Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENGGUNAAN KONSENTRASI STARTER YANG

BERBEDA TERHADAP KUALITAS KEFIR SUSU KAMBING

Cristhine Marisa Loniwila, Permata Ika Hidayati, Aju Tjatur Nugroho


Krisnaningsih

Fakultas Peternakan Universitas Kanjuruhan Malang

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh


penggunaan konsentrasi starter yang berbeda terhadap kualitas kefir susu
kambing. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu kambing dan
starter granula kefir. Metode penelitian ini yang digunakan adalah penelitian
eksperimental yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu P0 : susu kambing tanpa starter, P1 :
susu kambing diberi starter kefir 3% terfermentasi, P2 :susu kambing diberi starter
kefir 3,5% terfermentasi, P3 : susu kambing diberi starter kefir 4% terfermentasi.
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, variabel yang diukur yaitu pH,
kadar protein, dan uji organoleptik. Data dianalisis menggunakan analisis ragam,
apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan,
sedangkan uji organoleptik dianalisis dengan menggunakan Kruskal Wallis.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi starter
memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH dan kadar protein kefir
susu kambing. pH tertinggi pada konsentrasi 0% kemudian berturut-turut
konsentrasi 3%, 3,5%, 4% sebesar 6,5, 4,4, 3,5, 3,4. Kadar protein tertinggi pada
konsentrasi 4% kemudian berturut-turut 3,5%, 3%, 0% sebesar 3,8%, 3,7%,
3,4%, 2,4%, sedangkan uji organoleptik tidak terdapat terdapat pengaruh nyata
(P>0,05). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu penggunaan
konsentrasi starter menghasilkan kualitas mutu kefir susu kambing yang terbaik
pada konsentrasi 4%. Disarankan untuk menggunakan kefir susu kambing dengan
konsentrasi 3%, 3,5% karena layak dikonsumsi dan memenuhi standar susu
fermentasi.

ABSTRACT

THE EFFECT OF USING DIFFERENT CONCENTRATION STARTER


ON THE QUALITY OF KEFIR GOAT MILK

The aim of this study was to investigate the effect of using different starter
concentration on the quality of goat milk kefir. The material used in this study is
the starter of goat's milk and kefir granules. This research method used was
experimental studies designed using completely randomized design (CRD), which
consists of 4 treatment that P0: goat's milk without starter, P1: goat milk were
given starter kefir 3% fermented, P2: goat milk were given starter kefir 3 , 5%

1
fermented, P3: goat milk kefir starter by 4% fermented. Each treatment was
repeated 3 times, the measured variables, namely pH, protein content, and
organoleptic tests. Data were analyzed using analysis of variance, if there are
differences continued using Duncan test, while the organoleptic test were
analyzed using Kruskal Wallis. Based on the results of the study indicate that the
use of starter concentration provides highly significant effect (P <0.01) on pH and
protein content of goat milk kefir. The highest pH at concentrations of 0% then
successively concentrations of 3%, 3.5%, 4% at 6.5, 4.4, 3.5, 3.4. The highest
protein content at a concentration of 4% and then successively 3.5%, 3%, 0% of
3.8%, 3.7%, 3.4%, 2.4%, while the organoleptic tests there are real effect (P>
0.05). The conclusion from this study is the use of starter concentration producing
quality goat milk kefir quality is best at a concentration of 4%. It is advisable to
use goat milk kefir with a concentration of 3%, 3.5% as suitable for consumption
and meets the standards of fermented milk.
Keywords: Kefir goat milk, pH, protein content, organoleptic test

