Anda di halaman 1dari 3

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 2 No.

4 Oktober 2018
PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS PADA SABUN MANDI CAIR MEREK “LX”
DENGAN METODE TITRASI ASIDIMETRI

ROSMIDAH SIMANJUNTAK
AKADEMI FARMASI INDAH

ABSTRACT

Along with the increase in the community's need for bath soap, the number of products and types of bath soap on
the market is always increasing. Various bath soap industries are competing to promote the superiority of their
respective products so that they sometimes look so excessive and can mislead consumers. In determining the
levels of free fatty acids carried out by the method of acidimetry titration. The free fatty acid levels obtained in this
experiment were 4.75%.

Keywords: soap, fatty acid levels, acidimetric titration

Latar Belakang
Mandi adalah salah satu kebiasaan hidup manusia sehari-hari, yang berguna untuk membersihkan seluruh tubuh
dari keringat dan kotoran yang melekat lainnya. Salah satu cara untuk membersihkan tubuh pada waktu mandi
tersebut adalah dengan menggunakan sabun mandi. Sabun mandi saat ini sudah sangat populer di masyarakat
dan hampir seluruh lapisan masyarakat memakainya (Anonim, 2007). Seiring dengan peningkatan kebutuhan
masyarakat akan sabun mandi tersebut, jumlah produk dan jenis sabun mandi yang beredar di pasaran selalu
meningkat. Berbagai industri sabun mandi berlomba-lomba mempromosikan keunggulan produknya masing-
masing sehingga kadang-kadang terlihat begitu berlebihan dan dapat menyesatkan konsumennya. Di lain pihak
karena begitu ketatnya persaingan bisnis penjualan sabun mandi, para produsen berusaha menekan harga jual
serendah mungkin dengan cara mengurangi biaya produksi sehingga mengakibatkan kualitasnya terabaikan
(Anonim, 2007). Seperti diketahui bahwa proses dasar pembuatan sabun tersebut adalah dengan cara
menyabunkan suatu ester dengan alkali. Suatu sabun mandi yang baik kualitasnya kadar alkali bebas jumlah
yang masih tersisa tidak boleh melebihi 0,22% yang dihitung sebagai NaOH. Batasan ini secara resmi ditetapkan
oleh World Health Organization Collaborating Centre for Quality Assurance of Essential Drugs (1990). Kelebihan
kadar alkali jumlah dari batasan resmi tersebut dapat menimbulkan kerugian konsumen, berupa kerusakan kulit
dan iritasi kulit lainnya. Oleh sebab itu semua produk sabun yang beredar di pasaran dan digunakan oleh
masyarakat luas hendaknya terjamin kualitasnya (Qisti, 2009). Sabun mandi kecantikan adalah suatu produk
sabun untuk perawatan kecantikan kulit wajah dan tubuh dengan formulasi yang sesuai untuk kulit. Memberikan
zat – zat gizi dan nutrisi yang sangat diperlukan kulit dan membantu memelihara kulit dengan mempertahankan
kelembaban kulit serta membantu pertumbuhan sel-sel baru jika terjadi kerusakan sel kulit. Sabun mandi
kesehatan adalah suatu formulasi sabun yang dikategorikan sebagai anti dandruff dan pelindung kulit dan
banyak digunakan sebagai anti mikrobial dan sabun anti jerawat (Qisti, 2009).Alkali dapat merusak kulit dari pada
menghilangkan bahan berminyak dari kulit . walaupun demikian dalam penggunaan sabun dengan air akan
terjadi proses hidrolisis sehingga mendapatkan sabun yang baik maka diukur sifat alkalisnya yakni pH 5,8-10,5.
Pada kulit yang normal kemungkinan pengaruh alkali lebih banyak. Beberapa penyakit kulit sensitif terhadap
reaksi alkalis, dalam hal ini pemakaian cairan sabun merupakan kontra indikasi. pH kulit normal antara 3-6, tetapi
bila dicuci dengan sabun pH menjadi 9, walaupun kulit cepat bertukar kembali menjadi normal mungkin
perubahan ini tidak diinginkan pada penyakit kulit tertentu.Parameter lain dalam penganalisaan sabun mandi
adalah kadar air dan kadar garam (NaCl). Kadar air menunjukkan banyaknya kandungan air yang terdapat dalam
suatu sabun. Menurut SNI (1994), kadar air dalam sabun kecantikan maksimum 15%. Bila kandungan air terlalu
tinggi maka mutu sabun yang dihasilkan akan lembek mudah larut dalam air. Kadar garam juga sangat perlu
diperhatikan dalam analisa sabun mandi ini, karena kadar garam dapat mempengaruhi kualitas kulit pada
pemakai sabun mandi. Kadar garam sabun mandi tidak boleh melebihi 0,6%. Kelebihan kadar garam juga dapat
mempengaruhi kesadahan air, sehingga sabun yang dipakai hanya menghasilkan sedikit busa dan
menghabiskan banyak sabun.(Anonim, 2009). Sampel ini dipilih karena sabun adalah suatu kebutuhan yang
banyak digunakan dikalangan masyarakat untuk membersihkan tubuh dan sebagai antiseptic serta juga ingin

59
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan Vol 6 (2): 123-128 Mei 2022 Wiranti, et al.
e-ISSN:2598-3067 DOI: https://doi.org/10.23960//jrip.2022.6.2.123-128

KUALITAS SUSU SAPI SEGAR PADA PEMERAHAN PAGI DAN SORE

Quality of Fresh Cow's Milk at Morning and Afternoon Milking

Nevia Wiranti, Veronica Wanniatie, Ali Husni, Arif Qisthon


Departement of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung
Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145
E-mail : neviawiranti@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of milking time on the quality of fresh cow's milk. This research
was carried out on June 2021, at Neang Mukti Ranch, Air Naningan District, Tanggamus Regency and at
Mulia Farm Sukabanjar, Gedong Tataan District, Pesawaran Regency, Lampung. The research material
used 7 liters of fresh cow's milk. The morning and evening milking data were obtained from the sum of
the mean and standard deviation. The observed variables were alcohol, specific gravity, and reductase tests.
This research was analyzed descriptively. The results showed that the morning and evening milking did
not show any difference to the alcohol, specific gravity, and reductase tests.

Keywords: Fresh cow's milk, alcohol test, specific gravity test, reductase test

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemerahan terhadap kualitas susu sapi segar.
Penelitian ini dilaksanakan pada Juni 2021, bertempat di Peternakan Neang Mukti Kecamatan Air
Naningan, Kabupaten Tanggamus dan di Mulia Farm Sukabanjar, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten
Pesawaran, Lampung. Materi penelitian menggunakan 7 liter susu sapi segar. Data pemerahan pagi dan
sore diperoleh dari jumlah rata-rata dan standar deviasi. Peubah yang diamati adalah uji alkohol yaitu ada
atau tidaknya butiran yang menempel pada dinding tabung, berat jenis, dan reduktase. Penelitian ini
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemerahan pagi dan sore hari tidak
menunjukkan perbedaan. Pada uji alkohol mendapatkan hasil yang sama yaitu negatif dimana tidak
terdapatnya butiran-butiran susu yang melekat pada dinding tabung reaksi, berat jenis mendapatkan hasil
rata-rata yang relatif tidak berbeda yaitu 1,027-1,028 g/ml, dan pada reduktase.mendapatkan nilai rata-rata
selama 7 jam dengan pwerkiraan jumlah bakteri 1.000.000--4.000.000 cfu/ml.

Kata kunci: Susu sapi segar, uji alkohol, uji berat jenis, uji reduktase

PENDAHULUAN memiliki nilai gizi yang sempurna, mudah


dicerna, dan diserap oleh darah.
Seiring dengan berkembangnya kesadaran Susu merupakan bahan pangan dengan nilai
masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan gizi tinggi yang mengandung protein, asam lemak
bertambahnya tingkat pendapatan masyarakat, esensial, vitamin, dan mineral (Claeys et al.,
menyebabkan tingginya permintaan bahan 2014). Susu merupakan bahan makanan
pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi. mengandung protein yang dibutuhkan oleh tubuh.
Pemenuhan tingkat gizi tersebut diantaranya Susu merupakan salah satu pangan asal ternak
berasal dari produk-produk peternakan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti
diantaranya sapi perah. Sapi perah merupakan protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin
komoditi peternakan yang dapat menghasilkan lainnya (Suwito dan Andriani, 2012).
susu sehingga mendukung pemenuhan akan Susu memiliki kandungan gizi yang tinggi
bahan pangan bergizi tinggi. dan merupakan bahan makanan sempurna, karena
Protein hewani yang berasal dari susu sangat mengandung hampir semua zat gizi yang
diperlukan untuk kesehatan dan pertumbuhan diperlukan tubuh manusia dalam jumlah yang
tulang terutama bagi anak-anak yang sedang cukup dan seimbang, yaitu 1 bagian karbohidrat,
dalam pertumbuhan. Semakin meningkat taraf 17 asam lemak, 11 asam amino, 16 vitamin, dan
hidup masyarakat maka kebutuhan protein asal 21 mineral (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
hewani juga semakin meningkat. Susu 2003). Susu merupakan media yang sangat baik
merupakan salah satu bahan pangan yang bagi pertumbuhan bakteri dan dapat menjadi

123
Formulasi Opak Bekatul Padi – Listyani, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.950-956, Juli 2015

FORMULASI OPAK BEKATUL PADI (KAJIAN PENAMBAHAN BEKATUL DAN


PROPORSI TEPUNG KETAN PUTIH: TERIGU)

Studies Opaque Rice Bran Formulations (Rice Bran Addition and Proportion of
White Glutinous Flour: Wheat Flour)

Alinna Listyani1, Elok Zubaidah1

1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang


Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi, Email : li_st_setia@yahoo.co.id

ABSTRAK

Bekatul adalah salah satu produk samping dari pengolahan padi. Bekatul memiliki
kandungan nutrisi tinggi khususnya serat pangan, vitamin B, tokoferol dan oryzanol sebagai
komponen bioaktif. Potensi komponen bioaktif ini mendorong dikembangkannya penggunaan
bekatul sebagai bahan pangan seperti opak. Bahan tambahan opak yang dibutuhkan dapat
dimodifikasi beras ketan dengan tepung ketan putih dan terigu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
dua faktor. Faktor pertama penambahan bekatul yang terdiri dari 3 level (5%, 10%, 15%) dan
faktor kedua proporsi tepung ketan putih : terigu yang terdiri dari 2 level (90:10, 85:15) dengan 3
kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Apabila data
tersebut menunjukkan perbedaan nyata, maka menggunakan uji BNT 5%.
Perlakuan terbaik berdasarkan karakteristik fisik dan kimia adalah penambahan bekatul
5% dan proporsi tepung ketan putih : terigu (90:10) dengan kadar air 3,57%, kadar protein
8,15%, kadar serat kasar 1,89%, dan daya patah 2,50 N/m. Secara organoleptik pada
perlakuan penambahan bekatul 5% dan proporsi tepung ketan putih : terigu (90:10) baik warna,
rasa, kerenyahan dan kenampakan disukai oleh panelis.

Kata Kunci : Bekatul, Tepung ketan putih, Terigu, Opak

ABSTRACT

Rice bran is the by-product of rice processing. Rice bran has been found to have high
nutrient content, especially dietary fiber, vitamin B, tokoferol and oryzanol content as bioactive
components. Potential bioactive components is encouraging the development of the use of rice
bran as a food ingredient such as opaque. Additional materials opaque needed can be modified
waxy rice with white glutinous flour and wheat flour.
This experiment was carried using factorial randomized block design with two factors. The
first factor was addition of rice bran consists of 3 levels (5%, 10%, 15%) and the second factor
was proportion of white glutinous flour : wheat flour consisting of 2 levels (90:10, 85:15) with 3
replications. The data obtained were analyzed using analysis of variance. When the data show
significant differences, then using LSD with the real level 5%.
The best treatment based on physical and chemical characteristic was addition of 5% rice
bran and the proportion of white glutinous flour : wheat flour (90:10) with a water content of
3,57%, protein content 8,15%, crude fiber content 1,89%, and 2,50 N/m in fracture test. On
organoleptic test, with the treatment of addition 5% rice bran and the proportion of white

950

Anda mungkin juga menyukai