Sarito Simanullang
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui bobot potong, edible dan non edible itik
Peking Mojosari putih (PMp) yang diberi pakan sisa rumah makan dan komersial, telah
dilaksanakan di Kandang Percobaan Kebun Muncang, Universitas Padjadjaran,
Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif terhadap
40 ekor itik Peking Mojosari putih umur 7-10 minggu yang diberi pakan sisa rumah
makan dan komersial. Parameter yang diamati adalah bobot potong, bobot edible (karkas,
giblet, leher) dan bobot non edible (jeroan tanpa giblet, kepala, kaki, bulu, lemak
abdominal dan darah). Hasil penelitian menunjukkan bobot potong itik PMp yang diberi
pakan sisa rumah makan adalah sebesar 1.649,5±123,61 gram, dan bobot potong itik
PMp yang diberi pakan komersial yaitu sebesar 1.917,65±173,11 gram. Persentase
karkas itik PMp yang diberi pakan sisa rumah makan dan komersial adalah 63,88 ± 2,43%
dan 62,17±1,51%. Bagian edible dan non edible itik PMp yang diberi pakan sisa rumah
makan adalah sebesar 76,8±4,01% dan 23,19±3,17%, sedangkan persentae edible dan non
edible itik PMp yang diberi pakan komersial adalah sebesar 76,71±3,51% dan
23,29±4,04%.
Kata Kunci :Pakan Sisa Rumah Makan, Komersial, Edible, Non Edible, Itik
Peking Mojosari Putih (PMp).
Bobot Potong, Edible dan Non Edible Itik PMp……………………………..... Sarito Simanullang
ABSTRACT
This research was conducted to find out Slaughter weight, Edible and Non Edible
White Mojosari Peking Duck (PMp) fed Residual food from Restaurant and Commercial,
was held at Kandang Percobaan Kebun Muncang, Universitas Padjadjaran, Sumedang,
West Java. This research using analysis descriptive on 40 White Mojosari Peking Duck
7-10 week fed Restaurant Residual Food and Commercial. Parameter observed was
slaughter weight, edible weight (carcass, giblet, neck) and non edible weight
(gastrointestinal without giblet, head, feet, feather, abdominal fat and blood). The result
of the research showed that PMp Duck Slaughter weight fed restaurant residual food was
1.649,5±123,61 gr and slaughter weight of PMp duck fed commercial feed was
1.917,65±173,11 gr. Carcass percentage of PMp duck fed restaurant residual food and
commercial was 63,88±2,43 % and 62,17±1,51 %. Edible part and non edible percentage
of PMp duck fed restaurant residual food was 76,8±4,01 % and 23,19±3,17 %, while
Edible part and non edible percentage of PMp duck fed commercial feed was
76,71±3,51% and 23,29±4,04 %.
Keyword : Feed from restaurant residual food, Commercial Feed, Edible, Non
Edible, White Mojosari Peking Duck (PMp).
Tabel 3. Rataan Bobot Potong Itik PMp pada Pemberian Pakan Sisa Rumah
Makan dan Komersial.
Komponen Pakan
Sisa Rumah Makan (n=10) Komersial (n=10)
(gr) SD KV (%) (gr) SD KV (%)
Bobot 1649,5 123,61 7,49 1917,65 173,11 9,03
Potong
Keterangan : x : Rata-rata
SD : Standar Deviasi
KV : Koevisien Variasi
Bobot potong merupakan parameter dipelihara dengan menggunakan pakan
ekonomis dalam budidaya ternak dan sisa rumah makan adalah 1649,5±123,61
merupakan hasil akumulasi pertumbuhan gr dengan koefisien variasi sebesar
selama pemeliharaan yang sangat 7,49%. Sedangkan bobot potong yang
dipengaruhi oleh asupan nutrisi. Bobot dihasilkan itik PMp yang diberikan
potong yang diperoleh dari hasil pakan komersial adalah 1917,65±173,11
pengamatan terhadap itik PMp yang gr dengan koevisien variasi 9,03%.
Bobot Potong, Edible dan Non Edible Itik PMp……………………………..... Sarito Simanullang
Tabel 4. Rataan Bobot Edible Itik PMp pada Pemberian Pakan Sisa Rumah
Makan dan Komersial.
Bobot Potong, Edible dan Non Edible Itik PMp……………………………..... Sarito Simanullang
Komponen Pakan
Sisa Rumah Makan (n=10) Komersial (n=10)
(gr) SD KV (%) (gr) SD KV (%)
Edible :
Karkas 1053,55 86,52 8,21 1191,05 98,53 8,27
Giblet 106,50 12,50 11,74 121 13,89 11,48
Leher 106,45 16,21 15,23 158,50 30,29 19,11
Persentase 63,88% 2,43% 3,79 62,17% 1,51% 2,43
Karkas
Persentase 76,8% 4,01% 9,43 76,71% 3,51% 8,04
Edible
Keterangan : x : Rata-rata
SD : Standar Deviasi
KV : Koevisien Variasi.
