Nama :
NPM :
Program Studi :
Jurusan :
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat :
Judul :
Bengkulu,..........................................................
Penguji,
( )
Catatan :
1. Segera diserahkan ke Jurusan Peternakan setelah selesai seminar
2
Uji Nutrisi dan Organoleptik Yogurt Susu Sapi yang Ditambah Sari Buah Kalamansi
(Citrofortunella microcarpa)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi uji nutrisi (vitamin C, pH, protein, dan lemak) dan uji
organoleptik yogurt susu sapi yang ditambahkan sari buah kalamansi (Citrofortunella microcarpa).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2019 di Laboratorium Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu P0: Plain yogurt 10% (tanpa tambahan sari
kalamansi), P1: Plain yogurt 10% ditambahkan sari kalamansi 10%, P2: Plain yogurt 10%
ditambahkan sari kalamansi 15%, P3: Plain yogurt 10% ditambahkan sari kalamansi 20%. Uji yang
dilakukan yaitu Uji Vitamin C, Uji pH, Uji Protein, Uji Lemak, dan Uji Organoleptik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat berbeda nyata (P<0,01) terhadap
vitamin C, berpengaruh tidak nyata terhadap pH dan protein, berpengaruh berbeda tidak nyata
terhadap lemak. Pada uji hedonik yang paling disukai yaitu P3 dengan plain yogurt 10%
ditambahkan sari kalamansi 20%. Dapat disimpulkan yogurt yang ditambahkan sari kalamansi
lebih tinggi menurunkan kadar vitamin C dari 6,05 mg/100gr pada P1 menjadi 3,03 mg/100gr pada
P2 dan pH dari 6,38 pada P2 menjadi 6,23 pada P3 tetapi tidak pada kadar protein dan kadar lemak.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memproduksi makanan dan minuman yang dapat diterima di pasaran, perlu
diperhatikan daya terima produk tersebut oleh konsumen. Salah satu cara untuk
mengetahui kualitas produk yang dapat memenuhi harapan konsumen terutama dalam hal
cita rasa produk adalah dengan cara melakukan studi komparasi atribut sensori dengan
produk sejenis yang sudah beredar di pasaran, diantaranya adalah yogurt kalamansi.
Susu sapi merupakan suatu emulsi lemak di dalam air yang mengandung gula,
garam-garam, mineral dan protein dalam bentuk koloid (Buckle et al., 1987). Air dalam
susu berfungsi sebagai pelarut dan membentuk emulsi, suspensi koloidal. Flavour pada
susu sangat ditentukan oleh lemak susu. Lemak susu dalam bentuk butir-butir disebut
globula, yang berada dalam fase dispersi. Masing-masing butir lemak dikelilingi oleh
selaput protein yang sangat tipis atau serum susu yang terkumpul pada permukaan akibat
adsorpsi (Muchtadi, 1992).
3
Menurut SNI (2981:2009) yogurt adalah produk yang diperoleh dari fermentasi
susu atau susu rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus dan atau bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan atau
tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Syarat
mutu yoghurt menurut SNI (2981:2009) menyatakan bahwa komposisi produk fermentasi
bergantung pada kondisi awal dan metabolisme spesifik dari pertumbuhan kultur
mikroorganisme. Hasil fermentasi oleh bakteri asam laktat tersebut menjadikan cita rasa
susu menjadi asam (Harjiyanti et al., 2013).
Yogurt mempunyai tekstur yang agak kental sampai kental atau semi padat dengan
kekentalan yang homogen akibat dari penggumpalan protein karena asam 4 organik yang
dihasilkan oleh kultur starter (Surono, 2004). Pembuatan yogurt terdiri persiapan bahan,
persiapan starter, pasteurisasi susu, inokulasi susu dengan starter, diinkubasi (fermentasi)
(Jannah et al., 2014). Penambahan ekstrak buah dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas yogurt, seperti penambahan buah apel, kurma, kelapa atau buah lainnya
(Harjiyanti et al., 2013).
