Oleh :
1. Achmad Malikur Rizal (01)
2. Anggun Afrix Rozana (06)
3. Kinanti (18)
4. Yuliana Ismawati (34)
1. Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
2. Bab 1 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
a. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
b. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
c. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
3. Bab 2 Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
a. Latar Belakang Terbentuknya Republik Maluku Selatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
b. Tujuan Pemberontakan RMS di Maluku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
c. Upaya Penumpasan Pemberontakan RMS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
d. Peran Belanda dalam Pembentukan RMS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
e. Dampak dari Pemberontakan RMS di Maluku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .7
4. Bab 3 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
a. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
5. Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah salah satu dari negara bagian bentukan
Belanda yang digunakan untuk mengancam integrasi Indonesia. Terbukti pada tanggal 25
April 1950, Republik Maluku Selatan (RMS) diproklamasikan oleh sekelompok orang
mantan prajurit KNIL dan masyarakat Pro-Belanda yang di antaranya ialah Dr. Christian
Robert Steven Soumokil, mantan jaksa agung Negara Indonesia Timur. Pemberontakan
RMS ini merupakan suatu gerakan yang tidak hanya ingin memisahkan diri dari Negara
Indonesia Timur melainkan untuk membentuk Negara sendiri yang terpisah dari wilayah
RIS. Pada awalnya, Soumokil, salah seorang mantan jaksa agung NIT ini, juga pernah
terlibat dalam pemberontakan Andi Azis. Akan tetapi, setelah upayanya untuk melarikan
diri, akhirnya dia berhasil meloloskan diri dan pergi ke Maluku. . Pemberontakan Andi
Azis, Westerling, dan Soumokil memiliki kesamaan tujuan yaitu, mereka tidak puas
terhadap proses kembalinya RIS ke Negara Kesatuan Republik Indoneisa (NKRI).
Pemberontakan yang mereka lakukan mengunakan unsur KNIL yang merasa bahwa
status mereka tidak jelas dan tidak pasti setelah KMB. Setelah meproklamasikan
kemerdekaan Republik Maluku Selatan (RMS) mereka menunjuk J.H. Mahutu sebagai
presiden pertama RMS dan Albert Wairisal sebagai perdana menteri. Sementara
menterinya terdiri atas Soumokil, D.J. Gazperz, J. Toule, S.J.H. Norimarna, J.B.
Pattriradjawane, P.W. Rokollo, H.F. Pieter, A. Nanlohy, J.A. Manusama, dan Z.
Pesuarissa.
2. Rumusan Masalah
1) Apakah RMS itu?
2) Siapa saja yang memprakarsai pemberontakan tersebut?
3) Bagaimana pemerintah Indonesia penumpasan pemberontakan tersebut?
4) Bagaimana peran belanda dalam pembentukan RIS?
3. Tujuan
Untuk memberikan infomasi tentang pemberontakan yang terjadi di Maliku
Selatan, seperti penjelasan tentang RMS, penyebab pemberontakan itu terjadi, siapa saja
tokon yang ikut andil dalam pemberontakan tersebut. Dan juga bagaimana pemerintah
Republik Indonesia menyelesaikan pemberontakan yang juga dicurigai terdapat orang
luar yang ikut andi dalam pemberontakan tersebut.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Terjadinya Republik Maluku Selatan
Pemberontakan Andi Azis, Westerling, dan Soumokil memiliki kesamaan tujuan
yaitu, mereka tidak puas terhadap proses kembalinya RIS ke Negara Kesatuan Republik
Indoneisa (NKRI). Pemberontakan yang mereka lakukan mengunakan unsur KNIL yang
merasa bahwa status mereka tidak jelas dan tidak pasti setelah KMB. Keberhasilan
anggota APRIS mengatasi keadaan yang membuat masyarakat semakin bersemangat
untuk kembali ke pangkuan NKRI. Namun, dalam usaha untuk mempersatukan kembali
masyarakat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia terjadi beberapa hambatan yang
diantaranya terror dan intimidasi yang di tujukan kepada masyarakat, terlebih setelah
teror yang dibantu oleh anggota Polisi yang telah dibantu dengan pasukan KNIL bagian
dari Korp Speciale Troepen yang dibentuk oleh seorang kapten bernama Raymond
Westerling yang bertempat di Batujajar yang berada di daerah Bandung. Aksi teror yang
dilakukannya tersebut bahkan sampai memakan korban jiwa karena dalam aksi terror
tersebut terjadi pembunuhan dan penganiayaan. Benih Separatisme-pun akhirnya muncul.