Bagian edible adalah merupakan dipergunakan sebagai objek penelitian
hasil dari pemotongan ternak yang dapat ini, sesuai dengan yang dikemukakan
dimakan atau bagian yang dapat oleh Soeparno (2005), bahwa nutrisi
dikonsumsi. Bagian tubuh itik yang merupakan faktor lingkungan terpenting
termasuk dalam edible adalah karkas, yang mempengaruhi komponen karkas.
giblet (gizzard, jantung dan hati) dan Hasil karkas yang diperoleh
leher. Pada tabel 4 di atas dapat dipengaruhi oleh salah satunya adalah
diketahui, bahwa bagian edible itik PMp besarnya komponen yang terbuang
yang diberipakan sisa rumah makan selama proses untuk mendapatkan
memiliki nilai persentasi sebesar karkas.Itik dan Entog mempunyai
76,8±4,01%, sedangkan itik PMp yang persentasi karkas yang lebih rendah
diberi pakan komersial memiliki nilai dibandingkan dengan ayam pedaging,
persentase ediblenya sebesar kalkun dan angsa, tetapi lebih tinggi dari
76,71±3,51%. Hal ini menunjukkan ayam petelur (Lukman, 1995).
bahwa proporsi bagian edible Berat karkas itik PMp yang diberi
tidak/sedikit dipengaruhi oleh bobot pakan sisa rumah makan adalah
potong. Penelitian yang dilakukan oleh 1053,55±86,52 gr dan koefisien variasi
Sunari (2001), tentang persentase bagian 8,21% dengan persentasi karkas sebesar
edible itik Mandalung pada berbagai 63,88±2,43%, sedangkan berat karkas
umur potong adalah berkisar antara itik PMp yang diberi pakan komersial
73,3% - 77,9%. Sama halnya dengan adalah 1191,05±98,53 gr dengan
bobot potong, faktor nutrisi merupakan koefisien variasi 8,27% dan persentasi
hal utama yang mempengaruhi karkas sebesar 62,17±1,51%.
komponen bagian edible, terutama Hasil penelitian yang diperoleh
bagian karkas itik PMp yang relative sama dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Matitaputty dkk.
Bobot Potong, Edible dan Non Edible Itik PMp……………………………..... Sarito Simanullang
(2011), terhadap persentase karkas itik Rataan bobot leher pada itik PMp
Alabio, Cihateup dan silangannya adalah yang diberi pakan sisa rumah makan
berkisar antara 61,36%-63,74%. adalah 106,45±16,21 gr dengan
Giblet tergolong dalam kategori koefisien variasi 15,23% dan pada itik
edible karena pada umumnya di PMp yang diberi pakan komersial adalah
Indonesia dikonsumsi oleh masyarakat. 158,50±30,29 gr dengan koefisien
Rataan bobot giblet itik yang diberi variasi 19,11%. Dari hasil diatas
pakan sisa rumah makan adalah menunjukkan bahwa bobot leher yang
106,50±12,50 gr sedangkan pada itik didapatkan tidak seragam, baik pada itik
PMp yang diberi pakan komersial adalah PMp yang diberi pakan sisa rumah
121±13,89 gr. makan dan komersial, karena nilai
Pertumbuhan giblet secara umum koefisisen variasinya di atas 15%.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara Bobot Non Edible
lain adalah asupan nutrisi yang tersedia
di dalam pakan, serta seiring juga Hasil pengamatan terhadap bobot
dengan pertumbuhan tubuh secara non edible itik PMp yang diberi pakan
keseluruhan akan diimbangi oleh sisa rumah makan dan komersial dapat
pertumbuhan bagian giblet ternak dilihat pada Tabel 5.
tersebut.
Tabel 5. Rataan Bobot Non Edible Itik PMp pada Pemberian Pakan Sisa
Rumah Makan dan Komersial.
Komponen Pakan
Sisa Rumah Makan (n=10) Komersial (n=10)
(gr) SD KV (%) (gr) SD KV (%)
Non Edible :
Jeroan 90,95 11,88 13,06 99,25 16,67 16,80
Kepala 105,85 13,06 12,34 115,85 11,68 10,08
Kaki 41,25 3,02 7,34 49,20 6,54 13,31
Bulu 33,95 22,43 66,16 58,15 24,04 41,34
L. Abdominal 6,40 2,43 38,06 13,90 3,72 26,80
Darah 104,60 11,50 11,00 110,75 22,41 21,23