Umumnya yogurt dibuat hanya menggunakan starter bakteri Lactobacilus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus, seperti ditunjukkan hasil temuan Prasetyo
(2010), bahwa penggunaan starter yogurt dengan level 3%, 5%, 7% tidak berpengaruh
terhadap pH, kadar asam laktat dan kadar laktosa. Menurut Deeth dan Tamime (1981)
yogurt mengandung beberapa kandungan antara lain: energi, protein, lemak, karbohidrat.
Bahkan mengandung mineral (kalsium, fosfor, natrium, dan kalium) dan mempunyai
kandungan vitamin cukup lengkap yaitu: vitamin A, B kompleks, B1 (thiamin), B2
(riboflavin), B6 (piridoksin), B12 (sianokobalamin), vitamin C, vitamin D, E, asam folat,
asam nikotinat, asam pantotenat, biotin dan kolin (Anonymous, 2008).
Jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa) di daerah Minahasa sering disebut
sebagai lemon ikan atau lemon cui. Jeruk kalamansi merupakan hasil pertanian yang
penggunaannya lebih sebagai bumbu atau penegas rasa pada berbagai makanan seperti
bumbu dapur, pengawet makanan, dan dijadikan sebagai sirup, jeruk kalamansi terkadang
juga dianggap hanya sebagai tanaman hias saja, dan buahnya bukanlah buah yang bisa di
makan sebagai buah segar seperti buah jeruk pada umumnya. Tanaman jeruk kalamansi
memiliki kelebihan beradapatasi dengan baik di dataran rendah sampai menengah (Ramli
et al., 2012). Menurut Informasi Nilai Gizi, jeruk kalamansi juga memiliki beberapa
kandungan nutrisi per 100gram BDD (Berat dapat dimakan) seperti energi sebesar 39 kkal,
protein sebesar 0,30 gram, lemak sebesar 0,30 gram, dan vitamin C sebesar 33,33%.
4
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi uji nutrisi (vitamin C, pH, protein, dan
lemak) dan uji organoleptik yogurt susu sapi yang ditambahkan sari buah kalamansi
(Citrofortunella microcarpa), serta untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap
produk yogurt kalamansi.
1.3 Hipotesis
Penambahan sari buah kalamansi dapat meningkatkan kesukaan dengan uji
organoleptik yogurt susu sapi dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur.
METODE PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2019 di Laboratorium
Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu gelas ukur 1000 ml, timbangan
analitik, panci, kompor, thermometer, pH meter, lemari es, show case, gelas plastik,
sendok plastik, tabung reaksi, pipet tetes, labu Kjeldahl, penangas listrik, indikator PP, dan
erlenmeyer.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu susu sapi murni, gula, air, sari buah
kalamansi, air suling, larutan amilum 1%, larutan iodin 0,01 N, larutan buffer, K2SO4,
larutan katalis CuSO4.5H2O, batu didih, H2SO4 pekat, larutan NaOH 30%, larutan H3BO3
4%, larutan HCl 0,1 N, larutan alkohol 95%, Phenol phtaelin 1%, KOH 0,05 N, dan bakteri
Lactobacillus bulgaricus.
2.3 Pembuatan Sirup Kalamansi
Pembuatan sirup kalamansi.
2L sirup kalamansi
Yogurt Kalamansi
6
2. Kemudian dititrasi menggunakan larutan iodin 0,01 N, sampai berbentuk warna
biru.
3. Kadar vitamin C dihitung dengan menggunakan rumus:
mg ml iod x 0 88 x f x 100
vitamin C ( )
100 bobot sampel
Keterangan:
f = Faktor pengenceran
1 ml 0,01 N iodine = 0,88 mg asam askorbat.
2.6.2 Uji pH
Derajat keasaman (pH) mengacu pada (Muchtadi et al., 2010) ditentukan dengan
menggunakan pH meter. Sebelum pengukuran, pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu
dengan menggunakan larutan buffer 7,0 dan 4,0. Nilai pH dapat langsung dibaca pada
skala pH meter.
