1 : 283 – 290 (Januari 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
Kualitas fisik telur ayam ras yang direndam dalam larutan teh
hijau (Camellia Sinensis) komersial
ABSTRAK
Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui dan memahami kualitas fisik telur ayam ras
yang direndam pada larutan teh hijau komersial. Variabel yang diamati adalah penurunan bobot
telur, indeks putih telur, indeks kuning telur dan Haugh Unit. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan sebagai berikut P0 = Tanpa perendaman,
P1 = Konsentrasi larutan teh hijau 40%, P2 = Konsentrasi larutan teh hijau 50%, P3 =
Konsentrasi larutan teh hijau 60%, P4 = Konsentrasi larutan teh hijau 70% dengan 4 kali
ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perendaman larutan teh hijau komersial tidak
berbeda nyata (P>0,05) terhadap indeks kuning telur dan Haugh Unit akan tetapi berbeda nyata
(P<0,05) terhadap penurunan bobot telur dan indeks putih telur. Rataan penurunan bobot telur
memiliki nilai terendah pada konsentrasi 50% dengan nilai 3,91% dan nilai tertinggi pada tanpa
perendaman dengan nilai 5,40%. Indeks putih telur pada konsentrasi 40% memiliki nilai
tertinggi yaitu 0,13 dibandingkan dengan konsentrasi larutan lainnya maupun pada tanpa
perendaman. Indeks kuning telur memiliki nilai rataan tertinggi pada konsentrasi larutan 40%
dengan nilai 0,16 dibandingkan dengan konsentrasi larutan lainnya maupun pada tanpa
perendaman. Haugh Unit memiliki nilai rataan tertinggi pada konsentrasi larutan 40% dengan
nilai 51,64 dan dibandingkan dengan konsentrasi larutan lainnya maupun pada tanpa
perendaman. Telur yang direndam dalam larutan teh hijau komersial dapat menekan penurunan
kualitas fisik telur ayam ras, pada konsentrasi 40% memberikan pengaruh yang lebih efektif
dibandingkan dengan perendaman larutan teh hijau konsentrasi lainnya.
ABSTRACT
283
Zootec Vol. 41 No. 1 : 283 – 290 (Januari 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
Unit has the highest average value at a solution concentration of 40% with a value of 51.64 and
compared to the concentration of other solutions and without immersion. Eggs soaked in a
commercial green tea solution can suppress the physical quality of chicken eggs at a
concentration of 40% and are more effective than other commercial green tea solutions.
284
Zootec Vol. 41 No. 1 : 283 – 290 (Januari 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
285
Zootec Vol. 41 No. 1 : 283 – 290 (Januari 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
Tabel 1. Rataan Penurunan Bobot Telur, Indeks Putih Telur, Indeks Kuning Telur dan Haugh
Unit.
Konsentrasi Larutan %
Variabel 0 40 50 60 70
Penurunan Bobot 5,40±0,27ᵇ 4,12±0,14ª 3,91±0,51ª 3,96±0,30ª 4,03±0,19ª
Telur (%)
Indeks Putih Telur 0,05±0,01ª 0,13±0,02ᵇ 0,11±0,01ᵇ 0,11±0,04ᵇ 0,12±0,02ᵇ
telur. Uji Duncan menunjukan bahwa mikroba adalah protein dan protein akan
penurunan bobot telur dengan konsentrasi mengendap oleh tanin sehingga enzim
40%, 50%, 60% dan 70% memiliki nilai tersebut tidak akan aktif (Agustina et al.,
yang sama dan lebih rendah dari pada tanpa 2013).
perendaman. Perendaman telur ayam ras Penurunan bobot telur terbesar terjadi
selama 3 hari dengan konsentrasi 40%, pada tanpa perendaman yaitu sebesar 5,4%.
50%, 60% dan 70% larutan teh hijau dapat Penggunaan larutan tanin teh hijau yang
menghambat pernurunan bobot telur berlebihan dapat menurunkan kualitas
dibandingkan dengan tanpa perendaman. telur. Dapat dilihat pada konsentrasi larutan
Hal ini disebabkan kandungan tanin larutan 40% terjadi penurunan sebesar 4,12,
teh hijau dapat bereaksi dengan protein konsentrasi 50% terjadi penurunan sebesar
yang terdapat dalam kulit telur sehingga 3,92%, konsentrasi 60% terjadi penurunan
terjadi proses penyamakan kulit telur sebesar 3,96% dan konsentrasi 70% terjadi
dimana tanin mengendap pada kulit telur penurnan bobot telur sebesar 4,03%. Hal ini
sehingga dapat menutup pori – pori kulit dapat dijelaskan bahwa pada konsentrasi
telur dan menyebabkan telur impermeable larutan 50% dapat menekan penyusutan
(tidak dapat tembus) terhadap gas dan udara telur dengan nilai terendah yaitu 3,92%.