Para biokrat pemerintah daerah memprovokasi masayarakat Ambon bahwa
penggabungan wilayah Ambon ke NKRI akan menimbulkan bahaya di kemudian hari
sehingga seluruh masyarakat diingatkan untuk menghindari dan waspada dari ancaman
bahaya tersebut.
Pada tanggal 20 April tahun 1950, diajukannya mosi tidak percaya terhadap
parlemen NIT sehingga mendorong kabinet NIT untuk meletakan jabatannya dan
akhirnya kabinet NIT dibubarkan dan bergabung ke dalam wilayah NKRI. Kegagalan
pemberontakan yang di lakukan oleh Andi Abdoel Azis (Andi Azis) menyebabkan
berakhirnya Negara Indonesia Timur. Akan tetapi Soumokil bersama para anggotanya
tidak akan menyerah untuk melepaskan Maluku Tengah dari wilayah Negara Kesatuan
Republik Indoneisa. Bahkan dalam perundingan yang berlangsung di Ambon dengan
pemuka KNIL beserta Ir. Manusaman, ia mengusulkan supaya daerah Maluku Selatan
dijadikan sebagai daerah yang merdeka, dan bila perlu seluruh anggota dewan yang
berada di daerah Maluku Selatan dibunuh. Namun, usul tersebut ditolak karena anggota
dewan justru mengusulkan supaya yang melakukan proklamasi kemerdekaan di Maluku
Selatan tersebut adalah Kepala Daerah Maluku Selatan, yaitu J. Manuhutu. Akhirnya, J.
Manuhutu terpaksa hadir pada rapat kedua di bawah ancaman senjata.
3
sekelompok orang yang menyatakan dukungannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
diancam dan dimasukkan ke penjara karena dukungannya terhadap NKRI dipandang buruk oleh
Soumokil. Dan pada tanggal 25 April 1950, para anggota RMS memproklamasikan berdirinya
Republik Maluku Selatan (RMS), dengan J.H Manuhutu sebagai Presiden dan Albert Wairisal
sebagai Perdana Menteri. Para menterinya terdiri atas Mr.Dr.C.R.S Soumokil, D.j. Gasperz, J.
Toule, S.J.H Norimarna, J.B Pattiradjawane, P.W Lokollo, H.F Pieter, A. Nanlohy, Dr.Th.
Pattiradjawane, Ir.J.A. Manusama, dan Z. Pesuwarissa.
Pada tanggal 27 April 1950 Dr.J.P. Nikijuluw ditunjuk sebagai Wakil Presiden RMS
untuk daerah luar negeri dan berkedudukan di Den Haang, Belanda, dan pada 3 Mei 1950,
Soumokil menggantikan Munuhutu sebagai Presiden Rakyat Maluku Selatan. Pada tanggal 9
Mei, dibentuk sebuah Angkatan Perang RMS (APRMS) dan Sersan Mayor KNIL, D.J Samson
diangkat sebagai panglima tertinggi di angkatan perang tersebut. Untuk kepala staf-nya,
Soumokil mengangkat sersan mayor Pattiwale, dan anggota staf lainnya terdiri dari Sersan Mayor
Kastanja, Sersan Mayor Aipassa, dan Sersan Mayor Pieter. Untuk sistem kepangkatannya
mengikuti system dari KNIL.
4
Beberapa tokoh dari pimpinan sipil dan militer RMS yang tertangkap akhirnya
dimajukan ke meja hijau. Pada tanggal 8 Juni 1955, hakim menjatuhi sanksi hukuman
tehadap :
5
4. Peran Belanda dalam Pembentuka RMS
Oleh karena kemerdekaan RMS yang di Proklamirkan oleh sebagian besar rakyat
Maluku, pada tanggal 24 April 1950 di kota Ambon, ditentang oleh Pemerintah RI
dibawah pimpinan Sukarno - Hatta, maka Pemerintah RI meng-ultimatum semua para
aktifis RMS yang memproklamirkan berdirinya Republik Maluku Selatan untuk
menyerahkan diri kepadda pemerintah RI, sehingga semua aktifis RMS itu ditangkapi
oleh Pasukan2 Militer yang dikirim dari Pulau Jawa.
Karena adanya penangkapan yang dilakukan oleh militer Pemerintah RI, maka
para pimpinan teras RMS tersebut, ber-inisiatif untuk menghindar sementara ke Negeri
Belanda, kepindahan para pimpinan RMS ini mendapat bantuan sepenuhnya dari
Pemerintah Belanda pada saat itu. Dengan adanya kesediaan bantuan dari Pemerintah
Belanda untuk mengangkut sebagian besar rakyat Maluku dengan biaya sepenuhnya dari
Pemerintah Belanda, maka sebagian besar rakyat di Maluku yang beragama kristen,
memilih dengan kehendaknya sendiri untuk pindah ke Negeri Belanda. Pada waktu itu,
Ada lebih dari 15.000 rakyat Maluku yang memilih pindah ke negeri Belanda.
