Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KONSENTRASI STARTER TERHADAP KUALITAS KEFIR

SUSU SAPI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PENURUN KADAR


KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus)

Irfatun Nihayah

Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRAK

Susu merupakan salah satu bahan alami yang mempunyai nilai gizi tinggi. Susu sapi
biasa digunakan dalam pembuatan produk fermentasi susu seperti kefir karena dalam
susu terdapat banyak nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme. Aktifitas
fermentasi bakteri asam laktat pada kefir menghasilkan senyawa kompetitif HMG
CoA sehingga sintesis kolesterol terhambat. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi starter terhadap kualitas kefir susu sapi.
Serta untuk mengetaui pengaruh pemberian kefir susu sapi dalam penurunan
kolesterol darah mencit (Mus musculus) dengan variasi waktu pemberian yang
berbeda. Penelitian yang dilakukan ini terdiri dari dua tahap yaitu pengaruh
konsentrasi starter terhadap kualitas kefir dengan menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan
antara lain C1 (konsentrasi starter 2%), C2 (konsentrasi starter 3%), C3 (konsentrasi
starter 4%) dan C4 (konsentrasi starter 5%). Tahap kedua yaitu pengaruh variasi
waktu pemberian kefir kualitas terbaik terhadap penurunan kolesterol mencit (Mus
musculus) dengan perlakuan antara lain K- dan K+ (Kontrol), T1 (Pemberian kefir
selama 5 hari), T2 (pemberian kefir selama 10 hari) dan T3 (pemberian kefir selama
15 hari). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai pH yaitu 4,9-5,5,
viskositas 311,5-358,75 cP, lemak 2,7-3,2%, protein 4,6-6,07%, total asam laktat 0,2-
0,8% dan viabilitas mikroba 4,5x108-4,1x109 CFU. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa konsentrasi starter berpengaruh terhadap kualitas kefir. Hasil penelitian pada
tahap kedua menunjukkan rata-rata penurunan kolesterol darah mencit (Mus
musculus) yaitu 158 mg/dL selama 5 hari, 188 mg/dL selama 10 hari dan 118,5
mg/dL selama 15 hari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian kefir susu sapi
berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus).

