Anda di halaman 1dari 30

Dosen :

Dewi Oktavia Gunawan, M.Farm.,Apt.

KOSMETIKA
HEWAN
Sediaan Kosmetik Hewan
 Produk kosmetik yg diaplikasikan pada
hewan sehat  kulit atau rambut atau bulu
binatang (fur) untuk memperbaiki penampilan
fisik atau bau khas hewan.
 Syarat:
1) tidak mengandung antiseptik, antimikroba,
antibiotik atau bahan aktif lain.
2) Tidak menyebabkan perubahan pada
kesehatan, produksi dan penampilannya.
3) Product has no therapeutic effect
Perbedaan sediaan kosmetik hewan
 Tidak mengandung bahan aktif (tertera pd
labelnya).
 Pada label bertuliskan statement “cosmetic
product” (product has no therapeutic effect).
 Menggunakan statement “for application to
animals only” untuk membedakannya dari
produk obat hewan.
 Produk obat hewan menggunakan
statement “for animal treatment only”.
Jenis produk kosmetik hewan
1. Include products
 Topically to ears
 Teeth or gums
dengan tujuan membersihkan atau
mengurangi bau khas hewan.
2. Exlude products
 Applied to eyes, or
 Teats of animals producing milk
Contoh produk kosmetik hewan:
 Shampoos and coat conditioners  to help
clean, condition or shine an animals skin, coat or
fur.
 Deodorants or parfumes  to help mask
odours or make animals smell fresh.
 Emollients  to help moisturise or soften an
animals skin, hooves or pads.
 Toothpastes  to help clean teeth and gums.
 Ear cleaners  to help clean and deodorise dirty
ears by softening and removing the build-up of
wax and dirt.
 Catt: pembersih telinga harus tidak
mengandung antimicrobial atau
antiinflammatory ingredient, seperti:
malic acid, lactic acid, acetic acid or
salicyl acid, disodium edetate, etc.
 Essensial oils  sebagai fragrance
dan ≤1% diaplikasikan pd animals skin
(cosmetic messages)
SEDIAAN SHAMPO
Definisi
 Shampo :
 sejenis cairan, seperti sabun, yg berfungsi
meningkatkan tegangan permukaan sehingga
dpt membersihkan kotoran di kulit rambut.
 Sediaan yg mengandung surfaktan dlm
bentuk yg cocok dan berguna untuk
menghilangkan kotoran dan lemak yg melekat
pd rambut dan kulit rambut agar tidak
membahayakan rambut, kulit rambut dan
kesehatan hewan peliharaan.
 Digunakan dengan mencampurkan dengan
air dengan tujuan untuk melarutkan minyak
alami yg diproduksi oleh tubuh.
 Bentuk :
 Sediaan cairan (digunakan dgn
campuran air).
 Sediaan kering berupa serbuk (tidak
menggunakan air)  kucing atau anjing
yg tdk menyukai bersentuhan dgn air.
Penggunaan Shampo untuk Hewan

Pertimbangkan siapa yg akan


menggunakan sediaan shampo???
 Penggunaan shampo manusia pd hewan
berpotensi :
 Kemerahan (erythema)
 Pengelupasan (scaling)
 Retak-retak (fisure)
 Perbedaan pH yg signifikan antara kulit
hewan dan kulit kepala manusia.
 Semakin jauh beda pH antara sediaan dgn pH
fisiologi kulit (jauh lebih tinggi atau jauh lebih
rendah), maka kulit akan mjd lebih lunak dan
penetrasi senyawa dlm shampo dipermudah 
semakin besar resiko reaksi alergi
 pH sediaan shampo : antara 7,37 – 8,07
 Pengatur pH: Asam sitrat
 Diharapkan pH sediaan shampo sama dgn pH
kulit.
SYARAT-SYARAT SUATU SEDIAAN DIKATAKAN SEBAGAI
SHAMPO:

1. Dapat membersihkan dengan baik


2. Memiliki sifat membasahi
3. Memiliki sifat mengemulsi
4. Dapat membentuk busa
5. Menyehatkan dan dapat membersihkan kulit kepala
6. Mudah dicuci dan dibilas
7. Dapat membuat rambut lebih mudah disisir dan dipola
8. Dapat membuat rambut lebih cemerlang
9. Tidak mengiritasi mata
10. Tidak toksik
11. Menyebabkan bau harum
12. Bila diperlukan mengandung bahan obat untuk mengatasi
penyakit rambut dan kulit kepala (medicated shampoo)
BAHAN-BAHAN PENYUSUN SEDIAAN
SHAMPO:
1. Surfaktan
2. Pengental
3. Pembentuk dan penstabil busa
4. Pelembab
5. Pengawet
6. Pewangi dan Pewarna
1. Surfaktan
 Fungsi: mengangkat kotoran yg terdapat pd rambut & kulit
kepala.

 Empat jenis surfaktan:


1) Golongan anionik: natrium lauril sulfat, trietanolamin
lauril sulfat dan potassium stearat  daya bersih yg
kuat meski menggunakan air sadah, harga murah.
2) Golongan kationik: dietilaminoetil-oleil amid asetat 
daya pembasah kuat tetapi daya bersih kurang baik.
3) Golongan amfoterik: trietanolamin-lauril-beta-
aminopropionat dan natrium-lauril-beta-
aminopropionat.
4) Golongan nonionik: sorbiton monolaurat  tdk pernah
dipakai secara tunggal krn hasil busa sedikit, harga mahal.
2. Pengental
 Fungsi: mengatur atau mengontrol
viskositas sediaan shampo  mudah
dituang dari wadah.
 Contoh: sodium chloride
3. Pembentuk & Penstabil Busa
 Fungsi : meningkatkan daya tarik
konsumen  sediaan shampo yg
menghasilkan banyak busa paling byk
disukai.
 Penambahan bahan pembentuk dan
penstabil busa berfungsi membentuk
busa yg stabil.
4. Pelembab
 Fungsi:
a. melembabkan kulit dan rambut
b. Mencegah penguapan air yg
berlebihan pd kulit yg menyebabkan
kulit retak-retak.
5. Pengawet
 Fungsi : menekan pertumbuhan
mikroorganisme (karena penyimpanan
yg lama) pd sediaan shampo sehingga
stabilitas sediaan dapat dipertahankan.
 Contoh: tetrasodium EDTA (khelating
agent/antioksidan), preservative.
6. Pewangi dan Pewarna
 Fungsi: memperbaiki tampilan dan nilai
estetika dari sediaan shampo.
Eksipien dalam sediaan Shampo

1. Deltametrin, nama lain Decametrin;


Butox
 Merupakan insektisida (kelompok
pestisida pyrethroids).
 Fungsi: mengendalikan insektisida 
paralisis serangga (infeksi kutu anjing).
 Aroma kurang menyenangkan, bau
apek.
2. Natrium Lauril Sulfat (surfaktan
anionik)
 efek toksik sedang  akut spt: iritasi
kulit, iritasi mata, iritasi membran
mukosa dan iritasi lambung jk
tertelan.
 Penggunaan ≥10% sebagai surfaktan
dlm sediaan shampo.
3. Gom xanthan
 Tipe serat terlarut (Soluble fiber) 
membentuk gel.
 Inkompatibel dgn surfaktan dan polimers
serta pengoksidasi.
4. Aloe phytelene colorless EG-543
 Bau khas lidah buaya.
 Memberi efek melembabkan dan
mengembalikan kealamian kulit.
 Konsentrasi lidah buaya cair yg
digunakan pd sediaan shampo sbg
bahan pelembab : 5-20%.
5. Gliseril monostearat
 Fungsi sebagai pelembut dgn
konsentrasi 1-5%; agen pengemulsi,
pelarut, stabiliser dan bahan pembasah.
6. Lexgard P (5-bromo-5-nitro-1,3-
dioxan dan 1,2-propilen glikol)
 Fungsi sebagai pengawet pd sediaan yg
menggunakan surfaktan (shampo dan
sabun cair).
 Konsentrasi sebagai pengawet : 0,2%.
7. Alfa Tokoferol
 Fungsi sebagai antioksidan dlm
konsentrasi 0,001-0,05%.

8. Kalium Klorida (KCl)


 Fungsi sebagai stabiliser dan agen
pembentuk gel.
TUGAS
1. Definisi Kosmetika Medik Veteriner ?
2. Jenis Kosmetika Medik Veteriner ?
Thank you

Anda mungkin juga menyukai