Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2008, Vol. XI. No.4.

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia falcataria) Hasil


Rendaman dengan Larutan Ca(OH)2 Terhadap Bobot
Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging
Akmal 1

Intisari

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perendaman daun sengon dalam
larutan kapur tohor terhadap performans ayam pedaging jantan. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 macam ransum perlakuan yakni ransum yang
mengandung 0, 2,5, 5, 7,5 dan 10 % daun sengon olahan didalam ransum dengan 4 kali
ulangan. Peubah yang diamati meliputi konsumsi ransum, bobot karkas dan bobot organ
pencernaan. Data diolah menggunakan analisis ragam dan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan daun sengon olahan berpengaruh nyata (P<0,05)
menurunkan bobot potong, bobot karkas dan bobot relatif ventrikulus sedangkan bobot relatif
karkas, bobot relatif pancreas, bobot relatif hati dan bobot relatif usus halus tidak berpengaruh
nyata (P>0,05). Disimpulkan bahwa daun sengon yang direndam dengan larutan kapur tohor
dapat digunakan sampai tingkat 7,5 % dalam ransum ayam pedaging.

Kata Kunci : Kapur tohor (Ca(OH)2), Sengon, Bobot karkas, Bobot Organ Pencernaan

The Effect Of The Use of Sengon Leaves (Albizzia falcataria) Soaked in Ca(OH)2
on The Broiler of Carcas and Diogestive Tract

Abstract

This research aims at meauring the use of Sengon soaked in kapur tohor and is effect on the
performance of broiler. The Study used 100 broiler Hubber aged 3 days and 5 treatments ration which
contain different sengon. The design used in this study was completely randomized design (CRD) with 5
treatmen. Parameter measured were ration consumption, carcas, and digestive tract. The result of this
study shows that the use of sengon in the ration is effective segnificantly (P<0,05) on the ration
consumtion, carcass, and digestive tract. It could be concluded that sengon can be used up to 7,5% in
the ration of the broiler.

Key Word : : Kapur Tohor (Ca(OH)2), Sengon, , Carcass, Digestive Tract

1 Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia Falcataria) Hasil Rendaman dengan Larutan
100
Ca(OH)2 Terhadap Bobot Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2008, Vol. XI. No.4.

Pendahuluan mengganggu mekanisme organ-organ


Memanfaatkan daun sengon pencernaan terutama hati, pankreas dan
sebagai bahan pakan merupakan salah usus halus (Noor, 1992). Hati merupakan
satu usaha untuk mencari sumber pakan organ detoksifikasi (penetralan) zat yang
alternatif yang mudah didapat dan tidak bersifat racun sehingga kerjanya akan
bersaing dengan kebutuhan manusia. meningkat apabila didalam ransum
Tanaman sengon (Albizzia falcataria) terdapat zat antinutrisi (tannin) dalam
termasuk family mimosaceae dari keluarga jumlah yang tinggi sehingga
petai-petaian. Berdasarkan laporan menyebabkan bobot hati meningkat dan
Siahan (1999) bahwa daun sengon terjadi perubahan warna hati. Demikian
berpotensi digunakan sebagai pakan juga dengan pankreas, dimana tanin akan
unggas dengan kandungan nutrisi menurunkan daya cerna protein akibat
sebagai berikut ; protein kasar 21,32%, terganggunya enzim protease dan
lemak kasar 10,09%, serat kasar 14,72%, mendorong hypo dan hyper sekresi
Ca 0,21%, P 0,35% dengan energi enzim-enzim dari pankreas yang
metabolis 3056 Kkal/kg. Meskipun daun berlebihan sehingga mengakibatkan
sengon mengandung protein kasar dan pembengkakan pankreas.
energi metabolisme yang cukup tinggi Tanin yang membentuk senyawa
yang hampir menyamai protein bungkil komplek dengan ikatan peptida dari
kelapa, akan tetapi pemanfaatannya protein, tidak larut didalam saluran
sebagai pakan unggas dibatasi oleh pencernaan dan segera dikeluarkan
tingginya kandungan serat kasar serta melalui feses sehingga akan
adanya tanin dan HCN yang bersifat mempengaruhi ketersediaan protein dari
racun bagi ternak (Mahyudin, 1983; makanan. Tanin juga dapat berikatan
Murdiati dan Mahyudin 1985; Brewbaket, dengan berbagai mineral termasuk
1986 dan Atmosuseno, 1997). mineral besi (Fe) dan seng (Zn). Apabila
Penggunaan daun sengon tanin terdapat dalam jumlah yang besar
(Albizzia falcataria) sebagai bahan pakan dalam ransum dikuatirkan akan
unggas sudah dilaporkan oleh Tanjung menyebabkan ternak akan mengalami
(2000) dan Toruan (2001), bahwa tepung defisiensi zat makanan seperti protein
daun sengon hanya dapat digunakan dan mineral. Oleh sebab itu, perlu
sampai taraf 5%. karena pada taraf 10% diberikan perlakuan terlebih dahulu
telah mengganggu pertambahan bobot sebelum diberikan kepada ternak. Salah
badan broiler. Penurunan bobot badan satu cara yang dapat ditempuh adalah
diduga karena tingginya kandungan melakukan perendaman daun sengon
antinutrisi berupa tanin dalam ransum dengan larutan kapur tohor atau CaO. .
sehingga menyebabkan terganggu- nya Sebetulnya senyawa tanin dapat
metabolisme tubuh ternak. Tanin akan dihilangkan dengan perlakuan alkali
membentuk ikatan komplek protein-tanin misalnya dengan penambahan NH4OH,
yang tidak larut dalam air dan NaOH, K2CO3 atau kapur tohor (CaO)
mengakibatkan kekeruhan, pengen- (Amrullah dan Suryahadi, 1992).
dapan dan menghambat aktivitas enzim Berdasarkan penelitian Wiryawan (1999)
protease (Swain, 1965 dan Djuwadi, dkk., bahwa perendaman daun kaliandra
1987). dengan menggunakan larutan kapur
Tanin pada konsenstrasi yang tohor (CaO) 2% selama 30 menit mampu
tinggi menyebabkan berbagai macam menurunkan kandungan tanin sebesar
keracunan diantaranya adalah anemia, 48% serta dapat meningkatkan kecernaan
kelainan pada saluran pencernaan dan protein 82,40%, NDF (Neutral Detergen