Kata Kunci : Konsentrasi Starter, Kefir Susu Sapi, Kadar Kolesterol

PENDAHULUAN mengandung mikroba yang baik untuk


sistem pencernaan manusia. Farnworth
Kefir merupakan minuman (2006) menjelaskan bahwa kefir
berbahan susu yang difermentasi bermanfaat dalam beberapa hal yaitu
dengan sejumlah mikroorganisme menstimulasi sistem imun,
nonpatogen. Kefir merupakan salah menghambat pertumbuhan tumor,
satu minuman probiotik karena antimikroba, baik bagi penderita
lactose intolerance, memperbaiki fermentasi bakteri asam laktat pada
saluran pencernaan dan menurunkan kefir menghasilkan senyawa
kadar kolesterol. kompetitif yang dapat mencegah HMG
CoA agar tidak berikatan dengan
Kultur starter kefir disebut butiran HMG CoA reduktase, hal ini
kefir, mengandung mikroba yang menyebabkan sintesis kolesterol
terdiri dari bakteri dan khamir yang terhambat (Pratama, 2012).
masing-masing berperan dalam
pembentukan cita rasa dan struktur Konsentrasi starter mempengaruhi
kefir. Bakteri menyebabkan terjadinya kualitas produk fermentasi yang dibuat
asam sedangkan khamir menghasilkan yaitu seperti pada pembuatan kefir.
alkohol dan CO2 pada proses Kualitas kefir dapat ditentukan dari
fermentasi. Hal ini membedakan rasa beberapa analisis seperti kadar lemak,
yoghurt dan kefir. Komposisi mikroba protein, viskositas, total asam laktat,
dalam butiran kefir dapat bervariasi viabilitas mikroba dan lain-lain.
sehingga hasil akhir kefir kadang Kualitas kefir yang buruk juga dapat
mempunyai aroma yang bervariasi. berpengaruh buruk bagi kesehatan jika
Spesies mikroorganisme dalam bibit dikonsumsi, sehingga pada penelitian
kefir di antaranya Lactococcus ini kefir dengan kualitas yang terbaik
acidophilus, L. kefir, L. kefirgranum, saja yang digunakan untuk mengetahui
dan L. parakefir yang berfungsi dalam pengaruh kefir terhadap penurunan
pembentukan asam laktat dari laktosa. kolesterol darah mencit (Mus
Lactobacillus kefiranofaciens sebagai musculus). Kefir dengan kualitas
pembentuk lendir (matriks butiran terbaik pada penelitian ini dilihat dari
kefir), Leuconostoc sp. Membentuk beberapa analisis yaitu analisis total
diasetil dari sitrat, dan Candida kefir asam laktat, pH, viskositas, lemak,
pembentuk etanol dan karbon dioksida protein dan viabilitas mikroba.
dari laktosa. Selain itu juga ditemukan
L. brevis dan khamir jenis Torulopsis Tujuan dari penelitian ini adalah
holmii dan Saccharomyces delbrueckii untuk mengetahui pengaruh
(Hidayat dkk, 2006). konsentrasi starter terhadap kualitas
kefir susu sapi dan untuk mengetahui
Kefir sebagai minuman probiotik pengaruh variasi waktu pemberian
dapat bermanfaat dalam menurunkan kefir susu sapi dengan kualitas terbaik
kadar kolesterol telah dibuktikan oleh terhadap penurunan kadar kolesterol
banyak ilmuwan. Dalam kefir terdapat total darah mencit (Mus musculus).
banyak jenis bakteri dan beberapa
jenis khamir yang memfermentasi susu
menjadi asam-asam organik dan
senyawa turunannya. Aktifitas
BAHAN DAN METODE inokulasi, starter kefir dimasukkan ke
dalam masing-masing toples susu
Penelitian ini dilaksanakan di sesuai perlakuan yaitu dengan
Universitas Islam Negeri Maulana konsentrasi 2%, 3%, 4% dan 5%.
Malik Ibrahim Malang, Fakultas Sains Kemudian diberi label perlakuan pada
dan Teknologi, Jurusan Biologi pada masing-masing toples susu.
tahun 2014. Bahan-bahan yang Selanjutnya diinkubasi pada suhu
digunakan antara lain yaitu susu sapi, ruang selama 48 jam. Setelah itu
granula kefir, mencit (Mus musculus), dilakukan penyaringan untuk
lemak sapi, NaOH 0,1 N, larutan memisahkan kefir dan biji kefir.
Phenolftallein 1%, Alkohol 70%,
aquades, asam sulfat pekat (95%), susu Kefir yang didapatkan kemudian
skim, media Plate Count Agar (PCA), dianalisis dengan beberapa analisis
kertas label, alumunium foil, kapas antara lain:
dan tisu. Penelitian ini terdiri dari dua
tahap yaitu pengaruh konsentrasi 1. Analisis kadar total asam laktat
starter terhadap kualitas kefir dengan (dengan metode titrasi)
menggunakan Rancangan Acak 2. Analisis pH (dengan pH meter)
Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan 3. Analisis viskositas (dengan
dan 4 ulangan. Perlakuan yang viscometer)
diberikan antara lain C1 (konsentrasi 4. Analisis kadar lemak (dengan
starter 2%), C2 (konsentrasi starter Metode Babcock)
3%), C3 (konsentrasi starter 4%) dan 5. Analisis kadar protein (dengan
C4 (konsentrasi starter 5%). Tahap metode Kjeldahl)
kedua yaitu pengaruh variasi waktu 6. Analisis viabilitas mikroba
pemberian kefir kualitas terbaik (dengan metode TPC)
terhadap penurunan kolesterol mencit Kefir dengan kualitas terbaik
(Mus musculus) dengan perlakuan berdasarkan hasil analisis tersebut
antara lain K- dan K+ (Kontrol), T1 dipakai untuk perlakuan pada hewan
(Pemberian kefir selama 5 hari), T2 coba yaitu mencit (Mus musculus).
(pemberian kefir selama 10 hari) dan Mencit diadaptasikan di lingkungan
T3 (pemberian kefir selama 15 hari). selama 14 hari. Kemudian mencit
Pembuatan kefir diawali dengan diberikan diet tinggi kolesterol yang
memasukkan susu sebanyak 500 ml berupa lemak sapi yang telah dicairkan
pada masing-masing toples steril. secara per oral dengan menggunakan
Kemudian susu dipasteurisasi hingga sonde selama 7-12 hari hingga kadar
suhu sekitar 80-90°C selama 15 menit kolesterol darahnya mencapai 200
dan susu didinginkan hingga suhu 18- mg/dL. Kemudian mencit yang
22°C. Tahap selanjutnya yaitu hiperkolesterolemia diberikan diet
kefir dengan kualitas terbaik selama 5, Berdasarkan Gambar 1 tersebut
10 dan 15 hari secara per oral dengan diketahui bahwa kefir dengan kadar
sonde. total asam laktat tertinggi terdapat
pada perlakuan C4 yaitu 0,52% dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi starter 5%. Kisaran kadar
Berdasarkan analisis kualitas kefir total asam laktat kefir susu sapi pada
susu sapi yang telah dilakukan penelitian ini yaitu 0,42-0,52%.
diperoleh hasil sebagai berikut:
2. Nilai pH
1. Kadar Total Asam Laktat Hasil dari analisis pH pada
Berdasarkan hasil analisis kadar penelitian ini diperoleh rata-rata nilai
total asam laktat pada penelitian ini pH kefir susu sapi sebagaimana pada
diperoleh bahwa konsentrasi starter Gambar 2.
tidak berpengaruh nyata terhadap total
Hasil Analisis pH
asam kefir susu sapi. Hal tersebut
6 5.5 5.29 5,11
diduga karena selisih konsentrasi 4,91

Nilai pH
5
starter antar perlakuan tidak berbeda 4
jauh sehingga asam laktat yang C1 C2 C3 C4
dihasilkan oleh mikroba starter selama Konsentrasi Starter
proses fermentasi tidak memberikan
pengaruh yang nyata pada tiap Gambar 2. Rata-rata nilai pH Kefir
perlakuan. susu sapi
Lengkey et al. (2013) yang Berdasarkan Gambar 2 dapat
menyebutkan bahwa kefir dengan diketahui bahwa pengaruh konsentrasi
konsentrasi starter 5, 10, 15, 20 dan starter terhadap nilai pH berpengaruh
25% memberikan pengaruh yang nyata namun tidak berbeda nyata. Hal ini
terhadap kualitas kefir dengan selisih diduga disebabkan karena selisih
starter yang lebih banyak. Hasil dari konsentrasi starter antar perlakuan
analisis total asam laktat sebagaimana tidak signifikan sehingga asam yang
pada Gambar 1. dihasilkan oleh bakteri yang
menyebabkan keasaman kefir tidak
Hasil Analisis Total Asam
Kadar Total Asam

berbeda secara signifikan.


1 Perlakuan C4 mempunyai nilai pH
0,47 0,42 0,48 0,52
0.5
(%)

yang paling rendah dengan konsentrasi


0 starter 5%. Rata-rata nilai pH kefir
C1 C2 C3 C4
pada penelitian ini yaitu pada kisaran
Konsentrasi Starter
4,9-5,5. Hal ini diduga dalam kefir
Gambar 1. Hasil rata-rata kadar total terdapat banyak jenis mikroba yang
asam laktat kefir susu sapi menghasilkan asam-asam organik
yaitu asam laktat, asam asetat, asam
Hasil Analisis Viskositas
propionat dan lain sebagainya.

