Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

KOPROLOGI



Oleh

Iga Mahardi B04110014
Faisal Amri Satrio B04110024
Noviana Dewi B04110026
Selma Anggita B04110031
Meiliana Puspita U. B04110038
Prista Ayu Nurjanah B04110041













BAGIAN PENYAKIT DALAM
DEPARTEMEN KLINIK REPRODUKSI DAN PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Saluran gastrointestinal adalah sebuah rentetan saluran membran mukosa.
Tujuan organ ini adalah untuk mengabsorpsi cairan dan nutrisi, menyiapkan
makanan untuk absorpsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh, dan merupakan tempat
feses sementara. Feses merupakan sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari
makanan yang dikonsumsi, dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan,
zat hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak,
urobilin, debris, celulosa gas indol, skatol,sterkobilinogen dan bahan patologis.
Pemeriksaan tinja dapat dilakukan untuk menentukan kelainan-kelainan yang
terjadi pada saluran pencernaan.
Feses merupakan sisa makanan yang telah dicerna oleh usus dan
dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk benda padat. Pada keadaan abnormal atau
adanya kelainan di dalam saluran cerna, tinja dapat menunjukkan bentuk serta
hasil pemeriksaan yang abnormal. Tinja merupakan spesimen yang penting untuk
diagnosis adanya kelainan pada system traktusgastrointestinal seperti diare,
infeksi parasit, pendarahan gastrointestinal, ulkus peptikum, karsinoma dan
sindroma malabsorbsi. Pemeriksaan dan tes yang dapat dilakukan pada
tinjaumumnya meliputi : Tes makroskopi, tes mikroskopi, tes kimia dan tes
mikrobiologi. Pemeriksaan mikroskopik tinja digunakan mikroskop cahaya untuk
melihat unsur abnormal seperti telur cacing, sisa makanan yaitu lemak, amilum,
adanya eritrosit bila ada perdarahan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pankreas merupakan organ lunak dengan permukaan berlobus-lobus
dengan panjang sekitar 12 -20 cm, terletak melintang di bagian atas abdomen
daerah epigastrium dan hipokondrium kiri, di belakang gaster dalam ruang
retroperitoneal. Di bagi atas, kaput dengan prosessus uncinatus, kolum, korpus
dan kauda. Kaput pankreas terletak setinggi vertebra L2 dekat midline. Sedangkan
kauda pankreas terletak setinggi vertebrata L1 bagian atas kaput pankreas
dihubungkan dengan korpus pankreas oleh kolum pankreas yaitu bagian pankreas
yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm. Bagian superior pankreas
berhubungan dengan foramen gastroepiploicum yang ditutupi oleh omentum
minus dan struktur-struktur yang mengisi di dalam omentum tersebut. Di bagian
anterior, pars superior duodenum menutupi bagian superior kaput pankreas dan
dibawahnya, mesokolon tranversa terletak melintang.
Adapun batas-batas dari bagian pankreas adalah sebagai berikut :
1. Kaput Pankreas meluas ke kanan sampai pada lengkungan duodenum, terletak
sebelah anterior dari vena cava inferior dan vena renalis kiri.
2. Processus uncinatus yang merupakan bagian dari kaput pankreas terletak di
bawah vena mesenterika superior.
3. Kolum pankreas yang merupakan hubungan antara korpus dan kaput pankreas
terletak di atas pembuluh darah mesentrika superior dan vena porta.
4. Korpus pankreas berbentuk segitiga dan meluas hingga ke hilus ginjal kiri.
Terletak di atas aorta, vena renalis kiri, pembuluh darah limpa dan pangkal vena
mesenterika inferior.
5. Kauda pankreas terletak pada ligamentum lienorenal dan berakhir pada hilus
limpa.(6)
Saluran pankreas utama (Wirsungi) dimulai dari kauda pankreas sampai ke
hulu pankreas berjalan bersisian dengan saluran empedu beberapa millimeter
sebelum akhirnya bergabung dengan saluran empedu di ampula hepatiko-
pankreatika dan bermuara pada papilla vater (papilla mayor) ke dalam duodenum
sepanjang 1,5 cm. Saluran pankreas minor (Santorini) atau duktus pankreatikus
asessorius di papilla minor terletak 2 cm di kranial papilla vater. Diameter saluran
pankreas yang awalnya pada dewasa muda sebesar 3 4 mm.
Pada pangkal ampula hepatiko-pankreatika terdapat sfingter Oddi. Sfingter Oddi
merupakan otot yang berkembang dari otot duodenum, mengelilingi saluran
utama tempat bermuara saluran empedu dan saluran pankreas pada ampulla vater.
Sebagian otot dari sfingter ini akan membentuk sfingter choledochal dan sfingter
duktus pankreas, yang berfungsi untuk mencegah refluks cairan empedu ke dalam
pankreas ataupun sekresi pankreas ke dalam sistem biliar.
Pankreas cukup kaya dengan pasokan darah yang berasal dari trunkus
seliakus dan arteri mesenterika superior. Umumnya (dari 90 % orang), trunkus
seliakus mempercabangkan arteri hepatika kommunis, splenika dan gastrika
sinistra. Arteri hepatika kommunis akan mempercabangkan a. gastroduodenalis
yang berikutnya akan mempercabangkan arteri anterior dan posterosuperior
pankreatikoduodenalis dan memperdarahi bagian kaput pankreas. Dan
membentuk kolateral dengan arteri anterior dan posterior inferior
pankreatikaduodenale yang berasal dari arteri mesenterika superior. Arteri
dorsalis pankreas yang berasal dari a. splenika akan menyuplai daerah kaput dan
a. transversalis pankreatika akan memperdarahi korpus dan kauda pankreas.
Beberapa cabang dari arteri splenika akan beranastomose dengan arteri
tranversalis yang juga mensuplai darah untuk korpus dan kauda pankreas.
Kaput pankreas dialiri oleh vena yang paralel dengan arterinya yang pada
bagian anterior dari kaput akan bermuara pada mesenterika superior dan bagian
posterior bermuara pada vena porta. Sehingga pada reseksi kaput pankreas, vena-
vena tersebut harus diligasi dengan hati-hati, sedang aliran vena dari korpus dan
kauda pankreas akan bermuara langsung pada vena splenika melalui vena
pankreatika inferior ke vena mesenterika inferior dan superior.
Lemak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida.
Salah satu sifat khas dari golongan lipida (lemak dan minyak) adalah daya
larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzena, dan kloroform) atau
sebaliknya ketidaklarutannya dalam air. Lemak dan minyak secara kimiawi adalah
trigliserida yang merupakan bagian terbesar kelompok lipida (Ketaren 1986).
Lemak adalah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu
trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap karbon memiliki
gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, dan tiga molekul
asam lemak, oleh karena itu lemak termasuk suatu trigliserida (Poedjadi 1994).
Asam lemak selain terdapat sebagai senyawa ester di dalam lemak dan
minyak alami, juga ditemukan dalam bentuk tak-teresterifikasi sebagai asam
lemak bebas yaitu bentuk transport yang ada di dalam plasma darah. Asam lemak
yang terdapat dalam bentuk lemak alami biasanya merupakan derivat rantai lurus
dan mengandung atom karbon dengan jumlah genap, karena senyawa tersebut
disintesis dari dua unit karbon. Rantai tersebut berupa rantai jenuh dan rantai tak
jenuh (Murray 1995).
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai
panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat
peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan
glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi
membran biologi. Kedua, banyak protein dimodifikasi oleh ikatan kovalen asam
lemak, yang menempatkan protein-protein tersebut ke lokasi-lokasinya pada
membran. Ketiga, asam lemak merupakan molekul bahan bakar. Asam lemak
disimpan dalam bentuk triasilgliserol, yang merupakan ester gliserol yang tidak
bermuatan. Triasilgliserol disebut juga lemak netral atau trigliserida. Keempat,
derivat asam lemak berperan sebagai hormon dan cakra intrasel.
Tripsin sendiri menurut Word Net Dictionary (2003) merupakan enzim dari
pankreas yang mengkatalis hidrolisa protein kedalam unit peptida lebih kecil.
Sedangkan menurut Webster Dictionary (1913), tripsin menyebabkan protein
pecah menjadi bagian kecil. Menurut Biology Dictionary (2003), tripsin
merupakan enzim proteolitik yang menghidrolisa ikatan peptida pada gugus
carboxyl menjadi asam amino. Tripsin merupakan salah satu protease atau enzim
yang menghidrolisis protein. Tripsin lebih banyak digunakan salam bidang
Kedokteran daripada industry makanan. Tripsin merupakan endopeptidase yang
bentuk inaktifnya disebut tripsinogen. Tripsin bekerja optimum pada pH asam
(Winarno 1995).

Menurut Harow (1958), tripsin termasuk enzim proteolitik golongan
endopeptidase yang berfungsi dalam proses hidrolisis (memutuskan ikatan
kovalen sambil mengikat air). Sedangkan menurut girindra (1982), tripsin
merupakan bentuk aktif dari tripsinogen. Tripsinogen termasuk golongan enzim
monomerik yaitu enzim yang hanya terdiri dari satu rantai polipeptida dan
mengandung bagian aktif dari enzim tersebut. Kelompok ini memiliki berat
molekul 13.000 sampai 35.000 dan tidak dapat berdisosiasi menjadi bagian yang
lebih aktif, misalnya protease yang sangat aktif dan bisa berbahaya bagi sel dan
jaringan sekitarnya.
Komposisi kimia serat makanan bervariasi tergantung dari komposisi
dinding sel tanaman penghasilnya. Pada dasarnya komponen komponen
penyususn dinding sel tanaman terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin,
gum, mucilage yang kesemuanya ini termasuk ke dalam serat makanan. Serat
makanan terbagi ke dalam dua kelompok yaitu serat makanan tak larut (unsoluble
dietary fiber) dan serta makanan larut (soluble dietary fiber). Serat tidak larut
contohnya selulosa, hemiselulosa dan lignin yang ditemukan pada serealia,
kacangkacangan dan sayuran. Serat makanan larut contohnya gum, pektin dan
mucilage.
Konsumsi serat makanan berhubungan dengan penurunan absorpsi
kolesterol, fermentasi dan peningkatan pelepasan asam empedu. Pektin murni,
hidroksimetil selulosa dan guar gum serta glukan menurunkan absorpsi kolesterol
sebaliknya psyllium tidak menurunkan absorpsi kolesterol. Oleh karena itu
disimpulkan bahwa serat yang viscous efektif menurunkan absorpsi kolesterol
walaupun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Serat makanan yang
viscous juga menurunkan absorpsi triasilgliserol.

METODE
Tes Fungsi Traktus Digestivus
a. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan lemak netral (Undigested fat) dalam feses
Cara kerja
- Sampel feses (ukuran kira-kira sebesar biji kacang hijau) diletakan di
atas gelas objek
- Ditambahkan 2 tetes air dan diaduk sampai tercampur merata
- Ditambahkan dua tetes alkohol 95% (etanol)
- Ditambahkan 4 tetes sudan III/IV jenuh dan diaduk sampai merata
- Ditutup dengan gelas penutup dan diamati dibawah mikroskop dengan
10 X 40 (400 kali)
- Diamati terhadap adanya butiran (droplet) yang berwarna merah
orange
Pemeriksaan asam lemak bebas (digested fat) dalam feses
- Sampel feses (ukuran kira-kira sebesar biji kacang hijau) diletakan di
atas gelas objek
- Ditambahkan beberapa asam lemak asetik glasial dan diaduk sampa
tercampur merata
- Ditambahkan beberapa tetes sudan III/IV jenuh dan diaduk sampai
merata
- Ditutup dengan gelas penutup dan diamati dibawah mikroskop dengan
10 X 40 (400 kali)
- Diamati terhadap adanya butiran (droplet) yang berwarna merah
orange
Pemeriksaan serabut otot
Cara kerja
- Sampel feses (ukuran kira-kira sebesar biji kacang hijau) diletakan di
atas gelas objek
- Ditetesi dengan 2-3 tetes Sol. Lugols Iodin dan ditutup dengan
menggunakan gelas penutup
- diamati dibawah mikroskop dengan 10 X 40 (400 kali) terhadap
adanya serabut/ granula kasar yang berwarna hitam kebiruan

b. Pemeriksaan aktivitas tripsin
- Aquades sebanyak 9 ml dicampur dengan feses hingga mencapai
volume 10 ml, lalu disentrifugasi ( bagian supernatannya yang akan
digunakan sebagai sampel)
- Gelatin 7.5% sebanyak 2 ml dihangatkan mencapai suhu 37
0
C
- Kemudian ditambahkan kedalam gelatin sebanyak 1 ml Na
2
CO
3
5 %
dan 1 ml Supernatan (dari 10 ml campuran aquades dan feses)
tabung uji/ tabung 1
- Setelah itu disiapkan blanko (tabung 2) yang berisi1 ml gelatin 7,5%+1
ml Na
2
CO
3
5 %+ 1 ml Aquades
- Kedua tabung (1 dan 2) diinkubasi pada suhu 37
0
C selama 30 menit
atau pada suhu kamar selama 2.5 jam
- Kemudian dimasukan ke dalam refrigator selama 20 menit, setelah itu
dibaca hasilnya.

HASIL PENGAMATAN
Pemeriksaan Hasil Interpretasi
Mikroskopis
a. Pemeriksaan lemak
netral
Tidak ditemukan lemak
netral dalam sampel
feses

Anjing tidak mengalami
defisiensi lipase
b. Pemeriksaan asam
lemak bebas
Tidak ditemukan asam
lemak bebas dalam
sampel
Tidak terjadi kelainan
pada penyerapan asam
lemak bebas di dalam usus

c. Pemeriksaan serabut
otot dan serat kasar
dalam feses
Ditemukan serat kasar
dan serabut otot dalam
jumlah sedikit
Tidak ditemukan kelainan
pada pencernaan karena
pada feses normal terdapat
serat kasar dan serabut
otot dalam jumlah sedikit

Pemeriksaan aktivitas
tripsin dalam feses
Sampel feses tetap cair Terdapat tripsin dalam
sampel feses