kefir diduga dapat menurunkan kadar


I. PENDAHULUAN kolesterol dalam darah
(Farnworth,2006).
Susu kambing memiliki prospek Hasil penelitian Simatupang
yang sangat baik untuk (2010) menunjukkan bahwa
dikembangkan sebagai minuman perlakuan pada kadar protein tidak
kesehatan (Blakely dan Bade, 1991 berpengaruh sedangkan pada kadar
dalam Aristya dkk, 2013). Susu asam laktat dan alkohol berpengaruh.
kambing dapat digunakan sebagai Menurut hasil penelitian Usmiati dan
bahan baku dalam pengolahan kefir. Sudono (2004) menunjukkan
Kefir merupakan produk susu terdapat pengaruh starter kombinasi
fermentasi dapat dibuat dari bahan bakteri dan khamir terhadap sifat
baku susu sapi, susu kambing atau fisikokimia dan sensori kefir.
susu domba dengan menambahkan Berdasarkan hasil – hasil penelitian
bibit kefir (kefir grains) yang terdiri terdahulu maka penelitian mengenai
dari bakteri asam laktat dan khamir “Pengaruh Penggunaan
(Kosikwoski, 1982 dalam Sawitri, Konsentrasi Strarter yang
2011). Kefir mempunyai efek yang Berbeda Terhadap Kualitas Kefir
baik untuk kesehatan, seperti Susu Kambing” perlu dilakukan
mengontrol metabolisme kolesterol, dikarenakan belum ada penelitian
antitumor bagi hewan, antibakteri, mengenai konsentrasi starter yang
antijamur, dan lain-lain. Kefir cocok pada kefir susu kambing
berperan sebagai probiotik yang melalui pengujian kualitas mutu yang
dapat menekan pertumbuhan bakteri terdiri dari kadarprotein, pH, dan uji
penyebab penyakit saluran organoleptik.
pencernaan, disamping itu juga Tujuan dalam penelitian ini
bermanfaat bagi kesehatan karena adalah mengetahui adanya pengaruh

2
penggunaan konsentrasi starter yang Rancangan penelitian yang
berbeda terhadap kualitas mutu digunakan adalah Rancangan Acak
dalam kefir susu kambing Lengkap (RAL) dengan
menggunakan 4 perlakuan dan setiap
II. MATERI DAN METODE perlakuan diulang 3 kali untuk
Pelaksanaan penelitian yang pengujian pH dan kadar protein,
berjudul “pengaruh penggunaan sedangkan untuk pengujian
konsentrasi starter yang berbeda organoleptik menggunakan uji
terhadap protein dan pH susu Kruskal-Wallis. Susunan
kambing” dilakukan di dua tempat. perlakuannya adalah konsentrasi biji
Pengujian pH dan uji organoleptik kefir 0%, 3%, 3,5%, dan 4%. Data
dilakukan di Laboratorium Terpadu pH, kadar protein yang diperoleh
Fakultas Peternakan Universitas dianalisis menggunakan analisis
Kanjuruhan Malang, dan pengujian varian tunggal dan duncan (Stell and
kadar protein di Laboraturium Torrie , 1996).
Pengujian Mutu dan Keamanan 2.1 Materi Penelitian
Pangan Jurusan Teknologi Hasil Materi yang digunakan dalam
Pertanian Fakultas Teknologi penelitian ini yaitu 2 liter susu
Pertanian Universitas Brawijaya. kambing dan starter granula kefir.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2.2. Variabel Penelitian
dua bulan yaitu dari bulan Desember Variabel yang diamati dalam
2015 sampai Januari 2016. Metode penelitian ini adalah pH, kadar
penelitian yang digunakan adalah protein dan uji organoleptik.
penelitian eksperimental yang terdiri 2.3 Prosedur Penelitian
atas: (1) uji kandungan gizi yaitu: pH a. Persiapan Sampel
dan protein dalam susu yang sudah Persiapan sampel dilaksanakan
difermentasikan; (2) uji organoleptik dengan tahap-tahap sebagai berikut:
dengan 10 panelis ditinjau dari (1) Kefir dan susu kambing segar
penampakan, aroma, dan rasa. yang didapat dari Singosari; (2)
Variabel bebas dalam penelitian ini sampel yang digunakan dalam
ialah konsentrasi starter kefir, yaitu penelitian ini ialah susu kambing
0%, 3%, 3,5% dan 4% . Lebih rinci segar dan kefir.
tentang perlakuan tersebut sebagai b. Tahap Perlakuan Fermentasi
berikut: Susu
a.P0= (Susu kambing tanpa Sampel 2 liter susu kambing
penambahan starter kefir) diberi perlakuan yaitu dengan
b.P1= (Susu kambing 500ml+ Starter pasteurisasi dilakukan dengan suhu
Kefir 3%) terfermentasi 80°C - 90°C selama ± 15 menit, lalu
c.P2= (Susu kambing 500ml+ Starter didinginkan sampai suhu 37°C.
Kefir 3,5%) terfermentasi Setelah itu di campurkan dengan
d.P3= (Susu kambing 500ml+ Starter starter kefir yang berbeda di
Kefir 4%) terfermentasi antaranya yaitu 3%, 3,5%, dan 4%