Nilai Viskositas (cP)


400 358.75
Banyaknya bakteri yang dapat 342.12
menghasilkan asam maka keasaman
350 311.5 325.5
300
susu meningkat sehingga menurunkan
250
nilai pH kefir. Hal ini menunjukkan C1 C2 C3 C4
bahwa konsentrasi starter berpengaruh Konsentrasi Starter
terhadap nilai pH kefir.
Lengkey et al. (2013) dalam Gambar 3. Rata-rata nilai viskositas
penelitiannya menyebutkan bahwa pH kefir susu sapi
kefir akan lebih rendah ketika Berdasarkan Gambar 3 dapat
persentase starter yang digunakan diketahui bahwa konsentrasi starter
semakin tinggi. Farnworth (2005) berpengaruh secara nyata terhadap
menambahkan bahwa konsentrasi atau viskositas kefir. Hal ini menunjukkan
jumlah inokulum biji kefir dapat bahwa protein akan mengalami
mempengaruhi pH, viskositas dan denaturasi dalam kondisi asam yang
profil mikrobiologis pada produk dihasilkan oleh mikroba penghasil
akhir. asam serta pH yang rendah.
Sastrohamidjojo (2009),
3. Nilai Viskositas menjelaskan bahwa protein yang telah
Nilai viskositas kefir susu sapi mengalami denaturasi kelarutannya
yang diperoleh pada penelitian ini lebih kecil dari bentuk aslinya dan
yaitu pada kisaran 311,5-358,75 cP. aktivitas fisiologinya hilang.
Viskositas atau kekentalan kefir atau Denaturasi maupun pengendapan efek
produk susu fermentasi lainnya totalnya dikenal sebagai
disebabkan karena proses koagulasi penggumpalan atau koagulasi.
susu akibat dari aktivitas mikroba
dalam starter karena ada pemanfaatan 4. Kadar Lemak
laktosa dan kasein yang diwujudkan Kadar lemak kefir susu sapi yang
pada kekentalan. diperoleh pada penelitian ini yaitu
Hasil rata-rata nilai viskositas pada pada kisaran 2,7-3,2%. Kadar lemak
penlitian ini sebagaimana tersaji dalam tertinggi diperoleh dari perlakuan C1
Gambar 3 yaitu 3,2% dengan konsentrasi starter
2%. Rata-rata kadar lemak pada
penelitian ini sebagaimana pada
Gambar 4
5. Kadar Protein
Hasil Analisis Lemak
Kadar protein pada penelitian ini
Kadar Lemak (%)
3.4 3.2 diperoleh dengan metode Kjeldahl
3.2 3
3 2.9 yaitu dengan menghitung total N yang
2.76
2.8 ada. Kadar protein pada penelitian ini
2.6 diperoleh dengan kisaran 4,63-6,07%.
2.4
C1 C2 C3 C4
Kadar protein tertinggi diperoleh pada
Konsentrasi Starter perlakuan C4 yaitu 6,07% dengan
konsentrasi starter 5%. Hasil rata-rata
Gambar 4. Rata-rata kadar lemak kefir kadar protein kefir pada penelitian ini
susu sapi seperti tersaji dalam Gambar 5
Berdasarkan Gambar 4 dapat Hasil Analisis Protein

Kadar Protein (%)