Pindahnya sebagian rakyat maluku ini, oleh Pemerintahan Sukarno-Hatta,
diissukan sebagai "PENGUNGSIAN PARA PENDUKUNG RMS", lalu dengan dalih
pemberontakan, pemerintah RI menangkapi para Menteri RMS dan para aktifisnya, lalu
mereka dipanjarakan dan diadili oleh pengadilan militer RI, dengan hukuman berat
bahkan dieksekusi Mati.
Di Belanda, Pemerintah RMS tetap menjalankan semua kebijakan Pemerintahan,
seperti Sosial, Politik, Keamanan dan Luar Negeri. Komunikasi antara Pemerintah RMS
di Belanda dengan para Menteri dan para Birokrat di Ambon berjalan lancar terkendali.
Keadaan ini membuat pemerintahan Sukarno tidak bisa berpangku tangan menyaksikan
semua aktivitas rakyat Maluku, sehingga dikeluarkanlah perintah untuk menangkap
seluruh pimpinan dengan semua jajarannya, sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa
Pemerintah RMS yang berada di Belanda sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan
Dengan bekal dokumentasi dan bukti perjuangan RMS, para pendukung RMS
membentuk apa yang disebut Pemerintahan RMS di pengasingan.
Pemerintah Belanda mendukung kemerdekaan RMS, Namun di tahun 1978 terjadi
peristiwa Wassenaar, dimana beberapa elemen pemerintahan RMS melakukan serangan
kepada Pemerintah Belanda sebagai protes terhadap kebijakan Pemerintah Belanda. Oleh
Press di Belanda dikatakanlah peristiwa itu sebagai teror yang dilakukan para aktifis
RMS di Belanda. Ada yang mengatakan serangan ini disebabkan karena pemerintah
Belanda menarik dukungan mereka terhadap RMS. Ada lagi yang menyatakan serangan
teror ini dilakukan karena pendukung RMS frustasi, karena Belanda tidak dengan
sepenuh hati memberikan dukungan sejak mula. Di antara kegiatan yang di lansir Press
Belanda sabagai teror, adalah ketika di tahun 1978 kelompok RMS menyandera 70 warga
sipil di gedung pemerintah Belanda di Assen-Wassenaar.
Selama tahun 70an, teror seperti ini dilakukan juga oleh beberapa kelompok
sempalan RMS, seperti kelompok Komando Bunuh Diri Maluku Selatan yang dipercaya
merupakan nama lain (atau setidaknya sekutu dekat) Pemuda Maluku Selatan Merdeka.
Kelompok ini merebut sebuah kereta api dan menyandera 38 penumpangnya di tahun
6
1975. Ada juga kelompok sempalan yang tidak dikenal yang pada tahun 1977
menyandera 100 orang di sebuah sekolah dan di saat yang sama juga menyandera 50
orang di sebuah kereta api. Sejak tahun 80an hingga sekarang aktivitas teror seperti itu
tidak pernah dilakukan lagi.
7
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka
pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur
(saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah
Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS
ditumpas tuntas pada November 1950 lewat kekuatan senjata.
Pada 14 Juli 1950 Pasukan ekspedisi APRIS/TNI mulai menumpas pos-pos
penting RMS. Sementara, RMS yang memusatkan kekuatannya di Pulau Seram dan
Ambon, juga menguasai perairan laut Maluku Tengah, memblokade dan menghancurkan
kapal-kapal pemerintah.
Pemberontakan ini berhasil digagalkan secara tuntas pada bulan November 1950,
sementara para pemimpin RMS mengasingkan diri ke Belanda adalah Prof. Johan
Manusama. Komunikasi antara Pemerintah RMS di Belanda dengan para Menteri dan
para Birokrat di Ambon berjalan lancar membuat pemerintahan Sukarnosehingga
mengeluarkan perintah untuk menangkap seluruh pimpinan dengan semua jajarannya,
sehingga pada akhirnya dinyatakanlah bahwa Pemerintah RMS yang berada di Belanda
sebagai Pemerintah RMS dalam pengasingan Dengan bekal dokumentasi dan bukti
perjuangan RMS.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.nafiun.com/2014/03/peristiwa-pemberontakan-republik-maluku-selatan-rms.html?
m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Republik_Maluku_Selatan
http://dianhariyani.blogspot.com/2016/11/republik-maluku-selatan-rms_9.html?m=1
http://ourlz.blogspot.com/2013/05/makalah-sejarah-pemberontakan-rms.html?m=1