Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol 1 (2):16-21, Agustus 2017 Cheldra Aji Tama et.

al

PENGARUH PEMBERIAN JAMU TRADISIONAL TERHADAP BOBOT HIDUP,


BOBOT KARKAS, BOBOT GIBLET DAN
LEMAK ABDOMINAL BROILER

The Influence Of Traditional Herbal Medicine on Live Weight, Carcass Weight, Giblet weight,
And Abdominal FatWeight of Broiler

Cheldra Aji Tama, Dian Septinova, Tintin Kurtini


Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University
Soemantri BrojonegoroStreet No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
.e-mail: kajur-jptfp@unila.ac.id .

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of traditional on herbal on live weight, carcass
weight, giblet and abdominal fat weight of broiler. This study uses a completely randomized
design (CRD) with three treatments and six replications. The treatments were water (P0), juice of
turmeric water (P1), and boiled guava leaves and betel leaf (P2). One broiler is taken from each
experimental unit for carcas. The observed variables were live weight, carcass weight, giblet
weight and abdominal fat weight of Broiler. Each treatment was applied to 14-28 days age
broiler.The results showed that the traditional herbal medicine no significant effect (P> 0.05) on
live weight, carcass weight, giblet weight and abdominal fat weigh of broiler.

Keywords: Traditional Herbal Medicine, Live Weight, Carcass Weight, Giblet Weights, and
Abdominal Fat weight of Broilers

PENDAHULUAN Menurut Rukmana (1994),


kurkumin yang terkandung di dalam kunyit
Broiler adalah salah satu bahan memiliki fungsi yang dapat merangsang
pangan asal hewan dengan peran yang dinding kantung empedu untuk
penting sebagai sumber protein hewani. mengeluarkan cairan empedu dan
Harga yang dapat dijangkau oleh semua merangsang keluarnya getah pankreas yang
kalangan masyarakat dengan rasa daging mengandung enzim amilase, lipase,dan
yang enak menjadikan dagingbroiler protease untuk meningkatkan pencernaan
sebagai prioritas utama untuk masyarakat karbohidrat, lemak, dan protein.
sekarang ini.Broiler memiliki karakteristik Peningkatan enzim-enzim pencernaan
yang ekonomis dengan ciri pertumbuhan akibat pemberian kunyit tersebut
yang cepat, konversi pakan baik, siap menyebabkan proses pencernaan broiler
dipanen pada usia muda, serta lebih baik dalam mencerna ransum,
menghasilkan daging berkualitas serat sehingga kecernaan ransum akanmeningkat
yang halus(Yuwanta, 2004). dan mengakibatkan saluran pencernaan
Permintaan masyarakat akan produk broilerlebih cepat kosong dan pada
daging yang bebas antibiotic atau produk akhirnya konsumsi ransum broiler akan
makanan organik saat ini semakin meningkat.
meningkat. Untuk mengatasi keadaan Daun sirih (Piper betle) mengandung
tersebut, perlu dicari alternatif bahan minyak atsiri, flavonoid, polifenol, tannin,
antimikroba alami yang biasa ditambahkan dan beberapa bahanlainnya seperti
kedalam air minum serta tidak estragol, eugenol, dan betlephenol. Minyak
menimbulkan residu pada daging broiler. atsiri mengandung karvakol yang bersifat
Salah satu bahan yang ditambahkan dalam anti jamur. Kandungan flavonoid dan
air minum adalah jamu tradisional yaitu polifenol merupakan antioksidan,
perasan kunyit (Curcuma domestica), antiinflamasi, dan antidiabetik, sedangkan
perasan daun sirih hijau (Piper betle), dan tannin berfungsi sebagai penyembuh diare
rebusan daun jambu biji (Psidiumguajava) dan membantu mengatasi masalah
(Tjitrosoepomo, 2004). pencernaan (Mahendra, 2005).

16
Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol 1 (2):16-21, Agustus 2017 Cheldra Aji Tama et.al

Daun jambu biji rasanya pahit, P0 : air biasa


bersifatnetral, astrigen (pengerat), anti- P1 : Perasankunyit(20,8 g/l kunyit)
diare, anti radang. Zat aktif dalam daun P2 : Rebusan daun jambu biji dan
jambu biji yang dapat mengobati mencret Daun sirih (20.83 g/l daun jambu
dan diare adalah tannin.Menurut Winarno biji + 20,8 g/l daun sirih).
(1997) tannin pada daun jambu biji sebagai Setiap satuan percobaan
astrengent yaitu melapisi mukosa usus, menggunakan 5 ekor broiler yang di
khususnya usus besar, tannin juga pelihara sampai umur 28 hari. Kemudian
menyerap racun dan juga dapat sebanyak 1 ekor atau 20% perpetak
menggumpalkan protein. Bagian tanaman diambil untuk diamatai bobot hidup.
jambu biji yang sering digunakan sebagai Peubah yang diamatiyaitu bobot hidup,
obat adalah daunnya, karena daunnya bobot karkas, bobot giblet, dan bobot
diketahui mengandung senyawa tannin 9-- lemak abdominal.
12 %, minyak atsiri, minyak lemak, dan Data yang diperoleh dianalisis taraf
asam malat. nyata 5%. Jika hasil analisis menunjukkan
Berdasarkan uraian di atas, penulis hasil nyata, maka dilanjutkan dengan uji
tertarik melakukan penelitian untuk Duncan.
mengetahui pengaruh penambahan perasan
kunyit, campuran rebusan daun sirih hijau,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan daun jambu biji dalam air minum
terhadap bobot hidup,bobot karkas, bobot
Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot
giblet dan lemak abdominal broiler.
Hidup Broiler
Rata-rata bobot hidup broiler hasil
MATERI DAN METODE penelitian berkisar antara 1.652--1.749
g/ekor seperti disajikan pada Tabel 1.
Penelitin ini dilakukan di Janu
Farm Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Tabel 1.Rata-rata bobot hidup broilerumur
Bintang Kabupaten Lampung Selatan 28 hari
selama 30 hari. Variabel dalam
Ulangan Perlakuan
pengamatan ini meliputi bobot hidup,
bobot karkas, bobot giblet, lemak P0 P1 P2
abdominal. ................(g/ ekor)..............
Ayam yang digunakan berjumlah 90 1 1.702 1.610 1.680
ekor day old\chick (DOC) broiler strain 2 1.657 1.710 1.826
MB 202, terbagi dalam 18 petak kandang 3 1.723 1.511 1.819
yang beralaskan litter. Masing-masing 4 1.791 1.697 1.685
petak kandang berukuran 1x1x0,5 m, 5 1.711 1.676 1.741
setiap petak kandang diisi oleh 5 ekor 6 1.417 1.706 1.747
ayam sebagai ternak percobaan. Pada Jumlah 10.001 9.910 10.498
penelitian ini menggunakan 3 bahan jamu Rata-rata 1.667 1.652 1.749
tradisional yaitu perasan kunyit, rebusan Keterangan :
campuran daun sirih dan daun P0 : air biasa
jambu.Pemberian pada umur 14--28 hari di P1 : perasan kunyit (20,83 g kunyit/l)
berikan air perasan kunyit serta campuran P2 : campuran rebusan daun jambu biji dan
daun jambu biji dan daun sirih sebanyak daun sirih (41,67 g/l)
250 g yang dilarutkan dalam 12 liter air
minum pada jam 9 setelah dipuasakan Pada Tabel 1 memperlihatkan
selama 2 jam.Kemudian setelah habis, bahwa bobot hidup bobot hidup broiler
diberikan air minum secara adlibitum dan pada perlakuan P2 (1.749 g) lebih tinggi
diberi ransum secara adlibitum. Data daripada perlakuan P0 dan P1 (1.667 g dan
diambil pada minggu keempat 1.651 g).
pemeliharaan, diperoleh dengan cara Hasil analisis ragam menunjukkan
mengambil sampel sebanyak 20% dari tiap bahwa penggunaan berbagai perlakuan
kandang yang bobot badannya mendekati dalam air minum tidak berpengaruh nyata
berat rata-rata 1.652g.Penelitian (P>0,05) terhadap bobot hidup broiler.
menggunakan Rancangan Acak Hal ini berarti bobot hidup broiler dengan
Lengkap(RAL) dengan tiga perlakuan dan diberi berbagai perlakuan dalam air minum
6 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu: relatif sama.

17
Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol 1 (2):16-21, Agustus 2017 Cheldra Aji Tama et.al

Bobot hidup dipengaruhi oleh ransum meningkat dan pada akhirnya akan
konsumsi ransum dan bobot akhir dapat mengoptimalkan produktivitas
tubuh,semakin banyak konsumsi ransum, broiler.
bobot akhir akan meningkat dan bobot
hidup akan semakin besar (Leeson dan Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot
Summers, 1980). Pada penelitian yang KarkasBroiler
sama terhadap performa broiler Rata-rata bobot karkasbroiler hasil
menunjukkan bahwa perlakuan dalam air penelitian berkisar antara 0.995--1.278
minum berpengaruh nyata terhadap g/ekor seperti disajikan pada Tabel 2.
konsumsi ransum namun tidak nyata Ichwan (2003) menyatakan bahwa
terhadap pertumbuhan bobot tubuh faktor-faktor yangmemengaruhi persentase
sehingga bobot hidup tidak berbeda nyata bobot karkas yaitu pertambahan berat
(Fidaus, 2016). Selain itu, ada faktor lain tubuh, konsumsi ransum yang dimakan dan
yang mempengaruhi bobot hidup selain kandungan nutrisi yang terdapat dalam
konsumsi ransum yaitu jenis kelamin, suhu pakan. Selain itu, senyawa kimia yang
dan kualitas makanan. Kandungan dalam terkandung pada rebusan daun sirih dan
kunyit seperti minyak atsiri dan kurkumin daun jambu biji (P2) dan kunyit perlakuan
pada penelitian ini dosis 20,83g/lbelum (P1) diduga belum bekerja secara
menunjukkan efek positif terhadap bobot maksimal dalam menekan bakteri-bakteri
hidup broiler.Menurut Darwis et al. patogen sehingga ransum yang di
(1991), kunyit mempunyai sifat yang dapat konsumsi belum dapat dimanfaatkan secara
merangsang kantung empedu untuk optimal untuk pertumbuhan.
mengeluarkan cairan empedu agar
pencernaan lebih sempurna. Pada Tabel 2.Rata-rata bobot karkasbroilerumur
penelitian ini diduga banyaknya cairan 28 hari
empedu yang dikeluarkan oleh kantung Ulangan Perlakuan
empedu dan enzim amylase yang P0 P1 P2
disekresikan bersama cairan empedu pada
perlakuan relatif sama. ...................(g/ekor)..................
1 1.213 1.194 1.206
Bobot hidup broiler yang tidak
2 1.181 1.108 1.303
berpengaruh nyata (P>0,05) diduga 3 1.211 1.039 1.324
disebabkan oleh kurkumin yang terkadung 4 1.234 1.229 1.160
dalam kunyit dosis 20,83g/l belum bekerja 5 1.278 1.124 1,192
secara optimum untuk dapat meningkatkan 6 0.995 1.192 1.275
bobot hidup broiler. Hal ini disebabkan
Jumlah 7.112 6.886 7.460
oleh jumlah kunyit dan larutan yang belum
Rata-rata 1.185 1.148 1.243
sesuai dengan yang dibutuhkan broiler
Keterangan :
sehinggapemberian air rebusan kunyit
P0 : air biasa
belum menunjukkan perbedaan yang nyata
P1 : perasan kunyit (20,83 g kunyit/l)
pada bobot hidup broiler.
P2 : campuran rebusan daun jambu biji dan
Pemberian air rebusan daun sirih
daun sirih (41,67 g/l)
dan daun jambu biji 20,83 g/l belum
memberi kesempatan pada senyawa yang
Pada Tabel 2memperlihatkan bahwa
terkandung dalam daun sirih adalah
bobot karkasbroiler pada perlakuan P2
(protein, gula tereduksi dan tidak tereduksi,
(1.243 g) lebih tinggi daripada perlakuan
karbohidrat, thiamine, riboflafin, vitamin
P0 dan P1 (1.85 g dan 1.148 g).
C, esensial oil dan tanin) dan daun jambu
Hasil analisis ragam (menunjukkan
biji (alkohol, aldehida, hidrokarbon
bahwa penggunaan berbagai perlakuan
alifatik, alkohol aromatik, kadalena,
jamu dalam air minum tidak berpengaruh
kalsium) tidak bekerja secara optimal
nyata (P>0,05) terhadap bobot
terhadap kesehatan broiler sehingga
karkasbroiler.Hal ini disebabkan oleh
produktifitas broiler belum dapat di
bobot akhir dan bobot hidup yang juga
tingkatkan. Menurut Widodo (2002),
tidak berbeda nyata. Menurut
menciptakan kondisi broiler yang sehat
Haroen(2003), bobot karkas sangat erat
merupakan salah satu cara untuk
kaitannya dengan bobot hidup dan
meningkatkan nilai manfaat ransum dan
pertambahan bobot tubuh, semakin besar
produktivitas broiler, karena dengan
bobot hidup maka bobot karkas akan
kondisi tubuh sehat maka konsumsi

18
Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol 1 (2):16-21, Agustus 2017 Cheldra Aji Tama et.al

meningkat.Hal yang sama dinyatakan oleh Pada penelitian ini penambahan


Marwandana (2012) bahwa tidak adanya perasan air kunyit dosis 20,83 g/l tidak
perbedaan pada bobot hidup menyebabkan memberikan pengaruh yang nyata terhadap
bobot karkas juga tidak berbeda karena bobot giblet. Hal ini diduga karena sistem
bobot badan berbanding lurus dengan kerja kurkuma hanya mengoptimalkan
bobot karkas. kerja enzim-enzim pencernaan, namum
tidak memengaruhi besar dan ukuran
Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot saluran pencernaan. Pemberian air rebusan
GibletBroiler daun sirih dan daun jambu biji dosis 41,67
Rata-rata bobot gibletbroiler hasil g/l diduga karena kandungan penol dan
penelitian berkisar antara 61—81 g/ekor kavikol belum mampu memberikan
seperti disajikan pada Tabel 3.Pada Tabel 3 pengaruh terhadap bobot giblet.
memperlihatkan bahwa bobot gibletbroiler Bobot giblet yang dipengaruhi oleh
pada perlakuan P0 (73g) lebih tinggi kandungan nutrisi ransum terutama
daripada perlakuan P1 dan P2 (69 g dan 70 kandungan serat kasarnya. Saat ransum
g). masuk kedalam tubuh akan terjadi proses
Tabel 3. Rata-rata bobot gibletbroiler metabolisme. Proses metabolisme ini akan
umur 28 hari memengaruhi aktivitas kerja gizzard, hati,
Ulangan Perlakuan dan jantung. Unggas akan meningkatkan
P0 P1 P2 kemampuan metabolismenya untuk
..................(g/ekor)............... mencerna serat kasar sehingga
1 73 70 65 meningkatkan ukuran gizzard, hati, dan
2 71 61 80 jantung (Hetland et al., 2005). Pada
3 78 72 78 penelitian ini ransum yang digunakan pada
4 76 75 60 perlakuan P0, P1, P2 adalah ransum
5 75 63 70 dengan kandngan serat kasar 5%.
6 60 70 65 Menurut Akoso (1998), ukuran
Jumlah 433 411 418 gizzard dipengaruhi oleh aktivitasnya.
Rata-rata 73 69 70 Aktivitas otot gizzard akan terjadi apabila
makanan masuk kedalamnya. Fungsi
Keterangan :
gizzard adalah untuk mencerna makanan
P0 : air biasa
secara mekanik dengan bantuan grit dan
P1 : perasan kunyit (20,83 g kunyit/l)
batu-batu kecil yang berada dalam gizzard
P2 : campuran rebusan daun jambu biji dan
yang ditelan oleh ayam (Nesheim et al.,
daun sirih (41,67 g/l)
1979).
Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa penggunaan berbagai perlakuan Pengaruh Perlakuan Terhadap Lemak
Abdominal Broiler
jamu tradisional dalam air minum tidak
Rata-rata bobot hidup broiler hasil
berpengaruh nyata ( P>0,05) terhadap
penelitian berkisar antara 21--42 g/ekor
bobot gibletbroiler. Hal ini dapat di
seperti disajikan pada Tabel 4.Pada Tabel 4
artikan bahwa perlakuan dengan
memperlihatkan bahwa lemak
menambahkan perasan kunyit serta rebusan
abdominalbroiler pada perlakuan P2 (223
daun jambu biji tidak memberikan
g) lebih tinggi daripada perlakuan P0 dan
pengaruh terhadap bobot giblet.
P1 (199 g dan 164 g).
Bobot giblet yang tidak berbeda
Tabel 4.Rata-rata bobot lemak abdominal
nyata (P>0,05) diduga karena bobot hidup
broiler umur 28 hari
broiler yang tidak berbeda nyata. Menurut
Soeparno (1998), bobot hidup Ulangan Perlakuan
memengaruhi bobot giblet. Semakin P0 P1 P2
besarnya bobot hidup maka bobot giblet ...............(g/ekor)...........
yang dihasilkan akan meningkat. Menurut 1 36 24 40
Kurtini et al. (2014), giblet adalah hasil 2 40 42 40
ikutan pada unggas, terdiri dari hati, 3 31 27 37
jantung, dan gizzard (rempela). Faktor- 4 32 25 31
faktor yang memengaruhi bobot giblet 5 39 21 37
diantaranya adalah bangsa, umur, bobot 6 21 25 38
tubuh, obat-obatan, dan ransum (Ressang, Jumlah 199 164 223
1984). Rata-rata 33.1 27.33 37.17