PEMBAHASAN
Saluran gastrointestinal adalah sebuah rentetan saluran membran mukosa.
Tujuan organ ini adalah untuk mengabsorpsi cairan dan nutrisi, menyiapkan
makanan untuk absorpsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh, dan merupakan tempat
feses sementara. Feses merupakan sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari
makanan yang dikonsumsi, dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna.
Makanan mengandung zat-zat yang berfungsi untuk tubuh seperti
karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Zat-zat tersebut digunakan tubuh untuk
menghasilkan energi, membangun jaringan tubuh, menjaga fungsi tubuh, dan
membantu reaksi-reaksi kimia tubuh. Kandungan zat yang berada di dalam
makanan tidak bisa langsung dipakai oleh tubuh karena semuanya masih berupa
molekul yang besar dan kompleks sehingga harus dibuat menjadi molekul yang
lebih kecil melalui proses pencernaan agar zat-zat tersebut bisa diserap dan
dipakai atau disimpan sebagai cadangan energi. Sisa makanan yang tidak diserap
akan dibuang dalam bentuk feses.
Proses pencernaan lemak terdiri di usus halus. Lemak yang ada dalam
makanan adalah lemak netral. Lemak netral diemulsi oleh cairan empedu
kemudian diuraikan menjadi lemak bebas, yaitu asam lemak dan gliserol. Proses
ini memerlukan enzim lipase yang berfungsi sebagai pencerna lemak dan
dihasilkan oleh pankreas. Selanjutnya, asam lemak dan gliserol akan diserap
masuk melalui sistem sirkulasi darah maupun sistem sirkulasi limfe. Pengujian
lemak dalam feses merupakan cara pengujian terhadap fungsi dari saluran
pencernaan dan pankreas.
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan,
zat hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak,
urobilin, debris, celulosa gas indol, skatol,sterkobilinogen dan bahan patologis.
Pemeriksaan tinja dapat dilakukan untuk menentukan kelainan-kelainan yang
terjadi pada saluran pencernaan.
Hasil uji lemak netral tidak menunjukkan adanya lemak bebas. Uji ini
mrnunjukkan bahwa anjing tersebut tidak mengalami gangguan fungsi pancreas
karena droplet lemak tidak terlihat. Batas normal terlihatnya droplet lemak ada
feses tidak lebih dari 3.
Asam lemak bebas yang menjadi salah satu indikator fungsi penyerapan
dalam usus, tidak ditemukan pada feses. Dapat diambil kesimpulan bahwa
pencernaan asam lemak pada usus berjalan tanpa ada kelainan.
Pada feses yang diuji, ditemukan serat kasar dan serabut otot dalam
jumlah yang sedikit. Serat kasar dan serabut otot memang umum ditemukan pada
feses karena berasal dari sisa makanan. Pada jumlah tertentu, temuan serat kasar
dan serabut otot tergolong normal, namun jika jumlah temuan menjadi meningkat,
maka kemungkinan terjadi malabsorbsi.
Hasil uji tabung gelatin menunjukkan aktivitas tripsin terjadi sehingga
pada tabung sampel, setelah diletakkan di kulkas, sampel tetap cair. Jika
dibandingkan dengan tabung blanko, gelatin pada tabung tersebut menjadi beku
setelah diletakkan di kulkas. Hal ini menunjukkan aktivitas enzim tripsin terdapat
di dalam feses sehingga gelatin yang bercampur dengan feses cair. Aktivitas ini
menunjukkan bahwa fungsi pancreas berada dalam keadaan normal karena enzim
tripsin hadir di dalam feses anjing.
KESIMPULAN
Hasil praktikum menunjukkan fungsi pankreas dan usus halus pada anjing
berfungsi secara normal karena pada uji lemak netral dan uji asam lemak bebas
menunjukkan hasil yang negatif. Serabut otot dan serat kasar terserap dengan baik
namun masih ditemukan sedikit sisa pada feses. Uji tabung gelatin menunjukkan
cair pada tabung sampel yang menunjukkan aktivitas tripsin berfungsi normal
dimana ia menunjukkan fungsi pankreas bekerja normal.
DAFTAR PUSTAKA
Biology Dictionary 2003. Hyperdictionary. http:// www.hiperdictionary.com /
dictionary. [3 Juni 2014]
Girindra A. 1982. Biokimia 1. Jakarta (ID): Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Guyton, Arthur. C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9. Setiawan,
Irawati, editor. Jakarta (ID): EGC. Terjemahan dari: Textbook Of
Medical Physiology.
Harrow B, Mazue A. 1958. Textbook of Biochemistry. Edisi ke-7. W.B. London
(UK): Saunders Company
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan, Jilid 1. Jakarta (ID): UI Press.
Murray, Robert K. 1995. Biokimia Harper. Jakarta (ID): EGC.
Poedjadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia, Jilid 1, 51-18. Jakarta (ID): UI Press.
W.R Kelly. 1984. Veterinary Clinical Diagnosis 3rd Edition London (UK):
William Clowers Limited.
Webster Dictionary 1913. Hiperdictionary. http:// www.hiperdictionary.com /
dictionary. [3 Juni 2014]
Word net dictionary. 2003. Hyperdictionary. http:// www.hiperdictionary.com/
dictionary. [3Juni 2014].

Anda mungkin juga menyukai