Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PEMANFAATAN LIMBAH TULANG IKAN BANDENG (chanos


chanos) SEBAGAI SUMBER KALSIUM DALAM FORMULASI
GRANUL EFFERVESCENT

HIJRAH WULANDARI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI

MAKASSAR

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalsium adalah zat gizi mikro dan mineral yang paling banyak dalam tubuh

dan termasuk paling penting. Tubuh membutuhkan kalsium untuk membentuk dan

memperbaiki tulang dan gigi, membantu fungsi syaraf, kontraksi otot, pembentukan

darah dan berperan dalam fungsi jantung. (Kurniawan, 2015) . Kurangnya konsumsi

kalsium dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Akibat lainnya adalah

osteoporosis , yaitu kondisi dimana tulang menjadi kurang kuat, mudah bengkok dan

rapuh (Almatsier, 2002). Laporan Badan Litbang Gizi Depkes RI (2006)

menunjukkan 10,3% penduduk Indonesia beresiko terkena osteoporosis. Litbang juga

menyebutkaan sedikitnya lima provinsi diIndonesia termasuk dalam kategori resiko

tinggi penderita osteoporosis. Lima provinsi tersebut adalah Sumatera Selatan

(27,7%), Jawa Tengah (24,02%), Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara (27,7%) dan

Jawa Timur (21,42%). Masyarakat Indonesia mengkosumsi kalsium rata-rata hanya

sebesar 254 mg per hari. Padahal kebutuhan kalsium yang dianjurkan menurut

Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI (2010) adalah 500-800 mg per hari. Menurut

Permenkes no.28 Tahun 2019 jumlah asupan kalsium perhari yang dianjurkan

untuk remaja dan dewasa 1000-1200mg , untuk anak-anak 650mg dan untuk wanita

hamil dan menyusui dianjurkan sekitar 1000-1200mg. Selain dari makanan dan
minuman alami, suplemen kalsium bisa dimanfaatkan untuk mengatasi dan

mengurangi resiko kekurangan kalsium. Salah satu contoh obat yang sudah beredar

sekarang ini untuk mengatasi kekurangan kalsium adalah Calsium Lactate Tablet 500

mg .

Susu merupakan sumber kalsium yang telah banyak diketahui, tetapi tidak

dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Tahu, tempe, sayuran hijau dan beberapa

jenis ikan merupakan sumber kalsium yang dapat dijangkau, tetapi mengandung asam

oksalat yang dapat menghambat absorbsi kalsium (Rinta, 2008) . Oleh karena itu,

agar kebutuhan kalsium terpenuhi dan mudah dijangkau oleh masyarakat, maka kita

membutuhkan sumber kalsium yang lebih ekonomis apalagi untuk masyarakat

menengah kebawah. Salah satu sumber kalsium yang mudah dijangkau masyarakat

adalah kandungan kalsium dari limbah tulang ikan bandeng .

Kandungan kalsium pada ikan tidak hanya pada dagingnya, tetapi juga pada

tulangnya. Tulang ikan merupakan salah satu limbah yang belum dimanfaatkan

dengan baik padahal mengandung kalsium yang tinggi. Tulang ikan yang dapat

dimanfaaatkan salah satunya adalah tulang ikan bandeng (chanos chanos). Dari

hasil penelitian Imra,dkk 2019 nilai kalsium tepung tulang ikan bandeng tanpa duri

yang didapat lebih tinggi dari nilai kalsium yang didapat Darmawangsyah et al

(2016) sebesar 141600 mg/kg pada sampel tulang bandeng. Oleh karena itu, perlu

adanya pengolahan produk baru agar tulang sebagai limbah dapat digunakan
secara maksimal. Salah satu upaya adalah dengan mengolah limbah tulang ikan

bandeng menjadi granul effervescent multivitamin berkalsium tinggi.

Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan

gelembung sebagai hasil reaksi kimia dalam larutannya. Produk dalam effervescent

merupakan bentuk pangan yang cukup dikenal karena beberapa keunggulan

diantaranya praktis, mempunyai rasa yang menarik dan mudah larut dalam air

(Rosmala Dewi et al., (2014). Kandungan kalsium dalam ikan bandeng bersifat

basa, dapat diformulasikan menjadi sediaan effervescent jika direaksikan dengan

asam sitrat dan asam tartrat maka kalsium akan larut dalam pelarutnya .

Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Bandeng (chanos-chanos)

Sebagai Sumber Kalsium Dalam Formulasi Granul Effervescent”.

A. Rumusan Masalah

a. Bagaimana formulasi granul effervescent dari limbah tulang ikan bandeng ?

b. Bagaimana evaluasi mutu fisik effervescent dari tulang ikan bandeng ?

B. Tujuan Penelitian

a. Untuk memformulasi granul effervescent dari limbah tulang ikan bandeng .

b. Untuk menguji mutu fisik granul meliputi uji organoleptis, uji pH, uji kadar

air, uji waktu larut, uji alir serbuk .


C. Manfaat Peneletian

1. Bagi masyarakat

Memberikan informasi mengenai pemanfaatan limbah tulang ikan

bandeng (chanos chanos) sebagai bahan aktif untuk pembuatan suplemen

berkalsium timggi .

