Anda di halaman 1dari 6

1

Pengertian Kosmetika

Bahan atau campuran bahan yang dalam pemakaiannya dengan cara di gosokan, dilekatkan,
ditaburkan, dipercikan atau disemprotkan di badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik dan mengubah rupa bukan termasuk golongan
obat. Serta zat tersebut tidak mengganggu faal kulit atau kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Pengertian Obat

Obat dirumuskan sebagai bahan, zat atau benda yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan dan
pencegahan suatu penyakit atau bahah, zat yang dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh.

Perbedaan kosmetika dengan obat


Obat: dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh
Kosmetika : tidak mengganggu faal kulit atau mempengaruhi kesehatan tubuh secara
keseluruhan

Fungsi Kosmetika

Mencegah dan menanggulangi problema kulit dan kulit manusia, baik yang disebabkan oleh
gangguan yang dating dari luar maupun proses penuaan kulit dan kulit itu sendiri.

Kosmetika Modern

Kosmetika yang diproduksi secara pabrik (laboratorium), dimana bahan bahan yang dipergunakan
telah tercampur dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan kosmetika tersebut agar tahan lama dan
tidak cepat kadaluarsa.

Kosmedik

Kosmetika yang kedalamnya ditambahkan bahan-bahan aktif tertentu seperti zat-zat anti bakteri atau
jasad renik lainnya, seperti : anti jerawat, anti gatal, anti produk keringat, anti ketombe dan lain-lain
dengan tujuan untuk pengobatan (obat jerawat), untuk pencegahan (anti produk keringat, anti
ketombe) dan lain-lain

Kosmetika Hipoalergik/Hipoalergenik

Kosmetika hipoalergik adalah kosmetika yang didalamnya tidak mengandung zat-zat yang dapat
menyebabkan raksi iritasi dan reaksi sensitasi, merupakan kosmetika yang lebih aman untuk
kesehatan kulit.
2. Penggolongan kosmetik
a. Penggolongan kosmetik dibagi menjadi 13 kelompok, yaitu :
1) Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi.
2) Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule.
3) Preparat untuk mata, misalnya mascara, eye shadow.
4) Preparat untuk wangi wangian, misalnya parfum, toilet water.
5) Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray.
6) Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut.
7) Preparat make up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstick.
8) Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes.
9) Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant.
10) Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku.
11) Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab pelindung.
12) Preparat cukur, misalnya sabun cukur.
13) Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation.

b. Penggolongan kosmetik menurut sifat dan cara pembuatan sebagai berikut:


1) Kosmetik modern, diramu dari bahan bahan kimia dan diolah secara
modern (termasuk antaranya adalah kosmedics)
2) Kosmetik tradisional
a) Betul betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari
bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun temurun.
b) Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet
agar tahan lama.
c) Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar
benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan
tradisional

c. Penggolongan kosmetik menurut kegunaan bagi kulit sebagai berikut:


1) Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit, di
antaranya :
a) Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing cream,
cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
b) Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizing
cream, night cream
c) Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen
foundation, sunblock cream dan lotion.
d) Kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (peeling), misalnya
scrub cream yang berisi butiran butiran halus yang berfungsi sebagai
pengampelas (abrasiver).

2) Kosmetik riasan (dekoratif atau make up)


Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit
sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan
efek psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence) misalnya
bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow, dan lain-lain.
3. Persyaratan Kosmetik
Kosmetik yang diproduksi dan diedarkan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Menggunakan bahan yang memenuhi standart dan persyaratan mutu
serta persyaratan lain yang ditetapkan.
7
b) Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.
c) Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI (BPOM RI).

3 Shampo adalah salah satu kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala
dari segala macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel sel yang sudah
mati dan sebagainya (Latifah. F, 2007).

Pengertian ilmiah shampo adalah sediaan yang mengandung sufkatan


dalam bentuk yang cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak
yang melekat pada rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut,
kulit kepala, dan kesehatan si pemakai (Wikipedia,2011)

Pada umumnya suatu shampo terdiri dari dua kelompok utama, yaitu:
a. Bahan utama
Bahan utama yang sering digunakan adalah deterjen, yang biasanya dapat
membentuk busa, dan bersifat membersihkan.

b. Bahan Tambahan
Penambahan zat-zat ini dimaksudkan untuk mempertinggi daya kerja
shampo supaya dapat bekerja secara aman pada kulit kepala, tidak menimbulkan
kerontokan, memiliki viskositas yang baik, busa yang cukup, pH yang stabil dan
dapat mengoptimalkan kerja deterjen dalam membersihkan kotoran, sehingga
menjadi sediaan shampo yang aman dalam penggunaanya dan sesuai dengan
keinginan konsumen.

Bahan-bahan tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan shampo


diantaranya:
1) Opacifying Agent
Zat yang dapat menimbulkan kekeruhan dan penting pada pembuatan
shampo krim atau shampo krim cair. Biasanya merupakan ester alkohol
tinggi dan asam lemak tinggi beserta garam- garamnya. Contoh : setil
alkohol, stearil alkohol, glikol mono dan distearat, magnesium stearat.
1) Clarifying Agent
Zat yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampo terutama
untuk shampo yang dibuat dengan sabun. Sangat diperlukan pada
pembuatan shampo cair atau shampo cair jernih. Contoh : butil alkohol,
isopropil alkohol, etil alkohol, metilen glikol, dan EDTA.
7
3) Finishing Agent
Zat yang berguna untuk melindungi kekurangan minyak yang hilang pada
waktu pencucian rambut, sehingga rambut tidak menjadi kering dan rapuh.
Contoh : lanolin, minyak mineral.
4) Conditioning agent
Merupakan zat-zat berlemak yang berguna agar rambut mudah disisir.
Contoh : lanolin, minyak mineral, telur dan polipeptida.
5) Zat pendispersi
Zat yang berguna untuk mendispersikan sabun Ca dan Mg yang terbentuk
dari air sadah. Contoh : tween 80.
6) Zat pengental
Merupakan zat yang perlu ditambah terutama pada shampo cair jernih dan
shampo krim cair supaya sediaan shampo dapat dituang dengan baik.
Penggunaanya dalam rentang 2 4%, contoh: gom, tragakan, metil selulosa,
dan karboksi metil selulosa (CMC).
8) Zat pembusa
Digunakan untuk membentuk busa yang cukup banyak, walaupun busa
bukan merupakan suatu ukuran dari shampo, namun adanya busa akan
membuat sediaan shampo menjadi menarik dan sangat disukai oleh para
konsumen. Persyaratan tinggi busa pada umumnya yaitu berkisar antara 1,3
22 cm. Contoh: dietanolamin, monoisopropanol amin.
8) Zat pengawet
8
Zat yang berguna untuk melindungi rusaknya shampo dari pengaruh
mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya sediaan, seperti misalnya
hilangnya warna, timbul kekeruhan, atau timbulnya bau. Digunakan dalam
rentang 12 %, contoh: formaldehida, hidroksi benzoat, metyl paraben,
propil paraben.
9) Zat aktif, untuk shampo dengan fungsi tertentu atau zat yang ditambahkan
ke dalam shampo dengan maksud untuk membunuh bakteri atau
mikroorganisme lainnya. Contoh: Heksaklorofen, Asam salisilat.
10) Zat pewangi, berfungsi untuk memberi keharuman pada sediaan shampo
supaya mempunyai bau yang menarik. Digunakan dengan kadar 12%,
contoh: Minyak jeruk, minyak mawar, dan minyak lavender, minyak bunga
tanjung.
11) Pewarna
Zat pewarna digunakan untuk memberikan warna yang menarik pada
sediaan shampo. Digunakan dengan kadar 1-2%, contoh : untuk pewarna
hijau biasanya digunakan senyawa klorofil atau ultra marin hijau.
12) Zat tambahan lain
Merupakan zat pada formula shampo yang mempunyai fungsi atau maksud
tertentu, seperti shampo anti ketombe, shampoo bayi, shampo
antikerontokan, dan sebagainya. Zat tambahan dapat berupa zat aktif anti
ketombe, ekstrak tumbuhan, vitamin, protein, dan lain-lain
(Wikipedia,2011).

5
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik
dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari
air dan
minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas surfaktan diperoleh
karena
sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka
akan
air (hidrofilik) dan bagian non polar yang suka akan minyak/lemak (lipofilik).
Bagian
polar molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negatif atau netral. Sifat
rangkap ini
yang menyebabkan surfaktan dapat diadsorbsi pada antar muka udara-air,
minyak-air
dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada
pada fase
air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun
terendam
dalam fase minyak. Umumnya bagian non polar (lipofilik) adalah merupakan
rantai
alkil yang panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus
hidroksil. (Jatmika, 1998)

Permintaas surfaktan di dunia internasional cukup besar. Pada tahun 2004,


permintaan surfaktan sebesar 11,82 juta ton per-tahun dan pertumbuhan
permintaan
surfaktan rata-rata 3 persen per-tahun (Widodo, 2004). Penggunaan surfaktan
sangat
bervariasi, seperti bahan deterjen, kosmetik, farmasi, makanan, tekstil, plastik
dan lainlain.
Beberapa produk pangan seperti margarin, es krim, dan lain-lain menggunakan
surfaktan sebagai satu bahannya.

Jenis surfaktan yang biasanya digunakan pada produk-produk kosmetika dan


pangan adalah lemak/asam lemak yang berasal dari minyak kelapa, dan saat ini
seluruhnya diimpor dari negara lain. Surfaktan alkanolamida yang berasal dari
minyak
kelapa contohnya coconut dietanolamida. Coconut dietanolamida dimanfaatkan
sebagai
penstabil busa, bahan pendispersi, dan viscosity builder pada produk-produk
toiletries
dan pembersih seperti shampo, emulsifier, bubble bath, detergen bubuk dan cair,
stabilizer skin conditioner dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai