Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

KOPROLOGI

Oleh
Nurkhalijah Nasution

B041100

Andi Tiara Armas

B04110095

Muhammad Reza R.

B04110169

Jannatul Ajilah

B04120124

BAGIAN PENYAKIT DALAM


DEPARTEMEN KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Pendahuluan
Saluran gastrointestinal adalah sebuah rentetan saluran membrane mukosa.
Tujuan organ ini adalah untuk mengabsorpsi cairan dan nutrisi, menyiapkan makanan
untuk absorpsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh, dan merupakan tempat feses
sementara. Feses merupakan sisa hasil pencernaan dan absorbs dari makanan yang
dikonsumsi, dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat
hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin,
debris, celulosa gas indol, skatol,sterkobilinogen dan bahanpatologis. Pemeriksaan
tinja dapat dilakukan untuk menentukan kelainan-kelainan yang terjadi pada saluran
pencernaan.
Feses merupakan sisa makanan yang telah dicerna oleh usus dan dikeluarkan
oleh tubuh dalam bentuk benda padat. Pada keadaan abnormal atau adanya kelainan
di dalam saluran cerna, tinja dapat menunjukkan bentuk serta hasil pemeriksaan yang
abnormal. Tinja merupakan spesimen yang penting untuk diagnosis adanya kelainan
pada system traktus gastrointestinal seperti diare, infeksi parasit, pendarahan
gastrointestinal, ulkus peptikum, karsinoma dan sindromamal absorbsi.
Pemeriksaan dan tes yang dapat dilakukan pada tinja umumnya meliputi: Tes
makroskopi, tes mikroskopi, tes kimia dan tes mikrobiologi. Pemeriksaan
mikroskopik tinja digunakan mikroskop cahaya untuk melihat unsur abnormal seperti
telur cacing, sisa makanan yaitu lemak, amilum, adanya eritrosit bila ada perdarahan.
Tinjauan Pustaka
Pankreas adalah organ pipih yang terletak dibelakang dan sedikit di bawah
lambung dalam abdomen. Organ ini memiliki 2 fungsi : fungsi endokrin dan fungsi
eksokrin (Sloane 2003). Bagian eksokrin dari pankreas berfungsi sebagai sel asinar
pankreas, memproduksi cairan pankreas yang disekresi melalui duktus pankreas ke
dalam usus halus (Sloane 2003). Pankreas terdiri dari 2 jaringan utama, Sloane
(2003), yaitu: a. Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum. b. Pulau

langerhans yang mengeluarkan sekretnya keluar. Tetapi, menyekresikan insulin dan


glukagon langsung ke darah.
Pulau-pulau langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pankreas
tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1-3 % dari berat total pankreas.
Pulau langerhans berbentuk opoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar
pulau langerhans yang terkecil adalah 50, sedangkan yang terbesar 300, terbanyak
adalah yang besarnya 100-225. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas
diperkirakan antara 1-2 juta (Sloane, 2003).
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai
panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat
peranan utama. Pertama asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan
glikolipid. Kedua banyak protein yang dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam lemak,
yang menempatkan protein tersebut kelokasi lokasinya pada membran. Ketiga asam
lemak merupakan molekul bahan bakar, asam lemak

disimpan dalam bentuk

triasilgliserol yang merupan ester gliserol. Triasilgliserol disebut juga lemak netral.
Keempat derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intasel (Poedjiadi
1994).
Tripsin termasuk enzim proteolitik golongan endopeptidase yang berfunsi
proses hidrolisis. Tripsi merupakan bentuk aktif tripsinogen. Tripsinogen termasuk
golongan enzim monomerik yaitu enzim yang hanya terdiri dari satu rantai peptida
dan mengandung bagian aktif dari enzim tersebut (winarno 1995).
Kompisisi kimia serat makanan bervariasi tergantung dari kompisisi dinding
sel tanaman penghasilnya. Pada dasrnya komponen penyusun dinding sel tanaman
terdiri dari selulosa, hemiselulosa , pektin, lignin, gum, mucilage yang kesemuanya
ini termasuk dalam serat makanan. Konsumsi serat makanan berhubngan dengan
penurunan absorbsi kolesterol, fermentasi dan peningkatan pelepasn empedu (Murray
2003).