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia Falcataria) Hasil Rendaman dengan Larutan
101
Ca(OH)2 Terhadap Bobot Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2008, Vol. XI. No.4.

Fiber) 32,50 % dan ADF (Acid Detergent ekor ayam yang dilengkapi dengan
Fiber) 26,48% secara in-vitro. tempat pakan dan air minum serta alat
Penggunaan CaO atau kapur penerangan dan pemanas ruangan
tohor dalam rangka mengurangi kadar berupa lampu pijar 5 Watt.
tanin didasari oleh adanya pengikatan Bahan makanan ternak terdiri dari
senyawa tanin oleh ion Ca2+ sehingga daun sengon olahan, jagung, dedak halus,
membentuk garam tanat. Ion Ca2+ juga bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3
dapat meningkatkan aktivitas enzim minyak kelapa, premix mineral dan
tripsin dan khimotripsin yang berfungsi bungkil kelapa. Disamping itu
dalam pencernaan protein, disamping itu perlengkapan lain yang dibutuhkan yaitu
ion ini juga menyediakan mineral Ca obat-obatan untuk vaksinasi berupa
dalam ransum. Vaksin ND “Strain Lasota” dan penyakit
Berdasarkan hal tersebut, telah lainnya antara lain obat pencegah stress
dilakukan suatu penelitian untuk melihat berupa “Vita Chick.” serta obat-obatan
pengaruh penggunaan daun sengon untuk mensucihamakan kandang yang
(Albizzia falcataria) yang direndam digunakan yaitu “Rodalon”.
dengan larutan kapur tohor (CaO) Penelitian ini menggunakan
terhadap bobot karkas dan organ Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
pencernaan ayam broiler. 5 macam ransum perlakuan yakni
ransum yang mengandung 0, 2,5, 5, 7,5
Materi dan Metode dan 10 % daun sengon olahan didalam
Penelitian ini menggunakan 100 ransum dengan 4 kali ulangan.
ekor anak ayam pedaging jantan umur 3 Ransum perlakuan yang diberikan
hari dengan strain Platinum produksi PT. pada ayam percobaan selama penelitian
Cipendawa Farm Jakarta melalui Poultry adalah ransum yang disusun berdasarkan
Shop “Shinta” di Kotamadya Jambi. kebutuhan zat-zat makanan untuk ayam
Ayam tersebut ditempatkan kedalam pedaging sesuai dengan NRC (1994).
kandang kawat berbentuk koloni Kandungan zat makanan ransum
berukuran 100 x 100 x 50 cm, sebanyak 20 perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.
unit kandang, setiap unit terdiri dari 5

Tabel 1. Kandungan Zat Makanan Ransum Perlakuan


Bahan Makanan Ransum Perlakuan (%)
R0 R1 R2 R3 R4
Bahan Kering 83,37 83,66 83,94 84,21 84,49
Protein Kasar 22,09 22,36 22,38 22,59 22,63
Lemak Kasar 5,42 5,59 5,63 5,66 5,74
Serat Kasar 6,17 6,64 6,94 7,27 7,62
Calsium (Ca) 1,41 1,42 1,44 1,46 1,48
Phosfor (P) 0,79 0,79 0,78 0,77 0,77
EM (kkal/kg) 2968,84 2956,49 2965,64 2969,19 2973,04

Peubah yang diamati pada selanjutnya dianalisis dengan


penelitian ini yaitu konsumsi ransum, menggunakan analisis ragam sesuai
bobot potong, bobot karkas, bobot hati, dengan rancangan yang digunakan.
bobot pancreas , bobot ventrikulus dan Apabila terdapat pengaruh yang nyata
bobot usus halus.. Data yang diperoleh antar perlakuan maka dilanjutkan dengan

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia Falcataria) Hasil Rendaman dengan Larutan
102
Ca(OH)2 Terhadap Bobot Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2008, Vol. XI. No.4.

uji jarak berganda Duncan (Steel dan Duncan menunjukkan bahwa ransum
Torrie, 1989) perlakuan R3 dan R4 menghasilkan bobot
karkas mutlak yang lebih rendah (P<0,05)
Hasil dan Pembahasan jika dibandingkan dengan bobot karkas
Bobot Potong mutlak yang dihasilkan oleh ransum
Rataan konsumsi ransum, bobot perlakuan R0, R1, dan R2. Sedangkan
karkas mutlak dan bobot karkas relatif ransum perlakuan R1 dan R2
selama penelitian dapat dilihat pada menunjukan bobot karkas mutlak yang
Tabel 2. Hasil analisis ragam sama (P>0,05) dengan bobot karkas
menunjukkan bahwa penggunaan daun mutlak dihasilkan oleh ransum kontrol
sengon hasil rendaman dalam ransum (R0).
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
bobot potong. Hasil uji jarak berganda

Tabel 2. Rataan Konsumsi Ransum, Bobot Karkas Mutlak dan Bobot Karkas
Relatif
Perlakuan Rataan Konsumsi Bobot Potong Bobot Karkas Bobot Karkas
Ransum (gram/ekor) Mutlak Relatif (%)
(gram/ekor/hari) (gram/ekor)
R0 55,53a 1263,25a 800,75a 63,37a
R1 54,94 a 1265,38 a 797,44 a 63,03a
R2 53,67a 1254,75a 772,81a 61,58a
R3 52,18 ab 1080,38 b 675,25 b 61,47a
R4 46,55 b 993 b 627 b 63,62a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak
Berbeda nyata (P> 0,05)

Penggunaan daun sengon hasil Bobot Karkas Mutlak


rendaman sampai taraf 7,5 dan 10% Hasil analisis ragam menunjukan
dalam ransum menunjukkan bobot bahwa penggunaan daun sengon hasil
potong yang lebih rendah dari R0. rendaman dalam ransum berpengaruh
Penurunan bobot potong diduga bukan nyata (P<0,05) terhadap bobot karkas
disebabkan oleh kandungan tannin tetapi mutlak ayam pedaging jantan.
lebih disebabkan oleh tingginya Hasil uji jarak berganda Duncan
kandungan serat kasar ransum sehingga menunjukan bahwa ransum perlakuan R3
terjadi penurunan konsumsi ransum. dan R4 menghasilkan bobot karkas
Konsumsi ransum yang rendah mutlak yang lebih rendah (P<0,05) jika
menyebabkan pertumbuhan terganggu dibandingkan dengan bobot karkas
karena zat-zat makaanan yang mutlak yang dihasilkan oleh ransum
dibutuhkan untuk membentuk jaringan perlakuan R0, R1, dan R2. Sedangkan
tidak terpenuhi sehingga bobot potong ransum perlakuan R1 dan R2
yang dihasilkanpun rendah. Menurut menunjukan bobot karkas mutlak yang
Judiarso (1983) bahwa bobot potong sama (P>0,05) dengan bobot karkas
sangat ditentukan oleh konsumsi ransum mutlak dihasilkan oleh ransum kontrol
dan kualitas ransum dimana ransum (R0).
yang berkualitas baik akan menghasil- Rendahnya bobot karkas mutlak
kan bobot potong yang tinggi. yang dihasilkan ransum perlakuan R3
dan R4 seiring dengan penurunan

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia Falcataria) Hasil Rendaman dengan Larutan
103
Ca(OH)2 Terhadap Bobot Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2008, Vol. XI. No.4.

konsumsi ransum yang disebabkan oleh yang hampir sama dengan ransum
tingginya kandungan serat kasar ransum. kontrol (R0). Diduga kandungan tanin
Serat kasar sangat sulit dicerna disaluran yang terdapat dalam daun sengon hasil
pencernaan ternak unggas sehingga akan olahan masih dapat ditolerir oleh ternak
keluar bersama feses. Serat kasar sehingga tidak begitu memberikan
mempunyai sifat melindungi zat pengaruh terhadap kecernaan zat-zat
makanan lainnya dari pencernaan zat-zat makanan terutama protein makanan.
makanan sehingga sebahagian dari zat- Selanjutnya protein dari pakan dapat
zat makanan tersebut akan keluar dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh
bersama feses. Akibatnya kebutuhan ternak untuk membentuk jaringan tubuh
ternak akan zat-zat maknan untuk maupun untuk mengganti jaringan-
berproduksi tidak dapat terpenuhi dan jaringan yang rusak. Bobot karkas mutlak
akhirnya akan amenurunkan bobot yang sama pada perlakuan R2 sejalan
karkas yang dihasilkan. Penurunan bobot dengan tingkat konsumsi ransum yang
karkas relative pada R3 dan R4 diduga sama pada R2.
bukan disebabkan oleh pengaruh negatif
dari tanin, dimana tanin akan Bobot Karkas Relatif
mempengaruhi mekanisme disaluran Hasil analisis ragam menunjukkan
pencernaan. Hal ini disebabkan bahwa penggunaan daun sengon hasil
kandungan tannin masih dalam batas rendaman dalam ransum tidak
toleransi ternak yaitu 0,42%. Menurut berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
Fuller (1967) dalam Zain (1993) bahwa bobot karkas relatif ayam poedaging
kandungan 1% tannin dalam ransum jantan. Hal ini disebabkan kecepatan
akan mempengaruhi pertumbuhan pertumbuhan jaringan, karkas dan non
seekor ternak akan tetapi bila hanya 0,5% karkas relative seimbang, disamping itu
tidak mempengaruhi pertumbuhan. penurunan bobot karkas mutlak sejalan
Tanin mempunyai sifat membentuk dengan penurunan bobot potong
senyawa komplek dengan ikatan peptida sehingga bobot karkas relative tidak
dari protein, tidak larut didalam saluran berbeda.
pencernaan dan segera dikeluarkan Jika dilihat pada Tabel 2 terlihat
melalui feses sehingga akan bahwa bobot karkas relaitf berkisar antara
mempengaruhi ketersediaan protein dari 61–63%. Menurut Siregar (1982) bahwa
makanan. Tanin juga dapat berikatan besarnya persentase karkas ayam broiler
dengan berbagai mineral termasuk bervariasi dari 65 sampai 75% dari bobot
mineral besi (Fe) dan seng (Zn). Apabila hidup. Rendahnya bobot karkas relative
tanin terdapat dalam jumlah yang besar pada penelitian ini kemungkinan
dalam ransum dikuatirkan akan disebabkan oleh berbagai factor dan salah
menyebabkan ternak akan mengalami satunya adalah rendahnya kualitas
defisiensi zat makanan seperti protein ransum.
dan mineral. Komplek tersebut tidak
larut dalam air sehingga mengakibatkan Bobot Organ Pencernaan
kekeruhan, pengendapan dan Rataan bobot mutlak organ
menghambat aktifitas enzim sehingga pencernaan yang meliputi hati, pancreas,
mempengaruhi ketersediaan protein dari ventrikulus dan usus halus selama
makanan (Djuwadi dkk., 1987). penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Penggunaan tepung daun sengon sedangkan rataan bobot relatif organ
hasil olahan sampai 5 % dalam ransum pencernaan dapat dilihat pada Tabel 4.
(R2) menunjukkan bobot karkas mutlak

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia Falcataria) Hasil Rendaman dengan Larutan
104
Ca(OH)2 Terhadap Bobot Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2008, Vol. XI. No.4.

Tabel 3. Rataan Bobot Mutlak dari Hati, Pankreas, Ventikulus dan Usus
Halus selama Penelitian.
Perlakuan Bobot Mutlak Bobot Mutlak Bobot Mutlak Bobot Mutlak
Hati (gram) pancreas (gram) ventrikulus usus halus (gram)
(gram)
R0 27,56a 3,65a 26,19a 28,30a
R1 26,95a 3,14a 26,28a 28,11a
R2 20,35a 3,18a 24,15a 30,24a
R3 20,51a 3,19a 25,10a 25,82a
R4 19,19a 2,29a 27,60a 25,22a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak
Berbeda nyata (P>0,05)

Tabel 4. Rataan Bobot Relatif dari Hati, Pankreas, Ventikulus dan Usus Halus
selama Penelitian.
Perlakuan Bobot relative Bobot relative Bobot Relatif Bobot Relatif usus
Hati (%) pancreas (%) ventrikulus halus (%)
(%)
R0 2,18a 0,29a 2,07a 2,24 a
R1 2,13a 0,25a 2,08a 2,21 a
R2 2,06 a 0,25 a 1,92 a 2,41 a
R3 1,98 a 0,29 a 2,32 ab 2,39 a
R4 1,93a 0,23a 2,78b 2,53 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak
Berbeda nyata (P 0,05)

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa taraf 10% sudah mengganggu aktifitas
taraf penggunaan daun sengon hasil dari kedua organ pencernaan tersebut.
rendaman dalam ransum berpengaruh Peningkataan bobot relative ventrikulus
nyata (P<0,05) terhadap bobot relatif dan usus halus pada perlakuan R4
ventrikulus tetapi tidak berpengaruh diduga sebagai akibat tingginya serat
nyata (P<0,05) terhadap bobot relatif hati, kasar ransum sehingga ventrikulus akan
pancreas dan usus halus bekerja lebih keras untuk mencerna serat
Berdasarkan uji lanjut Duncan kasar tersebut dan akibatnya bobotnya
menunjukkan bahwa bobot relatif meningkat. Sturkie (1965) menyatakan
ventrikulus ransum perlakuan R4 lebih bahwa aktifitas menggiling makanan
tinggi (P<0,05) jika dibandingkan dengan akan merangsang perkembangan organ
R0, R1 dan R2 tetapi tidak berbeda ventrikulus untuk berkembang lebih
dengan R3, sedangkan bobot relatif baik sehingga bobotnya meningkat.
ventrikulus dan usus halus antara R0, R1, Bobot relative dari hati, pancreas
R2 dan R3 tidak berbeda (P>0,05). dan usus halus tidak dipengaruhi oleh
Penggunaan daun sengon hasil tingkat penggunaan daun sengon hasil
rendaman dengan larutan kapur tohor olahan sampai taraf 10% dalam ransum.
dalam ransum sampai taraf 7,5% belum Hasil ini memberikan gambaran bahwa
begitu mempengaruhi bobot relatif aktifitas dari organ pencernaan yang
ventrikulus dan usus halus, sedangkan dimaksud belum terganggu. Meskipun
peningkatan penggunaannya sampai ransum perlakuan pada R4 mengandung

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia Falcataria) Hasil Rendaman dengan Larutan
105
Ca(OH)2 Terhadap Bobot Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2008, Vol. XI. No.4.

