Kualitas Gel Surimi dari Limbah Tetelan Trimming Ikan Tuna (Thunnus sp.) dan Ikan
Kakap (Lates Calcarifer) dengan Penambahan Tepung Porang
Quality of Surimi Gel from Trimming Waste of Tuna (Thunnus sp.) and Snapper (lates
calcarifer) with the Addition of Porang Flour
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi penambahan tepung porang yang
terbaik dan nilai mutu yang baik dalam meningkatkan kualitas gel surimi .Perlakuan
penelitian dengan penambahan tepung porang 1%, 2%, 5%, 10% dan 15 %. Penelititan ini
dilakuan secara eksperimental dengan lima perlakuan, tiga ulangan dan dianalisis dengan
statistik ANOVA. Parameter yang diamati adalah kekuatan gel, pH, kadar air, uji gigit dan
uji lipat. Hasil uji kualitas gel surimi untuk ikan tuna : nilai kekuatan gel berkisar
1625.15±1.67 - 2818.99±3.63 g.cm, pH 5.9-6.4, kadar air 67.1%-74.5%, uji gigit 2.9-7.3 cm,
uji lipat 2.4-4.5. Untuk ikan kakap : nilai kekuatan gel berkisar 791.35±2.43 - 1622.39±1.16
g.cm, pH 5.9-6.4, kadar air 69.8- 76.5, uji gigit 7.2-8.7, uji lipat 3.4-4.6. Kesimpulan
penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung porang 1%, 2%, 5%, 10% dan 15 %
dapat meningkatkan kekuatan gel hingga >500 g.cm. Namun, penambahan diatas 1%
memberikan warna gelap pada surimi sehingga, penambahan maksimal tepung porang tidak
disarankan lebih dari 1%.
Kata Kunci : Limbah tetelan; kualitas gel; surimi; tepung porang
ABSTRACT
This study aims to obtain the best formulation of porang flour addition and good quality
value in improving the quality of surimi gel. Research treatment with the addition of porang
flour 1%, 2%, 5%, 10% and 15%. This research was conducted experimentally with five
treatments, three replications and analyzed with ANOVA statistics. Parameters observed
were gel strength, pH, moisture content, bite test and folding test. The results of the surimi gel
quality test for tuna: gel strength values ranged from 1625.15±1.67 - 2818.99±3.63 g.cm, pH
5.9-6.4, water content 67.1%-74.5%, bite test 2.9-7.3 cm, folding test 2.4-4.5. For snapper:
gel strength values ranged from 791.35±2.43 - 1622.39±1.16 g.cm, pH 5.9-6.4, moisture
content 69.8-76.5, bite test 7.2-8.7, folding test 3.4-4.6. The conclusion of the study showed
that the addition of 1%, 2%, 5%, 10% and 15% porang flour could increase the gel strength
up to >500 g.cm. However, the addition of above 1% gives a dark color to the surimi so, the
maximum addition of porang flour is not recommended more than 1%.
Keywords : Swallowing waste; gel quality; surimi; porang flour.
281
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):281 – 286, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
282
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):281 – 286, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
selama kurang lebih lima menit, kemudian analisis kekuatan gel surimi selengkapnya
ditiriskan menggunakan kain kasa, sehingga dapat dilihat pada Tabel 1.
diperoleh daging ikan yang bersih. Tabel 1. Uji kekuatan gel surimi limbah
Cryoprotectant dan tepung porang trimming ikan tuna dan kakap
ditambahkan dengan formulasi perlakuan dengan penambahan tepung
(15 %, 10 %, 5%, 2 %, 1 %) , diaduk porang
selama 30 menit. Kemudian surimi diemas Rata-Rata
Jenis Kode
dengan berat 0,5 kg ke dalam kantong NO Kekuatan Gel
Ikan Sampel
kemasan polyethylene dan dibekukan dalam Surimi (g.cm)
air blast freezer -40°C kurang lebih 1 1 Tuna Kontrol 1729.39±3.04b
jam. Surimi beku yang didapatkan disimpan 2 1% 2043.18±1.46d
pada suhu -25 °C. 3 2% 2818.99±3.63f
Parameter uji kualitas gel surimi yang 4 5% 1806.49±3.16c
dilakukan adalah uji kekuatan gel, pH, kadar
5 10% 1625.15±1.67a
air, uji sensori (uji gigit dan uji lipat)
6 15% 2734.28±2.77e
(Asikin, 2018). Rancangan penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 Kakap Kontrol 914.58±1.55b
dengan lima perlakuaan dengan tiga kali 2 1% 1030.36±0.95c
ulangan. Data diuji secara statistik 3 2% 791.35±2.43a
menggunakan One Way-ANOVA untuk 4 5% 1495.25±1.052e
membandingkan antar perlakuan dengan 5 10% 1622.39±1.16f
selang kepercayaan 95%, dan dilanjutkan 6 15% 1373.23±0.90d
dengan uji Tukey. Berdasarkan hasil yang didapatkan,
penambahan 1% tepung porang sudah dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN menghasilkan gel ikan tuna 2043.18±1.46
Kekuatan gel merupakan parameter dan ikan kakap 1030.36±0.95. Kekuatan gel
utama yang digunakan dalam penilaian mutu yang dihasilkan oleh tepung porang
dan harga jual surimi, bahkan di negara disebabkan oleh kandungan glukomanan
Jepang kekuatan gel dijadikan sebuah simbol yang memiliki daya ikat air serta kemampuan
akan kualitas surimi. Kekuatan gel membentuk gel yang stabil dalam kondisi
merupakan faktor penentu kualitas surimi panas (Faridah & Widjanarko, 2014). Namun,
yang ditandai dengan kemampuan daging penambahan di atas 1% memperoleh warna
dalam membentuk gel, pencetakan dalam gelap pada ikan. sehingga tidak disarankan
casing dan perebusan. Analisis gel dihitung menambahkan tepung porang diantas 1%.
berdasarkan nilai kekuatan gel (g force) Peningkatan pH menghasilkan penurunan
perluas probe yang digunakan (cm2) yang tingkat gelasi dan kekuatan gel. Titik
menunjukkan bahwa kandungan air bahan isoelektrik protein pada kisaran nilai pH 5,5.
pangan berkorelasi terhadap tekstur dan Efektivitas daging dalam membentuk gel
kekuatan gel. menjadi optimum pada pH<6,5 (Bachtiar et
Penambahan tepung porang dalam al., 2014).
surimi yang berbahan baku ikan tuna dan Nilai pH
ikan kakap memperoleh hasil kekuatan gel Nilai pH merupakan indikator yang
>500g.cm untuk semua perlakuan. Hasil uji digunakan untuk mengukur tingkat
ANOVA menunjukkan adanya peningkatan keasaman. Gel yang terbentuk pada pH
rata-rata kekuatan gel surimi yang dihasilkan kurang dari 6 akan mudah pecah dan pada
setelah penambahan tepung porang. Analisis pH 8 akan terbentuk gel yang tidak kompak
kekuatan gel ikan tuna berkisar 1625.15±1.67 (Pratiwiningsih, 2004) Penurunan nilai pH
- 2818.99±3.63 g.cm ikan kakap berkisar akan mempengaruhi kestabilan protein
791.35±2.43 - 1622.39±1.16 g.cm.. Hasil surimi. pH merupakan salah satu faktor
penting karena berkaitan dengan kecepatan
283
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):281 – 286, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
6 Ikan 74.5
74.1
5.9 5.9 5.9 74 kakap 73.5
5.9 72.7
5.8 72 71.2
Kadar Air (%)
5.7 70.2 69.9 70
69.8
70 69.3
5.6
0% 1% 2% 5% 10% 15% 68 67.1
Perlakuan
Gambar 1. Nilai pH surimi limbah hasil 66
trimming ikan tuna dan kakap 64
dengan penambahan tepung
porang 62
0% 1% 2% 5% 10% 15%
Berdasarkan uji pH diperoleh nilai pH Perlakuan
ikan tuna dan ikan kakap 5.9 – 6.4. (Kang et Gambar 2. Kadar air (%) surimi limbah
al., 2009) menjelaskan bahwa nilai pH yang hasil trimming ikan tuna dan
baik dalam pembentukan gel surimi adalah kakap dengan penambahan
netral atau sedikit basa. pH optimum untuk tepung porang
memperoleh gel yang elastis dan kenyal Kadar air pada gambar ditas
berkisar antara 6.0-8.0 dan yang paling baik mengalami peningkatan seiring dengan
adalah berkisar 6.5-7.5. Kadar pH ikan bertambahnya frekuensi pencucian
berperan penting dalam proses pembentukan (Wijayanti et al., 2012). Kadar air limbah
gel sebagaimana Rostini (2013) menyatakan tetelan ikan tuna dan kakap berkisar antara
bahwa Pembentukan gel surimi dipengaruhi 67%-76.5%. Hal ini masih di bawah nilai
oleh kandungan protein, tingkat kesegaran kadar air produk perikanan khususnya
ikan dan nilai pH daging. Protein miofibril produk olahan yang maksimum 80%
pada surimi akan menurun kelarutannya jika (Asikin, 2018). Hassan et al. (2017)
mendekati titik isoelektriknya yakni pH 4-5. melaporkan bahwa kadar air surimi ikan
Interaksi protein-air akan berubah menjadi patin meningkat dari 75.27% menjadi
interaksi protein-protein pada titik 85.05% setelah dilakukan pencucian
isoelektrik, sehingga berdampak terhadap sebanyak 4 kali. Kadar air surimi ikan carp
penurunan gelasi protein miofibril pada silver meningkat 5.37% setelah dicuci dua
surimi. Berdasarkan hasil penelitian, kali, yaitu dari 78.2% menjadi 82.4%.
pengecekan nilai pH sangat penting dalam (Wawasto et al., 2018) mengemukakan
proses pengolahan untuk menjaga kualitas bahwa terjadinya peningkatan kadar air pada
gel pada surimi (Al Awwaly, 2017). surimi yang dipicu oleh proses hidrasi
Kadar Air protein miofibril, dimana terjadi difusi
284
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):281 – 286, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
komponen air ke dalam matriks protein Berdasarkan hasil uji lipat pada
myofibril. Gambar 4 kisaran nilai yang didapatkan 3.1-
Uji Sensori (Uji Gigit dan Uji Lipat) 4.6 dimana skor terendah (1) dan tertinggi (6)
Parameter uji sensori meliputi uji lipat sebagai indikator adanya retakan pada surimi
dan uji gigit. (Wijayanti et al., 2012) saat diberi tekanan. Uji lipat dapat digunakan
menyatakan bahwa uji lipat dan uji gigit untuk membedakan surimi dengan kualitas
surimi ikan lele dumbo berbanding lurus tinggi dengan rendah tetapi tidak sensitif
dengan kekuatan gel. Uji gigit dilakukan untuk membedakan surimi kualitas tinggi
untuk menguji tekstur gel dan tingkat dengan sangat tinggi (Agustin, 2012).
penerimaan panelis terhadap tingkat Folding test (uji lipat) merupakan
kekuatan gel surimi sebagai produk setengah metode paling sederhana dalam penilaian
jadi (Wiradimadja et al., 2017). Hasil analisis tingkat kekuatan gel produk perikanan.
sensori (uji gigit dan uji lipat) disajikan pada Sampel diiris dengan ketebalan 5 mm
Gambar 3 dan Gambar 4. kemudian dilanjutkan dengan cara
10
Ikan Tuna membagi menjadi seperdua dan seperempat
9
Ikan Kakap 8.7 lingkaran. Nilai elastisitasnya diperoleh
8.3
8 7.7
8 7.9 berdasarkan score sheet uji lipat (Wibowo et
7.2 7.4 7.3
6.9 al., 2015).
7 6.4
6 5.4
SIMPULAN
Uji Gigit
5
Kesimpulan penelitian ini adalah
4
2.9 penambahan tepung porang 1%, 2%, 5%,
3
10% dan 15 % dapat meningkatkan kekuatan
2 gel hingga >500 g.cm. Namun, penambahan
1 diatas 1% memberikan mutu yang kurang
0
0% 1% 2% 5% 10% 15%
berupa warna gelap pada surimi. Sehingga,
Perlakuan penambahan maksimal tepung porang tidak
Gambar 3. Nilai uji gigit surimi limbah hasil disarankan lebih dari 1%.
trimming ikan tuna dan kakap
dengan penambahan tepung DAFTAR PUSTAKA
porang Agustin, T. I. (2012). Mutu fisik dan
Ikan Tuna mikrostruktur kamaboko ikan kurisi
5 Ikan kakap (Nemipterus nematophorus) dengan
4.5 4.54.6
4.5 4.1 4.2 4.2 penambahan karaginan.
4
4 3.8 3.7 Al Awwaly, K. U. (2017). Protein Pangan
3.5
3.4
3.1
Hasil Ternak dan Aplikasinya.
3 Universitas Brawijaya Press.
Uji Lipat
285
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):281 – 286, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638
286