Metodelogi
Tes fungsi traktus digestifus
a. Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan lemak netral dalam feses
Cara kerja:
Sample feses diletakan diatas gelas objek
Ditambahkan 2 tetes air dan diaduk sampai tercampur merata
2 tetes alcohol 95 %
4 tetes sudan III/IV jenuh dan diaduk sampai merata
Ditutup dengan gelas penutup dan amati dibawah mikroskop dengan

10x40
Diamati butiran droplet yang berarna orange

Pemeriksaan serabut otot


Cara kerja:

Sample feses
2 3 tetes sol. Lugols iodin dan ditutup dengan menggunakan gelas

penutup
Diamati dibawah mikroskop dengan 10x40 terhadap adanya
serabut/granula kasar yang berarna hitam kebiruan.

Pemeriksaan asam lemak bebas dalam feses

Sample feses
Ditambahkan beberapa asam lemak asetik glacial diaduk sampai

merata
Beberapa tetes sudan III/IV jenuh dan diaduk merata
Ditutup dengan gelas penutup dan diamati dibawah mikroskop 10x40
Diamati terhadap adanya butiran droplet yang berwarna merah orange.
b. Pemeriksaaan aktivitas tripsin
Aquades 9 ml dicampur dengan feses hingga mencapi volume 10 ml,
lalu disentrifuge bagian supernatanya yang akan digunakan sebagai

sample
Gelatin 7.5 % sebayak 2 ml dihangatkan mencapai 37 derajat celcius
Kemudian ditamabahkan kedalam gelatin sebanyak 1ml Na2CO3 5 %

dalam 1ml supernata --- tabung 1


Disiapkan blanko yang berisis 1ml gelatin 7.5% + 1ml Na2CO3 5 % +
1ml aquades. ---tabung 2

Kalau tabung 1dan 2 di inkubasi 37 derajat celcius selama 30 menit

atau pada suhu kamar selama 2.5 jam


Kemudian dimasukan kedalama refrigrator selama 20 menit, setelah
itu dibaca hasilnya.

Hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan lemak netral

Hasil
Tidak ditemukan lemak netral dalam

Pemeriksaan lemak bebas

feses
Tidak ditemukan lemak bebas dalam

feses
Pemeriksaan serabut otot dan serat kasar Tidak ditemukan serabut otot karena hean
dalam feses
Pemeriksaan aktivitas tripsin

yang digunakan ruminansia


Sample feses tetap cair

Pembahasan
Dari hasil pengujian asam lemak netral pada feces sapi uji didapat bahwa
tidak ditemukan droplet berwarna merah orange. Hal ini menginterpretasikan
pankreas berfungsi dengan baik dan enzim lipase berfungsi dengan baik. Selanjutnya,
pada pengujian asam lemak bebas tidak ditemukan butiran droplet. Melalui uji
tersebut, bila tidak terdapat butiran droplet orange, dapat dikatakan sapi uji memiliki
penyerapan usus yang baik. Pada pengujian pemeriksaan serabut otot, tidak
ditemukan serabut otot pada feces. Hal tersebut dikarenakan sapi adalah hewan
pemakan rumput, maka pada feces ditemukan serat kasar. Adanya serat kasar
mengindikasikan pankreas berfungsi dengan baik dan menghasilkan enzim emilase
dengan baik. Terakhir, pada pengujian aktivitas tripsin didapatkan hasil tabung uji
lebih cair dari pada tabung blanko. Tabung blanko berubah membentuk gel. Hal
tersebut

menginterpretasikan

bahwa

pankreas

berfungsi

dengan

baik

dan

menghasilkan tripsin.
Simpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa sapi yang diuji fecesnya
memiliki pankreas yang berfungsi baik, memiliki enzim lipase dan amylase yang

bergungsi dengan baik serta menghasilkan tripsin karena terdapat aktivitas tripsin.
Disamping itu juga memiliki penyerapan usus yang baik.
Daftar pustaka
Murray, R.K. dkk. 2003. Biokimia Klinik Edisi 4. Jakarta :EGC.
Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Winarno, F.G., 1995. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai