Anda di halaman 1dari 9

Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

PENGARUH RANSUM MENGANDUNG LIMBAH UDANG PRODUK


FERMENTASI TERHADAP BOBOT KARKAS DAN
LEMAK ABDOMINAL AYAM KAMPUNG

THE INFLUENCE OF FEED CONTAINING FERMENTED SHRIMP WASTE


PRODUCT TO CARCASS WEIGHT AND ABDOMINAL
FAT ON LOCAL CHICKENS

Abdus Shobri Asyidiqi*, Tuti Widjastuti**, Abun**


Universitas Padjadjaran

*Alumni Fakutas Peternakan UNPAD Tahun 2016


** Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Sumedang. Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21. Tlp.
(022) 7798241 Fax. (022) 7798212 Jatinangor Sumedang 45363
e-mail: prospere.lacus2012@gmail.com

ABSTRAK

Limbah udang memiliki kandungan protein yang berikatan dengan kitin dan sulit untuk
dicerna oleh ternak unggas sehingga perlu dilakukan proses fermentasi menggunakan Bacillus
licheniformis, Lactobacillus sp. dan Saccharomyces cerevisiae. Penelitian mengenai “Pengaruh
Ransum Mengandung Limbah Udang Produk Fermentasi Terhadap Bobot Karkas dan Lemak
Abdominal Ayam Kampung” dilakukan untuk mengetahui penggaruh penggunaan limbah
udang produk fermentasi yang menghasilkan bobot karkas dan lemak abdominal optimal pada
ayam kampung. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5
perlakuan ransum yaitu ransum tanpa limbah udang fermentasi (R0), ransum dengan 5% (R1),
10% (R2), 15% (R3), dan ransum dengan 20% (R4) limbah udang fermentasi yang diberikan
pada 125 ekor ayam kampung di dalam 25 unit kandang dan dipelihara hingga umur 8 minggu.
Peubah yang diamati adalah bobot karkas dan bobot lemak abdominal. Dari hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa limbah udang dapat digunakan hingga 10% untuk mendapatkan bobot
karkas yang optimal dan tidak berpengaruh terhadap bobot lemak abdominal.

Kata Kunci: ayam kampung, karkas, lemak abdominal, limbah udang fermentasi,

ABSTRACK

The shrimp waste contains proteins that bind to chitin and difficult to digest by poultry.
It’s necesary to do a fermentation process using Bacillus licheniformis, Lactobacillus sp. and
Saccharomyces cerevisiae. Research about “The Influence of Feed Containing Fermented
Shrimp Waste Product to Carcass Weight And Abdominal Fat on Local Chickens” conducted
to determine the effect of fermented shrimp waste product that results the most optimal value
of carcass weight and abdominal fat on local chickens. The method was used completely
randomized design (CRD) with 5 treatmen namely feed without fermented shrimp waste (R0),
feed with 5% (R1), 10% (R2), 15% (R3), and feed with 20% fermented shrimp waste ( R4)
yang given to 125 local chikens in 25 units of cage and maintained until 8 weeks of age. The
measured parameters was carcass weight and abdominal fat weight. Conclusion of this research
is the shrimp waste can be used up to 10% to obtain optimum carcass weight and did not affect
the weight of abdominal fat.

Keywords: abdominal fat, carcass, fermented shrimp waste, local chickens.


Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

PENDAHULUAN
Budidaya ayam kampung merupakan usaha yang sangat menjanjikan, dilihat dari
permintaannya yang setiap tahun terus meningkat. Peningkatan kebutuhan daging ayam
kampung di Provinsi Jawa Barat terlihat fluktuatif seperti pada data statistik Dinas Peternakan
Provinsi Jawa Barat dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 jumlah kebutuhan daging ayam
yaitu 25.698.083 kilogram (kg), 26.263.582 kg, 25.358.819 kg, 27.320.486 kg, 25.683.423 kg,
dan 27.149.266 kg (Dirjen Peternakan, 2014). Perlu adanya peningkatan produksi ayam
kampung agar selalu memenuhi permintaan masyarakat yang mungkin secara tidak diduga
meningkat pesat hingga tidak sanggup dipenuhi oleh produksi daging di Indonesia.
Guna menunjang pertumbuhan ayam kampung dalam industri peternakan diperlukan
pakan yang berkualitas agar dalam proses produksi dihasilkan karkas yang mampu memiliki
bobot yang optimal. Kebutuhan pakan dalam industri peternakan merupakan salah satu hal
yang penting untuk menunjang hasil produksi suatu budidaya peternakan. Banyaknya
kebutuhan ransum dalam budidaya ayam kampung menjadikan tingginya biaya untuk
penyediaan pakan oleh karena itu, perlu adanya efisiensi usaha ternak pada pembuatan pakan
dengan manajemen pakan yang baik seperti dalam pemilihan jenis-jenis bahan pakan yang
efisien untuk diolah menjadi ransum. Syarat dalam pemilihan bahan pakan adalah terdapat
dalam jumlah banyak, tidak bersaing dengan konsumsi manusia, dan memiliki harga yang
terjangkau.
Problem utama dalam pembuatan ransum ayam adalah bahan pakan sumber protein
seperti tepung ikan yang harganya relatif mahal dan menyebabkan tingginya biaya pembuatan
ransum ayam. Guna mengatasi permasalahan tersebut diperlukan bahan pakan sumber protein
alternatif yang memiliki kadar protein tinggi dengan harga yang relatif murah dan tersedia
seperti limbah udang. Di Indonesia dari 170 usaha pengolahan udang mempunyai kapasitas
produksi sekitar 500.000 ton per tahun. Berdasarkan total produksi udang sekitar 80 - 90 %
diekspor dalam bentuk udang beku tanpa kepala dan kulit. Bobot kepala dan kulit ini mencapai
60 - 70 % dari bobot yang utuh, sehingga volume limbah kepala dan kulit udang yang dihasilkan
mencapai 203.403 - 325.000 ton per tahun (Rosyidi dkk., 2009). Banyaknya ketersediaan
limbah udang di Indonesia ini menjadi potensi yang besar dalam pemanfaatan limbah sebagai
bahan pakan alternatif untuk meningkatkan kualitas karkas ayam kampung.
Kendala dalam penggunaan limbah udang adalah protein dan mineral yang terikat kuat
dengan kitin sehingga sulit dicerna oleh enzim pencernaan unggas khususnya ayam kampung.
Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penggolahan secara biologis terlebih dahulu agar protein dan
mineral yang berikatan dengan kitin dapat terurai sehingga bisa dicerna oleh ayam kampung.
Teknologi fermentasi limbah udang merupakan salah satu alternatif dan murah untuk
meningkatkan nilai nutrisi limbah udang. Proses fermentasi limbah udang dapat dilakukan
melalui dua tahapan yaitu deproteinasi dengan menggunakan Bacillus licheniformis, dan
demineralisasi dengan Lactobacillus sp. serta Saccharomyces cerevisiae. Setelah adanya
deproteinasi dan demineralisasi protein dan mineral yang terikat dengan kitin dapat terpisah
sehingga protein dapat dicerna oleh ayam kampung.
Penggunaan limbah udang produk fermentasi diharapkan dapat menggantikan atau
mengurangi penggunaan tepung ikan dalam ransun ayam sebagai sumber protein. Kandungan
protein dalam ransum yang juga bersumber dari fermentasi limbah udang juga menunjang
pembentukan jaringan untuk pertumbuhan ayam sehingga menghasilkan karkas yang
berkualitas. Kriteria karkas yang berkualitas dapat dilihat dari bobot karkas yang tinggi dan
lemak abdominal yang rendah. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh serta tingkat penggunaan limbah udang produk fermentasi dalam ransum terhadap
bobot karkas dan lemak abdominal optimal pada ayam.

MATERI DAN METODE PENELITIAN


1. Materi Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan objek berupa ternak ayam kampung sebanyak 125
ekor umur satu hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai Pengembangan Perbibitan Ternak
Unggas, Jatiwangi, Majalengka. Ayam kampung yang menjadi objek penelitian dipelihara
selama 8 minggu. Penempatan objek penelitian dilakukan dalam 25 unit kandang secara acak
yang berisi 5 ekor anak ayam tanpa ada pemisahan jenis kelamin. Kandang cage yang
digunakan terbuat dari bambu, kayu, dan kawat dengan ukuran (0,7 m x 0,5 m x 0,7 m) dan
dilengkapi dengan tempat pakan berbentuk round feeder dan tempat minum berbentuk round
water yang terbuat dari bahan plastik, dan lampu pijar berdaya 15 watt. Pemeliharaan ternak
dari umur 1 hari sampai 8 minggu yang memiliki koevisien variasi sebesar 7,53% diberi ransum
dan air minum secara ad-libitum.
Kandungan nutrien dan energi metabolis bahan pakan penyusun ransum disajikan pada
Tabel 1. Susunan ransum percobaan yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel 2.
Berdasarkan susunan ransum tersebut didapatkan kandungan nutrien dan energi metabolis
ransum percobaan seperti disajikan pada Tabel 3.
Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Bahan Pakan Penyusun Ransum
Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

Bahan Pakan EM PK LK SK Ca P Lys Meth


(kkal/kg) . . . . . . . . . . . .. . %. . . . . . . . . . . . . . .
LUF* 2614 39,29 7,03 7,79 6,81 2,83 3,04** 1,46**
Dedak Padi 1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,21 0,71 0,27
Jagung Kuning 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18
Bungkil Kedelai 2240 44,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65
Tepung Ikan 2970 58,00 9,00 1,00 7,70 3,90 6,50 1,80
Tepung Tulang 0 0 0 0 23,3 18,0 0 0
CaCO3 0 0 0 0 40,0 0 0 0
(Widodo, 2010)
Keterangan :
LUF = Limbah Udang Fermentasi
*) = Hasil analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2015)
**) = Abun (2008)

Tabel 2. Susunan Ransum Perlakuan yang Digunakan dalam Penelitian

Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4
……………….…… % ……………………….
LUF 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00
Dedak Padi 28,00 26,75 24,75 23,00 18,00
Jagung Kuning 58,00 58,00 58,00 58,00 60,00
Bungkil Kedelai 4,75 2,50 2,25 1,50 0,00
Tepung Ikan 8,00 6,50 3,75 1,25 0,00
Tepung Tulang 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00
CaCO3 0,50 0,50 0,50 0,50 1,00
Jumlah 100 100 100 100 100
Keterangan : Hasil perhitungan berdasarkan Tabel. 1
LUF = Limbah Udang Fermentasi
R0 = Ransum kontrol yaitu, ransum yang tidak mengandung
limbah udang produk fermentasi.
R1 = Ransum yang mengandung 5% limbah udang produk fermentasi.
R2 = Ransum yang mengandung 10% limbah udang produk fermentasi.
R3 = Ransum yang mengandung 15% limbah udang produk fermentasi.
R4 = Ransum yang mengandung 20% limbah udang produk fermentasi.

Tabel 3. Kandungan Nutrien dan Energi Masing-Masing Ransum Perlakuan

Nutrien R0 R1 R2 R3 R4 Keperluan*
EM (kkal/kg) 2755 2770 2781 2792 2838 2750
PK (%) 15,08 15,03 15,05 15,03 15,18 15
LK (%) 6,66 6,70 6,54 6,43 6,09 4,0-7,0
SK (%) 4,89 4,97 5,08 5,19 4,92 3,0-6,0
Ca (%) 1,05 1,27 1,39 1,54 2,03 0,9-1,1
P (%) 0,58 0,65 0,68 0,72 0,84 0,7-0,9
Lysin (%) 0,97 0,95 0,90 0,86 0,86 0,6
Methionin (%) 0,35 0,38 0,40 0,42 0,45 0,25
*) Widodo (2010)
Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

Parameter yang Diamati


(1) Bobot karkas (gram)
Bobot karkas didapatkan dari karkas kosong berupa ayam tanpa darah, bulu, leher
kepala, dan organ dalam selain ginjal yang diukur menggunakan timbangan analalitik dengan
satuan gram.