diketahui bahwa kadar lemak kefir
10 6,07
susu sapi semakin menurun dengan 4,63 5.07 5,37
5
bertambahnya konsentrasi starter. Hal
ini menunjukkan bahwa mikroba 0
C1 C2 C3 C4
dalam kefir mempunyai kemampuan Konsentrasi Starter
untuk menghasilkan enzim lipase yang
menghidrolisis lemak. Sawitri (2005) Gambar 5. Rata-rata kadar protein
dalam penelitiannya menjelaskan kefir susu sapi
bahwa aktivitas bakteri asam laktat Berdasarkan Gambar 5 dapat
dalam starter kefir dapat menghasilkan diketahui bahwa semakin tinggi
enzim lipase. Semakin banyak konsentrasi starter maka kadar protein
pertumbuhan bakteri dalam susu maka kefir susu sapi semakin tinggi. Hal ini
enzim lipase akan semakin banyak diduga karena mikroba dalam kefir
sehingga lemak yang terhidrolisis mempunyai kemampuan untuk
semakin banyak dan menyebabkan mendenaturasi protein dari senyawa
kadar lemak menurun. yang kompleks menjadi senyawa yang
Hidayat (2006) menjelaskan bahwa lebih sederhana dengan bantuan enzim
enzim lipase dalam susu protease.
menghidrolisis gliserida sehingga Zakaria (2013) menjelaskan dalam
asam-asam lemak terbebaskan. Lipase penelitiannya bahwa semakin banyak
dalam susu juga berasal dari bakteri jumlah bakteri aktif di dalam susu
yang terdapat dalam susu, terutama fermentasi maka enzim protease
jika susu mengandung bakteri yang semakin banyak dan mempercepat
cukup banyak. penguraian protein oleh bakteri
sebagai suplai energi untuk
pertumbuhannya. Hidayat (2006)
menambahkan bahwa protease yang
terdapat dalam susu erat hubungannya Semakin banyak mikroorganisme baik
dengan kasein, tidak rusak dengan yang ada dalam kefir maka semakin
suhu pasteurisasi dan sebagian tahap semakin baik pula kualitas kefir.
perlakuan pemanasan yang tinggi. Kefir susu sapi yang diberikan
pada hewan coba adalah kefir dengan
6. Viabilitas Mikroba kualitas terbaik. Kefir dengan kualitas
. Viabilitas mikroba dilakukan terbaik ditentukan berdasarkan hasil
untuk mengetahui kualitas produk dari beberapa analisis kualitas kefir.
fermentasi susu seperti kefir yang baik Berdasarkan hasil penelitian pada
dikonsumsi oleh manusia. Viabilitas tahap pertama mengenai pengaruh
mikroba pada penelitian ini dilakukan konsentrasi starter terhadap kualitas
dengan metode Total Plate Count kefir susu sapi diperoleh hasil analisis
(TPC). Perhitungan mikroba dengan sebagaimana yang telah disebutkan
metode TPC dilakukan dengan sebelumnya maka dapat diketahui
menghitung jumlah koloni yang bahwa kualitas kefir susu sapi terbaik
tumbuh dalam cawan. Rata-rata diperoleh dari perlakuan C4, yaitu
jumlah koloni mikroba pada penelitian dengan konsentrasi starter 5%. Hal ini
ini yaitu pada Gambar 6 menunjukkan bahwa kefir susu sapi
dengan penambahan starter 5%
Hasil Uji TPC
menghasilkan kefir dengan kualitas
6E+09
4,1x109 terbaik sesuai dengan SNI. Sehingga
Jumlah Koloni

4E+09 2,6x109
(CFU/ml)

