DERAJAT KEASAMAN
(LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK PERAH)
Oleh
Kelompok III
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Praktikum : Uji Kualitas Susu: Berat Jenis, Reduktase, pH, dan
Derajat Keasaman
NPM : 1814141004
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
A. Hasil Praktikum
Adapun hasil praktikum yang terdapat pada tabel berikut.
No Uji Hasil
2. pH 7
4. Reduktase 6 jam
B. Pembahasan
Susu adalah sekresi kelenjar susu sapi yang sedang laktasi atau ternak lain yang
sedang laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak termasuk
merupakan suatu uji akan layak atau tidaknya susu tersebut menjadi suatu
harga susu. Ketentuan pembayaran susu terus mengalami per- kembangan dimana
sejak Agustus 2004, harga susu ditentukan berdasarkan pada lemak, solid non fat
(SNF), total solid (TS), total plate count (TPC) dan kan- dungan antibiotik.
Dengan hal itu karena menurut Suwito,Widodo (2010) susu merupakan salah satu
bakteri pada susu dimulai pada saat proses pemerahan sampai konsumsi. Maka
dari itu untuk menghindari kemungkinan penurunan kualitas susu karena bakteri
atau faktor lain dilakukan uji kualitas susu yang hasilnya tertera pada tabel 1
tersebut. Uji yang dilakukan meliputi uji berat jenis, pH, Derajat Keasaman, dan
Reduktase.
1. Berat Jenis
Berat jenis pada susu Menurut Sutrisna,dkk (2014) Berat jenis pada susu dapat
meningkat dan berkurang yang dipengaruhi oleh kadar lemak yang tidak terlepas
dari pengaruh pakan dan kadar air, tetapi juga dipengaruhi oleh bangsa hewan,
kelembaban dan suhu udara. apabila berat jenis yang diukur mengalami
peningkatan menurut Saleh (2004) karena air sebagai pelarut akan banyak
menjadi turun, hal ini menyebabkan BJ susu menjadi meningkat. Semakin lama
rata-rata berat jenis lebih tinggi dari pemerahan sore yaitu 1,02516 g/ml pada pagi
hari dan rataan berat jenis susu untuk pemerahan sore hari yaitu 1,02335 g/ml.
Interval pemerahan yang berbeda mempengaruhi nilai berat jenis susu, sehingga
nilai BJ pada pemerahan pagi lebih tinggi dikarenakan lama jeda waktu pagi ke
sore dan sore ke pagi hari. Diketahui bahwa dari hasil praktikum berat jenis nya
lebih kecil daripada data yang seharusnya. Hal itu disebabkan oleh beberapa
faktor menurut Amrulloh (2018) yaitu susunan susu dan tempertur. Susunan susu
ialah kadar bahan kering pada susu semakin tinggi maka semakin tinggi pula berat
jenisnya, maka pada praktikum ketika pengukuran BJ susu di dalam kondisi kadar
susu diantara pagi atau sore hari untuk mengetahui berat jenisd nya tinggi/rendah.
2. pH
susu tersebut dalam kondisi asam, netral atau basa. Menurut Zakaria, dkk., (2011),
sedangkan pH lebih besar dari 6,7 menunjukkan adanya kelainan seperti mastitis.
Susu sangat mudah tercemar oleh bakteri saat kontak dengan udara. Penanganan
susu yang tidak benar dapat menyebabkan daya simpan susu menjadi singkat.. Di
dalam aturan SNI 01-3141.1-2011 pH susu murni dengan kualitas baik adalah 6,3
merupakan pH netral, yang berarti susu memiliki pH netral dan artinya pH lebih
3. Derajat Keasaman (° SH ¿
tertentu. Pada hasil pengujian derajat keasaman adapun sebesar 7,2 ºSH. Apabila
dilihat menurut Direktorat Jendral Peternakan (1983) derajat keasaman suus yang
layak adalah sebesar 4,5-7 ºSH. Dari hasil praktikum dengan pernyataan data 7,2
ºSH merupakan angka yang tidak begitu jauh dari standar namun tetap saja sudah
melampaui batasnya. Hal ini berarti hasil uji diatas standar, semakin tinggi derajat
keasaman susu maka semakin rendah kualitas susu tersbeut, keasaman susu yang
disimpan pada suhu kamar selama 4 jam dan 6 jam rata-rata derajat asamnya lebih
tinggi dari 7,0 °SH kemungkinan karena terjadinya kontaminasi dari luar dan
4. Reduktase
Menurut Hidayat (2006), uji reduktase merupakan salah satu cara untuk
mengetahui secara kasar jumlah bakteri dalam susu, uji ini didasarkan pada
kemampuan dari semua bakteri didalam susu yang dapat mengubah warna biru
menjadi warna putih. Enzim reduktase dihasilkan oleh bakteri- bakteri yang ada
didalam susu, sehingga semakin banyak bakteri dalam susu tersebut semakin
banyak pula enzim yang dihasilkan senyawa pereduksi, bila susu ditambahkan
larutan methylene blue 1% akan berwarna biru, jika bakteri tumbuh dan
dengan pemindahan hydrogen, dalam hal ini methylene blue bertindak sebagai
hydrogen aceptor yang akan menerima hidrogen sehingga bakteri direduksi dan
kekuatan oksidasi reduksi akan menjadi rendah sampai negatif. Semakin cepat
warna biru berubah menjadi putih maka semakin banyak bakteri yang ada didalam
susu, karena ini berarti semakin cepat oksidasi habis dikonsumsi oleh bakteri, oleh
karena itu uji reduktase dapat digunakan sebagai salah satu prosedur untuk
menentukan upah peternak dan salah satu untuk mengetahui kualitas susu segar.
antara lain adalah jenis ternak (hereditas), tingkat laktasi, umur ternak, kesehatan
pada ambing, nutrisi pada ternak, sanitasi puting dan ambing, sanitasi tempat
saat sanitasi puting dan ambing peternak menggunakan air biasa bukan air hangat,
padahal air hangat membantu untuk merangsang memancarnya air susu yang
terbalik dimana lubang milkcan berada dibawah. Hasil uji reduktase pada
tahun (1983), standar angka reduktase sebagai syarat kualitas susu murni yaitu 2-5
jam. Hal tersebut berarti sudah melewati standar. Terdapat hubungan antara
jumlah bakteri dalam susu dengan kecepatan daya reduktasi. Pada prinsipnya
mikroba di dalam susu menghasilkan enzim reduktase yang dapat mereduksi zat
warna biru. Lama waktu hilangnya warna biru atau waktu reduksi menunjukkan
berarti semakin banyak pula enzim reduktase yang dapat mereduksi warna biru
MB, sehingga waktu reduksi menjadi pendek dan demikian pula sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Kualitas SUsu Sapi Peranakan Friesian Holstein pada Pemerahan Pagi dan
Produksi, Jakarta.
Suhu Ruang Ditinjau dari Uji Alkohol, Derajat Keasaman dan Angka
Riyadh, S. 2003. Menyingkapi Tabir Susu Kuda ”Liar” Sumbawa (Studi Kasusu
archive.com/dharmajala@google.com/msg03393.html
Pertanian 29(3).
Utami, K. B., L. E. Ridiati dan P. Surjowardojo. 2014. Kajian Kualitas Susu Sapi
24(2) : 58-66.
Peranakan Etawah yang Disterilkan pada Suhu dan Waktu yang Berbeda. J