(2) Bobot lemak abdominal (gram)


Bobot lemak abdominal didapatkan dari perhitungan bobot lemak abdominal yaitu
lemak yang terdapat dalam rongga perut disekeliling gizzard, organ reproduksi, lapisan yang
menempel antara saluran secum dan usus, dan sekitar kloaka. Perhitungan dilakukan
menggunakan timbangan analalitik dengan satuan gram.

2. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 5 macam perlakuan ransum dan diulang sebanyak 5 kali. Ransum
perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah ransum tanpa penggunaan limbah udang
fermentasi (R0), ransum mengandung 5% limbah udang fermentasi (R1), ransum mengandung
10% limbah udang fermentasi (R2), ransum mengandung 15% limbah udang fermentasi (R3),
ransum mengandung 20% limbah udang fermentasi (R4). Ransum dibuat berdasarkan
kandungan protein kasar 15% dan energi metabolis 2750 kkal/kg (Widodo, 2010).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Rataan hasil penelitian berupa rataan bobot karkas dan bobot lemak abdominal ayam
kampung dari setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel. 4
Tabel. 4 Rataan Hasil Penelitian
Perlakuan
Peubah
R0 R1 R2 R3 R4
Bobot Karkas (g) 298,40 bc 316,16 c 304,19 bc 277,91 ab 266,74 a
Bobot Lemak Abdominal (g) 7,40 a 7,02 a 6,58 a 5,82 a 5,31 a

1. Penggaruh Perlakuan terhadap Bobot Karkas


Hasil analisis statistik dengan Uji Sidik Ragam penggunaan limbah udang fermentasi
dalam ransum memberikan pengaruh terhadap bobot karkas ayam kampung. Pada Lampiran 5
dapat diketahui bahwa penggunaan limbah udang fermentasi sebesar 0%, 5%, 10%, 5%, dan
Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

20% pada ransum perlakuan menunjukkan hasil yang signifikan (P<0,05) terhadap bobot
karkas ayam kampung.
Hasil Uji Duncan yang menunjukkan bahwa perlakuan ransum yang tidak mengandung
limbah udang fermentasi 0% (R0), tidak berbeda nyata dengan ransum yang mengandung
limbah udang fermentasi sebanyak 5% (R1) dan 10 % (R2), akan tetapi menghasilkan bobot
karkas yang nyata lebih tinggi (P<0,05) dengan perlakuan ransum yang mengandung limbah
udang fermentasi sebanyak 15% (R3) dan ransum yang mengandung limbah udang fermentasi
sebanyak 20% (R4). Hasil diatas menunjukkan bahwa penggunaan limbah udang fermentasi
sampai 10% tidak memberikan efek negative terhadap bobot karkas.
Rataan bobot karkas yang berbeda dari setiap perlakuan disebabkan pengaruh
penggunaan berbagai tingkat limbah udang fermentasi di dalam ransum. Semakin tinggi
penggunaan limbah udang fermentasi memperlihatkan bobot karkas yang semakin menurun
karena dalam limbah udang terdapat kandungan zat kitin yang tidak bisa dicerna oleh alat
pencernaan unggas. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mirzah dkk. (2008), bahwa
penggunaan limbah udang fermentasi yang semakin tinggi dalam ransum menyebabkan
penurunan pertambahan bobot badan ayam yang mengakibatkan semakin menurunnya bobot
karkas seperti yang diutarakan oleh Karouglu dan Durdag (2005), bahwa produksi karkas
sangat berhubungan dengan bobot hidup.
Fermentasi limbah udang menggunakan bakteri Bacillus licheniformis, Lactobacillus
sp. dan Saccharomyces cerevisiae menunjukkan bahwa limbah udang dapat digunakan dalam
kadar yang lebih besar dari pada limbah udang tanpa diolah. Hal ini disebabkan dalam proses
deproteinasi menggunakan Bacillus licheniformis dapat meningkatkan kadar protein kasar
seperti dalam Abun dkk. (2016) yang mengatakan bahwa penggunaan Bacillus licheniformis
dalam proses deproteinasi limbah udang selama 2 hari menunjukkan kadar protein kasar paling
tinggi yaitu sebesar 47,19%. Tingginya kadar protein kasar pada limbah udang dapat
mendukung pertumbuhan ayam kampung sehingga menghasilkan bobot karkas yang tinggi dan
pertumbuhan jaringan, laju pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bobot hidup yang dicapai
juga tinggi sehingga dapat menghasilkan bobot karkas yang juga tinggi seperti yang diutarakan
oleh Karouglu dan Durdag (2005), bahwa produksi karkas sangat berhubungan dengan bobot
hidup, semakin rendah bobot hidup maka akan semakin rendah bobot karkas begitu pula
sebaliknya. Selain itu dalam Abun dkk. (2016), menyatakan bahwa degradasi ikatan kitin
dengan protein pada limbah udang menggunakan Bacillus Licheniformis yang juga diikuti
dengan penggunaan Lactobacillus sp. untuk melepas mineral yang terikat bersama protein yang
Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