19
Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol 1 (2):16-21, Agustus 2017 Cheldra Aji Tama et.al

Keterangan : untuk kebutuhan hidup pokok, energi yang


P0 : air biasa berlebih tadi kemudian disimpan dalam
P1 : perasan kunyit (20,83 g kunyit/l) bentuk lemak yang terdapat pada rongga
P2 : campuran rebusan daun jambu biji dan perut dan menempel pada organ-organ
daun sirih (41,67 g/l) dalam. Menurut Dalton dan Loth (1985),
bobot lemak abdominal akan meningkat
Bobot lemak abdominal yang tidak dengan bertambahnya umur dan tingkat
berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan energi metabolis ransum.
yang memanfaatkan air perasan kunyit Deaton et al. (1990) menyatakan
dosis 20,83 g/l dan rebusan daun sirih dan bahwa bobot lemak abdominal cenderung
daun jambu biji dosis 41,67 g/l tersebut meningkat dengan meningkatnya bobot
diduga disebabkan oleh minyak atsiri dan tubuh dan umur broiler. Lemak abdominal
kurkumin dalam kunyit serta penol dan pada broiler terbentuk pada umur 5
kavikol dalam daun sirih belum bekerja minggu. Bobot lemak abdominal broiler
secara optimal.Minyak atsiri, kurkumin, dipengaruhi oleh bobot hidupnya. Hal ini
dan fenol membantu proses hidrolisis sesuai dengan siklus pertumbuhan broiler
terigliserida (lemak).Proses hidrolosis yang dimulai dari pertumbuhan tulang,
lemak berlangsung baik dan efektif bila otot, dan lemak. Lemak merupakan bagian
lemak yang dikonsumsi oleh broiler dapat yang paling akhir terbentuk setelah tulang
lebih dimanfaatkan broiler untuk dan otot. Bobot lemak yang tidak
melakukan proses pertumbuhan bagi berpengaruh nyata pada penelitian ini
tubuhnya dengan kata lain kelebihan energi disebabkan oleh bobot hidup yang tidak
yang dikonsumsi ternyata mampu berbeda nyata.
dimanfaatkan oleh broiler untuk
melakukan metabolisme tubuh sehingga SIMPULAN
tidak akan terjadi penimbunan lemak yang
tinggi. Perbedaan nyata ini juga dapat di Kesimpulan penelitian ini bahwa
sebabkan oleh lemak abdominal pada pemberian Jamu tradisional kunyit dosis
broiler terbentuk pada umur 5 20,83 g/l, daun sirih dan daun jambu biji
minggu.karena menurut Grifiths dkk. dosis tidak memberikan pengaruh nyata
(1977) lemak abdominal pada ayam broiler terhadap bobot hidup, bobot karkas, bobot
adalah 2,22--3,19% dari bobot badan. giblet, dan bobot lemak abdominalbroiler.
Dalam kondisi umur tersebut keberadaan
lemak abdominal belum terlalu banyak DAFTAR PUSTAKA
terbentuk karena zat-zat makanan yang
diserap oleh tubuh masih digunakan untuk Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak
pertumbuhan murni. Faktor lain yang Unggas. PT Gramedia Pustaka
mempengaruhi kandungan lemak tubuh Utama. Jakarta.
adalah komposisi ransum. pembentukan Akoso, T. 1998. Kesehatan Unggas
lemak tubuhpada ayam terjadi karena Panduan Bagi Petugas Teknis,
adanya kelebihan energi yang dikonsumsi. Penyuluhan, dan Peternak.
Energi yang digunakan tubuh umumnya Kanisius.Yogyakarta.
berasal dari karbohidrat dan cadangan Dalton, J.W., dan B.D. Lott. 1985. Age and
lemak. Sumber karbohidrat dalam tubuh dietary energy effect on broiler
mampu memproduksi lemak tubuh yang abdominal fat deposition. Poultry
disimpan di sekeliling jeroan dan di bawah Sci.64: 2161-2164.
kulit (Anggorodi, 1995). Darwis, S. N, A. B. D. Modjo Indo dan S.
Perbedaan konsumsi energi pada Hasiyah. 1991. Tanaman Obat
penelitian ini masih efektif untuk Familia Zingiberaceae. Badan
pertumbuhan daging dan tulang. Lemak Penelitian dan Pengembangan
abdominal juga bisa meningkat jika Pertanian Industri. Bogor.
diberikan ransum dengan tingkat energi Deaton, J.W., F.N, Reace, and T.H.
tinggi (North dan Bell, 1990). Berkaitan Verdaman. 1990. The effect
dengan bobot lemak yang tidak berbeda temperature anddensity on broiler
nyata (P>0,05) disebabkan oleh konsumsi performance. Poultry Science
energi dalam tubuh ayam belum 47:293--300.
menimbulkan kelebihan yang melebihi Firdaus, J. 2016.Pengaruh Pemberian
kebutuhan energi hidup pokok. Selain Jamu Tradisional Terhadap

20
Jurnal Penelitian Peternakan Indonesia Vol 1 (2):16-21, Agustus 2017 Cheldra Aji Tama et.al

Konsumsi Ransum. Skripsi. Mada University Press:


Jurusan Peternakan Universitas yogyakarta.
Lampung. Widodo, W. 2002. Nutrisi dan Pakan
Griffiths, L,.S.Leeson and J.D Summers. Unggas Kontekstual. Proyek
1997. Fat deposition in broiler Peningkatan Penelitian
effect of dietary energy to protein Pendidikan Tinggi Direktorat
balance and early life carolic Jendral Pendidikan Tinggi
restriction productive perfomance Departemen
and abdominal fat pad size. Winarno, F.G. 1997. Pangan Gizi,
Poultry science 5: 638-646. Teknologi dan Konsumen. Buku.
Haroen, U. 2003. Respon ayam broiler Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
yang diberi tepung daun sengon Yuwanta, T., 2004. Dasar Ternak Unggas.
(albizzia falcataria) dalam Kanisius.Yokyakarta.
ransum terhadap pertumbuhan
dan hasil karkas. J. Ilmiah Ilmu-
ilmu Peternakan. 6 (1) : 34-41.
Hetland, H., B. Svihus and M. Choctt.
2005. Role of insoluble fiber on
gizzard activity in Layers. J.
Apply. Poult. Res. 14: 38—46.
Ichwan M. W. 2003. Membuat Pakan
Ayam Ras Pedaging. Penerbit PT.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Kurtini, T., K. Nova dan D. Septinova.
2014. Buku Ajar Produksi Ternak
Unggas. Anugrah Utama Raharja
Universitas Lampung. Bandar
Lampung
Lesson, S. and D.J. Summers.
1980.Production and carcass
characteristicof broiler chicken.
Poultry Sci. 59: 562—567
Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman
Obat Ampuh.Cetakan 1. Buku.
Penebar Swadaya,Jakarta.
Marwandana, Z. 2012. Efektifitas
Kombinasi Jumlah dan Bentuk
Ramuan Herbal
sebagai Imbuhan Pakan Terhadap
Performa Broiler. Skripsi.
Fakultas
Peternakan Universitas
hasanuddin.
Nesheim, M.C., R. E. Austic dan L. E.
Card, 1972. Poultry Production.
12th ed. Lea and Febiger,
hiladelphia.
Ressang, A.A. 1984. Patologi Khusus
Veteriner. Institut Pertanian
Bogor. Jawa Barat.
Rukmana, R. 1994. Kunyit. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Soeparno. 1998. ILmu dan Teknologi
Daging. Cetakan ke-2 Gajdah
Mada University Press.
Yogyakarta
Tjitrosoepomo. 2004. Taksonomi
Tumbuhan Obat-Obatan. Gajah

21

Anda mungkin juga menyukai