7
14,007 = Bobot atom Nitrogen
6,38 = Faktor protein untuk susu
2.6.4 Uji Lemak
Prosedur dalam menguji kadar lemak sebagai berikut:
Menimbang 10 ml sampel dan memasukkan ke erlemeyer. Menambahkan 50 ml
larutan alkohol sebesar 95%. Memanaskan sampel sampai mendidih kurang lebih 10 menit
dan sambil mengocok perlahan-lahan. Mendinginkan dan menambah 3 tetes indicator
Phenol phtaelin 1%. Mentitrasi dengan KOH 0,05 N sampai berubah warna menjadi merah
muda. Kadar lemak dihitung dengan rumus:
𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝐵𝑀 𝐾𝑂𝐻
Kadar Lemak = W
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Vitamin C
Rata-rata hasil pengujian vitamin C pada yogurt disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata variabel mutu kimia yogurt: vitamin C (mg/100g)
Ulangan Rataan ±
Perlakuan
1 2 3 4 SD
P0 6,60 6,60 6,60 4,40 6,05 ± 1,10b
P1 6,60 4,40 6,60 6,60 6,05 ± 1,10b
P2 2,20 4,40 1,10 4,40 3,03 ± 1,65a
P3 2,20 2,20 4,40 4,40 3,30 ± 1,27a
Probabilitas ** (0,007)
Keterangan : ** : menunjukkan perlakuan berpengaruh sangat berbeda nyata terhadap vitamin C (P<0,01).
P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10%
+ sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
9
3. 2 Uji pH
Rata-rata hasil pengujian pH pada yogurt disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata variabel mutu kimia yogurt: pH
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD
1 2 3 4
P0 6,40 6,40 6,20 6,30 6,33 ± 0,10
P1 6,20 6,40 6,30 6,10 6,25 ± 0,13
P2 6,50 6,40 6,20 6,40 6,38 ± 0,13
P3 6,10 6,40 6,00 6,40 6,23 ± 0,21
Probabilitas Ns
Keterangan : ns : menunjukkan perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap pH (P>0,05).
P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10%
+ sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
10
3. 3 Uji Protein (SNI 2981:2009)
Rata-rata hasil pengujian protein pada yogurt disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata variabel mutu kimia yogurt: protein (%)
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD
1 2 3 4
P0 3,13 28,60 10,28 16,98 14,75 ± 10,83
P1 10,72 1,34 3,57 10,72 6,59 ± 4,86
P2 8,94 12,96 7,15 2,68 7,93 ± 4,26
P3 10,72 6,26 1,34 2,68 5,25 ± 4,20
Probabilitas ns
Keterangan : ns : menunjukkan perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap protein (P>0,05).
P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10%
+ sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian sari kalamansi
(Citrofortunella microcarpa) berpengaruh tidak nyata terhadap protein (P>0,05). Dari data
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata protein yogurt tertinggi diperoleh pada
yogurt dengan penambahan sari kalamansi 15% (P2) yaitu sebesar 7,93% dan rata-rata
protein yogurt terendah diperoleh pada yogurt dengan penambahan sari kalamansi 20%
(P3) yaitu sebesar 5,25%. Yogurt tanpa penambahan sari kalamansi (P0) mengandung
protein sebesar 14,75%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan protein yang terdapat didalam
yogurt kalamansi memenuhi syarat mutu kandungan protein yogurt (minimun 2,7%, SNI
(SNI) 2981-2009). Menurut SNI (1992) kadar protein yogurt sangat ditentukan oleh
kualitas bahan dasarnya yaitu susu, semakin tinggi kadar protein pada susu maka semakin
baik kualitas yogurt yang dihasilkannya.
3. 4 Uji Lemak
Rata-rata hasil pengujian lemak pada yogurt disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata variabel mutu kimia yogurt: lemak (ml)
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD
1 2 3 4
P0 7,97 9,12 7,29 6,31 7,67 ± 1,18
P1 4,91 5,22 5,39 6,12 5,41 ± 0,51
P2 5,50 6,79 5,78 4,83 5,72 ± 0,82
P3 6,87 8,53 7,43 7,83 7,67 ± 0,70
Probabilitas **
Keterangan : ** : menunjukkan perlakuan berpengaruh berbeda tidak nyata terhadap lemak (P<0,01).
