Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN


PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.)
SEBAGAI BAHAN PENGAWET
(Interior Quality of Chicken Eggs by Soaking using Betel Leaf
(Piper betle L.) as Preservative)
HAJRAWATI1 dan M. ASWAR2
1
Jurusan Produksi Ternak , Fakultas Peternakan UNHAS, Jl. Perintis Kemerdekaan, km 10 Makassar
2
Alumnus Produksi Ternak , Fakultas Peternakan UNHAS, Jl. Perintis Kemerdekaan, km 10 Makassar

ABSTRACT

This study was aimmed to determine the effect of green sirih concentration of soaking solution to
maintain interior egg quality during storage at room temperature.Parameters in this study were interior egg
quality including shrinkage weight, the pH and albumen quality (HU = Haugh Unit). The use of betel leaf
with different concentrations and time of immersion affected interior quality that includes egg weight
shrinkage, pH, and albumen quality (HU) showed the best values on the concentration of 30% and 28 days
storage time. Interactions between the concentration of soaking solution betel leaf with different storage time
was not significantly affected egg weight shrinkage, pH value and, quality Albumen (HU).
Key Words: Betel Leaf (Piper betle L.), Chicken Egg, pH

ABSTRAK

Tujuan penelitian mengenai sejauh mana pengaruh konsentrasi larutan daun sirih (Piper Betle L.) dalam
mempertahankan kualitas interior telur ayam ras selama penyimpanan pada suhu ruang. Pengukuran kualitas
interior telur ayam ras yang telah diberi perlakuan meliputi susut bobot, pH, kualitas albumen (HU = Haugh
Unit). Hasil terbaik pada konsentrasi 30% dan lama penyimpanan 28 hari. Interaksi antara konsentrasi larutan
daun sirih dan lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot, nilai pH dan kualitas albumen.
Kata Kunci: Daun Sirih, (Piper betle L.), Telur Ayam, pH

PENDAHULUAN Perubahan sifat telur utuh dapat dibedakan atas


dua macam yaitu perubahan luar dan perubahan
Telur adalah bahan makanan yang dalam (ROMANOFF dan ROMANOFF, 1963).
sempurna, mengandung berbagai zat yang Salah satu cara mempertahankan mutu telur
penting bagi pertumbuhan makhluk hidup. agar tahan lama adalah dengan cara melakukan
Bahan makanan ini bernilai gizi tinggi karena perendaman atau pelapisan dengan cairan,
mempunyai kandungan asam amino yang yaitu merendam telur segar dalam berbagai
lengkap. Namun demikian, telur mudah larutan seperti air kapur, larutan air garam dan
mengalami kerusakan baik secara fisik, kimia, filtrat nabati yang mengandung tannin
maupun mikrobiologi. Masa simpan telur pada (SYARIEF dan HALID, 1990).
penyimpanan suhu ruang adalah 10 – 14 hari Daun sirih (Piper betle. L.) telah dikenal
(SYARIEF dan HALID, 1992). masyarakat luas sebagai bahan obat tradisional,
Penurunan mutu telur ini dapat diantisipasi seperti halnya dengan antibiotika, daun sirih
dengan melakukan suatu tindakan pengawetan. juga mempunyai daya antibakteri. Kandungan
Pengawetan telur pada dasarnya adalah untuk kimia yang terdapat pada daun sirih terdiri atas
mencegah penguapan air dan CO2 dari isi telur minyak atsiri yang tersusun dari
melalui pori-pori kulit telur, serta mencegah (hidroksikavikol, kavikol, kavibetol,
berkembangnya mikroorganisme dalam telur. alilprokatekol, karvakrok, eugenol, kineole,

800
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

karkofelen, kadimen estragol, terpenena, fenil perlakuan yaitu 0, 10, 20 dan 30% (b/v)
propada), saponin, flavonoida dan tanin. Tanin kemudian daun sirih di-blend dan disaring.
yang terdapat pada daun sirih (Piper Betle L.)
diharapkan sebagai zat penyamak pada Perendaman telur
kerabang telur, sehingga mengurangi
penguapan air pada telur dan mencegah bakteri Larutan daun sirih masing-masing
pembusuk masuk ke dalam melalui pori-pori konsentrasi ditempatkan dalam wadah plastik.
telur. Telur direndam dalam larutan daun sirih pada
Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauh tiap tingkat konsentrasi selama 15 menit.
mana pengaruh konsentrasi perendaman Selanjutnya diangkat, ditiriskan, dan diletakkan
larutan daun sirih (Piper Betle L.) dalam pada egg tray. Telur yang telah mendapat
mempertahankan kualitas interior telur ayam perlakuan disimpan pada suhu kamar (26 – 28ºC)
ras (susut bobot, pH, dan kualitas albumen) selama 14, 21 dan 28 hari.
selama penyimpanan pada suhu ruang. Pengukuran kualitas interior telur ayam ras
(susut bobot, pH, dan kualitas albumen (HU =
Haugh Unit)) dilakukan pada setiap lama
MATERI DAN METODE
waktu penyimpanan.
Bahan dan alat
Analisis data
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
telur ayam ras dengan berat telur berkisar Data hasil pengukuran kualitas interior
anatara 56 – 60 g dan daun sirih hijau yang tua. telur ayam ras dianalisis menggunakan analisis
Alat-alat yang digunakan adalah pH meter, ragam (ANOVA). Bila berpengaruh nyata
jangka sorong, egg tray, blender, mixer dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil
timbangan analitik. (BNT) (GASPERSZ, 1991).

Rancangan percobaan HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan menggunakan Susut bobot


rancangan percobaan acak lengkap (RAL) pola
faktorial dengan dua faktor yaitu faktor A, Hasil penelitian perubahan susut bobot
konsentrasi perendaman larutan daun sirih (0 pada telur ayam ras yang direndam dalam
(kontrol), 10, 20 dan 30%) dan Faktor B, lama larutan daun sirih pada beberapa konsentrasi
penyimpanan (14, 21 dan 28 hari) dengan selama periode penyimpanan suhu ruang dapat
enam kali ulangan. dilihat pada Tabel 1.
Hasil analisis menunjukkan tidak ada
pengaruh interaksi antara konsentrasi larutan
Penyiapan sampel
daun sirih dan lama perendaman terhadap susut
bobot telur (Tabel 1). Hasil lain analisis ragam
Telur yang digunakan pada penelitian ini
menunjukkan bahwa perendaman larutan daun
sebanyak 72 butir berasal dari ayam ras petelur
sirih dengan konsentrasi yang berbeda
strain Lohmann fase layer yang diperoleh dari
memberikan pengaruh nyata (P < 0,05)
Laboratorium Ternak Unggas Fakultas
terhadap susut bobot telur ayam ras. Hal ini
Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
disebabkan karena zat penyamak yang terdapat
Selanjutnya telur dibersihkan dan dilakukan
dalam larutan daun sirih (tannin) menyamak
penimbangan untuk mengetahui berat telur.
kerabang telur sehingga menghambat proses
penguapan gas CO2 dari dalam telur.
Pembuatan larutan daun sirih (Piper betle L.) HADIWIYOTO (1980), yang menyatakan bahwa
tujuan pelapisan kulit telur adalah untuk
Daun sirih dicuci bersih lalu ditiriskan. menutupi pori-pori kulit sehingga penguapan
Selanjutnya ditimbang dengan perbandingan air dan karbondioksida (gas CO2)
berat untuk mendapatkan konsentrasi sesuai

801
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

Tabel 1. Rata-rata susut bobot telur ayam ras (g) yang direndam menggunakan larutan daun sirih pada
berbagai konsentrasi dan lama penyimpanan berbeda

Lama penyimpanan Konsentrasi larutan daun sirih (%)


Rata-rata
(Hari) 0 10 20 30
14 2,37 ± 0,97 2,15 ± 0,79 1,80 ± 0,07 1,46 ± 0,71 1,55 ± 1,04a
21 4,46 ± 0,98 4,11 ± 0,79 4,06 ± 0,80 3,76 ± 0,75 4,09 ± 0,82b
28 5,16 ± 0,88 4,80 ± 0,99 4,48 ± 0,90 4,31 ± 0,98 4,69 ± 0,94c
Rata-rata 3,99 ± 1,51a 3,68 ± 1,41a 3,44 ± 1,37a 2,38 ± 1,90b

Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (P < 0,05)

terhambat sehingga telur umur penyimpanan telur karena proses evaporasi air dari dalam
telur lama. SUDARYANI (2000), untuk telur sehingga berat telur dapat berkurang.
memperpanjang daya simpan telur segar pada Penurunan susut bobot telur ayam ras
prinsipnya memberikan perlakuan terhadap berjalan lebih cepat mulai pada awal
telur utuh sebagai upaya untuk penyimpanan sampai pada hari ke-21 dan akan
mempertahankan masa simpan telur segar berjalan lebih lambat pada hari ke-28. Ini
dapat dilakukan dengan cara melapisi kulit disebabkan karena pada awal penyimpanan
telur, menutupi pori-pori telur bagian luar dan penguapan air dan gas CO2 berlangsung lebih
menyimpan telur dalam ruangan khusus. cepat karena jumlah cairan lebih banyak,
Berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil semakin meningkatnya umur penyimpanan
(BNT), konsentrasi larutan daun sirih 0, 10, dan sehingga persediaan cairan dan gas akan
20% tidak berbeda nyata (P > 0,05), namun semakin berkurang (HARAHAP, 2007).
berbeda nyata (P < 0,05) pada konsentrasi 30%
terhadap susut bobot telur ayam ras. Nilai susut
bobot yang terendah diperoleh pada perendaman Nilai pH
larutan daun sirih dengan konsentrasi 30%
yaitu 2,38 g. Rendahnya susut bobot telur ayam Salah satu pengukuran kualitas telur secara
ras yang direndam dalam larutan daun sirih interior adalah nilai pH telur. pH normal telur
30% disebabkan karena pori-pori kulit telur segar sekitar 7,6. Hasil penelitian perubahan
tetutup dengan sempurna sehingga evaporasi pH pada telur ayam ras yang direndam dalam
air dari dalam telur dapat dihambat. Perlakuan larutan daun sirih dengan berbagai konsentrasi
pelapisan untuk menutupi pori-pori kerabang selama periode penyimpanan yang berbeda
sehingga luasan permukaan tempat udara pada suhu ruang dapat dilihat pada Tabel 2.
bergerak dapat dihambat (SIRAIT, 1986). Interaksi antara konsentrasi larutan daun
Pengaruh konsentrasi larutan daun sirih sirih dengan lama penyimpanan tidak
yang digunakan untuk merendam telur ayam berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap nilai pH
ras terhadap rata-rata penyusutan bobot telur telur ayam ras (Tabel 2).
juga bergantung pada lama penyimpanan. Hasil Perendaman larutan daun sirih dengan
analisis ragam menunjukkan bahwa lama konsentrasi yang berbeda memberikan
penyimpanan memberikan pengaruh nyata (P < pengaruh nyata (P < 0,05) terhadap nilai pH
0,05) terhadap susut bobot telur ayam ras. telur ayam ras (Tabel 2). Ini diduga konsentrasi
Hasil uji BNT, menunjukkan bahwa rata-rata larutan daun sirih menyebabkan penguapan air
susut bobot telur ayam ras pada ketiga lama dan gas CO2 dari dalam telur dapat diperlambat
penyimpanan yang digunakan berbeda nyata keluar melalui pori-pori kulit telur sehingga pH
satu dengan yang lainnya. Hal ini terjadi telur dapat dipertahankan. Hal ini sesuai
sebagai akibat bertambahnya umur telur. dengan pendapat BUCKLE et al. (1987), yang
HARDINI (2000), menyatakan bahwa semakin menyatakan bahwa kenaikan pH telur terjadi
lama umur telur maka terjadi penurunan isi karena akibat kehilangan gas CO2. ROMANOFF
dan ROMANOFF (1963) menyatakan bahwa

802
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

Tabel 2. Rata-rata pH telur ayam ras yang direndam menggunakan larutan daun sirih pada berbagai
konsentrasi berbeda selama penyimpanan suhu ruang

Lama penyimpanan Konsentrasi larutan daun sirih (%)


Rata-rata
(Hari) 0 10 20 30
14 8,39 ± 0,71 8,32 ± 0,22 8,31 ± 0,18 8,30 ± 0,24 8,33 ± 0,19a
21 8,72 ± 0,24 8,58 ± 0,23 8,51 ± 0,24 8,52 ± 0,22 8,58 ± 0,23b
28 9,02 ± 0,14 9,05 ± 0,48 8,69 ± 0,23 8,48 ± 0,09 8,81 ± 0,34c
Rata-rata 8,70 ± 0,31a 8,65 ± 0,43ab 8,50 ± 0,26bc 8,43 ± 0,21c

Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (P < 0,05)

berkurangnya gas CO2 yang ada di dalam telur penyimpanan yang digunakan berbeda nyata
menyebabkan peningkatan pH sehingga (P < 0,05). Semakin lama telur disimpan maka
serabut ovomucin yang berfungsi sebagai pH telur akan semakin meningkat sebagai
pengikat cairan putih telur menjadi rusak. akibat adanya kehilangan gas CO2 dalam telur.
Berdasarkan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT), Hal ini sesuai dengan pendapat MUCHTADI
menunjukkan bahwa konsentrasi larutan daun (2009), pH putih telur segar adalah 7,6. Selama
sirih 0% terhadap 10%, 10% terhadap 20% dan penyimpanan akan terjadi kenaikan pH yang
20% terhadap 30% tidak berbeda nyata (P > disebabkan karena kehilangan gas CO2, setelah
0,05) terhadap nilai pH telur ayam ras. Namun disimpan selama 1 minggu pH putih telur
pada konsentrasi 0% terhadap 20% dan 30% menjadi 9,0 – 9,7. Telur yang disimpan selama
berbeda nyata (P < 0,05) terhadap nilai pH 3 hari pada suatu ruangan yang suhunya 3°C
telur ayam ras. Perendaman larutan daun sirih (37°F), maka pH dari putih telur yaitu 9,18
memberikan pengaruh terhadap nilai pH telur sedangkan setelah 21 hari pH putih telur yaitu
ayam ras mulai pada konsentrasi 20%. Ini sekitar 9,4 (STADELMEN dan COTTERIL, 1994).
diduga pada konsentrasi larutan daun sirih 20%
bahan penyamak (tannin) yang terkandung di
dalamnya menutupi pori-pori kerabang telur Kualitas albumen (Haugh Unit)
sehingga gas CO2 dapat dihambat keluar dari
dalam telur, sehingga pH telur tidak Kualitas albumen (HU) sebagai parameter
meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat mutu kesegaran telur dihitung berdasarkan
HADIWIYOTO (1980), yang menyatakan bahwa tinggi putih telur dan bobot telur. Nilai kualitas
dengan pencegahan terjadinya penguapan air Albumen dapat dilihat pada Tabel 3.
dan karbondioksida (gas CO2) dari dalam telur Interaksi antara konsentrasi larutan daun
maka tidak terjadi kenaikan pH. sirih dengan lama penyimpanan tidak
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa berpengaruh nyata (P > 0,05) terhadap kualitas
lama penyimpanan memberikan pengaruh albumen telur ayam ras.
nyata (P < 0,05) terhadap nilai pH pada setiap Hasil lain analisis ragam memperlihatkan
perlakuan. Hal ini disebabkan karena semakin bahwa perendaman telur ayam ras
lama penyimpanan maka gas CO2 akan menggunakan larutan daun sirih dengan
semakin berkurang di dalam telur karena konsentrasi berbeda memberikan pengaruh
terjadi penguapan keluar melalui pori-pori nyata (P < 0,05) terhadap kualitas albumen
telur, sehingga pH telur akan meningkat. Hal (HU) telur ayam ras. Ini disebabkan karena
ini sesuai dengan pendapat HARAHAP (2007), pori-pori kerabang telur dapat ditutupi oleh
menyatakan bahwa hilangnya gas CO2 pada bahan penyamak yang terkandung dalam
telur sehingga konsentrasi ion bikarbonat larutan daun sirih sehingga penguapan gas CO2
menjadi turun dan system buffer menjadi rusak, dapat diperlambat dan kekentalan albumen
sehingga akan mengakibatkan kenaikan pH. dapat dipertahankan. Hal ini sesuai dengan
Hasil uji BNT, menunjukkan bahwa rata- pendapat ABBAS (1989), yang menyatakan
rata pH telur ayam ras pada ketiga lama bahwa proses penipisan dari tinggi putih telur
merupakan akibat interaksi antara lysozyme

803
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

Tabel 3. Rata-rata nilai kualitas albumen (Haugh Unit) telur ayam ras yang direndam menggunakan larutan
daun sirih pada konsentrasi yang berbeda selama penyimpanan pada suhu ruang

Lama penyimpanan Konsentrasi larutan daun sirih (%)


Rata-rata
(Hari) 0 10 20 30
14 69,00 ± 5,58 69,33 ± 2,33 83,50 ± 3,50 83,83 ± 5,07 76,42 ± 8,83a
21 67,33 ± 6,71 66,83 ± 9,32 77,00 ± 5,54 80,17 ± 5,26 72,83 ± 8,79b
28 50,17 ± 7,08 61,67 ± 9,22 65,83 ± 5,67 69,17 ± 3,54 61,71 ± 9,63c
Rata-rata 62,16 ± 10,67a 65,94 ± 7,93a 75,44 ± 8,85b 77,72 ± 7,78b

Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan perbedaan
yang nyata (P < 0,05)

dengan ovomucin ketika pH naik akibat meningkatnya lama penyimpanan. Hal ini
keluarnya gas CO2 selama penyimpanan yang dimungkinkan akibat adanya penguapan CO2
menyebabkan berkurangnya daya larut dari dalam telur, sehingga pH meningkat dan
ovomucin dan merusak kekentalan putih telur. merusak lapisan ovomucin akibatnya putih
Pada Tabel 3, terlihat rata-rata nilai kualitas telur akan semakin encer. Hal ini sesuai dengan
albumen (HU) telur meningkat seiring dengan pendapat ROMANOFF dan ROMANOFF (1963),
meningkatnya konsentrasi larutan daun sirih yang menyatakan bahwa serabut ovomucin
yang digunakan untuk merendam telur ayam yang berbentuk jala pada putih telur akan rusak
ras. Rata-rata nilai kualitas albumen (HU) telur karena kenaikan pH putih telur akibat
ayam ras yang diperoleh saat penelitian kehilangan CO2 sehingga putih telur jadi encer.
meningkat cukup signifikan pada perendaman Hal sejalan dengan pendapat HARAHAP (2007),
larutan daun sirih dengan konsentrasi 20 dan yang menyatakan bahwa penguapan gas CO2
30% bila dibandingkan dengan konsentrasi 0 yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya
dan 10%. Hal ini dimungkinkan pada kenaikan pH, sehingga akan mempercepat
konsentrasi larutan daun sirih 20 dan 30% proses pemecahan ovomucin. STADELMAN dan
bahan penyamak (tannin) yang terkandung di COTTERIL (1994), menyatakan bahwa
dalamnya relatif lebih banyak dan mampu pengenceran bagian putih telur kental
menutupi pori-pori kerabang telur sehingga gas disebabkan oleh adanya kerusakan fisikokimia
CO2 dapat dihambat keluar dan kekentalan dari serabut ovomucin. Ovomucin merupakan
putih telur tetap terjaga. Hal ini sesuai dengan glikoprotein yang berbentuk serabut atau jala-
pendapat HADIWIYOTO (1980), yang jala yang dapat mengikat cairan telur untuk
menyatakan bahwa dengan pencegahan dibentuk menjadi struktur gel pada putih telur.
terjadinya penguapan air dan karbondioksida
(gas CO2) maka akan memperlambat kenaikan
pH dan kekentalan putih telur dapat KESIMPULAN
dipertahankan.
Rata-rata nilai kualitas albumen (HU) telur Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
ayam ras yang direndam larutan daun sirih kesimpulan sebagai berikut:
dengan berbagai konsentrasi juga dipengaruhi 1. Larutan daun sirih dapat memperpanjang
oleh lama penyimpanan. Hasil analisis ragam, daya simpan telur dan kualitas interior telur
menunjukkan bahwa lama penyimpanan ayam ras.
memberikan pengaruh nyata (P < 0.05) 2. Konsentrasi larutan daun sirih 30%
terhadap kualitas albumen (HU) telur ayam ras. memberikan hasil terbaik tehadap umur
Hasil uji BNT, menunjukkan bahwa rata-rata simpan telur dan kualitas interior telur
nilai kualitas albumen (HU) telur ayam ras ayam ras.
berbeda nyata (P < 0,05) pada setiap lama 3. Penyimpanan selama 28 hari pada suhu
penyimpanan yang dicobakan (14, 21 hari, 28 ruang mampu mempertahankan kualitas
hari). Rata-rata nilai kualitas albumen (HU) interior telur.
telur ayam ras cenderung menurun dengan

