Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Kedokteran Hewan Vol. 4,No.

1, Februari 2011

Respon hMG Terhadap Perkembangan Ovarium Kambing Peranakan Etawah (PE)

Respon hMG Toward Ovarium Development In Goat

Hermadi H A, Indah Norma T, Abdul Samik, Trilas Sarjito , Suzanita U


1
Fakultas Kedokteran Hewan Unair
2
PPDH Fakultas Kedokteran Hewan Unair

Kampus C Unair, Jl. Mulyorejo Surabaya-60115


Telp. 031-5992785, Fax. 031-5993015
Email : herrypro59@yahoo.com

Abstract

hMG can be used as another alternative for superovulation apart from the other FSH-LH Like, hMG usually
for superovulation is always profitable when the dosage is too high.
The research is to be able to give any constribution of the transfer embryo of goat by selecting the qualified
ova cells of egg cells resulting from superovulation.It used 4 female goats that devided into hMG defferent dosage are
injected 75 IU hMG, 150 IU hMG ,225 IU hMG and 300 IU hMG.
The result show that injected of hMG showed the sign of oestrus ( 66 2,5819) hours, produce ovulation
(corpus luteum) (5,25 0,5), an ovulated dominan follicles (2,25 0,5.00) and flushed embryos in day 2nd averages in
4 cells stages embryos.
The conclution by using variation dosage hMG can be influenced the ovarium development in goat

Keywords : hMG superovulation

Pendahuluan suatu cara yang paling praktis dan cepat untuk


Penyediaan protein hewani di Indonesia, mencapai maksud tersebut. Akan tetapi sejak sepuluh
hingga sekarang ini dinilai kurang mencukupi tahun terakhir ini, yakni pada tahun 1984, di
dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia telah diperkenalkan teknologi tinggi yang
yang demikian pesatnya. Tingkat konsumsi protein baru yakni Transfer Embrio (Martojo, 1987:
hewani asal ternak yangdigariskan oleh pemerintah Toelihere, 1987; Ismudiono, 1991). Transfer embrio
adalah lima gram perkapita per hari (Anonimus, adalah serangkaian teknik pengambilan embrio dari
1989). Target ini belum dapat dipenuhi, karena alat reproduksi seekor induk donor dan
banyaknya kendala yang harus dihadapi, dinataranya menempatkan kembali alat reproduksi seekor induk
adalah tingkat produktifitas ternak yang belum donor dan menempatkan kembali pada alat
optimal baik kuantitas maupun kualitasnya. reproduksi induk lain sebagai resipien, di mana status
Sebagai salah satu sumber protein hewani reproduksi induk resipien pada waktu transfer sama
yang cukup digemari masyarakat, ternak kambing dengan induk donor (Hardjopranjoto, 1987). Salah
kacang di Indonesia saat ini mengalami satu keunggulan dari transfer embrio adalah dapat
perkembangan yang kurang menggembirakan. Dari melipatgandakan bangsa ternak unggul, lebih cepat
laporan Direktorat Jenderal Peternakan pada Pelita dibandingkan dengan inseminasi buatan
IV terjadi penurunan populasi ternak kambing 4.63% (Hardjopranjoto, 1987).
per tahunnya (Anonimus, 1989). Hal ini disebabkan hMG yang dihasilkan dari urin perempuan
masih rendah nya tingkat efisiensi reproduksi ternak menopause memberikan efek terapi yang baik dan
kambing di Indonesia, disamping tingginya tingkat relevan pada perempuan resipien atau penderita
konsumsi daging kambing di masyarakat. Kenyataan infertil, bahkan setelah terapi hMG dapat langsung
seperti ini perlu mendapat penanganan yang serius terjadi proses in vivo maturasi dan dilanjutkan in
dari pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk para vitro fertilisasi (IVF) pada manusia (Daya et al.,
dokter hewan. 1995; Daya and Gunby., 1999; Kubo, 2005). Terapi
Berbagai teknologi mutakhir telah dengan hMG menghasilkan oosit dan perkembangan
diciptakan dan digunakan untuk mengatasi embrio yang sangat memuaskan, yang hampir sama
permasalahan tersebut, diantaranya adalah teknologi bila dibandingkan dengan menggunakan recombinant
Inseminasi Buatan. Pada awal mulanya, penerapan human FSH (rhFSH). Pemberian hMG yang
teknologi Inseminasi Buatan diperhitungkan sebagai dilanjutkan dengan perlakuan IVF dapat memicu