11
P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10%
+ sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD Skala interval
1 2 3 4
P0 2,70 2,85 2,70 2,90 2.79 ± 0.10 agak suka
P1 3,10 3,35 3,20 3,05 3.18 ± 0.13 netral
P2 3,05 3,00 3,05 2,80 2.98 ± 0.12 agak suka
P3 3,05 3,15 3,30 3,25 3.19 ± 0.11 agak suka
Keterangan : P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10% +
sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
12
Tanaya et al., (2014) yang menjelaskan bahwa tingkat kesukaan warna yogurt akan
semakin meningkat seiring tingginya konsentrasi sari buah anggur. Pada konsentrasi
anggur yang lebih tinggi membuat warna yang lebih menarik sehingga disukai panelis.
3.5.2 Aroma
Rata-rata hasil pengujian aroma pada yogurt disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata tingkat kesukaan : aroma
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD Skala interval
1 2 3 4
P0 2,70 2,70 2,70 2,80 2.73 ± 0.05 agak suka
P1 3,00 2,90 3,05 3,05 3.00 ± 0.07 netral
P2 2,70 2,70 2,95 2,75 2.78 ± 0.12 agak suka
P3 3,00 2,95 3,25 3,05 3.06 ± 0.13 agak suka
Keterangan : P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10% +
sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
Menurut Triyono (2010), aroma khas yogurt disebabkan oleh asam laktat dan
senyawa asetaldehid, diasetil, asam asetat yang dihasilkan selama proses fermentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yogurt dengan penambahan sari kalamansi menunjukkan
bahwa dari 16 panelis lebih banyak memilih agak suka dengan rata-rata tertinggi yaitu
pada yogurt dengan penambahan sari kalamansi 20% (P3) sebesar 3,06 dan rata-rata
terendah pada yogurt dengan penambahan sari kalamansi 15% (P2) yaitu sebesar 2,78.
Untuk panelis yang memilih netral dengan rata-rata 3,00 yaitu pada yogurt dengan
penambahan sari kalamansi 10% (P1).
3.5.3 Rasa
Rata-rata hasil pengujian rasa pada yogurt disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata tingkat kesukaan : rasa
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD Skala interval
1 2 3 4
P0 2,30 2,20 2,15 2,50 2.29 ± 0.15 agak suka
P1 2,95 3,05 3,30 3,05 3.09 ± 0.15 netral
P2 3,05 2,75 2,95 2,85 2.90 ± 0.13 agak suka
P3 2,95 2,85 3,15 3,00 2.99 ± 0.13 agak suka
Keterangan : P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10% +
sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD Skala interval
1 2 3 4
P0 2,90 2,95 2,80 2,75 2.85 ± 0.09 agak suka
P1 2,75 2,55 2,75 2,85 2,73 ± 0.13 netral
P2 2,35 2,45 2,50 2,45 2.44 ± 0.06 agak suka
P3 2,45 2,40 2,65 2,55 2.51 ± 0.11 agak suka
Keterangan : P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10% +
sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD Skala interval
1 2 3 4
P0 3,10 3,00 3,15 3,00 3.06 ± 0.08 agak suka
P1 1,65 1,70 1,80 1,95 1.78 ± 0.13 netral
P2 1,55 1,70 1,40 1,45 1.53 ± 0.13 agak suka
P3 1,30 1,30 1,05 1,15 1.20 ± 0.12 agak suka
Keterangan : P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10% +
sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
Berdasarkan hasil penelitian yogurt dengan penambahan sari kalamansi
menunjukkan bahwa dari 16 panelis lebih banyak memilih agak suka dengan rata-rata
14
tertinggi yaitu pada yogurt dengan penambahan sari kalamansi 15% (P2) sebesar 1,53 dan
rata-rata terendah pada yogurt dengan penambahan sari kalamansi 20% (P3) yaitu sebesar
1,20. Untuk panelis yang memilih netral dengan rata-rata 1,78 yaitu pada yogurt dengan
penambahan sari kalamansi 10% (P1). Menurut Kurniawati (2015) indera pengecap
merupakan instrumen yang paling penting dalam mengetahui rasa suatu bahan pangan.
Umumnya bahan makanan tidak hanya terdiri dari salah satu rasa, tetapi gabungan dari
berbagai rasa secara terpadu sehingga menimbulkan citarasa yang utuh.
3.5.6 Aroma Jeruk
Rata-rata hasil pengujian aroma jeruk pada yogurt disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata tingkat kesukaan : aroma jeruk
Ulangan
Perlakuan Rataan ± SD Skala interval
1 2 3 4
P0 3,05 3,00 2,95 2,90 2.98 ± 0.06 agak suka
P1 1,70 1,80 1,95 2,05 1.88 ± 0.16 netral
P2 2,00 1,95 1,65 1,85 1.86 ± 0.15 agak suka
P3 1,40 1,30 1,20 1,20 1.28 ± 0.10 agak suka
Keterangan : P0 = Plain yogurt 10%, P1 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 10%, P2 = Plain yogurt 10% +
sari kalamansi 15%, P3 = Plain yogurt 10% + sari kalamansi 20%.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian sari kalamansi
pada yogurt menurunkan kadar vitamin C dengan kisaran rataan 3,03-6,05 mg/100gr dan
pH dengan kisaran rataan 6,23-6,38, serta pada kadar protein dan lemak memenuhi syarat
mutu yogurt menurut SNI (2981-2009). Hasil penelitian tingkat kesukaan yogurt kalamansi
terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur menunjukkan hasil penambahan sari kalamansi
20% (P3) yang paling disukai. Untuk rasa jeruk dan aroma jeruk menunjukkan hasil
penambahan sari kalamansi 15% (P2) yang paling disukai.
15
DAFTAR PUSTAKA
A. Triyono, 2010. Mempelajari Pengaruh Penambahan Beberapa Asam Pada Proses Isolasi
Protein Terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau (Phaseolus radiatus
L).Seminar Rekayasa Kimia dan Proses.ISSN:1411-4216.
Anonymous, 2008. Yoghurt. Dalam Jurnal Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB.
Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2009. Yoghurt (SNI 2981:2009). Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.
[BSN]. Badan Standardisasi Nasional. 1992. Mutudan Cara Uji Biskuit (SNI 01- 2973-
1992). BSN. Jakarta.
Chairunnisa. H. 2009. Penambahan Susu Bubuk Full Cream pada Pembuatan Produk
Minuman Fermentasi dari Bahan Baku Ekstrak Jagung Manis. Journal
Teknologi dan Industri Pangan 20 : 2.
Deeth, H.C., dan A. Y. Tamime. 1981. Yoghurt: Nutritive and Therapeutic Aspects. J.
Food Prot 44 : 78-86.
Harjiyanti, Y. B., S. Pramono, Mulyani. 2013. Total Asam, Viskositas, dan Kesukaan pada
Yoghurt Drink dengan Sari Buah Mangga (Mangifera indica) sebagai Perisa
Alami. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2 (2) : 104.
Hidayat, I.R., Kusrahayu dan S. Mulyani. 2013. Total Bakteri Asam Laktat, Nilai pH Dan
Sifat Organoleptik Drink Yoghurt Dari Susu Sapi Yang Diperkaya Dengan
Ekstrak Buah Mangga. Jurnal Peternakan dan Agroindustri 2(1) : 160-167.
16
Kartikasari, D dan F. Choirunnisa. 2014. Pengaruh Penambahan Sari Buah Sirsak dan
Lama Fermentasi terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Yoghurt. Jurnal
Pangan dan Agroindustri 2(4) : 239-248.
Muchtadi, 1992. Pengolahan Hasil Pertanian II Nabati. Jurusan THP, IPB, Bogor.
Muchtadi, T. R., dan Sugiyono. 2010. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. ALFABETA,
CV. IPB. Bogor.
Prasetyo, H. 2010. Pengaruh Penggunaan Starter Yogurt pada Level Tertentu terhadap
Karakteristik Yogurt yang Dihasilkan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik untu Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Bhratara Karya Akasara. Jakarta.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan B. Suhardi. 2007. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty. Yogyakarta.
17