sehingga penguapan air (H₂O) dan Hal ini dapat disebabkan karena kandungan
karbondioksida (CO₂) dapat dicegah zat tanin pada larutan teh hijau telah
sekecil mungkin sehingga penurunan bobot bereaksi dengan kulit telur sehingga terjadi
telur dapat ditekan (Andriyanto et al., proses penyamakan pada kulit telur, dimana
2013). Tanin sebagai growth inhibitor tanin mengendap pada permukaan kulit
merupakan senyawa yang berfungsi telur. Sedangkan semakin tinggi kadar tanin
menutupi pori – pori kulit telur dan pada larutan teh hijau yaitu pada
menghambat masuknya mikroorganisme ke konsentrasi 60% dan 70% penurnan bobot
dalam telur dan berperan sebagai telur semakin tinggi dibandingkan dengan
antibakteri karena memiliki kemampuan konsentrasi 50%. Hal ini disebabkan karena
membentuk senyawa kompleks dengan semakin tinggi konsentrasi larutan teh hijau
protein melalui ikatan hidrogen antara tanin dengan lamanya perendaman maka larutan
dengan protein dimana protein akan teh hijau yang ada pada permukaan kulit
terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri telur akan masuk menembus pori – pori
terganggu. Enzim yang dikeluarkan oleh kulit telur yang mengakibatkan pori – pori
286
Zootec Vol. 41 No. 1 : 283 – 290 (Januari 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
287
Zootec Vol. 41 No. 1 : 283 – 290 (Januari 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
semakin tinggi kadar tanin yang pada tergantung pada kekentalan putih telur
larutan teh hijau yaitu pada konsentrasi (Pando et al., 2012).
50%, 60% dan 70% penurunan indeks putih Perbedaan tekanan osmosis karena
telur semakin tinggi dibandingkan dengan adanya proses evaporasi air dari bagian
konsetrasi 40%. Hal ini disebabkan karena putih telur. adanya perbedaan tekanan
semakin tinggi konsentrasi larutan teh hijau tersebut menyebabkan terjadinya aliran air
dengan lamanya perendaman maka larutan secara terus – menerus dari bagian putih
teh hijau yang berada pada permukaan kulit telur ke bagian kuning telur melewati
telur akan masuk menembus pori – pori vittelin proses tersebut menyebabkan
telur yang mengakibatkan pori – pori kulit penurunan elastisitas membran vittelin
telur terbuka sehingga terjadi penguapan dengan membesarnya bagian kuning telur.
dan keluarnya gas – gas yang menyebabkan Kekuatan membran vittelin berkurang
penurunan indeks putih telur semakin seiring dengan bertambahnya umur telur,
tinggi. membran vittelin menjadi lemah dan lebih
elastis serta beberapa komponenya berubah
Indeks kuning telur ataupun hilang. Hal tersebut dikarenakan
Hasil analisa sidik ragam beberapa mikroorganisme yang masuk
menunjukan perendaman larutan teh hijau melalui putih telur menghasilkan enzim
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap proteolitik yang menyebabkan membaran
indeks kuning telur. Berdasarkan Tabel 4, vittelin semakin lemah (Keener et al.,
menunjukan bahwa rataan indeks kuning 2006).
telur tanpa perendaman memiliki nilai
sebesar 0,13 sedangkan pada konsentrasi Haugh unit
40% memiliki nilai sebesar 0,16, Hasil analisa sidik ragam
konsentrasi 50% memiliki nilai sebesar menunjukan perendaman larutan teh hijau
0,14, konsentrasi 60% memiliki nilai berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai
sebesar 0,15 dan konsentrasi 70% memiliki haugh unit telur selama penyimpanan 30
nilai sebesar 0,15. Hal tersebut sesuai hari pada suhu ruang. Berdasarkan Tabel 1
dengan penelitian Sulistina et al. (2017) bahwa telur dengan perlakuan perendaman
yang menggunakan larutan teh hijau larutan teh hijau konsentrasi 40%
menunjukan rataan indeks kuning telur memberikan nilai sebesar 51,64,
semakin menurun pada konsentrasi 30% konsentrasi 50% memberikan nilai sebesar
memiliki nilai sebesar 0,21 pada 42,82, konsentrasi 60% memberikan nilai
perendaman larutan teh hijau selama 36 jam sebesar 40,81 dan konsentrasi 70%
dengan penyimpanan selama 14 hari memberikan nilai sebesar 44,53 maupun
memberikan hasil tidak berbeda nyata tanpa perendaman memberikan nilai
(P>0,05). Indeks kuning telur segar sebesar 41,47. Hal ini menunjukan semakin
berkisar 0,33 – 0,52 sesuai dengan standar lama telur disimpan maka Haugh Unit akan
SNI 01 – 3926 – 2008 (BSN, 2008). semakin menurun karena terjadinya
Semakin lama disimpan maka nilai indeks penguapan gas CO2 sehingga pH naik dan
kuning telur akan semakin kecil mempercepat pemecahan ovomucin.
dikarenakan adanya tekanan osmosis pada Pengenceran bagian putih telur disebabkan
kuning telur lebih besar dari pada putih oleh adanya kerusakan fisikokimia dari
telur, sehingga air dan putih telur berpindah serabut ovomucin (Nugroho dan Manyun,
menuju ke kuning telur. Perpindahan air 2008).
secara terus menerus akan menyebabkan Haugh unit merupakan nilai yang
ukuran kuning telur menurun yang menyatakan kualitas telur yang ditentukan
mengakibatkan kuning menjadih pipih berdasarkan bobot telur dengan tinggi
kemudian pecah, perpindahan air albumen (Jazil et al., 2013). Kesegaran
telur (HU) dibedakan atas: a) Mutu I
288
Zootec Vol. 41 No. 1 : 283 – 290 (Januari 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
289
Zootec Vol. 41 No. 1 : 283 – 290 (Januari 2021) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
290