serat kasar yang tinggi ternyata belum Mahyudin, P. 1983. Nutritive Value of
mempengaruhi aktifitas dari hati, Tree Legumes Leaves. Research
pancreas dan usus halus dalam Report for 1983. BPT-Ciawi,
membantu mencerna dan menyerap zat Bogor.
makanan disaluran pencernaan. Murdiati, T.B. and P. Mahyudin. 1985.
Anggorodi (1985) menyatakan bahwa The residual tannin and crude
pancreas mempunyai fungsi penting protein of Calliandra callothyrsus
dalam pencernaan zat-zat makanan and Albizzia falcataria, following
karena pancreas menghasilkan getah incubation in heated and
pancreas dalam jumlah yang banyak dan unheated rumen fluid. In
mengandung enzim-enzim amilolitik, Efficient Animal Production for
lipolitik dan proteolitik. Sedangkan Asian Welfare. Proc. The 3 rd
menurut Thomas (1989) bahwa usus AAAP Animal Science Congress,
halus akan mensekresikan beberapa Vol. 2 : 814-816.
enzim pencernaan dan selanjutnya akan National Research Council. 1994.
menyerap zat-zat makananan tersebut Nutrient Requirement of Poultry.
terutama didaerah yeyenum dan ileum. National Academy of Science,
Washington.
Kesimpulan Noor, Z. 1992. Senyawa Anti Gizi. Pusat
Tepung daun sengon (Albizzia Antar Universitas - Pangan dan
falcataria) yang direndam dalam larutan Gizi. Universitas Gadjah Mada.
kapur tohor (Ca(OH) 2) dapat digunakan Yogyakarta.
dalam ransum ayam pedaging jantan Rasyaf, M. 1987. Beternak Ayam
sampai taraf 7,5% Pedaging. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Daftar Pustaka Siahaan, L.T. 1999. Pengaruh
Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan penggantian sebahagian bungkil
Ternak Umum. Gramedia. Jakarta. kedelai dengan daun sengon
Amrullah, I.K. dan Suryahadi. 1992. (Albizzia falcataria) hasil
Kumpulan Bahan Penuntun Ilmu fermentasi dalam ransum
Makanan Ternak. PAU Ilmu terhadap pertam bahan bobot
Hayat Institut Pertanian Bogor. badan puyuh. Skripsi. Fakultas
Atmosuseno, B. 1997. Sengon, Budidaya, Peternakan Universitas Jambi,
Kegunaan dan Prospek. Penebar Jambi.
Swadaya Jakarta. Siregar, A.P., M. Sabrani dan S. Pranu.
Brewbaker, J.L. 1986. Legumenous trees 1982. Teknik Beternak Ayam
and shrubs for southeast asia and Pedaging di Indonesia. Margie
the south pacific. In : Forage in Group, Jakarta.
Southeast Asia and South Pacific Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1989.
Agriculture. ACIAR Proc. No. Prinsip dan Prosedur Statistik..
12:43 PT Gramedia Pustaka Utama.
Djuwadi, H.I., B.S.L. Jenie dan A. Jakarta.
Apriyanto. 1987. Kompleks Sturkie, P.D. 1976. Avian Physiology.
protein-tanin; teori dan 3th. Ed. Springer Verlag, New
implikasinya dalam makanan. York, Heidelberg, Berlin.
Media Teknologi Pangan. Vol 3 (3- Swain, T. 1965. The Tannin in Plant
4):47-56. Biochemistry. Academic Press
New York : 552-558.

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia Falcataria) Hasil Rendaman dengan Larutan
106
Ca(OH)2 Terhadap Bobot Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan November, 2008, Vol. XI. No.4.

Tanjung. E.W., 2000. Pengaruh Wiryawan, K.G. Upaya pengurangan


pemakaian tepung daun sengon kadar tanin dalam daun
(Albizzia falcataria) terhadap kaliandra (Calliandra callothyrsus )
pertambahan bobot badan broiler. dengan menggunakan larutan
Skripsi. Fakultas Peternakan kapur tohor (CaO) dan uji
Universitas Jambi kecernaannya secara in-vitro.
Taruan, P.L. 2001. Penggunaan tepung Media Peternakan Volume 22
daun sengon (Albizzia falcataria) Nomor 2 Tahun 1999 Hal ; 52-59.
yang rendaman dalam ransum Zain, B. 1993. Pengaruh berbagai tingkat
ayam pedaging. Skripsi. Fakultas kandungan tannin dalam ransum
Peternakan Universitas Jambi. terhadap terhadap performan
Thomas, O and M.L. Scott. 1989. The ayam pedaging. Tesis.
value of methanol derived single Universitas Padjadjaran,
cell protein for broiler. Poult. Sci Bandung.
56 : 266-273.

Pengaruh Pemberian Daun Sengon (Albizzia Falcataria) Hasil Rendaman dengan Larutan
107
Ca(OH)2 Terhadap Bobot Karkas dan Bobot Organ Pencernaan Ayam Pedaging

Anda mungkin juga menyukai