kefir dengan konsentrasi starter 5%


2E+09 4,5x108 6x108 digunakan untuk penelitian tahap
0 kedua yaitu mengetahui pengaruh
C1 C2 C3 C4
pemberian kefir dengan variasi waktu
Konsentrasi Starter
berbeda terhadap penurunan kadar
Gambar 6. Rata-rata jumlah koloni kolesterol darah mencit (Mus
mikroba kefir musculus).
Berdasarkan Gambar 4.6 dapat Menurut Hidayat (2006), dalam
diketahui bahwa rata-rata jumlah beberapa penelitian yang telah
koloni mikroba dalam penelitian ini dilakukan terbukti bahwa beberapa
berkisar antara 4,5x108-4,1x109 CFU. galur (strain) bakteri asam laktat
Jumlah koloni mikroba terbanyak mampu melakukan metabolisme
diperoleh dari perlakuan C4 yaitu kolesterol dari makanan dalam usus
4,1x109 CFU dengan konsentrasi halus sehingga tidak diserap tubuh.
starter 5%. Hal ini menunjukkan Selain itu bakteri asam laktat mampu
bahwa semakin banyak konsentrasi melakukan dekonjugasi garam empedu
starter maka semakin banyak pula dari kolesterol serum. Kedua hal itu
jumlah mikroba dalam kefir susu sapi. menurunkan kadar kolesterol darah
karena yoghurt dan kefir mengandung
senyawa seperti asam 3-hydroxy-3- KESIMPULAN
3methylglutaric yang dapat Berdasarkan hasil penelitian yang
menghambat sintesis kolesterol dari telah dilakukan dapat disimpulkan
asetat. Pengaruh variasi waktu bahwa:
pemberian kefir terhadap penurunan 1. Konsentrasi starter berpengaruh
kadar kolesterol darah mencit (Mus nyata terhadap nilai pH (4,9-5,5),
musculus) tersaji dalam Gambar 7 nilai viskositas (311,5-358,75 cP),
kadar lemak (2,7-3,2%) dan kadar
Penurunan Kadar protein (4,6-6,07%) kefir susu sapi
Kolesterol dan viabilitas mikroba (4,5x108 –
Kadar Kolesterol

188 4,1x109 CFU), tetapi tidak


(mg/dL)

200 158 berpengaruh nyata terhadap kadar


138 118.5
150
total asam (0,2-0,8%) kefir susu
100
50
sapi.
0 2. Pemberian kefir susu sapi kualitas
0
K- K+ T1 T2 T3 terbaik dengan variasi waktu
Variasi Waktu (Hari) pemberian kefir yang berbeda
memberikan pengaruh terhadap
Gambar 7. Rata-rata penurunan kadar penurunan kadar kolesterol darah
mencit (Mus musculus) yaitu
kolesterol mencit
selama 5 hari sebanyak 158 mg/dL
Berdasarkan Gambar 7 dapat dan selama 10 hari sebanyak 188
mg/dL.
diketahui bahwa waktu terbaik
pemberian kefir terhadap penurunan DAFTAR PUSTAKA
kadar kolesterol darah mencit (Mus
musculus) diperoleh dari perlakuan T2 Farnworth, E.R. 2006. Kefir- A
yaitu sebanyak 188 mg/dL dengan Complex Probiotic. Food
lama pemberian selama 10 hari. Science And Technology
Bulletin: Functional Foods,
Sedangkan penurunan kadar kolesterol
Vol.2, Issue. 1
terendah diperoleh dari perlakuan T3 Hidayat, Nur, Padaga, Masdiana C.,
yaitu sebanyak 118,5 mg/dL dengan Suhartini, Sri.2006. Mikrobioogi
lama pemberian selama 15 hari. Hal Industri. Yogyakarta: Penerbit
tersebut diduga karena senyawa yang ANDI
dihasilkan oleh bakteri lebih dari Pratama, Sandy Eka. 2012. Pengaruh
cukup untuk menghambat proses Pemberian Kefir Susu Sapi
Terhadap Kadar Kolesterol LDL
sintesis kolesterol dalam tubuh
Tikus Jantan Sprague Dawley
sehingga dengan waktu pemberian Hipokolesterolemia. Artikel
kefir selama 10 hari dapat menurunkan Penelitian. Semarang: Program
kadar kolesterol darah mencit (Mus Studi Ilmu Gizi Fakultas
musculus).
Kedokteran Universitas
Diponegoro
Lengkey, Hendronoto A.W., Siwi, Jan
Alex, Balia, Roostita L. 2013.
The Effect of Various Starter
Dosages on Kefir Quality.
Lucrări Ştiinţifice-Seria
Zootehnie, Vol. 59
Sastrohadimidjojo, Hardjono. 2009.
Kimia Organik Stereokimia,
Karbohidrat, Lemak, dan
Protein. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Zakaria, Yusdar. 2009. Pengaruh Jenis
Susu dan Persentase Starter yang
Berbeda Terhadap Kualitas
Kefir.Jurnal Agripet, Vol. 9 No.
1

Anda mungkin juga menyukai