804
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan HARAHAP, E.U. 2007. Kajian Pengaruh Bahan
menggunakan konsentrasi larutan daun sirih Pelapis dan Teknik Pengemasan Terhadap
dengan kisaran 30% untuk mempertahankan Perubahan Mutu Telur Ayam Buras Selama
kualitas interior telur ayam ras selama Transportasi dan Penyimpanan. Tesis.
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
penyimpanan suhu ruang.
ROMANOFF, A.J., and A.L. ROMANOFF. 1963. The
Avian Egg. John Wiley and Son Inc., New
DAFTAR PUSTAKA York. pp. 411, 423, 739 – 767.

ABBAS, M.H. 1989. Pengolahan Produk Unggas. SIRAIT, C.H. 1986. Telur dan Pengolahannya.
Jilid I. Universitas Andalas, Padang. Puslitbang Peternakan, Bogor.

BUCKLE, K.A., R.A. EDWARD, G.H. FLEET dan M. SUDARYANI, T. 2000. Kualitas Telur. Penebar
WOOTTEN. 1987. Ilmu Pangan (Penerjemah: Swadaya, Jakarta.
H. PURNOMO dan ADIONO). Universitas STADELMAN, W.J. and O.J. COTTERRIL, 1994. Egg
Indonesia Press, Jakarta. Science and Technology. Food Products Press.
CARD, L.E. and M.C. NESHEIM. 1966. Poultry An Impirint of The Haworth Press Inc., New
Production. Lea and Febiger, Philadelphia. York.

GAZPERSZ, V. 1991. Metode Perancangan SYARIEF, R., dan H. HALID. 1990. Buku Monograf
Percobaan. CV Armico, Bandung. Teknologi Penyimpanan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Pangan dan Gizi
HADIWIYOTO, S. 1980. Pengolahan Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Jilid III. Pengolahan Hasil Hewani (Daging
dan Telur). Bagian Pengolahan Hasil SYARIEF, R. dan H. HALID. 1992. Teknologi
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian Penyimpanan Pangan. Kerjasama dengan
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Pusat Antar Universitas Pangan. Arcan.

DISKUSI

Pertanyaan:

Apakah daya tetas juga diamati pada penelitian ini?

Jawaban:

Daya tetas tidak sampai diamati karena penelitiannya hanya difokuskan untuk telur konsumsi
(tidak sampai ditetaskan).

805

Anda mungkin juga menyukai