3
kedalam tiap – tiap susu kambing, Tabel 4. Kefir susu kambing
lalu diaduk sampai homogen, setelah dengan perlakuan konsentrasi
itu dimasukkan kedalam botol-botol yang berbeda dapat menurunkan pH
dan didiamkan selama 24 jam. kefir susu kambing. Susu kambing
Setelah 24 jam diaduk sampai sebelum difermentasi memiliki
homogen dan disimpan lagi didalam rataan nilai pH 6,5. Nilai pH yang
suhu kamar selama ± 3 atau 4 hari. optimal dihasilkan oleh kefir susu
Setelah ± 3 atau 4 hari dilakukan kambing dengan konsentrasi 4%
penyaringan. Penyaringan dilakukan yaitu sebesar 3,4. Penurunan pH
untuk memisahkan granula starter tersebut karena adanya aktivitas
dan kefir bening, lalu dilakukan bakteri asam laktat dan khamir yang
pengujian protein, pH, dan uji berasal dari kefir grain. Kefir grain
organoleptik. merubah karbohidrat susu terutama
laktosa menjadi asam laktat sehingga
III.HASIL DAN PEMBAHASAN asam laktat menjadi semakin tinggi
maka semakin tinggi persentase
3.1 pH starter maka asam yang dihasilkan
semakin banyak, sehingga pH juga
Pangaruh penggunaan semakin rendah. Menurut Albaarri
konsentrasi starter yang berbeda dan Murti (2003) produk fermentasi
terhadap pH kefir susu kambing. dipengaruhi oleh kemampuan starter
Data hasil pengujian kefir susu dalam membentuk asam laktat yang
kambing yang ditinjau berdasarkan ditentukan oleh jumlah konsentrasi
pH terdapat pada Tabel 4. starter yang digunakan.
Tabel 4. Data Hasil Pengujian Berdasarkan hasil penelitian ini
Kefir Susu Kambing yang Ditinjau telah terbukti bahwa faktor
Berdasarkan pH pemberian konsentrasi starter yang
Konsentrasi pH berbeda terhadap kefir susu kambing
Kontrol 6,5±0,1a memberikan pengaruh yang sangat
3% 4,4±0,2b nyata terhadap pH pada fermentasi
3,5% 3,5±0,2c susu kambing. Hal ini terjadi karena
4% 3,4±0,1c semakin tinggi konsentrasi semakin
Keterangan a-c : notasi yang berbeda rendah pH sehingga kadar asam
pada kolom yang sama menunjukkan laktat yang dihasilkan semakin
perbedaan yang banyak yaitu konsentrasi 4%. Hasil
sangat nyata (P<0,01) penelitian ini sesuai dengan pendapat
Berdasarkan analisis statistik Avianti (2008) mengenai komposisi
menunjukkan bahwa penggunaan pH untuk kefir yaitu 3,4.
konsentrasi starter yang berbeda 4.2 Kadar Protein
memberikan pengaruh yang sangat
nyata (P<0,01) terhadap pH kefir Pengujian mutu kefir susu
susu kambing. kambing dengan pemberian