terhidrolisis dapat meningkatkat kecernaan protein sehingga mengoptimalkan bobot karkas


yang akan dihasilkan.
Limbah udang fermentasi yang digunakan dalam ransum dapat menggurangi
penggunaan tepung ikan dapat dilihat pada Tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
fermentasi limbah udang melalui dua tahapan yaitu deproteinasi dengan menggunakan Bacillus
licheniformis, dan demineralisasi dengan Lactobacillus sp. serta Saccharomyces cerevisiae
optimal digunakan di dalam ransum hingga 10% karena bila lebih dari 10% msenunjukkan
bobot karkas yang nyata lebih rendah.

2. Penggaruh Perlakuan terhadap Bobot Lemak Abdominal


Hasil analisis Uji Sidik Ragam dilakukan sehingga diketahuilah besarnya pengaruh
penggunaan ransum dengan limbah udang fermentasi terhadap bobot lemak abdominal. Hasil
sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan limbah udang fermentasi sebesar 0%, 5%, 10%,
!5%, dan 20% pada ransum perlakuan menunjukkan hasil yang tidak signifikan (P>0,05)
terhadap bobot lemak abdominal ayam kampung. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
limbah udang fermentasi dalam ransum hingga 20% tidak berpengaruh dengan bobot lemak
abdominal. Tidak adanya pengaruh tersebut terjadi karena ransum yang digunakan memiliki
kandungan protein dan energi yang relatif sama (Tabel 3), seperti yang diutarakan oleh Deaton
dan Loot (1985) bahwa tingkat energi dan asam amino pada ransum sangat mempengaruhi
bobot lemak abdominal ayam dan ditambah oleh Amrullah (2004) bahwa berkurangnya nilai
energi ransum, atau naiknya persentase protein, akan meningkatkan laju pertumbuhan dan
kerena itu meningkatkan pula jumlah lemak abdominal dan besarnya kepadatan lemak.
Kandungan protein sangat mempengaruhi adanya penimbunan lemak abdominal pada
ayam. Fouad dan El-Senousey (2014) mengemukakan bahwa menurunnya deposit lemak
abdomen dengan penurunan kandungan energi ransum terjadi akibat berkurangnya aktivitas
sejumlah enzim yang terkait dengan proses lipogenesis dalam hati, termasuk enzim
nicotinamideadenin dinukleotida phosphate-malat dehidrogenase, glukosa-6-fosfat (G-6-
PDH), 6- fosfoglukonat dehydrogenase dan enzim fatty acid synthase (FAS) pada tubuh ayam.
Enzim FAS merupakan enzim penting dalam jalur lipogenesis de novo di dalam hati ayam,
dimana kemampuan ayam untuk mensintesis asam lemak dalam tubuh sangat ditentukan oleh
aktivitas enzim FAS tersebut dalam hati.
Timbunan lemak abdomen pada tubuh ayam pedaging dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu genetik, nutrisi, jenis kelamin, umur ayam dan faktor lingkungan (Tumuva dan
Teimouri, 2010). Secara genetik ayam kampung memang tidak mengandung banyak lemak
Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

pada tubuhnya bahkan Yaman (2010) menyebutkan bahwa ayam kampung memiliki
kandungan lemak abdominal yang sangat rendah, oleh karena itu tidak terlihat secara signifikan
perbedaan lemak abdominal pada setiap perlakuan dalam penelitian yang dilakukan. Umur
ayam yang digunakan masih pada tahap starter atau masih pada masa pertumbuhan, menurut
Deaton dan Lott (1985) pada periode pertumbuhan awal, lemak yang disimpan dalam tubuh
jumlahya sedikit namun pada pertumbuhan akhir, proses penimbunan lemak berlangsung cepat
dan lemak akan disimpan dibawah kulit, di sekitar organ pencernaan antara lain empedal, usus
dan otot.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa limbah udang produk fermentasi berpengaruh terhadap bobot karkas, tetapi tidak
berpengaruh terhadap bobot lemak abdominal ayam kampung dan penggunaan limbah udang
produk fermentasi sampai dengan tingkat 10% menghasilkan bobot karkas yang optimal pada
ayam kampung.

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada dosen fakutas peternakan terutama Prof.
Dr. Ir. Hj. Tuti Widjastuti, MS. dan Dr. Ir. Abun, MP. sebagai dosen pembimbing atas ilmu dan
luang waktu yang diberikan selama bimbingan untuk menyelesaikan penulisan skripsi dan telah
memberi kesempatan untuk mengikuti penelitian tentang pemanfaatan limbah udang. Ucapan
terimakasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua, dan kepada sahabat yang telah
membantu dan mendoakan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Semoga Allah selalu merahmati
kita dan selalu menuntun dalam jalan kebaikan dan kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA
Abun, 2008. Biokonversi Limbah Udang Windu (Penaeus monodon) oleh Bacillus
licheniformis dan Aspergillus niger serta Implementasinya terhadap Performans
Broiler. Disertasi, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Abun, T. Widjastuti, dan K. Haetami. 2016. Effect of Time Processing at Steps of Bioprosess
Shrimp Waste by Three Microbes on Protein Digestibility and Metabolizable Energy
Products of Native Chicken. AgroLife Scientific Journal 5 : 209-213

Amrullah IK. 2004. Nutirisi Ayam Broiler. Seri Berternak Mandiri. Bogor: Lembanga Satu
Gunung Budi.

Deaton J. W. and B. D. Lott. 1985. Age and Dietary Energy Effect on Broiler Abdominal Fat
Deposition. Poultry Sci. 64: 2161-2164
Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang………………………Abdus Sobri Asyidiqi

Direktorat Jenderal Peternakan, 2014. Populasi Ternak (000 ekor), 2008 – 2013. Tersedia :
http://www. bps. go. id/linkTabelStatis/view/id/1506. Diakses Tanggal 08 September
2015, Pukul 07. 30 WIB.

Fouad AM, El-Senousey HK. 2014. Nutritional factors affecting abdominal fat deposition in
poultry: A review. Asian-Australasian J Anim Sci. 27:1057- 1068.

Karouglu M. and D. Durdag. 2005. The influence of dietary probiotic (Saccaromyces


cerevisiae) suplementation and different slaughter age on the performance, slaughter
and carcass properties of broiler. Poult.Sci. 4: 309-316.

Mirzah. 2008. Pengaruh Level Penggantian Tepung Ikan dengan Limbah Udang yang Diolah
dengan Filtrat Air Abu Sekam dalam Ransum Ayam Buras. Padang: Fakultas Peternakan
Universitas Andalas. J.Indon.Trop.Anim.Agric. 33: 209-2017

Rosyidi, D. , A. Susilo. , dan R. Muhbianto. 2009. Pengaruh Penambahan Limbah Udang


Terfermentasi Aspergillus niger pada Pakan terhadap Kualitas Fisik Daging Ayam
Broiler. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Hal: 1-10.

Tumuva E, Teimouri A. 2010. Fat deposition in the broilerchicken: A review. Sci Agric Bohem.
41:121-128.
Widodo, Eko. 2010. Teori dan Aplikasi Pembuatan Pakan Ternak Ayam dan Itik. Jurnal
Peternakan. Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang.

Yaman, A. 2010. Ayam Kampung Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai