PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Pada waktu susu berada di dalam ambing ternak yang sehat atau beberapa
saat setelah keluar, susu merupakan suatu bahan murni, higienis, bernilai gizi
tinggi, mengandung sedikit bakteri yang berasal dari ambing, bau, rasa tidak
berubah dan tidak berbahaya untuk diminum (Sanam et al., 2014).
N. S. Anindita* dan D. S. Soyi (2017) Pengujian organoleptik merupakan
salah satu cara mendasar dan pertama kali dilakukan untuk mengetahui kualitas
dari bahan tersebut. Pengujian organoleptik merupakan pengujian yang subyektif,
akan tetapi pengujian ini memiliki peran yang penting. Pengujian ini terdiri dari
rasa, aroma dan warna. Rasa dan aroma dapat bersinergi membentuk citarasa.
Citarasa susu sapi dipengaruhi beberapa faktor. Berdasarkan hasil pengujian,
sampel susu selama penelitian dalam kondisi aman dan layak .
Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap sampel susu segar yang diteliti
adalah: warna susu segar putih kekuningan, dengan aroma khas susu dan rasa
gurih agak manis khas susu. Dengan demikian, hasil pengujian organoleptik pada
sampel susu segar yang berasal dari ke 3 sumber (Peternak, TPS, KUD) tidak
mengalami perubahan dan telah memenuhi syarat SNI 01-3141.1-2011, yaitu
susu segar dinyatakan baik bila warna, rasa dan aroma tidak mengalami
perubahan., sehingga susu segar tersebut layak dan aman untuk dikonsumsi
masyarakat. Awang Teja Satria et.all (2019).
2.Uji Alkohol
Awang Teja Satria et.all (2019) Berdasarkan hasil uji alkohol 70% pada
Tabel 1, menunjukkan adanya reaksi positif pada sampel susu dari Peternak dan
TPS. Reaksi positif ditandai adanya gumpalan yang menempel pada tabung reaksi
yang disebabkan adanya ketidakstabilan protein dalam susu. Penanganan susu
yang terlalu lama dalam suhu ruangan merupakan penyebab umum terjadinya
susu menjadi asam. Reaksi positif pada uji alkohol 70% kemungkinan juga
disebabkan adanya peradangan pada bagian ambing ternak yang dikenal dengan
penyakit Mastitis Subklinis.Dwitania dan Swacita (2013) bahwa ketika dilakukan
pengujian dengan alkohol 70% pada susu yang asam, sifat alkohol yang mengikat
dan menarik air akan menyebabkan protein mengalami penggumpalan atau
koagulasi. Fajrin et al (2013) bahwa pada kondisi ternak sapi yang menderita
mastitis, bakteri yang terkandung didalam susu dapat menyebabkan gangguan
kestabilan protein susu.
3.Uji Didih
5.Pengukuran pH
6. Uji Kebersihan
Zurriyati et al. (2011) Pada dasarnya makanan tidak tahan lama untuk di
simpan, terutama bahan makanan yang mengandung kadar air yang tinggi.
Penyimpanan makanan yang relatif singkat tentu merugikan produsen atau
industri makanan. Hal ini memicu produsen industri kecil menengah dan industri
rumah tangga untuk menggunakan bahan tambahan seperti pengawet.
Rismawaty .S. (2016)Penyalah gunaan bahan-bahan kimia berbahaya
sebagai bahan tambahan bagi produk makanan maupun minuman yang tidak
sesuai dengan peruntukkannya telah banyak membuat resah masyarakat.
Penggunaan bahan kimia seperti pewarna dan pengawet untuk makanan ataupun
bahan makanan dilakukan oleh produsen agar produk olahannya menjadi lebih
menarik, lebih tahan lama dan juga tentunya lebih ekonomis sehingga diharapkan
dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Subangkit Mulyono (2014) larutan formalin bisa menyebabkan daya tahan
bahan makanan menjadi lama dikarenakan formalin dapat membunuh
mikroorganisme yang terdapat pada bahan tersebut.
BAB III
PROSEDUR KERJA
Praktikum produksi ternak perah ini dilaksanakan Pada hari jum’at tanggal
21-28 februari 2020 pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai.Di gedung C
laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
3.2 Materi
Alat yang digunakan pada praktikum produksi ternak perah ini yaitu
tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, pipet 10 ml, pembakar Bunsen, kertas
saring, corong, gelas penampung atau beker glass, penangas air, pipet 5 ml dan 25
mi, tabung redukase, kapas, kertas kasa, tisu, taktodensimeter, thermometer, labu
Erlenmeyer 250 dan 500 ml, gelas ukur 10 ml dan 25 ml, mikroskop, gelas objek,
penangas air.
Bahan yang digunakan yaitu dalam praktikum produksi ternak perah yaitu
susu sapi segar sebanyaj 4 liter, susu UHT 1 liter, alcohol 70 % dan 96%,
lsrutan ,etile blue, larutan, asam asetat, laruan lugol, larutan paraphinildiamin 2 %,
larutan hydrogen peroksida (0,2 – 1%), HCL, H2SO4.
3.3 Metode
Cara kerja yang digunakan pada pemeriksaan kesegaran susu ini yaitu
pada Uji Sensorik atau uji Organoleptik yaitu terlebih dahulu masukkan 5-10 ml
sample susu kedalam tabung reaksi. Amatilah warna susu tersebut : bila warna
putih susu berarti susu tersebut normal (baik), bila berwarna biru berarti susu
tersebut dicampur dengan air, bila berwarna kuning berarti susu tersebut banyak
mengandung karoten, bila berwarna merah berarti pada susu tersebut terdapat
darah.
Mengamati Bau dari susu dengan cara yaitu terlebih dahulu sample susu
diambil dengan alat pengambil sample dan dimasukkan kedalam botol ukuran 100
ml dan diisi ¼ – 1/3 penuh. Tutup botol tersebut dengan sumbat yang tidak
berbau. Simpan dalam suhu rendah. Sebelum diuji masukkan botol tersebut dalam
penangas air (35-40oC) atau pembakar Bunsen sampai hangat. Sambil
mengangkat tutup botol, uji bau dapat dilakukan. Bedakan bau susu sebelum
dipanaskan dengan susu yang sudah dipanaskan. Pada Uji Kekentalan yaitu
terlebih dahulu dilakukan dengan memiringkan tabung reaksi, kemudian
ditegakkan kembali. Perhatikan susu yang membasahi dinding tabung. Menguji
Rasa dari susu : dengan cara meneteskan susu ketelapak tangan dan dicicipi. Bila
agak manis berarti susu terssebut normal (baik). Bila pahit berarti sudah terjadi
pembentukan peptone. Bila rasa sabun berarti terkena mastitis. Bila rasa lobak
berarti terkena kuman coli. Bila rasa pahit dan asin berarti kolostrum.
Pada Pengukuran pH dengan pHmeter atau kertas lakmus sampel dituang
dalam gelas ukur dan ukur menggunakan kertas lakmus.
Pada Uji Kebersihan dengan Metoda Saring terlebih dahulu homogenkan
500 ml sample susu. Tuangkan sample susu secara perlahan-lahan melalui dinding
corong, pada mulut corong telah terpasang kertas saring. Susu ditampung dalam
tabung Erlenmeyer. Setelah kertas saring dilepaskan, amati kotoran yang
tertinggal dikertas saring tersebut. Kotoran dapat berupa bulu, potongan rambut,
pasir, feces dan lain-lain. Untuk lebih jelas, masukkan kertas saring dalam
incubator atau lemariagar kering. Periksalah kotoran yang tampak pada kertas
saring dan nilailah banyaknya kotoran dan jenis kotoran yang tampak.
Pada Uji Alcohol yaitu terlebih dahulu masing-masing Tabung reaksi diisi
3 ml air susu, pada tabung 1 ditambahkan 3 ml alcohol 68 %,tabung 2
ditambahkan 70 %, tabung 3 ditambahkan 3 ml alcohol 75 %, tabung 4
ditambahkan 3 ml 96 %. Masing-masing tabung dikocok dan diamati. Bila susu
pecah maka susu tersebut asam dan hasil uji positif. Sedangkan bila susu tidak
pecah dan tetap omogeny, hasil uji dinyatakan negative dan susu normal (baik).
Pada Uji Didih / Uji Masak yaitu terlebih dahulu masukkan 5 ml susu
kedalam tabung reaksi dan panaskan sampai mendidih, bila terdapat butiran dan
susu tidak omogeny berarti susu pecah (susu rusak) dan hasil uji positif, bila susu
tetap omogeny berarti susu masih baik dan hasil uji negative.
Pada Uji Reduktase dengan Biru Metilen yaitu terlebih dahulu masukkan 1
ml larutan biru metilen kedalam tabung reduktase, tambahkan sample susu sampai
batas lingkaran. Tutup tabung tersebut dengan sumbat, lalu campurkan sehingga
warna biru merata. Masukkan tabung kedalam penangas air selama 4-4,5
jam,penangas air selama 5 menit untuk menghangatkan, kemudian dimasukkan
kedalam incubator. Reaksi ditunggu sampai seluruh warna biru hilang.
Cara kerja pemeriksaan pemalsuan susu yaitu pada pembuktian
Penambahan air kedalam susu dilakukan melalui pengukuran berat jenis.berat
jenis normal susu berkisar antara 1,0280-1,032, dengan penambahan air atau
whey, maka berat jenis akan turun.
Pada pembuktian Penambahan Santan secara Mikroskopik : bersihkan
sebuah gelas objek. Teteskan 1 tetes susu dan tutup dengan gelas penutup,
hindari terbentuknya gelembung udara. Lihat dibawah mikroskop dengan
pembesaran obkektif 10x45x, tampak butir-butir lemak susu omogeny, sedangkan
butir-butir lemak nabati lebih besar dari butir lemak susu.
Pada pembuktian Penambahan Pati : masukkan 10 ml sample susu
kedalam tabung reaksi,tambahkan 0,5 ml asam acetate. Panaskan tabung dan
kemudian sample susu disaring. Kedalam filtrate teteska 4 tetes lugol. Apabila
positif mengandung pati, maka warna feltrate menjadi biru. Bila bewrna kuning
artinya negative,apabila warna hijau reaksi diragukan.
Pada pembuktian Penambahan Susu Masak dengan uji Storch:masukkan 5
ml sample susu kedalam tabung reaksi, tambahkan 2 tetes larutan
paraphenildiamin 2 %. Tambahkan 1-4 tetes larutan hydrogen peroksida. Susu
mentah dan susu yang belum mengalami pemanasan berubah warnanya menjadi
biru. Susu yang dipanaskan pada 77-800C tetap berwarna putih.
Pada pembuktian penambahan formalis pertama masukan 5 mlsusu
kedalam tabung reaksi lau tambahkan FO1 sebnyak 5 tetes lalu FO2 1 ujung
sendok lalu homogenkan 5 menit kemudian tambahkan formalin sebanyak 11
tetes laluhomogenkan , lalu bandingkan dengan kertaspembanding warnanya.
BAB IV
HASILDAN PEMBAHSAN
Pada pemeriksaan air susu kita melakukan beberapa uji coba , yaitu uji
organoleptik , uji kebersihan dengan metode saring ,pengecekan pH dengan pH
strip, uji alkohol, uji didih ,dan uji reduktase .
Dari data tabel.3. di atas dapat di ketahui bahwa susu segar dan susu UHT yang di
amati tersebut memiliki kualitaskebersihan yang baik tidak terdapat kotoran
seperti pasir , bulu , kulit ,darah , feses dan lain sebagainya . kebersihan susu ini
juga dikarenakan sanitasi kandang dan sapi sebelum pemerahan , kita ketahui juga
bahwa susu yang bersih merupakan salah satu ciri susu yang memiliki kualitas
yang baik hal ini juga sesuia dengan pendapat Chandra, (2017) yang menyatakan
upaya sanitasi terhadap susu sapi segar merupakan salah satu upaya kesehatan
lingkungan yang sangat penting.
Dari hasil pengukuran pH susu segar dan susu UHT maka di dapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4. PH Susu Segar Dan Susu UHT
Kelompok pH
1 6,5
2 6,5
3 6,5
4 6,5
5 6,5
6 6,5
7 6,5
8 6,5
Dari uji alkoholpada susu segar dan susu UHT di dapatkan hasil :
Tabel 5. Uji Alkohol susu segar da susu UHT
Kelompok Konsentrasi
68% 70% 96%
1 Homogen Pecah Homgen
2 Homogen Pecah Pecah
3 Homogen Pecah Pecah
4 Homogen Endapan Homogen
5 Homogen Pecah Pecah
6 Homogen Pecah Pecah
7 Homogen Endapan Pecah
8 Homogen Pecah Pecah
Susu UHT Homogen Homogen Homogen
Dari data tabel 5 di atas tersebut di ketahui bahwa susu segar yang di
campurkan dengan alkohol ada konsentrasi 68% susu tersebut tetap homogen atau
tida pecah yang berarti hasilnya negatif menurut rizqon e.all (2019) jika ketika
pengujian protein susu menghasilkan negatif maka dapat dikatakan bahwasaat
pengujian susu tidak terkoagulasi ketika di tambahkan dengan alkohol sehingga
susu tidak terjadi penggumpalan atau pecahnya susu yang berarti menyatakan
susu masih dalam keadaan baik . tetapi pada konsentrasi 70% susu kelompok
4dan 7 mengalami pengendapan tetapi tidak pecah sedangkan pada konsentrasi
96% hanya pada kelompok 1 dan 4 yang hasilnya negatif selebihnya positif .
sedangkan pada susu UHT semua susu yang ditambahkan alkoho baik konsentrasi
68%,70% dan 96% semua mengasilkan hasil negatif .
4.1.5.Uji Didih
Hasill dari pengamatan susu segar da susu UHT di dapatkan hasil sebagai
berikut
Tabel 6. Uji didih susu segar dan susu UHT basi :
Kelompok Hasil
1 Negatif
2 Negatif
3 Negatif
4 Positife
5 Negatif
6 Negatif
7 Negatif
8 Negatif
Susu UHT Negatif
Dari data di atas di keahui bahwa hanya pada kelompok 4 yang hasil
pengaatannya positif ataubisa di katakan susu tersebut tidak dalam kualitas atau
keadaan baik lagi karena teah terjadipemecahan atau tidak homgen lagi ,
sedangkan untuk susu kelompok yang lainnya dalam keadaan baik . hal ini
menyataka bahwa susu masih dalam keadaan baik dan belumterkontaminasi , hal
ini di sebabkan karena mantelair yang mengelilingu kasein masih dalam keadaan
baik dan stabil .menurut Nababan et al. (2014), yang melakukan pengujian
terhadap kualitas susu segar di Kota Denpasar pada tingkat produsen. Pengujian
dikatakan positif, ditandai adanya gumpalan yang menempel di dinding tabung
reaksi, yaitu partikelpartikel kasar yang melekat pada dinding tabung.
4.1.6. Uji Reduktase Dengan Metilen Biru
Hasil yang di dapatkan dari uji reduktase ini adalah sebagai berikut :
Tabel 7 . uji reduktase dengan metilen biru pada susu segara dan susu UHT
Kelompok Waktu(jam) Warna Kategori
1 2 Biru Kategotri III
2 2 Biru Kategotri III
3 2 Biru Kategotri III
4 2 Biru Kategotri III
5 2 Biru Kategotri III
6 2 Biru Kategotri III
7 2 Biru Kategotri III
8 2 Biru Kategotri III
Susu UHT 2 Biru Kategotri III
Dari data Tabel di atas dapat di ketahui bahwa dari sampel susu kelompok
1-8 dan susu UHT setelah di reduktase dengan menggunakan mesin penangas
selama 2 jam warna susu tersebut masih berwarna biru tidak ada yang berubah
warna hal ini menyatakan bahwa kalitas susu segar dan susu UHT tersebut
termasuk kedalam kelas III dan kondisi susu masih baik.menurut N. S. Anindita*
dan D. S. Soyi (2017) Pengujian ini berkaitan dengan jumlah bakteri dalam susu
segar, dimana bakteri mempunyai kemampuan untuk menghilangkan warna biru
yang berasal dari methylene. Hal ini di sebabkan kemampuan bakteri didalam
susu untuk tumbuh dan menggunakan oksigen yang terlarut sehingga
menyebabkan penurunan kekuatan oksidasireduksi dari campuran tersebut.
Akibatnya metylen blue akan direduksi menjadi warna putih. Semakin. Semakin
banyak bakteri dalam susu, maka aktivitasnya akan membuat warna biru dari
methylene cepat hilang.
4.2. Pemeriksaan Pemalsuan Air Susu
Hasil yang di dapatkan dari pengaatan terhadap berat jenis susu yang tercampur
air adalah sebagai berikut :
Dari Pengamatan yang telah dilakukan maka didapatkan hasil yaitu bahwa
pembuktian penambahan susu masak dengan uji stroch ternyata susu tersebut
tetap berwarna putih, dan susu yang belum mengalami pemanasan berubah
warnanya menjadi biru . Hal ini disebabkan oleh lemak susu dan adanya pengaruh
enzim peroksidase yang menyebabkan susu tersebut berwarna biru. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sudarwanto (2010), pemeriksaan pemalsuan susu segar dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Uji Storch Tabung reaksi diisi dengan 5
ml sampel susu, 2 tetes HCl parafenildiamin 2%, dan 4 tetes H2O2 0.5%. Setelah
30 detik, dapat dilakukan pembacaan hasil. Susu segar yang tidak dicampur
dengan susu yang telah dimasak akan berwarna biru, sedangkan susu segar yang
dicampur dengan susu yang telah dimasak akan berwarna abu-abu.
5.1. kesimpulan
5.2. Saran
Saran pada kedua praktikum tersebut adalah pada saat melakukan
penyaringan susu segar agar menuangkannya sedikit- sedikit agar mempercepat
penyaringan dan ketika menggunakan pati sebaknya menguanakan pati dari
singkong yang belum terlalu tua untuk mendapatkan pati yang baik .