4
konsentrasi 0%, 3%, 3,5%, dan 4% susu fermentasi maka enzim protease
berdasarkan kandungan gizi meliputi semakin banyak dan sebagai suplai
kadar protein. Data hasil pengamatan energi untuk pertumbuhannya.
pengaruh penggunaan konsentrasi
starter yang berbeda terhadap kadar Berdasarkan hasil perhitungan
protein kefir susu kambing disajikan kadar protein tersebut, perlakuan
pada Tabel 5. sebagai berikut: pada susu kambing menjadi kefir
susu kambing dengan konsentrasi
Tabel 5. Data Hasil Pengujian 0%, 3%, 3.5%, dan 4% memenuhi
Kefir Susu Kambing yang Ditinjau kelayakan konsumsi karena kadar
Berdasarkan Kadar Protein protein lebih tinggi dari batas
Konsentrasi Kadar Protein minimal kadar protein kefir susu
Kontrol 2,4±0,2 c kambing berdasarkan ketentuan dari
3% 3,4±0,1b SNI yaitu kadar protein dalam susu
3,5% 3,7±0,1a fermentasi minimal 3,2% (SNI 01-
4% 3,8±0,1a 2981-1992).
Keterangan a-c : notasi yang berbeda
Berdasarkan hasil penelitian ini
pada kolom yang sama menunjukkan
telah terbukti bahwa faktor
perbedaan yang
pemberian konsentrasi starter yang
sangat nyata (P<0,01)
berbeda terhadap kefir susu kambing
memberikan pengaruh yang sangat
Berdasarkan analisis statistik
nyata terhadap kadar protein pada
menunjukkan bahwa penggunaan
fermentasi susu kambing dan
konsentrasi starter yang berbeda
semakin tinggi konsentrasi starter
memberikan pengaruh yang sangat
semakin baik kadar proteinnya,
nyata (P<0,01) terhadap pH kefir
konsentrasi yang paling baik pada
susu kambing.
penelitian ini yaitu dengan
Tabel 5. menunjukkan bahwa konsentrasi 4%.
kadar protein pada kontrol, yaitu
4.3 Uji Organoleptik
susu kambing tanpa perlakuan
menghasilkan kadar protein, yaitu 1. Data Hasil Pengujian
2,4%. Pada perlakuan pemberian Organoleptik Kefir Susu Kambing
starter kefir dengan konsentrasi 3% Berdasarkan Penampakan
dan 3,5% menghasilkan kadar
protein lebih tinggi dari kontrol. Hasil uji organoleptik terhadap
Kadar protein terus naik pada penampakan kefir susu kambing
konsentrasi 4% yaitu 3,8%. Hal ini dengan perlakuan pemberian starter
disebabkan karena adanya bakteri yang berbeda yang diikuti oleh 10
asam laktat yang semakin meningkat. orang panelis yang dilihat yaitu
Zakaria dkk (2010) menjelaskan dengan pemberian konsentrasi starter
dalam penelitiannya bahwa semakin yang berbeda yaitu kontrol 0%, 3%,
banyak jumlah bakteri aktif di dalam

5
3,5%, dan 4% disajikan pada Tabel penampakan kefir susu kambing
6. sebagai berikut: ialah 4% sedangkan pada 3.5% dan
Tabel 6. Data Hasil Pengaruh 3% kefir susu kambing rendah.
Pemberian Konsentrasi Starter Berdasarkan hasil uji Kruskall-
yang Berbeda Terhadap Uji Wallis terbukti bahwa penilaian
Organoleptik Berdasarkan panelis tertinggi pada tingkat
Penampakan Kefir Susu Kambing kesukaan penampakan dengan
Konsentrasi Tingkat konsentrasi 4%. Hal ini
Kesukaan Panelis membuktikan bahwa semakin tinggi
Terhadap konsentrasi yang digunakan maka
Penampakan penilaian panelis terhadap tingkat
Kefir Susu kesukaan penampakan kefir susu
Kambing
kambing akan semakin naik. Namun
Kontrol 85 untuk uji organoleptik berdasarkan
penampakan kefir susu kambing,
3% 74 tidak memberikan pengaruh terhadap
3.5% 83 pemberian konsentrasi starter yang
berbeda.
4% 84 2. Data Hasil Pengujian
Organoleptik Kefir Susu Kambing
Berdasarkan Tekstur
Berdasarkan Tabel 6.data hasil
persentase uji organoleptik dari 10
Hasil uji organoleptik terhadap
orang panelis terhadap penampakan
tekstur kefir susu kambing dengan
susu kambing dengan perlakuan
perlakuan pemberian starter yang
fermentasi dengan pemberian
berbeda yang diikuti oleh 10 orang
konsentrasi menunjukkan bahwa
panelis yang dilihat yaitu dengan
tingkat kesukaan terhadap
pemberian konsentrasi starter yang
penampakan kefir susu kambing
berbeda yaitu 3%, 3.5%, dan 4%
adalah warna putih krem, sineresis,
disajikan pada Tabel 7. sebagai
dan kental putih. Konsentrasi 4%
berikut:
memiliki persentase tertinggi yaitu
Tabel 7. Data Hasil Pengaruh
84 pada konsentrasi 3% dan
Pemberian Konsentrasi Starter
konsentrasi 3.5% memperoleh nilai
yang Berbeda Terhadap Uji
persentase yang rendah. Fermentasi
Organoleptik Berdasarkan
pada susu kambing dengan
Tekstur Kefir Susu Kambing
penggunaan starter konsentrasi yang
Konsentrasi Tingkat Kesukaan
berbeda mempengaruhi penampakan Panelis Terhadap
pada kefir susu kambing. Tekstur Kefir Susu
Berdasarkan hasil tersebut maka Kambing
hasil penelitian ini menunjukkan
Kontrol 84
bahwa persentase tertinggi pada
tingkat kesukaan panelis terhadap