2. Bagi peneliti

Menambah wawasan penelitian terkait pemanfaatan limbah tulang ikan

bandeng (chanos chanos) sebagai bahan aktif pembuatan suplemen

berkalsium dan untuk pengalaman baru dalam membuat Skripsi serta

menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian eksperimental laboratorium dengan

penyajian data secara kuantitatif untuk memformulasi granul effervescent dari

limbah tulang ikan bandeng dan untuk menguji mutu fisik granul effervescent

meliputi uji organoleptis, uji pH, uji kadar air, uji waktu larut, uji alir serbuk .

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan analitik, batang

pengaduk, beaker glass, cawan porselin, pH meter, sarung tangan, ayakan mesh 80,

coper/blender, corong, kompor, presto, lumpang dan alu, oven listrik, sendok tanduk,

sudip .

2. Bahan

Bahan yang akan digunakan yaitu tulang ikan bandeng, aquadest, natrium

bikarbonat, asam sitrat, asam tartrat, aspartam, PVA10% .


C. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai selesai 2022 di Laboratorium

Teknologi Farmasi Universitas Pancasakti Makassar .

D. Prosedur Penelitian

1. Pengumpulan Bahan

Prosedur penelitian diawali dengan pengumpulan bahan baku tulang ikan

bandeng yang diperoleh dari limbah rumahan di Kecamatan Mungkajang

Kota Palopo. Setelah bahan baku terkumpul lalu dicuci dengan air bersih dan

mengalir. Kemudian dipotong-potong, bahan siap diolah .

2. Pembuatan Tepung Tulang Ikan Bandeng ( Modifikasi Tanuwidjaja, 2002

dan Wardani, 2012)

Tulang ikan bandeng direbus dalam air mendidih , kemudian diangkat lalu

dicuci bersih kembali untuk menghilangkan sisa daging ikan yang masih

menempel. Setelah itu tulang ikan direbus kembali dalam panci presto untuk

sedikit melunakkan tulang. Kemudian diangkat lalu ditiriskan terlebih dahulu

sebelum dimasukkan kedalam oven. Setelah ditiriskan tulang ikan dimasukkan

kedalam oven untuk proses pengeringan sampai tulang ikan benar-benar

kering. Kemudian diblender tulang ikan sampai halus dan diayak menggunakan

ukuran 80 mesh .
a. Acuan Formula

Acuan formula diambil dari penelitian Nor Zuraidah et al (2018) dalam

jurnal “ Evaluasi Serbuk Effervescent Daging Buah Pala (Myristica

fragrans Houtt) Menggunakan Konsentrasi Natrium Bikarbonat dan

Asam Sitrat Yang Berbeda “.

Bahan Formula

I II III IV V

Serbuk Daging Buah Pala 35% 35% 35% 35% 35%

Gula Kristal Putih 35% 35% 35% 35% 35%

Natrium Bikarbonat 15% 17% 19% 21% 23%

Asam Sitrat 15% 13% 11% 9% 7%

b. Formulasi Modifikasi Serbuk Effervescent

BAHAN FORMULASI RANGE KEGUNAAN

FI FII FIII
%

Tepung 3,5 gr 3,5 gr 3,5 gr - Zat Aktif

tulang ikan

bandeng

Natrium 15% 15% 15% 50% Penghasil CO2

Bikarbonat (BSN1995

Asam Tartrat 5% 5% 5% 3-5% Sumber Asam

(BSN

1995)

Asam Sitrat 5% 10% 15% 0,3-20% Sumber Asam

(Exp

2012)

Aspartam 3% 3% 3% 4% Pemanis

(Exp

2012)

PVA 10% 5% 5% 5% 2-10% Pengikat

(Exp

2012)

Dekstrin Ad 5 Ad 5 Ad 5 - Pengisi
gr gr gr

3. Pembuatan Serbuk Effervescent

Disiapkan semua alat dan bahan yang digunakan. Ditimbang semua bahan

yang akan digunakan. Dimasukkan kedalam lumpang tepung tulang ikan, natrium

bikarbonat, asam sitrat, dan aspartam lalu digerus hingga homogen kemudian

ditambahkan PVA 10% sedikit demi sedikit, diaduk hingga terbentuk massa

granul yang dapat dikepal. Lalu ditambahkan dekstrin untuk mencukupkan volume

sediaan. Kemudian diayak dengan menggunakan ukuran mesh 16. Granul basah

selanjutnya dikeringkan menggunakan oven pada suhu 55°C selama 15 menit.

Setelah granul kering kemudian digerus kembali lalu diayak dengan ayakan mesh

18. Granul siap dikemas.

4. Evaluasi uji mutu fisik sediaan granul effervescent

Evakuasi terhadap granul effervescent meliputi uji organoleptik, uji waktu

larut, uji kadar air, uji pH dan uji alir .

a. Uji Organoleptik

Di lihat secara langsung mulai dari bentuk, warna, bau, dan rasa dari

serbuk yang dihasilkan. Bentuk, warna, yang dihasilkan sedapat mungkin

sama antara satu dengan yang lainnya.

b. Uji Waktu Larut


Masukkan campuran granul (sesuai bobot granul masing-masing

formula) ke dalam gelas yang berisi 200 ml air. Granul effervescent yang

baik diharapkan terlarut dalam waktu 60-120 detik membentuk larutan

yang jernih. Dengan kata lain residu yang tidak larut harus seminimal

mungkin .

c. Uji Waktu Alir

Seratus gram granul dituang perlahan-lahan ke dalam corong

pengukur melalui tepi corong. Setelah itu penutup corong dibuka dan

serbuk dibiarkan mengalir keluar. Waktu yang diperlukan granul untuk

melalui mulut corong dicatat menggunakan stopwatch (Lachman, L.,

Lieberman, H. A, 1989).

d. Uji Kadar Air

Ditimbang granul seberat ± 5 g dalam cawan petri, kemudian

dilakukan pengukuran dilakukan dengan pemanasan pada suhu 105° C

selama 15 menit dengan menggunakan moisture analyzer (Ansel, H.C,

Popvich, N.G, Allen, L.V, 1995). Kadar air dapat mempengaruhi aliran dan

karakteristik kompresi serbuk, kekerasan granul, serta stabilitas obat.

Persyaratan kadar air untuk granul effervescent yang baik antara 0,4%-0,7%

(Dash, 2000).

e. Uji pH

Sejumlah granul (sesuai bobot granul masing-masing formula) ke


dalam gelas yang berisi 200 ml pada suhu 20-25° C air. Uji pH dilakukan

dengan memasukkan indikator (elektroda) alat uji pH yaitu pH meter

elektrik ke dalam larutan granul effervescent.

PERHITUNGAN

Kadar kalsium yang dibutuhkan dalam formula :

0,5 gr
×100 gr =3,5 gr
14,16 gr

Perhitungan bahan :

Formula 1

Tepung Tulang Ikan Bandeng = 3,5 gr

5 25.000
Asam Sitrat 5% : ×5.000 mg= =250 mg
100 100

5 25.000
Asam Tartrat 5% : ×5.000 mg= =250 mg
100 100

15 75.000
Natrium Bikarbonat 15% : ×5.000 mg= =750 mg
100 100

3 15.000
Aspartam 3% : ×5.000 mg= =150 mg
100 100
5 25.000
PVA 5% : ×5.000 mg= =250 mg
100 100

Formula 2

Tepung Tulang Ikan Bandeng = 3,5 gr

10 50.000
Asam Sitrat 10% : ×5.000 mg= =500 mg
100 100

5 25.000
Asam Tartrat 5% : ×5.000 mg= =250 mg
100 100

15 75.000
Natrium Bikarbonat 15% : ×5.000 mg= =750 mg
100 100

3 15.000
Aspartam 3% : ×5.000 mg= =150 mg
100 100

5 25.000
PVA 5% : ×5.000 mg= =250 mg
100 100

Formula 3

Tepung Tulang Ikan Bandeng = 3,5 gr

15 75.000
Asam Sitrat 15% : ×5.000 mg= =750 mg
100 100

5 25.000
Asam Tartrat 5% : ×5.000 mg= =250 mg
100 100

15 75.000
Natrium Bikarbonat 15% : ×5.000 mg= =750 mg
100 100

3 15.000
Aspartam 3% : ×5.000 mg= =150 mg
100 100

5 25.000
PVA 5% : ×5.000 mg= =250 mg
100 100
DAFTAR PUSTAKA

Agustini TW, Fahmi AS, Widowati I, Sarwono. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia , Volume XIV Nomor 1 Tahun 2011: 8-13 . Pemanfaatan Cangkang
Kerang Simping (Amusium pleuronectes) Dalam Pembuatan Cookies Kaya
Kalsium .
Amiza F, R.Baskara K.A, Siswanti. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No.2,
Agustus 2016 . Penggunaan Daging dan Tulang Ikan Bandeng (Chanos
chanos) pada Stik Ikan Sebagai Makanan Ringan Berkalsium dan Berprotein
Tinggi .
Ayun R.A, Raisha S. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol.4 No.1, April 2014 . Serburia
Suplemen Tulang Ikan Bandeng dengan Cakalang Kapsul Alginat Untuk
Mencegah Osteoporosis .
Badan Standarisasi Nasional. 2015. Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI 3708-
2015. Jakarta: Dewan Standarisasi Indonesia.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2014. Persyaratan
Mutu Obat Tradisional. Jakarta: Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1200.
Bakhtiar, Syarifah R., Hanif M.A. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Indonesia, Vol 11, No.01, 2019 . Penambahan tepung Tulang Ikan Bandeng
(chanos-chanos) Sebagai Sumber Kalsium dan Fosfor Pada Pembuatan Donat
Panggang.
Sandrasari, D. A., dan Abidin, Z. Penentuan Konsentrasi Natrium Bikarbonat dan
Asam Sitrat pada Pembuatan Serbuk Minuman Anggur Berkarbonasi
Minuman (Effervescent). Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 21(2):
113- 117.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
722/MENKES/PER/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Makanan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang
Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai