESEP INSTALASI FARMASI
Persetujuan Pasien
Pembayaran Resep
Ke Kasir
12 | P a g e
3.4 Pelayanan Non Resep
Pelayanan Obat Non Resep merupakan pelayanan kepada pasien yang
ingin melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, Instalasi sediaan farmasi termasuk dalam fasilitas distribusi
atau penyaluran sediaan farmasi, bukan fasilitas pelayanan kefarmasian.
Oleh karena itu instalasi farmasi tidak diperbolehkan menjual obat langsung
kepada pasien tanpa resep dokter.
a. Menjawab pertanyaan;
b. Menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;
c. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan
penyusunan Formularium Rumah Sakit;
b. Bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap;
c. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya; dan
d. Melakukan penelitian.
12 | P a g e
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam PIO:
13 | P a g e
c. membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan Obat;
d. membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan
Obat dengan penyakitnya;
b. meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan;
c. mencegah atau meminimalkan masalah terkait Obat;
d. meningkatkan kemampuan pasien memecahkan masalahnya dalam
hal terapi;
e. mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan; dan
f. Membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan Obat sehingga
dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu
pengobatan pasien.
14 | P a g e
b. Untuk rawat jalan, pemberian obat didokumentasikan dalam Lembar
resep rawat jalan;
c. Setiap mendokumentasikan pemberian obat, perawat yang
bersangkutan menuliskan paraf dan nama terang yang memberikan.
Jika terjadi medication error atau kesalahan pemberian obat, perawat
penanggung jawab pasien mendokumentasikan dalam lembar Insiden
Keselamatan Pasien sesuai dengan alur dari Tim Keselamatan Pasien.
Jika terjadi alergi obat perawat penanggung jawab pasien
mendokumentasikan dalam lembar Monitoring Efek Samping Obat
(MESO) dan melaporkan pada dokter penanggung jawab pasien maupun
farmasi klinis.
15 | P a g e
Proses pendataan dan pelaporan dapat dilakukan secara :
1. Tulis tangan
2. Otomatisasi dengan menggunakan komputer (soft ware)
16 | P a g e
Habis Pakai di Gudang Farmasi yang kedaluwarsanya kurang dari 6 bulan
tahun berjalan.
Prosedur pengelolaan sediaan kadaluarsa adalah :
1. Setiap 2 bulan sekali (stok opname) petugas gudang farmasi mendata
Sediaan farmasi, Alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang
macet dan mendekati kadaluwarsa di unit farmasi maupun unit pelayanan
lain.
2. Petugas gudang farmasi menarik Sediaan farmasi, Alat kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai yang macet dan mendekati kadaluwarsa dan
menata pada rak terpisah dari rak obat yang lainnya.
3. Petugas gudang farmasi menginformasikan ke unit pelayanan farmasi
tentang Sediaan farmasi, Alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
yang macet dan mendekati kadaluwarsa.
4. Petugas gudang farmasi membuat laporan Sediaan farmasi, Alat
kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang macet dan mendekati
kadaluwarsa ke kepala instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Kumala Siwi
Mijen Kudus.
Apabila 6 bulan Sediaan farmasi, Alat kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai sebelum kadaluwarsa belum bisa keluar dari gudang farmasi maka
Kepala Instalasi Farmasi menghubungi pihak distributor untuk di retur
5. Ada sistem pencatatan untuk kegiatan penarikan yang dilakukan.
6. Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai dan pelaporannya dilakukan sesuai peraturan pemerintah yang
berlaku.
17 | P a g e