6
3% 78 memberikan pengaruh terhadap
3.5% 78
pemberian konsentrasi starter yang
berbeda.
4% 80 3. Data Hasil Pengujian
Organoleptik Kefir Susu Kambing
Berdasarkan Aroma
Berdasarkan Tabel 7.data hasil
persentase uji organoleptik dari 10
Hasil uji organoleptik terhadap
orang panelis terhadap tekstur susu
aroma kefir susu kambing dengan
kambing dengan perlakuan
perlakuan pemberian starter yang
fermentasi dengan pemberian
berbeda yang diikuti oleh 10 orang
konsentrasi menunjukkan bahwa
panelis yang dilihat yaitu dengan
tingkat kesukaan terhadap tekstur
pemberian konsentrasi starter yang
kefir susu kambing adalah tidak
berbeda yaitu 3%, 3.5%, dan 4%
lengket, lengket, lembut, dan kasar.
disajikan pada Tabel 8. sebagai
Konsentrasi 4% memiliki persentase
berikut:
tertinggi yaitu 80 pada konsentrasi
Tabel 8. Data Hasil Pengaruh
3% dan konsentrasi 3.5%
Pemberian Konsentrasi Starter
memperoleh nilai persentase yang
yang Berbeda Terhadap Uji
sama namun lebih rendah dari pada
Organoleptik Berdasarkan Aroma
konsentrasi 4%. Fermentasi pada
Kefir Susu Kambing
susu kambing dengan penggunaan
Konsentrasi Tingkat Kesukaan
starter konsentrasi yang berbeda Panelis Terhadap
mempengaruhi tekstur pada kefir Aroma Kefir Susu
susu kambing. Kambing
Berdasarkan hasil tersebut maka
Kontrol 85
hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa persentase tertinggi pada 3% 78
tingkat kesukaan panelis terhadap
3.5% 80
tekstur kefir susu kambing ialah 4%
sedangkan pada 3.5% dan 3% kefir 4% 83
susu kambing rendah.
Berdasarkan hasil uji Kruskall-
Berdasarkan Tabel 8. data hasil
Wallis terbukti bahwa penilaian
persentase uji organoleptik dari 10
panelis tertinggi pada tingkat
orang panelis terhadap aroma susu
kesukaan tekstur dengan konsentrasi
kambing dengan perlakuan
4%. Hal ini membuktikan bahwa
fermentasi dengan pemberian
tingkat kesukaan panelis terhadap
konsentrasi menunjukkan bahwa
kefir susu kambing dilihat dari
tingkat kesukaan terhadap aroma
tekstur terhadap konsentrasi 3% dan
kefir susu kambing adalah spesifik
3.5% kurang diminati dan uji
kefir, menyerupai susu, dan
organoleptik berdasarkan tekstur
menyerupai kefir. Konsentrasi 4%
kefir susu kambing, tidak