43
Respon HMG Terhadap ......

mitosis oosit hingga fase metafase (Agarwal et al., hMG uang berfungsi untuk menggertak terjadinya
2000; Imthurn, et al. 1996; Mercan et al., 1997). ovulasi terutama pada kambing, menurut Ratnani
hMG efektif untuk terapi infertilitas maupun untuk Hermadi (1997) kurang begitu efektif, sehingga
perlakuan sebelum IVF guna merangsang proses untuk menggertak terjadinya ovulasi, pemberian
maturasi folikel, ovulasi dan respon ovarium, serta hMG perlu diiukuti dengan pemberian hormon HCG
pertumbuhan embrio yang dihasilkan, disamping itu atau LH
harganya yang jauh lebih murah (Huang et al., 2004; Berdasarkan permasalahan tersebut di atas
Westergaard et al., 1996). hMG mempunyai peluang maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Seberapa
untuk dikembangkan karena sumbernya yang mudah jauh pengaruh pemberian hormon hMG pada
diperoleh (Alcivar et al., 1992). perkembangan ovarium kambing PE terhadap jumlah
Sumber hMG diperoleh saat perempuan korpus luteum dan folikel yang tidak diovulasikan
memasuki usia 50 tahun. Diperkirakan menopause pada ovarium kambing PE, setelah penyuntikan
pada perempuan terjadi saat usia 50 tahun yang hormon hMG.
ditandai dengan penurunan aktivitas ovarium karena Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
folikel primordial tidak ada lagi, sedangkan kelenjar pengaruh pemberian hormon hMG dalam
hypofisa anterior tetap memproduksi FSH-LH. Saat menginduksi perkembangan ovarium kambing PE.
itu pada perempuan memasuki gejala peri- Di samping itu juga untuk mengetahui perbedaan
menopause dan berakhir pada kondisi post- pengaruh pemberian hormon-hormon tersebut
menopause. Kondisi menopause menyebabkan kadar terhadap respon ovarium kanan dan ovarium kiri
hormon estrogen dan progesteron menurun karena pada kambing PE. Adapun hasil yang diperoleh dari
tidak ada proses steroidogenesis dan disertai dengan penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan dasar untuk
peningkatan kadar hormon FSH-LH yang tinggi penggunaan hormon hMG dalam pengembangan
dalam serum darah terekspresi di dalam urin, disebut infertilitas pada ternak kambing di Indonesua dan
sebagai hormon kombinasi FSH-LH like atau dikenal kemungkinan penerapannya pada hewan besar di
sebagai hMG. masa-masa yang akan datang, sehingga dapat
Human FSH-LH adalah glikoprotein memberikan informasi data tentang prosedur
mempunyai struktur dan berat molekul hampir sama pemberian hormon hMG pada kambing PE untuk
dengan Bovine FSH-LH pada sapi. Berat molekul menginduksi birahi dan ovulasi.
Bovine FSH dan LH masing-masing adalah 30 kDa.
hMG adalah hormon glikoprotein yang terdiri dari Materi dan Metode Penelitian
gabungan dua hormon FSH dan LH, sehingga Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei
disebut sebagai FSHLH like. Human FSH 2009 dan berakhir bulan Juli 2009 di Laboratorium
mempunyai berat molekul sekitar 30 kDa dan LH Ilmu Kemajiran Fakultas Kedokteran Hewan
28,5-30 kDa. Struktur hFSH terdiri dari subunit dan Universitas Airlangga. Adapun kambing-kambing
Sub unit mempunyai 92 asam amino dan 111 asam untuk penelitian dipelihara di kandang milik Fakultas
amino. Sub unit dan, masing-masing mempunyai dua Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
ikatan karbohidrat. Dua ikatan karbohidrat ini Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
berperan untuk mempertahankan waktu paruh (half- ini adalah kandang kambing sistem panggung,
life) aktivitas biologisnya di dalam darah (Motta et tempat pakan dan air minum serta alat-alat operasi
al., 1996). yang terdiri dari : alat suntik disposable berukuran
Penggunaan hMG untuk infertlitas belum 3cc, 5 cc dan 10 cc, meja operasi, arteri klem, pisau
banyak dilakukan penelitian oleh para peneliti cukur, pinset, skalpel, nedle holder, kain steril,
terdahulu. Hormon hMG ternyata mempunyai fungsi introducer, jarum infus, jarum operasi, drapping,
fisiologis yang hampir sama dengan campuran sarung tangan dan lampu.
fungsi fisiologis yang hampir sama dengan campuran Bahan-bahan yang digunakan dalam
antara Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan penelitian ini adalah hMG hasil extraksi (Hermadi,
Luteinizing Hormone (LH) dari hipofisa anterior. 2009), PGF 2 @ Glandin, infus, alkohol 70%,
Tetapi pengaruh utamanya menurut Turner dan Aquades, NaCl fisilogis, Ketamin Hidrochlorid
Bagnara (1988) lebih menyerupai FSH, yaitu mampu (Ketalar, Parke Davis), Rivanol, larutan jodium,
memacu pertumbuhan dan terbentuknya folikel- Clorpromazin HCl (Ethibernal, Ethica), Procain HCl
folikel pada ovarium. Sedangkan pengaruh LH pada (Ethica), Penicillin procain (Meiji), Streptomicin

44
Jurnal Ilmiah Kedokteran Hewan Vol. 4,No. 1, Februari 2011

(Meiji), Oxytetraciclin (Terramycin, Pfizer), kain jam. Pembedahan dilakukan dengan metoda rebah
steril, kapas, plester, sulfanilamide (Nufarindo), cat dorsal (dorsal recumbency), di mana punggung
gut (Braun Melsungen AG) dan benang nilon. kambing terletak di atas meja operasi dengan
Pakan untuk kambing selama penelitian keempat kakinya diikat pada meja operasi guna
berupa rumput, kangkung, dedak serta konsentrat mempertahankan posisi tubuh. Setelah itu, kambing
yang diberikan secara bergantian, dalam jumlah ad dipremedikasi dengan ethibernal 1 miligram per
libitum. Air minum selama penelitian berasal dari kilogram berat badan secara intra muskular.
PDAM Surabaya yang diberikan secara ad libitum. Persiapan daerah yang akan dilakukan
Hewan percobaan yang dipakaidalam operasi meliputi pencukuran bulu yang dilakukan
penelitian ini adalah kambing PE betina yang seluas tiga kali panjang sayatan, membersihkan
berumur 1,5 sampai 2 tahun, yang diperoleh dari daerah operasi dengan air hangat dan sabun lalu
pasar hewan sebanyak 4 ekor dan dinyatakan mengeringkan daerah operasi dengan air hangat dan
mempunyai kondisi tubuh yang sehat secara klinis. sabun lalu menberingkannya dengan handuk.
Semua kambing dalam penelitian ini diberi Kemudian daerah operasi dibersihkan dengan
perlakuan sama baik makanan maupun cara tampon yang telah dibasahi dengan alkohol 70%
pemeliharaan dan lingkungannya. dan setelah itu diolesi dengan larutan jodium.
Anestesi umum yang digunakan dalam
Tahapan Penelitian penelitian ini adalah ketamin hidrochlorid (Ketalar,
Persiapan Parke Davis) dengan dosis 5,0 miligram per kilogram
Sebelum dilakukan perlakuan, ke 4 ekor berat badan secara intravena pada vena jugularis.
kambing PE betina diadaptasikan dengan lingkungan Kemudian diikuti anestesi lokal dengan procsin
setempat selama 4 minggu. Selama beradaptasi, ke HCl 2 % secara sub kutan pada daerah sekitar
5 ekor kambing dipantau dan dicatat mengenai operasi. Prosedur pembedahan adalah sayatan yang
siklus birahinya. Kemudian dilakukan pembagian dilakukan pada linea alba di daerah posterior dari
dosis hMG dengan tiap ekor dipilih secara acak. umbilikalis ke belakang sepanjang kurang lebih 5
Masing-masing diberi suntikan hMG 75, 150, 225 cm. Setelah sayatan menembus peritonium, sayatan
dan 300 IU secara intra muskular pada hari ke 17 diperlebar dengan bantuan introducer secukupnya.
dari siklus birahinya. 1 ekor kambing diberikan Kemudian alat kelamin dikeluarkan dari rongga
PGF2 7,5 mg. abdomen melalui lubang sayatan dan dicari ovarium
kenan maupun ovarium kiri untuk dihitung dan
Deteksi Birahi dicatat jumlah korpus luteum dan folikel masak
Deteksi birahi dilakukan dua kali sehari, yang tidak diovulasikan. Setelah penghitungan
yaitu pagi pukul 07.00 08.00 WIB dan sore hari selesai, alat kelamin dimasukkan kembali ke dalam
pukul 16.30 17.30 WIB, dengan menggunakan rongga abdomen dan kemudian dimasukkan kembali
seekor pejantan pemancing. Tanda tanda birahi ke rongga abdomen dan kemudian dilakukan
pada kambing antara lain; alat kelamin luar tampak penutupan lubang sayatan. Penutupan lubang
membengkak, basah, merah dan hangat; menggerak- sayatan dilakukan dengan menjahit secara terputus
gerakkan ekornya; diam bila dikawini atau dinaiki dan menerus dengan cat gut pada lapisan
oleh pejantan atau ternak lain; gelisah dan nafsu peritonium, kemudian dilanjutkan dengan menjahit
makan menurun (Ludgate, 1989). secara menerus pada lapisan otot-otot dinding perut.
Kulit dijahit secara terputus dengan menggunakan
Pengamatan Struktur Ovarium dan Flushing Embrio benang nilon. Pemberian antibiotik pada bagian yang
Pada hari kedua setelah kambing disayat diberikan dalam bentuk bubukan, yaitu
menunjukkan tanda tanda birahi, dilakukan campuran antara Streptomicin dan Penicilin Prokain.
pengamatan struktur pada kedua ovariumnya untuk Setelah selesai dioperasi, kambing diberi kain gurita
menghitung jumlah korpus luteum dan folikel masak steril untuk melindungi jahitan dan pada akhir
yang tidak diovulasikan. Pengamatan ini dilakukan operasi, kambing disuntik dengan oxytetraciclin
dengan teknik pembedahan (laparotomy). secara intramuskular dengan dosis 10 miligram per
Sebelum dilakukan pembedahan, kambing kilogram berat badan. Pemberian suntikan antibiotik
dipuaskan terlebih dahulu selama kurang lebih 12 ini diulang seharu sekali selama empat hari. Jahitan

