Anda di halaman 1dari 8

Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Internasional Teknik dan Sains Lanjut


ISSN (Online): 2455-9024

Optimasi Proporsi Adonan Albumin Tinggi


“Kerupuk Basah” Ikan Toman, Makanan Tradisional
Dari Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Indonesia
Sabina Endang1 , Kiki Fibrianto2 , Aji Sutrisno3
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran
Malang 65145 Indonesia Alamat email:
sabinaendang99@gmail.com

Abstrak — Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tepung tapioka memiliki kelemahan yaitu membentuk gel yang tidak
optimalisasi proporsi tepung tapioka:MOCAF:ikan terhadap sifat seragam, kelarutan terbatas pada air, dan lengket saat pemasakan
fisik, kimia, dan organoleptik keripik basah. Rancangan penelitian (Mega et al., 2009). Salah satu upaya untuk mengatasi kelemahan
pada eksperimen ini adalah Response Surface Model (RSM) dengan tepung tapioka adalah dengan menggabungkan tepung tapioka
metode Design Expert 7.0 Box-Behnken Design (BBD) dengan
dengan Fermented Cassava Flour (MOCAF) (Simanjuntak et al,
menggunakan 3 faktor (proporsi tepung tapioka, MOCAF, dan ikan)
dan 2 tanggapan (kekenyalan dan kadar protein). Proyeksi kerupuk 2017). MOCAF dibuat sedemikian rupa sehingga berbentuk butiran
basah yang optimal diuji kadar albuminnya. Hasil penelitian ini beras yang dibuat dari proses fermentasi tepung singkong. MOCAF
menunjukkan bahwa proporsi optimum belida “kerupuk basah” memiliki harga yang lebih murah (Rp 6.000/kg) dibandingkan tepung
adalah tepung tapioka : MOCAF : ikan yaitu 55,19 : 30,00 : 97,09. tapioka (Rp 10.000/kg) karena cara pembuatannya yang lebih
Proporsi optimum belida “kerupuk basah” menghasilkan prediksi sederhana. MOCAF memiliki keunggulan daya rekat yang baik,
respon optimal yaitu kekerasan 0,13816 kg dan kadar protein membentuk gel yang kuat, tidak mudah pecah atau rusak sehingga
14,0356%, sedangkan respon optimal sebenarnya adalah elastisitas dapat menghasilkan tekstur kerupuk basah yang kenyal dan padat
0,134 ± 0,02 kg dan kadar protein 14,210 ± 0,05%. Sedangkan (Simanjuntak et al., 2017). Selain itu, MOCAF mengandung asam
proporsi kerupuk basah ikan toman yang optimum adalah tepung
laktat yang berperan memberikan aroma khas pada kerupuk basah
tapioka : MOCAF : ikan yaitu 54,29 : 30,89 : 92,55. Proporsi optimum
kerupuk ikan toman menghasilkan prediksi respon optimal yaitu sehingga dapat menutupi bau amis (Astawan dan Wresdiyati, 2004;
kekerasan 0,091678 kg dan kadar protein 17,2758%, sedangkan Suarti et al, 2015).
respon optimal sebenarnya adalah kekerasan 0,087 ± 0,04 kg dan
kadar protein 16,560 ± 0,03%. ikan toman kerupuk basah dengan II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
perlakuan terbaik menunjukkan kadar albumin yang lebih tinggi. A.Bahan

Bahan yang digunakan adalah ikan toman segar. tepung tapioka,


Kata Kunci— Albumin, Ikan, “kerupuk basah”, MOCAF, Optimasi. MOCAF, air minum (air matang), dan bumbu (lada, garam, dan
bawang putih). Sedangkan bahan untuk analisis adalah NaOH,
pereaksi biuret (CuSO4.5H2O dan NaKC4O6.6H2O), aquades, dan
I. PENDAHULUAN aquabides. Bahan yang digunakan untuk uji organoleptik adalah
Kerupuk basah adalah jajanan yang terbuat dari tepung tapioka, ikan kerupuk basah komersial, air minum, dan pempek.
air tawar, dan bumbu (bawang putih, garam, merica, dan penyedap
rasa) sehingga mirip dengan pempek dan bakso ikan (Supratiwi, B. Pembuatan Kerupuk Basah
2017). Kerupuk basah berbentuk lonjong dan berukuran panjang
Daging ikan yang telah dibersihkan dan dipisahkan dari tulangnya
10-15 cm, seperti pempek lenjer. Ikan air tawar yang biasa digunakan
(sesuai proporsi perlakuan), dicampur air, garam, bawang putih, dan
dalam pembuatan kerupuk basah adalah ikan belida (Notopterus
merica, diaduk rata. Kemudian masukkan tepung terigu (sesuai
chitala). Namun produktivitas ikan belida rendah sehingga mulai
perlakuan) sedikit demi sedikit sambil diaduk. Setelah semua adonan
langka. Oleh karena itu harga ikan belida terus meningkat setiap
tercampur rata, adonan dibentuk lonjong (elips) dengan diameter 2-3
tahunnya hingga mencapai Rp 170.000/kg pada tahun 2018. Salah
cm dan panjang 10-15 cm.
satu ikan yang berpotensi untuk dijadikan bahan baku kerupuk basah
Selanjutnya adonan dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus
pengganti ikan belida adalah ikan toman.
selama 30-40 menit hingga mengapung kemudian diangkat dan
Harga ikan toman lebih murah yaitu Rp. 55.000/kg karena produktivitas
ditiriskan (Supratiwi, 2017).
yang tinggi mencapai 31.000 ton/tahun (Timothy, 2017).
Ikan toman juga mengandung albumin 5,35% (Firlianty et al., 2013) C. Prosedur Analisis Kekerasan
yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kerupuk basah albumin Kekerasan diukur berdasarkan kemampuan material dalam
tinggi. melakukan deformasi elastis (Sari et al., 2014). Prosedur analisis
Bahan baku pembuatan kerupuk basah selain ikan adalah tepung kekerasan menggunakan metode Cheng et al.
tapioka. Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan pengisi, perekat, (2011). Sampel yang akan dianalisis dipotong menjadi ukuran 1,5 x
dan pembentuk tekstur kerupuk basah. Namun, pati di 1,5 x 0,5 cm. Probe diset dengan ketentuan (pretest speed:

434

Sabina Endang, Kiki Fibrianto, dan Aji Sutrisno, “Optimalisasi Adonan Kerupuk Basah Albumin Tinggi Ikan Toman, Makanan Tradisional Dari
Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Indonesia,” International Research Journal of Advanced Engineering and Science, Volume 4 , Edisi 3, hlm.
434-441, 2019.
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Internasional Teknik dan Sains Lanjut


ISSN (Online): 2455-9024

1,0 mm/dtk; kecepatan uji: 2,0 mm/dtk; kecepatan pasca-tes: 10,0 mm / dihaluskan terlebih dahulu. Kemudian sampel ditempatkan pada wadah
s; gaya: 20,0 g; jarak: 10,00 mm; mode tara: otomatis). Pada graf sampel yang telah ditempel dengan pita karbon. Sisa sampel yang tidak
preferensi diatur dengan ketentuan (y = gaya (g); x = jarak (mm); waktu menempel dibersihkan dari pita karbon. Kemudian wadah sampel
= x). Analisis data dilakukan dengan menggunakan Anchor-Insert dimasukkan ke dalam sample holder SEM. Kemudian pada monitor lain,
Calculation-maxima. klik “New” pada menu FILE. Pada monitor SEM, sesuaikan ukuran titik
agar nilai DT dan CPS meningkat.
D. Prosedur Uji Kadar Protein

Pembuatan Pereaksi dan Larutan Standar Pereaksi


biuret dibuat dengan menimbang 0,75 gram CuSO4.5H2O, 3,0 gram H. Analisis Profil Asam Amino Menurut
NaKC4O6.6H2O dan dilarutkan dalam 250 ml akuades dalam labu ukur Kawai et al. (2009), komposisi asam amino esensial dan non
500 ml. Kemudian ditambahkan 150 ml NaOH 10% sambil diaduk. esensial yang terkandung dalam sampel dapat diketahui dengan
Kemudian tambahkan air suling hingga volume 500 ml. menganalisis profil asam amino.
Analisis profil asam amino mengacu pada Aprina (2012). Sebanyak 0,1
Pembuatan larutan standar protein Pembuatan gram sampel kerupuk basah dihidrolisis menggunakan 5 ml HCl 6 N,
larutan standar dilakukan dengan menimbang 90 mg Bovine Serum kemudian divorteks. Kemudian dialirkan dengan nitrogen dan dimasukkan
Albumin (BSA), kemudian dilarutkan dalam 25 ml akuades dan ke dalam oven pada suhu 110oC selama 22 jam. Campuran didinginkan
ditambahkan 1 tetes NaOH 3%. Kemudian ditambahkan akuades hingga hingga suhu kamar. Isi tabung reaksi yang tertutup dipindahkan ke
diperoleh larutan protein 3600 ppm. dalam labu ukur 50 ml, kemudian ditambahkan akuabides pada tanda
Pembuatan larutan protein Sebanyak batas. Kemudian 10 µl larutan dipipet dan ditambahkan 70 µl AccQ
2 gram sampel ditimbang kemudian dilarutkan dengan 20 mL Fluoric borate, dan divortex. Sebanyak 20 µl reagen fluoride A
akuades setelah itu disentrifugasi selama 30 menit. Setelah centrifuge, ditambahkan, diinkubasi selama 10 menit pada suhu 55oC, kemudian
centrifuge dimasukkan ke dalam air dingin dan didinginkan selama ±20 diinjeksi dengan Ultra Performance Liquid Chromatography (UPLC).
menit. Filtrat sampel dipipet 1 mL dengan 5 mL air suling dan 6 mL Kondisi UPLC diatur menggunakan kolom C18, suhu 37oC , fase gerak
reagen biuret dan didiamkan selama ± 30 menit, kemudian diukur kadar asetonitril 60% dan air 40%, detektor fluoresen, laju alir 1 ml/menit, dan
protein sampel. volume injeksi 5 µl.

Konsentrasi protein (%) = a/bx 100%


Keterangan: a = berat protein b = berat sampel
I. Analisis Organoleptik Uji
Kandungan protein (%db) =
organoleptik menggunakan sampel sebanyak 100 panelis tidak
x kandungan protein (wb)
terlatih menggunakan instrumen kuesioner dengan metode skoring. Uji
organoleptik dibagi menjadi uji sensori dan uji hedonik. Tes sensori
E. Penentuan dan Analisis Perlakuan Terbaik
mengacu pada penelitian Rahayu (2001), sedangkan tes hedonis
Faktor dan respon yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat mengacu pada penelitian Putri (2014). Dalam uji hedonik, setiap panelis
pada Tabel 1.
diminta untuk menunjukkan tingkat kesukaannya dengan menggunakan
skala 1 (sangat tidak suka) sampai dengan 5 (sangat suka).
Tabel 1. Faktor dan Respon dalam Pemodelan RSM dan Optimasi Respon yang
Faktor (Perlakuan) diinginkan J. Analisis Data
Proporsi Tepung Tapioka
kekerasan terendah Data dianalisis menggunakan Minitab 16. Data kualitatif diuji dengan
Proporsi MOCAF Proporsi
tingkat protein tertinggi
Ikan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk analisis normalitas dan
dilanjutkan dengan uji non parametrik Kruskal Wallis (tingkat signifikansi
Respon yang diharapkan adalah kekerasan terendah dan protein p<0,05). Data hasil uji organoleptik dianalisis menggunakan uji Hedonic
tertinggi, karena semakin tinggi kadar protein maka semakin rendah Scale Scoring.
kekerasan atau kerupuk basah semakin empuk. Nilai minimum tepung Sedangkan analisis perlakuan terbaik menggunakan metode Multiple
tapioka, MOCAF, dan ikan masing-masing 50:30:50 sedangkan nilai Attribute berdasarkan parameter fisik dan organoleptik.
maksimum tepung tapioka, MOCAF, dan ikan masing-masing 60:40:100.
AKU AKU AKU. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Bahan Baku


F. Analisis Kadar Albumin
Pada bahan baku ikan toman dianalisis kekerasan serta kandungan
Sampel harus cair. Jika berupa padatan maka harus diurai terlebih
proteinnya. Hasil Analisis kekerasan dan kandungan protein bahan baku
dahulu dan ditambahkan air. Kemudian disaring dan disentrifugasi.
dapat dilihat pada Tabel 2.
Selanjutnya, pipet sampel sebanyak 0,1-1ml. Masukkan ke dalam
tabung reaksi, lalu perlakukan seperti kurva standar. Tabel 2. Hasil Analisis Kekerasan dan Kandungan Protein Bahan Baku Kekerasan (kg)
Bahan baku Kadar Protein (%)
G. Analisis Morfologi Struktur Mikro Pengamatan -
Tepung tapioka 0,22±0,03
MOCAF -
morfologi struktur mikro dilakukan dengan menggunakan Scanning 1,40±0,02
ikan toman 0,14± 0,03 31,23±0,03
Electron Microscope (SEM) (Zhang et al., 2010). Analisis morfologi
struktur mikro mengacu pada Julinawati et al. (2015). Sampel yang
Keterangan: Nilai adalah rata-rata ± standar deviasi sebanyak 3 kali
pengulangan
akan dianalisa adalah

435

Sabina Endang, Kiki Fibrianto, dan Aji Sutrisno, “Optimalisasi Adonan Kerupuk Basah Albumin Tinggi Ikan Toman, Makanan Tradisional Dari
Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Indonesia,” International Research Journal of Advanced Engineering and Science, Volume 4 , Edisi 3, hlm.
434-441, 2019.
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Internasional Teknik dan Sains Lanjut


ISSN (Online): 2455-9024

Kandungan protein ikan toman lebih tinggi dibandingkan tepung tapioka Tabel 4. ANOVA pada model kuadrat dengan respon elastisitas Model
Kurangnya kecocokan P-value Desc
value P-
Desc
dan MOCAF. Hal ini dikarenakan ikan merupakan sumber protein, Tanggapan R
2
Elastisitas 0,9646signifikan
0,0003 Signifikan 0,8839 Tidak
sedangkan tepung tapioka merupakan sumber karbohidrat yang artinya
kandungan proteinnya jauh lebih rendah dari kadar patinya. Tingginya
kandungan protein ikan toman disebabkan ikan yang termasuk dalam
Parameter yang digunakan diketahui menghasilkan model kuadratik
kelompok ikan gabus (Channidae) memiliki kandungan protein yang lebih
yang signifikan pada taraf 95% untuk memprediksi respon kekerasan (p =
tinggi dibandingkan jenis ikan segar lainnya (Mustafa et al., 2012). Kadar
0,0003). Model kuadrat menghasilkan kecocokan yang tidak signifikan (p =
protein ikan toman pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan ikan gabus
0,8839) terhadap galat murni. Gambar respon permukaan untuk kekerasan
alam yang mengandung protein 20,14% (Nugroho, 2013).
toman kerupuk basah ditunjukkan pada Gambar 1.

B. Optimalisasi Proporsi Kerupuk Basah


Optimalisasi proporsi kerupuk basah ikan toman bertujuan untuk
mendapatkan proporsi optimum yang memiliki nilai kekerasan terendah dan
kandungan protein tertinggi. Hasil optimasi proporsi menggunakan BBD
diperoleh 17 rancangan percobaan yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Optimasi Proporsi Respon Faktor Kerupuk Basah

Berlari Tepung
tapioka Kekerasan Ikan MOCAF (kg) Protein (%)

50,00 30,00 75,00 0,11±0,03 15,29±0,04 Gambar 1. Contour plot (2D) respon kerupuk basah elastisitas ikan toman
1 60,00 30,00 75,00 0,11±0,02 14,58±0,05 tanggapan
2 50,00 40,00 75,00 0,11±0,04 11,72±0,03
3 60,00 40,00 75,00 0,12±0,05 11,00±0,02
4 50,00 35,00 50,00 0,12±0,04 9,75±0,03 Gambar 1 menunjukkan bahwa hasil respon kekerasan model 2 memiliki
nilai R sebesar 0,9646 yang mendekati 1. Nilai
5 60,00 35,00 50,00 0,12±0,03 11,19±0,05
6 50,00 35,00 100,00 0,11±0,05 15,33±0,04 R 2yang mendekati 1, menunjukkan bahwa variabel bebas berhubungan erat
,
7 60,00 35,00 100,00 0 ,13±0,04 14 ,89±0,03
dengan respon kekerasan (Saniah dan Hasimah, 2008).
8 55,00 30,00 50,00 0,12±0,04 9,94±0,05
9 55,00 40,00 50,00 0,12±0,05 9,90±0,02
10 55,00 30,00 100,00 0,10±0,04 15,84±0,05
11 55,00 D. Pemodelan dan Analisis Respon Kandungan Protein
40,00 100,00 0,13±0,03 10,79±0,04
12 55,00 35,00 75,00 0,09±0,02 16,66±0,01 Analisis hasil kadar protein pada respon ikan kerupuk basah toman
13 55,00 35,00 75,00 0,09±0,01 16,89±0,02
menunjukkan bahwa model kuadratik merupakan model yang disarankan.
14 55,00 35,00 75,00 0, 08±0,02 17, 24±0,01
15 55,00 35,00 75,00 0,08±0,03 17,44±0,02
Berdasarkan pengujian model sequential sum of squares, model kuadrat
16 17 55, 35, 00 75, 00 0,08±0,05 16,39±0,01 memiliki nilai p terendah 0,05<0,0001. Hal ini menunjukkan bahwa model
00 Keterangan: kuadratik berpengaruh signifikan terhadap respon kadar protein. Pemilihan
• Nilai adalah mean ± standar deviasi dari 3 kali ulangan • model juga dapat dilihat dari nilai maksimum adjusted R (Myers and
Proporsi ikan 50 artinya perbandingan tepung : ikan 2 : 1, Montgomery, 2002).
perbandingan ikan 75 artinya perbandingan tepung : ikan 2 : 2 2
dan memprediksi R
1,5 sedangkan proporsi ikan 100 artinya perbandingan tepung : Pada model statistik ringkasan, model kuadratik memiliki nilai adjusted R
ikan adalah 1 : 1 2 2
dan memprediksi
tertinggi dibandingkan dengan model linier R
dan 0,9530
2FI, masing-masing
dan 0,7481. sebesar
C. Pemodelan dan Analisis Respon Elastisitas Hasil
Model kuadrat diketahui memiliki nilai PRESS (Prediction Error Sum of
analisis program terhadap respon elastisitas menunjukkan bahwa
Squares) yang rendah yaitu 33,93. Ini menggambarkan prediksi kesalahan
model kuadratik adalah model yang disarankan. Berdasarkan pengujian
kecil. ANOVA untuk respons protein ditunjukkan pada Tabel 5.
model sequential sum of squares, model kuadrat memiliki nilai p paling
rendah dan kurang dari 0,05 yaitu < 0,0001. Hal ini menunjukkan bahwa
model kuadratik berpengaruh signifikan terhadap daya tanggap kerupuk
Tabel 5. ANOVA dalam model kuadratik dengan tanggapan kandungan protein
ikan toman. Pemilihan model juga bisa dilihat dari Model P-value Desc
2 Kurang fit
Tanggapan R
Nilai-P Des
2
nilai maksimum R2 yang disesuaikan dan prediksi R (Myers dan Montgomery, Kadar protein 0,9646 <0,0001 Signifikan 0,1143 Tidak signifikan
2002). Pada model statistik ringkasan, model kuadratik memiliki nilai
2 2
adjusted R tertinggi dibandingkan model linear dan 2FI,dan memprediksi R
masing-masing Parameter yang digunakan diketahui menghasilkan model kuadratik
sebesar 0,9190 dan 0,8747. Model kuadrat diketahui memiliki nilai PRESS yang signifikan pada taraf 95% untuk memprediksi respon kandungan
(Prediction Error Sum of Squares) yang rendah yaitu 6,222E 004. Hal ini protein (p<0,0001). Model kuadrat menghasilkan kecocokan yang tidak
menggambarkan prediksi error yang kecil. ANOVA untuk respon elastisitas signifikan (p<0,1143) terhadap galat murni. Kurangnya fit P-value yang
ditunjukkan pada Tabel 4. besar dan tidak signifikan menyiratkan model yang digunakan dengan cukup
baik sehingga seperti yang diharapkan (Myers dan

436

Sabina Endang, Kiki Fibrianto, dan Aji Sutrisno, “Optimalisasi Adonan Kerupuk Basah Albumin Tinggi Ikan Toman, Makanan Tradisional Dari Kapuas
Hulu Kalimantan Barat, Indonesia,” International Research Journal of Advanced Engineering and Science, Volume 4 , Edisi 3, hlm. 434-441, 2019.
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Internasional Teknik dan Sains Lanjut


ISSN (Online): 2455-9024

Montgomery, 2002). Gambar respon permukaan kerupuk basah nilai tes. Menurut da Silviera dkk. (2014)% error adalah
kandungan protein ikan toman ditunjukkan pada Gambar 2. perbandingan nilai prediksi yang diprediksi dibandingkan dengan
nilai tes sebenarnya. Jika nilai % error kurang dari 5% dapat
diabaikan dan proporsi optimal yang disarankan dapat dianggap
sebagai proporsi terbaik.

F. Hasil Analisis Albumin


Albumin merupakan protein sederhana dan memiliki struktur
globular yang umumnya berbentuk bulat atau elips dan tersusun
atas ikatan polipeptida tunggal dengan susunan asam amino
ganda. Albumin dapat larut dalam air netral yang tidak
mengandung garam (Legowo et al., 2003). Hasil analisis albumin
dapat dilihat pada Tabel 7.

Gambar 2. Contour plot (2D) respon kerupuk basah kandungan protein Tabel 7. Hasil Analisis Kadar Albumin
ikan toman
Sampel Kadar Albumin (%)
Kerupuk Basah Ikan Toman 4,65±0,47 Keterangan : Nilai
Gambar 2 menunjukkan model yang dihasilkan dari respon rata-rata ± standar deviasi 3 kali pengulangan
kerupuk basah terhadap kandungan protein ikan toman adalah
2 mendekati
model kuadrat. Model ini memiliki nilai R sebesar
mendekati
0,9646
1, hal
yang
ini
1. Nilai R 2
menunjukkan bahwa variabel bebas Kadar albumin kerupuk basah lebih tinggi dari Sulistiyati
berhubungan erat dengan respon kadar protein (Saniah dan (2012) yang menunjukkan kadar albumin ikan gabus sebesar
Hasimah, 2008). 3,119%. Namun kadar albumin kerupuk basah ikan toman masih
lebih rendah dibandingkan penelitian Setiawan et al. (2013) yang
E. Verifikasi Kerupuk Basah
menunjukkan ikan gabus mengandung albumin sebesar 62,24 g/
Respon optimal diperoleh melalui analisis statistik dan kg (6,22%). Kadar albumin dipengaruhi oleh kandungan myogin,
berdasarkan nilai desirability. Proporsi optimum yang dimana semakin tinggi kadar myogin maka semakin tinggi pula
direkomendasikan (prediksi pada RSM) dikonfirmasi dan kadar albuminnya. Kandungan myogin pada ikan muda lebih
dibandingkan dengan pengujian aktual, dapat dilihat pada Tabel 6. tinggi dibandingkan ikan dewasa. Hal ini dikarenakan semakin
dewasa ikan maka semakin banyak lemak yang menumpuk di
Tabel 6. Verifikasi proporsi optimal
dalam tubuhnya (Yulindra et al, 2013).
X1 X2 X3 %
Tanggapan Ramalan Sebenarnya
(%) (%) (%) G. Hasil Analisis SEM
Kekerasan 0,091678 Kesalahan 0,087±0,04
4,667
54,29 30,89 92,55
Protein 17,2758 16,560±0,03 4,143 Analisis morfologi struktur mikro menggunakan SEM
Keterangan: Nilai adalah rata-rata ± standar deviasi dari 3 ulangan berguna untuk mengetahui struktur mikro (termasuk porositas
dan bentuk retakan) benda padat (Agustin, 2012). Morfologi
kerupuk basah struktur mikro ikan toman dapat dilihat pada
Proporsi yang dianjurkan adalah proporsi tapioka 54,29%, Gambar 4.
MOCAF 30,89%, dan ikan 92,55%. Proporsi ini menghasilkan
prediksi respon yang optimal dengan nilai kekerasan 0,091678
kg dan kadar protein 17,2758% dengan nilai desirability yang
cukup baik mendekati 1 yaitu 0,861 yang dapat dilihat pada
Gambar 3.

A B
Gambar 4. Morfologi struktur mikro ikan kerupuk basah toman dengan
pembesaran (a) 2000x dan (b) 3000x

Morfologi struktur mikro kerupuk basah dipengaruhi oleh


kandungan pati pada produk. Tepung tapioka dan MOCAF tinggi
amilopektin. Hal ini sejalan dengan Albab dan Susanto (2016)
bahwa pati yang digunakan dalam pembuatan kerupuk basah
Gambar 3. Contour plot (2D) optimalisasi keinginan proporsi kerupuk
basah ikan toman
harus memiliki kadar pati yang tinggi terutama amilopektin
(70-75% dari total pati) dan daya serap air yang tinggi, sehingga
Verifikasi yang dilakukan terhadap proporsi RSM yang kerupuk basah kenyal dan lembut. .
direkomendasikan menghasilkan % error kurang dari 5%. Tepung tapioka dan MOCAF yang dipanaskan pada suhu
68-92oC akan mengalami gelatinisasi (Nurainy et al., 2015; Putri dan

437

Sabina Endang, Kiki Fibrianto, dan Aji Sutrisno, “Optimalisasi Adonan Kerupuk Basah Albumin Tinggi Ikan Toman, Makanan Tradisional Dari Kapuas Hulu
Kalimantan Barat, Indonesia,” International Research Journal of Advanced Engineering and Science, Volume 4 , Edisi 3, hlm. 434-441, 2019.
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Internasional Teknik dan Sains Lanjut


ISSN (Online): 2455-9024

Kurnia, 2017). Suatu kondisi ketika pati membengkak dan pecah karena Asam amino tertinggi adalah asam L-glutamat, sedangkan yang
proses perkembangan yang tidak dapat diubah (Nurainy et al, 2015; terendah adalah asam amino L-histidin. Pemanasan menyebabkan
Rofiq, 2017). Proses gelatinisasi ini menyebabkan amilopektin perubahan kimia pada residu asam amino. Proses pemanasan akan
membentuk gel yang bersifat lempung, kemudian terjadi pelunakan mengurangi kadar air dan dengan demikian kandungan asam amino
dinding sel pati dan dihasilkan produk yang kenyal (Misni et al, 2017). yang jauh lebih tinggi akan diukur (Lopes et al., 2015).
Reaksi proteolitik yang terjadi selama proses pemanasan dapat
Morfologi kerupuk basah juga dapat dilihat melalui pori-pori pada menyebabkan peningkatan pembentukan asam amino bebas (Liu et al.,
kerupuk basah yang dihasilkan (Gambar 5). 2009). Asam amino bebas merupakan salah satu komponen ekstraktif
Pori pori kerupuk basah mempengaruhi penerimaan dan preferensi larut air yang merupakan unsur utama pemberi rasa dari makanan
panelis. berbahan dasar perikanan (Pratama, 2011). Asam amino secara
langsung berkontribusi pada flavor dan taste serta dapat menjadi
prekursor komponen aromatik (Ozden, 2005).
Ketinggian asam amino berbanding lurus dengan aroma. Hal ini
sesuai dengan Stefany et al (2013) bahwa kandungan protein ikan yang
terurai menjadi asam amino glutamat dapat menguatkan aroma khas
ikan.
Bila asam glutamat yang terurai ini terkontaminasi bakteri maka akan
menimbulkan bau amis. Hal ini didukung oleh penelitian Ozden (2005)
Gambar 5. Sayatan melintang kerupuk basah ikan toman bahwa asam amino seperti glutamat bersama dengan glukosa, lipid,
Pori-pori kerupuk basah kecil dan rapat. Hal ini disebabkan tingginya trimetalamin oksida, dan urea dapat diubah oleh bakteri menjadi produk
kandungan protein ikan kerupuk basah toman. yang dapat digunakan sebagai indikator pembusukan seperti hidrogen
Protein berfungsi mengikat air. Kandungan protein yang rendah dan sulfida (H2S), karbonil , histamin, dan amonia.
kadar air yang tinggi pada adonan menyebabkan pori-pori yang terbentuk
pada produk kerupuk basah menjadi lebih besar. Hal ini sesuai dengan I. Hasil Analisis Organoleptik Uji
penelitian Park (2005) bahwa salah satu penyebab pori besar adalah
Sensorik Uji sensorik bertujuan untuk
karena kekurangan protein. Hal ini juga didukung oleh penelitian Pietrasik
mengetahui tingkat rasa gurih, bau amis, kekerasan, dan warna
dan Jarmolouk (2003) bahwa pori yang besar juga disebabkan oleh
penggunaan air yang berlebihan. putih kerupuk basah ikan toman jika dibandingkan dengan produk
Penyebab lainnya adalah penambahan MOCAF. MOCAF memiliki komersial. Spider chart dari perbandingan analisis sensori kerupuk basah
dan produk komersial dapat dilihat pada Gambar 6.
kemampuan membentuk gel yang baik dan dapat mengisi rongga matriks
tiga dimensi pada kerupuk basah. Hal ini sesuai dengan Wu dan Fang
(2003) bahwa MOCAF dapat menghasilkan adonan dengan tekstur yang
halus, padat, kenyal, dan lembut. Sedangkan pati dalam tepung tapioka
lebih rapuh dan mudah pecah selama pemasakan (Suprapti dan Lies,
2005), serta hanya dapat mengembang sebesar 25% (Wu dan Fang,
2003).

H. Hasil Analisis Profil Asam Amino


Profil asam amino menentukan kualitas suatu protein, protein
merupakan salah satu zat gizi makro terpenting bagi manusia yang
diperoleh dari makanan (Kawai et al., 2009). Profil asam amino kerupuk
basah ikan toman dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Profil asam amino kerupuk basah dari ikan


toman tidak ada7804.29
kandungan
37405.96
profil
11165.04
asam amino
6170.58(mg/kg)
8963.521
10092.69
12362.7626.8262.82626.86.88.8826.88.8826.8.8826
L-Serin
2 L-asam glutamat 3
L-Fenilalanin
4 L-Isoleusin
L-Valin 5
6 L-Alanin 7
L-arginin 8
Glisin Gambar 6. Perbandingan grafik laba-laba hasil analisis sensoris kerupuk
9 L-Lisin basah ikan toman dengan kerupuk basah komersial dan pempek
10 L-Asam Aspartat
11 L-Leusine Kerupuk basah ikan toman memiliki rasa gurih yang kuat, warna
12 L-tirosina sangat putih, tekstur keras, dan bau amis paling rendah. Rata-rata hasil
13 L-Prolin
perbandingan analisis sensoris kerupuk basah ikan toman dengan
14 L-Treonina
15 L-Histidin kerupuk basah komersial dan pempek dapat dilihat pada Tabel 9.
Sumber: Keluaran 18-5-17/MU/SMM-SIG, UPLC

438

Sabina Endang, Kiki Fibrianto, dan Aji Sutrisno, “Optimalisasi Adonan Kerupuk Basah Albumin Tinggi Ikan Toman, Makanan Tradisional Dari
Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Indonesia,” International Research Journal of Advanced Engineering and Science, Volume 4 , Edisi 3, hlm.
434-441, 2019.
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Internasional Teknik dan Sains Lanjut


ISSN (Online): 2455-9024

Tabel 9. Rata-rata hasil perbandingan analisis sensoris kerupuk basah ikan tidak mengalami retrogradasi dan tekstur lebih stabil setelah didinginkan
toman dengan kerupuk basah komersial dan pempek Ikan Gurih Rasa (Ramirez et al., 2002).
Putih Bau Warna 4,62±4
Ikan Toman
,54 Komersial
4,56±0,50
Kekerasan 3,20±0,68
1,48±0,50
3,56±0,50
Sampel 3,10±0,70 Pempek 4,62±0,49
Keterangan: 2,50±0,50
• Nilai adalah2,73±0,44
mean standar
±
Sedangkan untuk nilai warna putih keabu-abuan dikarenakan tidak
deviasi dari 3 kali parameter
ulangan • Semakin tinggi nilai hasil uji warna
sensoriputih
pada
adanya penambahan MOCAF. Selain itu warna ikan tenggiri menjadi
rasa baik.
gurih, kekerasan,4,49±0,50
dan semakin
3,54±0,50 lebih gelap pada saat pengolahan dibandingkan dengan ikan toman
3,09±0,62 yang menyebabkan pempek yang dihasilkan berwarna lebih gelap. Hal
ini sesuai dengan penelitian Stefany et al (2013) bahwa daging ikan
tenggiri berubah menjadi putih keabu-abuan akibat proses pemanasan.

Uji Hedonik Uji

Rasa gurih tertinggi terdapat pada sampel pempek dengan rata-rata hedonik bertujuan untuk menganalisis preferensi panelis terhadap
4,62 ± 0,49 sedangkan rasa gurih terendah terdapat pada sampel produk atau sampel yang disajikan. Parameter yang diuji adalah rasa,
kerupuk basah komersial dengan rata-rata 3,2 ± 0,68. Hal ini dikarenakan aroma, tekstur, dan warna. Perbandingan spider chart hasil analisis
pempek menggunakan ikan tenggiri yang rasanya lebih gurih karena hedonik ikan kerupuk basah toman dengan iklan pempek dan kerupuk
mengandung asam amino glutamat (11,4%) lebih tinggi dibandingkan basah dapat dilihat pada Gambar 7.
ikan belida. Hal ini sesuai dengan penelitian Parmanto (2012) bahwa
rasa gurih dari asam amino glutamat dapat meningkatkan penerimaan
sensori pempek. Hal ini juga didukung oleh penelitian Nugroho et al
(2014) bahwa ikan yang kaya akan asam amino glutamat dapat
meningkatkan cita rasa masakan.

Sedangkan untuk bau amis terdapat pada sampel kerupuk basah


komersial dengan rata-rata 3,56 ± 0,49 sedangkan bau amis terendah
terdapat pada sampel ikan kerupuk basah toman dengan rata-rata 1,48
± 0,50. kerupuk basah toman ditambahkan MOCAF yang dapat menutupi
bau amis ikan. Hal ini sesuai dengan Suarti et al (2015) bahwa MOCAF
mengandung asam laktat yang berfungsi menutupi aroma amis.

Sedangkan kerupuk basah komersial tidak diberi tambahan MOCAF


sehingga bau amis lebih kentara.
Hal ini juga didukung oleh penelitian Subagio et al. (2008) bahwa
fermentasi dapat menetralkan rasa MOCAF, sehingga MOCAF dapat
menutupi 70% aroma amis yang tidak disukai konsumen.

Nilai viskositas tertinggi terdapat pada sampel ikan kerupuk basah


toman dengan rata-rata 4,49 ± 0,50 sedangkan viskositas terendah Gambar 7. Perbandingan grafik laba-laba analisis hedonik toman kerupuk basah
terdapat pada sampel pempek dengan rata-rata 3,09 ± 0,62. Hal ini dengan kerupuk basah komersial dan pempek
dikarenakan ikan kerupuk basah toman mengandung MOCAF. MOCAF
terbukti meningkatkan kapasitas pengikatan air dan kekuatan gel. Hal Ikan kerupuk basah toman menunjukkan rasa, aroma, tekstur, dan
ini menyebabkan kerupuk basah ikan toman yang dihasilkan menjadi warna yang disukai panelis. Rata-rata hasil perbandingan analisis
lebih empuk, padat, empuk, dan halus selama proses pengolahan. hedonis kerupuk basah dengan produk komersial dapat dilihat pada
Selain itu, campuran tepung tapioka dan MOCAF pada adonan dapat Tabel 10.
mengalami gelatinisasi selama pemasakan.
Tabel 10. Rata-rata hasil perbandingan analisis hedonik kerupuk basah ikan
Untuk tingkat keputihan nilai tertinggi terdapat pada ikan kerupuk toman dengan kerupuk basah komersial dan pempek Ikan Gurih Rasa
Putih Rasa Bau4,66±0,
Warna47 Ikan
Komersial
Toman 4,73±0,44
3,69±0,733,45±0,65
Kekerasan 4,66±0,47
3,21±0,75
basah toman dengan rata-rata 4,62 ± 0,49 sedangkan terendah terdapat Sampel Pempek 4,09±0,75
Nilai4,00±0,65 1,87±0,69
adalah rerata Keterangan:
± standar deviasi •
3 kali dari
pada sampel pempek dengan rata-rata 2,73 ± 0,44. Hal ini disebabkan ulangan • Semakin tinggi nilai hasil uji hedonik, semakin
4,57±0,50baik
adanya penambahan MOCAF pada adonan ikan kerupuk basah toman. 2,87±0,77
Menurut Suarti et al (2015) MOCAF memiliki warna putih yang dapat 2,04±0,75

menutupi warna putih keruh akibat tepung tapioka dan daging ikan.

Pada pempek, tidak adanya tambahan MOCAF pada adonan


menyebabkan pempek mudah mengalami retrogradasi dan teksturnya Preferensi rasa tertinggi terdapat pada ikan kerupuk basah toman
menjadi lebih keras (tidak kenyal) setelah didinginkan. Hal ini sesuai dengan nilai rata-rata 4,73 ± 0,45 sedangkan preferensi rasa terendah
dengan penelitian Nurhuda et al (2016) bahwa gelatinisasi pati selama terdapat pada sampel kerupuk basah komersial dengan rata-rata 3,69 ±
pemasakan dapat meningkatkan kekerasan. Selain itu penambahan 0,73. Hal ini dikarenakan kandungan protein ikan toman lebih tinggi
MOCAF menyebabkan kerupuk basah yang dihasilkan menjadi dibandingkan dengan kandungan protein ikan belida yang digunakan
sebagai bahan baku

439

Sabina Endang, Kiki Fibrianto, dan Aji Sutrisno, “Optimalisasi Adonan Kerupuk Basah Albumin Tinggi Ikan Toman, Makanan Tradisional Dari
Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Indonesia,” International Research Journal of Advanced Engineering and Science, Volume 4 , Edisi 3, hlm.
434-441, 2019.
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Internasional Teknik dan Sains Lanjut


ISSN (Online): 2455-9024

kerupuk basah komersial. Hal ini sesuai dengan penelitian REFERENSI


Parmanto (2012) bahwa preferensi rasa dipengaruhi oleh peptida [1] Firlianty, Suprayitno, E., Nursyam, H., Hardoko, Mustafa, H. 2013.
dan asam amino pada jaringan otot/daging. Hal ini juga didukung Komposisi Kimia dan Profil Asam Amino Channidae Dikumpulkan dari
oleh Stefany et al (2013) bahwa protein pada ikan terutama dari Kalimantan Tengah, Indonesia. Jurnal Sains dan Teknologi Internasional
IEESE (IJSTE), Vol. 2 No.4, 25-29. ISSN : 2252-5297 [2] Benjakul, S.,
jenis glutamat, arginin, metionin, dan valin berperan dalam Chantarasuwan, C., & Visessanguan, W. 2003. Pengaruh pengaturan suhu medium
pembentukan cita rasa. terhadap karakteristik gelling surimi dari beberapa ikan tropis. Kimia Pangan,
Preferensi rasa dengan nilai tertinggi terdapat pada kerupuk 82: 567–574 [3] Monthea, OC, Grosmaireb, L., Nguimboua, RM, Dahdouhb,
basah ikan toman dengan rata-rata 4,66 ± 0,47 sedangkan L., Riccib, J., Tranc, T., Ndjouenkeu, R. 2019. Sifat reologi dan tekstur dari adonan
dan roti bebas gluten berbahan dasar campuran tepung singkong, ubi jalar,
preferensi rasa terendah terdapat pada sampel kerupuk basah dan sorgum yang difermentasi. LWT - Ilmu dan Teknologi Pangan 101 (2019)
komersial dengan rata-rata 3,21 ± 0,77. Hal ini disebabkan 575–582.
perbedaan jenis ikan yang digunakan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Anova dan Kamsina (2012) bahwa kandungan protein [4] Demiate, IM, Dupuy, N., Huvenne, JP, Cereda, MP, & Wosiacki, G. 2000.
Hubungan antara perilaku memanggang pati singkong termodifikasi dan
dan asam amino pada ikan bervariasi. Semakin tinggi kandungan struktur kimia pati ditentukan dengan spektroskopi FTIR. Polimer Karbohidrat,
asam amino glutamat maka semakin tinggi penerimaan aroma 42, 149–158.
kerupuk basah. Aromanya juga dipengaruhi oleh campuran asam [5] Ingadottir, B., Kristinson, HG 2010. Gelasi isolat protein yang diekstraksi dari otot
lemak dan asam amino esensial. Menurut Parmanto (2012) dan ringan ikan nila dengan pemrosesan pergeseran pH, Kimia Pangan. 118:
780-798.
Nugroho et al (2014) asam lemak volatil yang terkandung dalam [6] Saniah, K., dan Hasimah, HA 2008. Pengembangan minuman rasa jeruk Morinda
daging ikan memberikan aroma khas yang disukai panelis. citrifolia menggunakan Response Surface Method (RSM). J. Trop.
Pertanian. Sebuah. Fd. Sc, 36 (1): 87-97.

Preferensi tekstur ditemukan pada ikan kerupuk basah toman [7] Sari, DK, Marliyati, SA, Kustiyah, L., Khomsan, A. 2014. Peran biskuit diperkaya
protein albumin ikan gabus, seng dan besi terhadap respon imun balita.
dengan nilai rata-rata 4,57 ± 0,49 sedangkan yang terendah Pakistan J. Nutr., 13, 28–32.
ditemukan pada sampel pempek dengan nilai rata-rata 2,04 ± 0,75.
Hal ini dikarenakan kerupuk basah toman menggunakan tepung [8] Lanier, TC, Carvajal, P., & Yongsawatdigul. J.(2005). kimia gelasi surimi. Di Park
tapioka dan MOCAF. Menurut Remadani dan Susanto (2016), JW Surimi dan Surim Seafood edisi ke-2. Boca Raton FL. CRC. Tekan hlm:
345-490.
granula pati pada tepung tapioka dan MOCAF tergelatinisasi [9] Vincent, J.-L., Russell, JA, Jacob, M., Martin, G., Guidet, B., Wernerman, J.,
selama pemasakan. Proses gelatinisasi ini meningkatkan Roca, RF, McCluskey, SA, Gattinoni, L. 2014.
penyerapan air ke dalam granula pati dan meningkatkan Pemberian albumin pada pasien yang sakit akut: apa yang baru dan di mana
kekerasan kerupuk basah yang dihasilkan hingga tingkat yang selanjutnya? Critical Care, 18(4), 231. http://doi.org/10.1186/cc13991 [10]
Kawai M, Uneyama H, Miyano H. 2009. Komponen aktif rasa dalam makanan,
disukai panelis. Selain itu ikan toman mengandung protein tinggi dengan konsentrasi pada senyawa umami. Jurnal Ilmu Kesehatan. 55: 667-673.
dan protein terlarut sehingga teksturnya tidak terlalu keras saat
digigit. Hal ini sesuai dengan penelitian Nugroho et al (2014) [11] Ozden O. 2005. Perubahan komposisi asam amino dan asam lemak selama
bahwa semakin banyak partikel protein (aktin, miosin, dan umur simpan ikan yang diasinkan. Jurnal Ilmu Pangan dan Pertanian. 85:
2015-2020 [12] Xiong G, Cheng. W, kamu. L, Du. X. Zhou.X, Zhou.M, Lin. R
aktomiosin) yang terlarut maka partikel tersebut akan saling Geng S.
berikatan antar partikel tersebut membentuk adonan yang tidak Chen.M, Corke.H. & Cai. YZ 2009. Pengaruh glukomanan konjac terhadap
mudah rapuh dan kenyal. sifat fisikokimia protein myofibrillar dan gel surimi dari ikan mas rumput
Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap warna dari (Ctenopharyngodon idella). Kimia Pangan (116)
[13] Zhang. F, Fang. L, Wang. C, Shi. L Chang. T, Yang .H & Cui. M, (2012).
ikan kerupuk basah toman adalah 4,66 ± 0,47 sedangkan tingkat Pengaruh straches pada sifat tekstur, reologi, dan warna gel daging sapi
kesukaan warna terendah terdapat pada sampel pempek dengan surimi dengan transglutaminase mikroba. Ilmu Daging (93): 533 -537
nilai rata-rata 1,87 ± 0,69. ikan kerupuk basah toman menunjukkan
warna putih cerah dibandingkan dengan sampel lainnya karena [14] Mustafa, A., M Aris, W., Yohanes, K. 2012. Kandungan albumin dan seng
daging ikan toman yang digunakan berwarna putih. Hal ini sesuai ekstrak ikan gabus (Channa striata) dan perannya dalam kesehatan.
Jurnal Internasional Sains dan Teknologi, 1(2), 1–8.
dengan pernyataan Nugroho (2013) dan Nurhuda et al (2016) [15] Myers, RH, Montgomery, DC 2002. Metodologi Permukaan Respons: Optimasi
bahwa daging ikan toman berwarna putih cerah. Selain itu, warna Proses dan Produk Menggunakan Eksperimen yang Dirancang. Edisi ke-2 .
kerupuk basah ikan toman lebih cerah karena disubstitusi dengan Kanada: Publikasi Wiley Interscience. [16] da Silveira, PF, Vizzotto, MB,
Montagner, F., Silveira, HLD da, Silveira, HED da. 2014. Pengembangan Metodologi
MOCAF yang warnanya lebih cerah dari tepung tapioka. In Vitro Baru untuk Mensimulasikan Resorpsi Akar Internal. Jurnal Endodontik,
40(2), 211–216.doi:10.1016/j.joen.2013.07.007

IV. KESIMPULAN [17] Kovyrshina TB, Rudneva II. 2012. Studi Perbandingan Kadar Albumin Serum
Ikan Round Goby Neogobius Melanostomus di Laut Hitam dan Laut Azov. Int
Proporsi kerupuk basah ikan toman yang optimum adalah J Adv Biol Res. 2:203– 208.
tepung tapioka : MOCAF : ikan dengan 54,29 : 30,89 : 92,55. [18] Asfar M, Tawali AB, Abdullah N, Mahendradatta M. 2014. Ekstraksi albumin
Proporsi ini menunjukkan nilai kekerasan 0,087 ± 0,04 kg dan ikan gabus (Channa striatus) dalam pembuatan konsentrat protein ikan (FPC).
mengandung kadar protein 16,560 ± 0,03%. Kandungan albumin Int J Sci Technol Res. 3:85 – 88.
[19] Gaikwad MV, Davane PM, More VR, Shaikh FK, Jaiwal BV, Khillare VK. 2012.
ikan kerupuk basah toman lebih tinggi dibandingkan ikan belidak Profil protein dalam serum ikan yang menghirup udara, Channa gachu (Ham).
dengan nilai berturut-turut 4,65% dan 2,49%. Perlakuan terbaik Int J Farmasi Biosci. 3:628 –633
ikan kerupuk basah ikan toman menunjukkan penerimaan [20] Onyango, C., Mutungi, C., Unbehend, G., & Lindhauer, MG 2010.
sensoris dan preferensi organoleptik yang lebih tinggi Karakteristik reologi dan pemanggangan adonan dan roti yang dibuat dari pati
singkong dan sorgum yang telah digelatinisasi sebelumnya dan dimodifikasi
dibandingkan dengan kerupuk basah dan pempek komersial. menggunakan mikroba transglutaminase. Jurnal Teknik Pangan, 49, 465–470

440

Sabina Endang, Kiki Fibrianto, dan Aji Sutrisno, “Optimalisasi Adonan Kerupuk Basah Albumin Tinggi Ikan Toman, Makanan Tradisional Dari
Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Indonesia,” International Research Journal of Advanced Engineering and Science, Volume 4 , Edisi 3, hlm.
434-441, 2019.
Machine Translated by Google

Jurnal Penelitian Internasional Teknik dan Sains Lanjut


ISSN (Online): 2455-9024

[21] Nurainy, F., Sugiharto, R., Sari, DW 2015. Pengaruh Perbandingan Tepung [26] Venugopal, V. 2006. Pengolahan Makanan Laut : Memberi Nilai Tambah
Tapioka dan Tepung Jamur Tiram Putih (Pleurotus oestreatus) Melalui Pembekuan Cepat, Pengemasan Retortable dan Cook-Chilling.
Terhadap Volume Pengembangan, Kadar Protein dan Organoleptik CRC Press, Florida, ISBN: 1574446223 [27] Parmanto, HD 2012.
Kerupuk. Jurnal Teknologi Industri & Hasil Pertanian Vol. 20 No.1. Pengaruh Jumlah Pencucian Surimi Daging Lele terhadap Tingkat Kesukaan
[22] Suryaningrum, TD, Ikasari. D. 2010. Pengaruh penambahan tepung tapioka Empek-empek. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
termodifikasi dan putih telur terhadap kamaboko bentuk surimi lele Padjadjaran. Jatinangor [28] Ramirez, JA, AM Barrera, JJ Gonzalezcabriales
(Pangasius hypopthalmus). Prosiding Seminar Nasional Perikanan. SMA dan M. Vazquez.
Perikanan. 4-5 Desember 2010: 11 hal 2002. Pengaruh pektin pada sifat pembentuk gel surimi dari ikan mas
[23] Taman JW. 2005. Surimi dan Surimi Seafood. Edisi kedua. Ilmu dan perak. Makanan Hidrokoloid 16: 441–447.
Teknologi Pangan. New York: Taylor & Francis Group [24] Pietrasik, Z. [29] Evianty, ST, N. Ira Sari. NI, & Sumarto. 2014. Kajian Penerimaan Konsumen
dan A Jarmolouk. 2003. Pengaruh natrium kaseinat dan k karagenan pada sifat Ikan Empek-empek Jelawat (Leptobarbus hoevenii) yang Ditambah Wortel
pengikatan dan tekstur gel otot babi yang ditingkatkan dengan penambahan l (Daucus carota). JOM: 1- 11
transglutaminase mikroba. Jurnal Teknik Pangan. 6:3, 285-294 [25] Milde, [30] Ni, S., Nozawa, H., & Seki, N. 2001. Pengaruh pH pada gelasi walleye
LB, Ramallo, LA, Puppo, MC 2012. Roti bebas gluten berdasarkan tepung pollack surimi dan pasta ikan mas actomyosin. Ilmu Perikanan, 67(5):
tapioka: Studi tekstur dan sensorik. Teknologi Pangan dan Bioproses, 5, 888– 920– 927.
896.

441

Sabina Endang, Kiki Fibrianto, dan Aji Sutrisno, “Optimalisasi Adonan Kerupuk Basah Albumin Tinggi Ikan Toman, Makanan Tradisional Dari
Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Indonesia,” International Research Journal of Advanced Engineering and Science, Volume 4 , Edisi 3, hlm.
434-441, 2019.

Anda mungkin juga menyukai