7
memiliki persentase tertinggi yaitu memenuhi standar susu fermentasi
83 pada konsentrasi 3% dan dan melakukan penelitian lebih lanjut
konsentrasi 3.5% memperoleh nilai terhadap pengaruh penggunaan
persentase yang rendah dari pada konsentrasi starter yang berbeda
konsentrasi 4%. Fermentasi pada terhadap TPC kefir susu kambing.
susu kambing dengan penggunaan
starter konsentrasi yang berbeda
mempengaruhi aroma pada kefir susu
kambing.
Berdasarkan hasil tersebut maka V.DAFTAR PUSTAKA
hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa persentase tertinggi pada Albaarri, A. N., dan Murti, T. W.
tingkat kesukaan panelis terhadap 2003. Analisa pH,
Keasaman dan Kadar
aroma kefir susu kambing ialah 4%
Laktosa pada Yakult,
sedangkan pada 3.5% dan 3% kefir Yoghurt, Kefir. Proceeding
susu kambing rendah. Simposium Nasional Hasil-
Berdasarkan hasil uji Kruskall- hasil Penelitian di Unika
Wallis terbukti bahwa penilaian Soegijapranata, Semarang.
panelis tertinggi pada tingkat
kesukaan aroma dengan konsentrasi Aristya, A. L, L. M. Anang, dan A.
4%. Hal ini membuktikan bahwa N. Ahmad. 2013. Total
tingkat kesukaan panelis terhadap Asam, Total Yeast, dan
kefir susu kambing dilihat dari aroma Profil Protein Kefir Susu
terhadap konsentrasi 3% dan 3.5% Kambing dengan
kurang diminati. Namun untuk uji Penambahan Jenis dan
organoleptik berdasarkan aroma kefir Konsentrasi Gula Yang
susu kambing, tidak memberikan Berbeda. Laporan
pengaruh terhadap pemberian Penelitian, Universitas
konsentrasi starter yang berbeda. Diponegoro Semarang.

Avianti, I.V,. 2008. Kefir.


IV.KESIMPULAN DAN SARAN
http://bioindustri.blogspot.c
Berdasarkan hasil penelitian ini om./2008/05/kefir.html
dapat disimpulkan bahwa
penggunaan konsentrasi starter 4% Blakely, J. and D. H. Bade. 1991.
menghasilkan kualitas kefir susu Ilmu Peternakan. Gadjah
kambing yang terbaik dengan pH 3,4 Mada University Press edisi
dan kadar protein sebesar 3,8%. ke-4, Yogyakarta.
Disarankan untuk menggunakan (Diterjemahkan oleh B.
kefir susu kambing dengan Srigandono dan
konsentrasi 3% dan 3,5% karena Soedarsono)
layak dikonsumsi dan masih

8
Farnworth,E.R.2006. Kefir –A Starter Kombinasi Bakteri
Complex Probiotic. Food dan Khamir Terhadap Sifat
Science and Technology Fisikokimia dan Sensori
Bulletin: Funtional Kefir. Laporan Penelitian.
Foods,vol 2,Issue Fakultas Peternakan. Institut
1(http://www.foodsciencece Pertanian Bogor,.
ntral.com.

Kosikowski, F. 1982. Cheese and


Fermented Milk Food. Third Zakaria, Y., C. I. Novita dan M.
Edition. F. V. Kosikowski Delima. 2010. Keamanan
and Associates, New York,. susu fermemtasi yang
beredar di Banda Aceh
Sawitri, M. E. 2011. Kajian berdasarkan nilai gizi dan
Penggunaan Ekstrak Susu jumlah bakteri pathogen.
Kedelai Terhadap Kualitas
Kefir Susu Kambing.
Laporan Penelitian,
Universitas Brawijaya.

Simatupang, I. 2010. Perbandingan


Konsentrasi Starter Biji
Kefir dan Lama Inkubasi
pada Susu Kambing dengan
Susu Sapi Berpengaruh
Terhadap Kadar Asam
Laktat, Alkhohol, Protein
dan Organoleptik. Skripsi.
Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Medan.,

Steel, R.G.D dan Torrie, J.H.,1995.


Prinsip dan Prosedur
Statistika (Suatu
Pendekatan). Terjemahan.
Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

Usmiati, S, S. Adi. 2004. Pengaruh

Anda mungkin juga menyukai