Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DAN TEKNOLOGI REPRODUKSI MAHASISWA


FAPET-IPB

PENGOLAHAN SEMEN BEKU

Prof. Dr. dra. R. Iis Arifiantini, Msi

Rahmi Hidayanti Syaiful /B04170048

Rahmat Hidayat/D24180039

14 April 2021 /15.15-17.45 WIB

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SEMESTER GENAP 2020-2021


PENGOLAHAN SEMEN BEKU

1. Jelaskan perbedaan tahapan pembekuan semen 1 tahap dan 2 tahap!


Perbedaan tahapan pembekuan semen 1 tahap dan 2 tahap dapat
dilihat dari pembagian dalam pembuatan bahan pengencer. Pada
pembekuan semen 1 tahap menggunakan bahan pengencer yang langsung
dapat ditambahkan dengan gliserol dan dilakukan pada suhu kamar.
Sedangkan pada pembekuan semen 2 tahap, bahan pengencer harus dibagi
terlebih dahulu menjadi 2 jenis bahan pengencer yaitu pengencer tanpa
gliserol dan pengencer dengan tambahan gliserol. Setelah bahan pengencer
didinginkan pada suhu 5oC, untuk pembekuan 1 tahap maka bisa langsung
dilakukan pengemasan. Sedangkan untuk pembekuan semen 2 tahap,
setelah didinginkan pada suhu 5oC maka pengencer tanpa gliserol dan
pengencer yang ditambahkan gliserol harus dicampurkan terlebih dahulu
sebelum dilakukan pengemasan (Herdis et al. 1999).

2. Jelaskan prinsip-prinsip penting dalam tahapan pembekuan semen!


Prinsip dalam pembekuan semen adalah dengan proses penghentian
kehidupan spermatozoa secara sementara untuk mengurangi proses
metabolisme hampir secara total dengan tujuan mengurangi penggunaan
energi. Permasalahan yang ditimbulkan dari proses pembekuan semen
adalah stres terhadap cekaman dingin dan terbentuknya kristal es akibat
proses pengeluaran air secara intraseluler. Proses pembekuan semen
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu proses koleksi, pengenceran,
pengemasan, dan pembekuan semen (Setiono et al. 2015).

3. Menghitung kebutuhan bahan dalam pengenceran semen beku: Vol


semen sapi: 4 mL, konsentrasi: 1100 juta/mL , Motilitas 75%. Dosis
IB = 25 x 106 sperma/ 0.25 mL.

A. Jumlah sapi betina yang bisa di IB = 4 mL x 1100 106 /mL x 75%

25 x 106 sperma = 132 ekor sapi betina

Jumlah sapi betina yang bisa di IB adalah sebanyak 132 ekor sapi betina.

B. Volume dosis IB yang dipakai untuk 1 ekor sapi adalah 0.25 mL,
maka untuk meng-IB 132 sapi betina dibutuhkan semen beku
sebanyak :

Volume total = 0.25 mL x 132 ekor

= 33 mL
Volume bahan pengencer = 33 mL – 4 mL
= 29 mL

Volume bahan pengencer semen beku yang digunakan adalah sebanyak 29


mL.

C. Untuk memenuhi 29 mL bahan pengencer yang akan dipakai, maka


perlu dipersiapkan bahan pengencer dengan volume > dari yang
akan dipakai.

Misalnya kita membuat bahan pengencer dengan Teknik 2 tahap sebanyak


masing-masing 40 mL maka : Pengencer A (tanpa glycerol)

Buffer 80% = (80/100) x 40 mL = 32 mL


Kuning telur 20% = (20/100) x 40 mL
Diberi antibiotik dan dihomogenkan
Pengencer B (dengan glycerol) = 8 mL
Buffer 68% = (68/100) x 40 mL = 27.2 mL
Kuning telur 20% = (20/100) x 40 mL = 8 mL
Glycerol 12% = (12/100) x 40 mL = 4.8 mL

Volume bahan pengencer A dengan total 40 mL terdiri dari 32 mL buffer


80% dan 8 mL kuning telur 20%. Volume bahan pengencer B dengan total
40 mL terdiri dari 27.2 mL buffer 68%, 8 mL kuning telur 20%, dan 4.8
mL glycerol 12%.

Daftar Pustaka
Herdis, Purwantara B, Supriatna I, Putu IG. 1999. Integritas spermatozoa kerbau
lumpur (Bubalus bubalis) pada berbagai metode pembekuan semen. Jurnal
Ilmu Ternak dan Veterniner. 4(1): 7-12.
Setiono N, Suharyati S, Santosa PE. 2015. Kualitas semen beku sapi brahman
dengan dosis kriprotektan gliserol yang berbeda dalam bahan pengenceran
tris sitrat kuning telur. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(2) : 61-69.

Anda mungkin juga menyukai