Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara handling, restrain, vena sectio dan pemberian obat yang baik dan benar tanpa menyakiti hewan dan tetap membuat hewan merasa nyaman. Hewan yang digunakan yaitu anjing dan kucing yang dilakukan di Kampus Unhas Baraya. Metode yang digunakan yaitu menggendong/mengangkat hewan, restrain moncong, restrain injeksi IV, dan cara pemberian obat melalui suntikan IV. Dari Praktikum ini, kesimpulan yang dapat diambil yaitu ada banyak cara untuk handling dan restrain hewan yang akan dilakukan pemeriksaan, dilakukan pembendungan saat melakukan vena sectio dan pemberian obat secara IV dilakukan pada vena cephalica (kaki depan) atau vena saphena (kaki belakang). Praktikum Ilmu Bedah ini dilaksanakan di kampus Unhas Baraya pada Hari Selasa 23 September 2014 dengan membahas tentang bagaimana cara Handling, Restrain, Pegambilan darah dan pemberian obat yang baik tanpa menyakiti hewan dan membuat hewan merasa nyaman, praktikum ini menggunakan Kucing dan Anjing cara pengambilan darah dilakukan pada vena cephalica dan vena saphena serta dilakukan praktek infuse dengan menggunakan abocat, dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa teknik restrain dilakukan beriringan dengan handling sebelum melakukan Vena section perlu dilakukan pencukuran terhadap daerah yang tempat vena yang akan
Pendahuluan Anjing adalah salah satu hewan yang mudah bersosialisasi dengan manusia. Hubungan anjing dan manusia sudah terjalin cukup lama sejak ratusan tahun silam. Manusia primitif bahkan memanfaatkan anjing untuk teman berburu (Davis, 2006). Kucing merupakan salah satu contoh hewan yang kehidupan sosialnya banyak berhubungan dengan manusia. Hewan ini banyak dijadikan peliharaan manusia sehingga tingkat kesejahteraannya mendapat perhatian yang cukup bagus dari pemiliknya. Beberapa tindakan medis sering dilakukan pada kucing baik untuk 2
perawatan maupun untuk penampilan (cosmetic surgery). Tujuan dari penetapan dokter hewan ialah untuk menciptakan rasa aman dan rasa stress yang kurang bagi pasien, staf dan klien sambil tetap memenuhi kebutuhan medis dari hewan tersebut. Penggunaan teknik penanganan hewan meningkatkan kesejahteraan hewan dan membuat klien senang. Menurut study JAVMA, presentasi klien lebih mementingkan pengobatan terhadap hewan kesayangannya dibandingkan dengan diri mereka sendiri. Pada survei yang sama, mayoritas berekspektasi bahwa dokter hewan tidak akan melakukan kekerasan yang berlebihan dalam menangani hewan kesayangan. Teknik penanganan hewan, dalam hubungannya dengan manajemen keselamatan yang tepat. Penanganan yang aman akan membuat dokter hewan dan staff merasa aman, kesejahteraan bagi pasien, dan ekspektasi yang sangat diharapkan oleh banyak klien. Seekor anjing harus selalu diperhatikan dengan dukungan yang tepat. Anjing dapat dibatasi pergerakannya dengan cara berbaring atau duduk untuk injeksi atau prosedur minor. Untuk venipuncture, asisten dapat membatasi pergerakan hewan di atas meja dengan satu lengan melingkar pada leher. Tangan lainnya bebas untuk membatasi pergerakan badan apabila perlu dilakukan. Anjing yang malu atau takut membutuhkan waktu lebih untuk membuatnya merasa nyaman. Bergerak lambat dan berbicara dengan pelan akan membantu mencegah hewan ketakutan.
Materi dan Metode Praktikum ini dilakukan di Kampus Unhas Baraya dengan menggunakan 2 hewan yaitu anjing dan kucing. Alat dan bahan yang disiapkan yaitu : abocat no.22 dan 24, satu set infus, gunting bengkok tumpul-tumpul, antiseptik (alkohol), tali kompor, infus set. Metode yang digunakan yaitu handling, restraint, venasectio dan pemberian obat. 1. Restrain Anjing Menggendong/mengangkat anjing : tangan kanan diselipkan di ventral tubuh anjing dengan jari tangan ( kecuali ibu jari ) dilewatkan diantara kedua kaki depan, sehingga menyangga bagian dada anjing. 3
Tangan kiri digunakan untuk memegang kulit bagian dorsal leher sehingga anjing tidak dapat menggigit. Restraint Moncong : Loop dari tali kompor atau perban dengan simpul surgeons knot diselipkan ke moncong anjing kemudian dikencangkan ( posisi orang searah dengan anjing, tidak berhadapan dengan anjing ). Selanjutnya tali ditarik ke bawah dagu dan disimpulkan dengan overhand knot, kemudian tali ditarik ke arah dorsal leher dan disimpul kuat dengan refers knot. Restrain untuk injeksi intravena diperlukan pembantu/asisten untuk merestraint anjing tersebut. Asisten menahan kepala anjing dengan lengan kanan. Tangan yang lain menahan kaki depan anjing sekaligus membendung vena cephalica. Sedapat mungkin lengan kiri menjepit tubuh hewan agar tetap tenang.
2. Restrain Kucing Menggendong/mengangkat kucing : tangan kanan diselipkan. Jari telunjuk menopang dada kucing. Tangan kiri menahan bagian dorsal leher dengan lembut, selanjutnya kucing diangkat. Jepit tubuh kucing diantara tekukan lengan dan pinggang. Restrain untuk injeksi IV : dilakukan dengan cara sebagai berikut, kaki depan kiri dan kepala kucing ditahan dengan tangan kiri. Ibu jari asisten menekan cakar kucing sehingga menempel pada muka kucing. Jari-jari tangan yang lain dilingkarkan dibagian dorsal leher kucing sehingga posisi kucing terkunci. Tangan kanan asisten digunakan untuk menahan kaki depan kanan sekaligus untuk membendung vena cephalica. Posisi lengan diusahakan dapat menjepit tubuh kucing agar tetap tenang.
3. Suntikan IV/Dalam Pembuluh Darah Balik Tempat suntikan : biasanya dilakukan melalui vena cephalica dan tarsal recurent. Pada kucing melalui vena femoralis dan cephalica. Teknik suntikan : a. Untuk menahan/membendung aliran vena, torniquet ditempatkan di proksimal vena yang akan ditusuk, 4
atau dibendung dengan ibu jari salah satu asisten. b. Pada suntikan vena cephalica, ibu jari ditempatkan di atas siku dan digunakan untuk menekan vena, sedangkan keempat jari lainnya berada dibawah (siku) memegangi kaki tersebut. Dengan memegangi kaki dibagian tersebut, restrain kaki menjadi lebih efektif sehingga anjing mengalami kesulitan melakukan gerakan yang menghentak dan dislokasi jarum juga dapat dihindari. Sedangkan tangan yang sat (kiri) memegang bagian leher atas untuk menahan gerakan kepala.
Pembahasan Pada praktikum kali ini, diperlihatkan oleh asisten bagaimana cara handling dan restrain yang benar sehingga memberikan rasa nyaman kepada hewan yang nantinya akan dilakukan pemeriksaan fisik. Pertama, diperlihatkan bagaimana cara menggendong anjing/kucing yang sakit dengan cara meletakkan tangan di ventral dada kemudian dilewatkan diantara kaki depan. Sebisa mungkin hewan tersebut didekatkan pada badan yang menggendong agar hewan merasa nyaman dan tidak memberontak. Diperlihatkan pula cara merestrain moncong agar anjing/kucing tidak menggigit saat dilakukan pemeriksaan. Setelah diperlihatkan, praktikan melakukan handling and restrain secara bergantian. Kedua, diperlihatkan bagaimana cara vena sectio yaitu mencari vena di dalam jaringan bawah kulit dengan membuat sayatan dan diseksi jaringan disekitar vena yang dicari. Vena yang dicari yaitu vena cephalica pada kaki depan dan vena saphena pada kaki belakang. Untuk melihat dengan seksama vena yang dicari, maka dilakukan bendungan disekitar daerah vena dengan menggunakan bantalan ibu jari. Setelah ditemukan, maka daerah disekitar vena diperkuat/ditahan dengan jari agar pembuluh darahnya tidak bergeser sehingga memudahkan saat melakukan pengambilan darah. Setelah diberikan contoh, pratikan diperbolehkan untuk mencari dan membendung vena. Ketiga, diperlihatkan bagaimana cara pemberian obat secara parenteral melalui injeksi intra vena (IV). Rambut anjing/kucing 5
disekitar vena digunting untuk memudahkan penglihatan kemudian dibendung dan dilakukan injeksi. Setelah tepat mengenai pembuluh darah, maka abocat yang digunakan dikeluarkan perlahan dan diplester agar tidak lepas. Kemudian dilakukan pemasangan infus yang kemudian dipererat lagi dengan menggunakan plester.
Kesimpulan Dari praktikum dapat diambil kesimpulan: 1. Handling restrain dapat dilakukan dalam berbagai cara seperti handling saat menggendong/mengangkat, restrain moncong atau restrain untuk injeksi intravena. 2. Untuk melihat dengan seksama vena yang dicari, maka dilakukan bendungan disekitar daerah vena dengan menggunakan bantalan ibu jari. 3. Cara pemberian obat secara IV dilakukan melalui vena cephalica pada kaki depan atau melalui vena saphena pada kaki belakang.
Daftar Pustaka Erwin, Nuzul Asmilia,dkk. 2013. Kadar Hemoglobin Selama Induksi Anestesi Per Inhalasi Dan Anestesi Per Injeksi Pada Anjing Lokal (Canis lupus familiaris). Jurnal Medika Veterinaria Vol.7.
Gunanti, Dwi Endrawati,dkk. 2013. Identifikasi Golongan Darah dan Kemungkinan Hubungannya dengan Warna Rambut Pada Kucing Domestik Indonesia (Felis familiaris). Jurnal Kedokteran Hewan Vol.7.
Hopfensperger, Marie. Humane Handling Of Dogs To Minimize Fear and Maximize Safety. Michigan State University College Of Veterinary Medicine.
( membuat proposal kegiatan sesuai dengan profesi )