Anda di halaman 1dari 12

ILMU TEKNOLOGI

TELUR
oleh :
Nama : Diny Nadira
BP : 1810612078
KUALITAS FISIK DAN KIMIA TELUR PINDANG
MENGGUNAKAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L)
SERTA GARAM NaCl DENGAN KONSENTRASI BERBEDA
• Tujuan :
untuk mengetahui kualitas fisik dan kimia telur pindang menggunakan daun
jambu biji (Psidium guajava L) serta garam NaCl dengan konsentrasi berbeda.
• Bahan yang digunakan :
telur ayam ras, daun jambu biji, garam NaCl.
• Metode penelitian :
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola
faktorial 3x3 dengan ulangan sebanyak 3 kali. Faktor A terdiri dari daun jambu
biji dengan 3 level yakni 2,5%, 5%, dan 7,5%. Faktor B terdiri dari garam NaCl
dengan 3 level yakni 2,5%, 5%, dan 7,5%.
• Hasil analisis ragam :
menunjukkan bahwa pemberian daun jambu biji dan garam NaCl
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap selisih berat telur, kadar air,
kekuatan gel, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,01) terhadap pH.

Berdasarkan dari hasil penelitian maka disimpulkan bahwa yang


terbaik untuk sifat fisik dan kimia telur pindang yaitu perlakuan dengan
7,5% daun jambu biji (Psidium guanjava L) dan 7,5% garam NaCl.
DAYA TERIMA TELUR PINDANG DENGAN
PENAMBAHAN BUBUK DAUN JAMBU BIJI (Psidium
Guajava Linn)
• Tujuan :
untuk mengetahui konsentrasi bubuk daun jambu biji dan tingkat
penerimaan panelis terhadap kualitas telur pindang yang dihasilkan.

• Metode penelitian :
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan
konsentrasi larutan bubuk daun jambu biji sebesar 30%, 45% dan 60%.

• Parameter yang diamati :


kadar air, kadar protein, dan nilai hedonik telur pindang.
• Hasil penelitian :
kualitas kimia telur pindang dengan penambahan bubuk daun jambu
biji yang digunakan sangat berpengaruh nyata terhadap penurunan
kadar air dan kandungan protein telur pindang yang dihasilkan.

• Hasil uji organoleptik :


terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa paling disukai oleh panelis
yaitu pada perlakuan C dengan konsentrasi penambahan bubuk daun
jambu biji 60%.
PENGARUH SUMBER TANNIN TERHADAP KADAR
PROTEIN DAN DAYA SIMPAN TELUR PINDANG
• Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sumber tanin
terhadap kadar protein dan umur simpan telur pindang.
• Metode:
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui perbedaan tanin
daun jambu biji, kulit bawang merah, ampas teh, kulit bawang bombay
dengan pengulangan sebanyak 6 kali.
• Hasil:
Terdapat pengaruh yang signifikan penambahan sumber tanin terhadap
kadar protein telur pindang (p = 0,000, a = 5%).

• Perlakuan terbaik :
ditemukan pada bawang merah dengan persentase kadar protein
mencapai 13,00%.

Kesimpulan: Ada pengaruh sumber tanin, daun jambu biji, ampas teh, kulit
bawang merah, kulit bawang merah terhadap daya tahan telur pindang.
PENGARUH PENAMBAHAN SACCHAROMYCES
CEREVISIAE PADA PENGOLAHAN TEPUNG BERBAGAI
JENIS TELUR TERHADAP MUTU TEPUNG
• Tujuan :
untuk menggembangkan pemanfaatan limbah telur.

• Metode yang digunakan :


Metode penelitian yang digunakan dari hasil rancangan didapat Analisis
Varians (ANAVA).

• Variabel yang digunakan :


Konsentrasi ragi roti yang digunakan dan Jenis telur ( Telur ayam negeri,Telur
ayam kampung,Telur bebek)
• Hasil penelitian :
untuk analisis kandungan nutrisi memberikan hasil yang paling baik
tentang jenis telur itik dibandingkan telur ayam ras.
• Hasil kadar protein :
pada telur itik 86,7319%, telur ayam kampung 86,4680%, telur ras
ayam 85,5791%.
• Hasil kadar air yang baik :
telur ayam ras 8,7206%, itik 8,1789% dan telur ayam kampung
7,952%
Pengaruh Tepung Simbiotik ( Lactobacillus Sp. Dan FOS)
Terhadap Kualitas Telur Dan Kinerja Ayam Petelur
• Tujuan :
untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung simbiosis
( Lactobacillussp. dan FOS) terhadap kualitas dan performa telur
ayam petelur.
• Metode yang digunakan :
Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.
• Bahan yang digunakan :
100 ekor ayam petelur (umur 30 minggu).
• Perlakuan yang digunakan untuk penelitian :
Pakan makanan terdiri dari T 0 ( pakan basal), T 1 ( basal feed + 0,2%
simbiosis), T 2 ( pakan basal +0,4% simbiosis), T 3 ( basal feed + 0.6%
symbiotic), dan T 4 ( basal feed + 0,8% simbiosis).
• Parameter yang diamati :
adalah performans (asupan pakan, produksi hari ayam, massa telur,
pakanrasio konversi, income over feed cost (IOFC)) dan kualitas telur
(haugh unit, volume albumin, volume kuning telur, warna kuning telur,
kadar kolesterol kuning telur).
• Hasil penelitian :
Menunjukkan bahwa penggunaan tepung simbiosis ( Lactobacillus
sp. dan FOS) pada pakan memiliki perbedaan nyata (P <0,05) terhadap
IOFC dan volume kuning telur, sedangkan pada pakan memiliki
perbedaan nyata (P <0,01) terhadap kinerja (asupan pakan, massa telur,
rasio konversi pakan) dan kualitas telur (volume albumin). , warna
kuning telur, dan kolesterol)

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penambahan tepung probiotik


0,8% ( Lactobacillus sp.) sebagai aditif pakan menunjukkan hasil terbaik.

Anda mungkin juga menyukai