Anda di halaman 1dari 5

P3M POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

TPC (TOTAL PLATE COUNT), WAC (WATER ADSORBTION


CAPACITY) ABON IKAN SELAR DAN COOKING LOSS DAGING IKAN
SELAR (SELAROIDES LEPTOLESIS)

1
Jaka F. P. Palawe, 2Jumliani Antahari
1Staf Pengajar Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Laut POLNUSTAR
2Mahasiswa Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Laut POLNUSTAR
Jl. Kesehatan No. 1 Tahuna
Jakksfree@gmail.com

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengujian TPC (Total Plate Count), WAC
(Water Adsorbtion Capacity) Abon Ikan Selar dan Cooking Loss Daging Ikan Selar
(Selaroides leptolesis. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu hasil pengujian Total Plate
Count hasil yang diperoleh adalah jumlah bakteri kurang dari 25 atau cawan tanpa koloni,
maka dihitung jumlah koloni < 25 X 10 koloni/gram. Hasil pengujian WAC (Water
Adsorbtion Capacity) abon ikan selar sebesar didapatkan nilai sebesar 76%, Hasil
pengujian cooking loss daging ikan selar yaitu sebesar 26,8%.

Kata kunci: Abon, Ikan Selar, Water Adsorbtion Capacity, Total Plate Count, cooking loss

PENDAHULUAN yang sangat penting untuk diketahui


Ikan selar (Selaroides dalam rangka penentuan untung rugi
leptolepis) merupakan salah satu ikan dalam suatu produksi olahan pangan.
yang banyak diminati masyarakat dan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dapat dijadikan bahan baku pembuatan pengujian TPC (Total Plate Count),
abon ikan .Ikan ini memiliki harga WAC (Water Adsorbtion Capacity)
terjangkau dan mudah didapatkan Abon Ikan Selar dan Cooking Loss
dipasaran. Mutu abon ikan sangat Daging Ikan Selar (Selaroides
dipengaruhi oleh banyak hal misalnya leptolesis)
mutu fisik, kimia dan mikrobiologi. oleh
karena itu pengujian mutu abon ikan METODE PENELITIAN
sangat diperlukan dalam rangka Waktu dan tempat
mengetahui tingkat mutu abon tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada
Total Plate Count (TPC) merupakan bulan April 2017. berlokasi di
salah satu metode yang dapat digunakan Laboratorium Perikanan dan Kebaharian
untuk menghitung jumlah mikroba Politeknik Negeri Nusa Utara.
dalam bahan pangan. Metode hitungan Alat dan Bahan
cawan (TPC) merupakan metode yang Alat yang digunakan dalam
paling banyak digunakan dalam analisa, pembuatan Abon Ikan dan Pengujian
karena koloni dapat dilihat lansung adalah Pisau, telenan,wadah, loyang,
dengan mutu tanpa menggunakan konfor, ulekan, laminari air flow,
mikroskop. WAC (water Adsorbtion magnetic stirrer, hot plate, waterbath,
capacity)/Daya serap air Adalah spatula, beaker gelas, gelas ukur, pipet,
kemampuan daging untuk mengikat air cawan petri, erlen meyer, kertas
dari luar (Soeparno, 1992). Daya serap wrapping, oven, autoclave, mortar,
air sangat penting untuk diketahui sebab tabung huss, dan sentrifus. Sedangkan
diperlukan dalam hal penentuan masa bahan yang digunakan adalah Ikan selar,
simpan produk. Cooking Loss. Susut garam, jeruk, bawang putih, bawang
masak adalah jumlah kehilangan berat merah, jahe, lengkuas, ketumbar, gintar,
dari produk mentah menjadi produk jadi, merica, sereh, daun salam, cabe, kecap,

57
P3M POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA
P3M POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

58 JURNAL ILMIAH TINDALUNG, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2018 hlm. 57 - 60

minyak kelapa, santan kelapa, sampel Water Adsorbtion Capacity (WAC),


abon, nutrient agar (NA), Aquades, (Muchtadi dan Sugiono, 1998),
alkohol, kertas saring, kertas polietilen dengan prosedur sebagai berikut :
dan tissue. Penimbangan 1 gr sampel abon
dan pensuspensian dalam 10 ml
Metode Analisis destilasi. Penghomogenan dengan cara
Metode analisis pada penelitian dikocok selama 1 menit. Tabung
ini menggunakan analisis deskriptif. disentrifus dengan kecepatan 2000 g
Parameter pengujian dalam praktek selama 5 menit. Pemisahan supernatan
kerja lapang ini adalah sebagai berikut: dan penimbangan berat tabung
sentrifusnya. Perhitungan nili WAC
TPC (Total Plate Count)/ALT (Angka dengan rumus :
Lempeng Total) Metode Tuang, W2−W1 (g)
WAC = x 100%
dengan prosedur sebagai berikut : W0(g)

Sampel abon ikan ditimbang


sejumlah 25 gr, dimasukkan dalam
wadah steril, kemudian dihaluskan.
Secara aseptik dimasukkan kedalam Pengukuran Cooking Loss (Bouton,
larutan BEFB sebanyak 225 ml dan Harris dan Shorthose, 1971), dengan
dihomogenkan (suspensi yang terbentuk prosedur sebagai berikut :
memiliki tingkat pengenceran 10-1). Diambil sampel daging berat
Dengan pipet steril, ambil suspensi yang (25 g), Ditimbang dan dimasukkan
terbentuk dan dimasukkan kedalam 9ml dalam plasti polietilen, Dijepit dan
larutan BEFB steril dan dihomogenkan dimasukkan dalam waterbath suhu 750C
dengan cara mengocok tabung tersebut selama 45 menit. Sampel dikeluarkan
(suspensi yang terbentuk memiliki dalam air yang mengalir pada suhu
pengenceran 10-2). Demikian seterusnya kamar sampai dingin. Sampel
sampai pengenceran 10-4 untuk setiap dikeluarkan dari dalam plastik dan
sampel. Dari setiap pengenceran ambil 1 dikeringkan dengan kertas tissue pada
ml dan dimasukkan kedalam 2 cawan permukaannya tanpa memeras dan
petri yang telah diberi label jenis sampel menekannya. Sampel kemudian
dan tingkat pengenceran. Nutrient Agar ditimbang. Perhitungan Cooking Loss:
(NA) sebanyak 15-18 ml dituang Cooking loss =
berat sampel sebelum dimasak–setelah dimasak
kedalam 2 seri cawan petri yang telah
Berat sampel sebelum
berisi 1 ml suspensi. Kemudian putar
x 100%
cawan petri kekiri, kanan, depan, dan
belakang lalu biarkan sampai mengeras.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Semua cawan petri dimasukkan dalam
incubator pada suhu 370C selama 24 jam
TPC (Total Plate Count)
dengan posisi terbalik. Jumlah koloni
Dari hasil pengujian Total Plate
yang terbentuk pada cawan petri
Count hasil yang diperoleh adalah
dihitung setelah masa inkubasi berakhir.
jumlah bakteri kurang dari 25 atau
Total Plate Count adalah semua koloni
cawan tanpa koloni, maka dihitung
yang tumbuh pada media NA Jumlah
jumlah koloni < 25 X 100 koloni/gram
koloni bakteri yang dihitung pada cawan
(Gambar 1), Hal ini jika dibandingkan
petri adalah berjumlah antara 25-250
dengan Syarat mutu Abon ikan SNI 01-
koloni. Setelah itu jumlah yang
3707-1999 yaitu dengan nilai maksimal
diperoleh dikalikan dengan
camaran mikroba 5 x 104 koloni/gram
pengencerannya. Cara perhitungan TPC
maka mutu abon ikan selar sesuai SNI.
yaitu : Jumlah bakteri pada cawan petri
x 1/ faktor pengenceran.

P3M POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA


P3M POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA
Palawe, Antahari, TPC, WAC, Abon Ikan Selar ….. 59

nilai daya serap airnya mencapai 381%


menujukan bahwa abon ikan selar lebih
baik, hal ini dikarenakan produk yang
banyak mengandung protein memiliki
daya serap rendah karena protein
tersebut bersifat hidrofobik (Purnomo,
1995)

Gambar 1. Cawan Petri Tanpa Koloni


TPC Abon ikan selar dalam
penelitian ini bernilai baik karena dalam
pembuatan abon ikan selar dilakukan
dengan memperhatikan prinsip sanitasi
dan higenis sehingga potensi
kontaminasi dari mikroorganisme dapat
diminimalkan, Hal ini sesuai dengan
pernyataan Ilyas (1972) bahwa mutu Gambar 2. Pengujian WAC
suatu produk akan ditentukan oleh menggunakan sentrifuge
keadaan sanitasi dan higenis dari bahan
mentah selama pengolahan hingga Pengujian Cooking Loss
menjadi produk akhir. Hasil pengujian cooking loss
daging ikan selar (Gambar 3). yaitu
Pengujian WAC (Water Adsorbtion sebesar 26,8%, jika dibandingkan
Capacity) dengan produk pangan lainnya yaitu
Hasil pengujian WAC (Water daging sapi dengan susut masak ± 42,5
Adsorbtion Capacity) (Gambar 2) abon % dalam Kurniawan dkk (2014),
ikan selar sebesar didapatkan nilai memiliki nilai yang lebih baik. susut
sebesar 76%, Hal ini menunjukan bahwa masak juga sangat berpengaruh terhadap
abon ikan selar dalam penyipanannya masalah efisiensi ekonomi dari produk,
harus memperhatikan kelembaban dari dimana produk yang memiliki susut
lingkungannya, karena semakin tinggi masak kecil meningkatkan keuntungan
kelembaban, semakin tinggi pula dari produsen, karena kehilangan berat
kemungkinan terjadi penyerapan air ke saat pengolahan lebih sedikit dan produk
produk sehingga dengan kadar air yang akhirnya menjadi lebih besar
meningkat dalam produk dapat dibandingkan dengan produk yang susut
memperbesar peluang bertumbuhnya masaknya tinggi. Sunarlim (1992)
mikroorganisme, khususnya mikroba menjelaskan bahwa susut masak yang
pembusuk yang secara langsung dapat rendah mengindikasikan bahwa produk
menurunkan mutu dari produk, oleh mempunyai kualitas yang relatif lebih
karena itu untuk abon ikan selar baik, Sejalan dengan pernyataan
disarankan dikemas dalam kemasan Komariah (2009), menyatakan bahwa
vacuum untuk penyimpanannya. WAC susut masak yang rendah mempunyai
daging dipengaruhi oleh susunan jarak kualitas yang relative lebih baik
molekul dari protein myofibril terutama daripada susut masak yang tinggi, hal ini
myosin dan serabut-serabut (filament- karena kehilangan nutrisi selama
filamen). Menurut Soeparno (1998) pemasakan relatif lebih sedikit.
daya serap ikat air didefinisikan sebagai
kemampuan daging untuk mengikat air.
Hasil ini jika dibandingkan dengan
produk kering lainnya misalnya mi
kering (Widiatmoko dkk, 2015) dengan

P3M POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA


P3M POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA
60 JURNAL ILMIAH TINDALUNG, Volume 4, Nomor 2, Nopember 2018 hlm. 57 - 60

Fachrudin, L. 1997. Membuat Aneka


Abon. Kanisius, Yogyakarta. 69
hlm
Mucthadi, T. R. dan Sugiyono. 1988.
Petunjuk Laboratorium Ilmu
Pengtahuan Bahan Pangan.
Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Ilyas, S,1983. Teknologi Refrigerasi
Hasil Perikanan. Jilid 1. Teknik
Pendinginan Ikan. C.V.
Paripurna Jakarta.
Tomotake, H., I. Shimoaka, J.
Gambar 3. Pengujian Cooking loss Kayashita, M. Nakajoh, dan N.
menggunakan water bath Kato. 2002. Physicihemical and
Function Properties of
KESIMPULAN Buckwheat Protein Product. J.
Kesimpulan dari penelitian ini Agris. Food Chem. 50, 2125-
yaitu hasil pengujian Total Plate Count 2129.
hasil yang diperoleh adalah jumlah Purnomo.1995. Aktifitas Air dan
bakteri kurang dari 25 atau cawan tanpa Peranannya Dalam Pengawetan
koloni, maka dihitung jumlah koloni < Pangan. Universitas Indonesia.
25 X 100 koloni/gram. Hasil pengujian Jakarta.
WAC (Water Adsorbtion Capacity) Komariah. 2009. Aneka Olahan Daging
abon ikan selar sebesar didapatkan nilai Sapi. Depok. Agromedia
sebesar 76%, Hasil pengujian cooking Pustaka.
loss daging ikan selar yaitu sebesar Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi
26,8%. Daging. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Sunarlim R. 1992. Karakteristik mutu
Arpah, 1993. Pengemasan Mutu Pangan bakso daging sapid an pengaruh
Penerbit Tarsito. Bandung penambahan natrium klorida
Bacteriological Analitical dan natrium tripolifosfat
Manual, 1995. Division Of terhadap perbaikan mutu.
Microbiology Centre For Food Disertasi Program Pasca
Safety and Applied Nutritio. Sarjana. Institut Pertanian
U.S. Food and Drag Bogor.
Administration. Widiatmoko Roni Bagus dan Teti
Berhimpon S. 2012. Penanganan Hasil Estiasih. 2015. Karakteristik
Perikanan Politeknik Negeri Fisikokimia Dan Organoleptik
Nus Utara Mie Kering Berbasis Tepung
Tahuna. Ubi Jalar Ungu Pada Berbagai
Bouton, p.E., P.V. Harris dan W.R. Tingkat Penambahan Gluten.
Shorthose, 1971. Effect of Jurnal Pangan dan Agroindustri
Ultimate Phs upon The Water Vol. 3 No 4 p.1386-1392.
Adsorbtion Capacity and
Tenderness of Mutton. J.Food.
Sci.36 :
435-439.
Badan Standarisasi Nasional Indonesia,
2013. Standar Nasional Abon
Ikan. Badan Standarisasi
Nasional Indonesia :
Yogyakarta.

P3M POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA


Palawe, Antahari, TPC, WAC, Abon Ikan Selar ….. 61

Anda mungkin juga menyukai