45
Respon HMG Terhadap ......

pada kulit dilepas pada hari ke 10 sampai 14 setelah Tabel 2. Jumlah Korpus Luteum Setelah Pemberian
operasi. Berbagai Dosis hMG
KELOMPOK
Flushing Embrio
Flushing embrio yang dimaksud adalah Jumlah
Ovarium Ovarium
memeberikan cairan media embrio TCM 199 No. Kambing Korpus
Kanan Kiri
sebanyak yang dibutuhkan dimasukka kedalam Luteum
uterus dari arah cornua ke ovarium dan hasil flushing
ditampung dalam petri dish dan di amati stage 75 IU
1. 1 4 5
hMG
pertumbuhan embrio metode selanjutnya dapat
dilihat pada lampiran 2. 150 IU
2. 2 3 5
hMG
Analis Data
Data yang diperoleh disusun dalam bentuk 225 IU
3. 1 4 5
tabel dan dianalisis secara deskriptip. hMG

Hasil dan Pembahasan 300 IU


4. 2 4 6
hMG
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan
Respon hMG Terhadap Perkembangan ovarium (5,25
Kambing PE dapat dilihat pada data sebagai berikut: X SD
0,5)

Tabel 1. Waktu timbulnya Birahi Setelah Pemberian Setelah mengetahui jumlah korpus luteum
Berbagai Dosis hMG berikut menghitung jumlah folikel dominan yang
masih tersisa karena tidak di ovulasikan.
WAKTU TIMBULNYA BIRAHI

Waktu timbulnya birahi Tabel 3. Jumlah Folikel Dominan Sisa Setelah


No. Kambing Pemberian Berbagai Dosis hMG
setelah PGF2 @ ke dua
KELOMPOK
1. 75 IU hMG 63 jam
Jumlah
2. 150 IU hMG 65 jam Ovarium Ovarium
No. Kambing Folikel
Kanan Kiri
Sisa
3. 225 IU hMG 69 jam
75 IU
4. 300 IU hMG 67 jam 1. 1 1 2
hMG
X SD (66 2,5819)
150 IU
2. 1 1 2
hMG
Adapun jumlah korpus luteum setelah
pemberian berbagai dosis hMG dapat dilihat pada 225 IU
3. 1 2 3
tabel di bawah ini dengan pemberian dosis 75 IU hMG
hMG, 150 IU hMG 225 IU hMG dan 300 IU hMG.
300 IU
4. 1 1 2
hMG

(2,25
X SD
0,5)

Setelah duhitung jumlah korpus luteum dan


folikel sisa atau folikel dominan yang tidak
diovulasikan dengan metoda flushing embrio
diperoleh hasil flushing 4 sel embrio.

46
Jurnal Ilmiah Kedokteran Hewan Vol. 4,No. 1, Februari 2011

Flushing embrio pada kambing dilakukan secara


terbuka yaitu dengan cara melakukan pencucian
uterus sampai ovarium. Selanjutnya flushing
(pembilasan) uterus dilakukan dengan menggunakan
cairan flushing (media PBS) untuk menemukan
embrio. Embrio diperoleh dari sejumlah korpus
luteum yang ada 21 korpus luteum diperoleh 18
Gambar 1. Embrio Hasil Flushing Hari Ke 2 embrio saja karena keterbatasan dalam pengamatan
Pasca inseminasi embrio dengan adanya faktor debris pada plate saat
pengamatan dan flushing.
Waktu timbulnya Birahi Setelah Pemberian
Berbagai Dosis hMG menunjukkan waktu hampir Kesimpulan
bersamaan sesuai dengan hasil penelitian Hermin Dari hasil penelelitian dapat disimpulkan
dan Hermadi (1997) rata rata timbulnya birahi 66 bahwa waktu timbulnya birahi (66 2,5819),
jam setelah PGF2@ ke dua. terdapat perkembangan ovarium dengan adanya
Adanya respon ovarium akibat pemberian sejumlah korpus luteum (5,25 0,5), folikel masak
hMG pada pengamatan menunjukkan korpus luteum yang tidak diovulasikan (2,25 0,5.00) serta hasil
sejumlah banyaknya korpus luteum pada permukaan flushing embrio hari ke 2 menunjukkan tingkat
ovarium menunjukkan adanya ovulasi yang terjadi. perkembangan 4 sel pada ovarium kambing PE,
FSH - LH like yang terkandung di dalam hMG setelah penyuntikan berbagai dosis hormon hMG.
secara sinergis bekerja sama untuk saling
menimbulkan aktivitas di ovarium yaitu Daftar Pustaka
menumbuhkan folikel dan ovulasi. Setelah Agarwal, R., J Holmes and H.S. Jacobs. 2000.
pengamatan korpus luteum dilanjutkan dengan Follicle-stimulating hormone or human
pemeriksaan jumlah folikel dominan sisa yang tidak menopausal gonadotrophin for ovarian
terovulasikan, folikel dominan yang dimaksud adalah stimulation in in vitro fertilization cycles : a
folikel yang berukuran diatas 8 mm yang belum metaanalysis. Fertil. Steril., 73, 338-343.
sempat ovulasi terpantau saat pembedahan Alcivar. A.A, R.R Maurer and L.L Anderson 1992.
dilakukan pengukuran secara manual. Armstrong dkk Endocrine changes in beef Heifers
(1982) menyatakan bahwa adanya folikel sisa Supewrovulated with Follicle stimulating
menunjukkan fluktuasi perkembangan folikel yang Hormone (FSH.P) or Human Menopausal
tidak bersamaan atau mungkin ketidak mampuan LH Gonadotropin. Department of Animal
untuk menimbulkan ovulasi. Pemberian hMG pada Science Iowa State University and Roman
kambing PE pada penelitian ini menunjukkan respon Lhruskaus. Dept. of agriculture clay center.
yang sama pada perbedaan dosis yang diberikan, J. Anim Sci 70: 224-231.
demikian pula jumlah folikel sisa diperoleh jumlah Anonimus, 1989. Laporan Tahunan Dinas Peternakan
yang sama seperti yan tertulis pada data di Tabel 2. Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
Berbagai alasan ilmiah justru folikel 1989/ 1990
dominan sisa dapat berpengaruh pada proses Armstrong, D.T., B.G. Miller, E.A. Walton, A.P.
kejadian kebuntingan jika terlalu banyak, sesuai Pfitzner and G.M. Warnes. 1982. Endocrine
dengan hasil penelitian Hermin dan Hermadi (1997) Response And Factor Which Limit The
rata rata timbulnya folikel dominant yang belum Response of Follicles To PMSG And FSH.
terovulasi hingga 6 jika diberikan dosis normal 1000 MRC Roup in Reproduction Biology
IU pada penelitian ini diperoleh rata rata 2 folikel University of Western Ontario, London,
dominan saja. Canada and Departement of Obstetriccs &
Beberapa jam setelah tanda-tanda estrus Gynaecology, University of Adelaide,
mulai terlihat, kambing diinseminasi buatan dengan Adelaide, Uastralia. 8-14.
semen beku. Selanjutnya dilakukan flushing embrio Daya, S., J.Gunby and E.G. Hughes. (1995). Follicle-
pada hari ke 2 - 3 pasca inseminasi. Teknik flushing stimulating hormone versus human
embrio pada kambing dengan cara pembedahan ini menopausal gonadotrophin for in vitro
mengikuti prosedur dari pengalaman yang telah fertilization cycles: a meta-analysis. Fertil.
dilakukan di Laboratorium kebidanan Veteriner. Steril. 64 : 347-354.

47
Respon HMG Terhadap ......

Daya, S and Gunby, J. (1999). Recombinant versus Ludgate, P. J. 1989. Kumpulan Peragaan dalam
urinary follicle stimulating hormone for Rangka Penelitian Ternak Kambing dan
ovarian stimulation in assisted Domba di Pedesaan. Cet. II. Balitnak.
reproduction. Hum.Reprod., 14:207-2215. Departemen Pertanian.
Hardjopranjoto, S., 1987. Fisiologi Reproduksi. Ed. Martojo, H. 1987. Pengaruh Faktor-faktor
11. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Pendukung Terhadap Keberhasilan Transfer
Airlangga. 19 28 ; 130 160. Embrio dan Rekayasa Genetik dalam
Hung Yu Ng E. Estella Yee LL. William SBY and Peningkatan Mutu dan Produksi Ternak.
Pak Chung Ho 2000. hMG is as good as Interuniversity Center for Live Sciences.
recombinant human FSH in term of oocyte Bogor Agricultural University.6
and embryo quality: a prospective Mercan, R., J.F.Mayer and D. Walker. 1997.
randomized trial Dept. of obstetrics and Improved oocyte is obtained with follicle
gynaecology, quen mary hospital, the stimulating hormone alone than with
University of Hongkong. follicle stimulating hormone/human
Hunter, R. H. F., 1995. Fisiologi dan Teknologi menapausal gonadotrophin combination.
Reproduksi Hewan Betina Domestik. Hum. Reprod., 12, 1886-1889. [Abstract].
Penerbit ITB Bandung.p: 42, 51 56, 73 Ratnani H dan A.H. Hermadi. 1997. Pengaruh hMG
97. Pergonal Serono terhadap Birahi dan
Imthurn, B., Macas, E., Rosselli, M. et al. (1996). Kebuntingan pada Kambing. Fakultas
Nuclear maturity and oocyte morphology Kedokteran Hewan Unair.
after stimulation with highly purified Toelihere, M.R. 1987. Ilmu Kebidanan pada Ternak
follicle stimulating hormone compared to Sapi dan Kerbau. Universitas Indonesia. P.
human menopausal gonadotrophin. Hum. 40 44.
Reprod., 11, 2387-2391. [Abstract]. Westergaad L.G. 1996. Monotropin LH Content and
Ismudiono, 1991. Upaya Meningkatkan Angka Assisted Reproduction Out Come. The First
Kebuntingan Melalui Inseminasi Dalam world congrees on controversies in
Upaya Penyerentakan Birahi Pada Sapi obstetrics. Gynecology and Infertility
Perah. Lembaga Penelitian UNAIR. Prague, Czech Reprublik.
Ludgate, P. J. 1989. Penelitian Ternak Kambing dan
Domba di Pedesaan. Cet. II. Balai
Penelitian Ternak. Ciawi, Jawa Barat. 10.

48

Anda mungkin juga menyukai