Anda di halaman 1dari 11

Peristiwa disintegrasi internal:

1. RMS ( Republik Maluku Selatan )


2. PRRI/PERMESTA
3. PKI MADIUN 48
4. DI TII

Peristiwa disintegrasi eksternal:

1. APRA

Sebab RMS:

1. Pemberontakan yang dipimpin oleh Dr.Christian Robert Soumokil untuk memisahkan diri
dari RIS dan membentuk negara sendiri.
2. Ketidakpuasan dengan proses kembali ke NKRI setelah sidang KMB
3. Ketidakadilan ekonomi yang dirasakan mereka diwilayah tersebut

Tokoh:

1. Dr. Christian Robert Soumokil ( Jaksa Agung NIT )


2. J. Manuhutu ( Kepala Daerah Maluku Selatan )
3. John Wattlek ( Pemimpin RMS )
4. Gubernur 9 serangkai beranggotakan KNIL dan partai timur besar

Akibat: Sepeninggal Soumokil, RMS berdiri di pengasingan di Negeri Belanda.

Sebab PRRI/PERMESTA: Adanya hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah pusat dengan daerah

Tokoh:

1. Lethan Kolonel Ahmad Husein


2. Lethan Kolonel Ahmad Yani ( Pemimpin operasi 17Agustus )
3. Lethan Kolonel Venje Samual ( Pelopor PERMESTA )
4. Panglima Wirabhuana
5. Kolonel Simbolon ( Pemimmpin Dewan Gajah )

Akibat: PRRI/PERMESTA kalah, Karena pesawat PRRI/PERMESTA ditembak tanggal 18 Mei 1958 dan
berhasil ditumpas.

Sebab PKI Madiun 48: Terjadi pemberontakan antara PKI dan TNI, penyebabnya adalah setelah muso,
seorang anggota PKI memproklamasikan Negara Republik Souret Indonesia pada tanggal 18 September
1948

Tokoh:

1. Muso, Ketua PKI


2. Amir Syariffudin, Perdana Mentri ke-2
3. Kolonel Soengkono, Pemimpin divisi I
4. Kolonel Gatot Subroto, Pemimpin divisi II

Akibat: Kalah, PKI berhasil direbut oleh TNI

Sebab DI TII: Kekacauan kartosuwiryo yang mengharuskan wilayah Jawa Barat dikosongkan oleh tantara
RI

Tokoh: Kartosuwiryo ( Komisaris Partai Masyumi di Jawa Barat

Akibat: Kalah, Kartosuwiryo di jatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Angkatan Darat.

Eksternal

Sebab APRA ( 23 Januari 1950 )

1. Fiksi yang terjadi di tubuh APRIS antara pendukung Federalis ( KNIL/KL ) dengan
pendukung Unitaris ( TNI )
2. November 1949 Westerling membentuk organisasi rahasia yang beranggotakan 500.000
orang
3. APRA didalangi kelompok kolonialis Belanda.

Tokoh:

1. Raymond Westerling ( Mantan Kapten KNIL )


2. Sultan Hamid II, Moh. Hatta
3. Kolonel Sadekan
4. Mayor Jend. Engels

Akibat: APRA berhasil ditumpas oleh Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat

Pengertian Disintegrasi Eksternal: Campur tangan pihak asing yang merupakan cerminan bahwa
memang ancaman disintegrasi dapat muncul dari mana saja. Bukan hanya Karena kondisi yang tidak
kondusif sehingga menyebabkan lahirnya pemberontakan tetap campur tangan bangsa asing melalui
tekanan-tekanan politik dan berbagai kepentingan yang ingin di wujudkan bangsa asing itu juga sangat
berpengaruh terhadap perpecahan bangsa Indonesia.

Pengertian Disintegrasi Internal: Yang dapat mendukung terjadinya disintegrasi di Indonesia berkaitan
dengan HAM, pengelola SDA, etnitas dan agama agama yang lebih menjadikan masyarakat sebagai
penentu utama dalam pengambilan sikap.

Cara penanggulan Internal dan eksternal

1. Hukum di Indonesia harus tegas demi menjaga persatuan


2. Hukum di Indonesia harus berdasarkan Pancasila
3. Toleransi antar suku, agama dan RAS
4. Meningkatkan rasa nasionalisme
5. Keadilan harus di junjung tinggi

Konferensi meja bundar


Karena dunia internasional marah kepada belanda yang meluncurkan serangan militer trhdp
indonesia, PBB membentuk KMB untuk mendamaikan kedua belah pihak tsb
Drs Moh.Hatta (Ketua), Mr. Moh.Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr.J.Leimena, Mr. Ali
Sastroamidjoyo, Mr. Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim
Pringgodigdo.
Berikut adalah hasil dari KMB

 Belanda mengakui kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada 30 Desember


1949. 
 Mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda satu tahun setelah pengakuan
kedaulatan. 
 Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia -Belanda
yang akan diketuai Ratu Belanda. 
 Segera akan dilakukan penarikan mundur seluruh tentara Belanda. 
 Pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dengan TNI sebagai intinya. 

Pertempuran 10 november
sebab terjadi nya perlawanan : Pasukan Inggris yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S Mallaby yang
dating ke Indonesia mengingkari perjanjian yang telah disepakati dengan Gubernur Jawa Timur
R.M.T.A Suryo Sehingga pertempuran terjadi. 
-Bung Tomo
-KH Hasyim ASy'ari (Tokoh Ulama)
-KH Wahab Hasbullah (Tokoh Ulama)
2.Akibatnya Brigjen A.W.S Mallaby tewas dan pasukan inggris tidak terima dengan ketewasan
Brigjen A.W.S Mallaby tersebut dan terjadilah perang. 

G30SPKI
Sebab munculnya g 30 s pki adalah karena indonesia menolak menggunakan ideologi komunis,
dan lebih memilih ideologi pancasila karena bersifat lebih mulia, maka lalu pki melakukan
pemberontakan dengan tujuan menggantikan ideologi pancasila dengan ideologi komunis, dan
pemberontakan itu dikenal dengan g 30 s pki.
A. Sebab-sebab G 30S/PKI

a. PKI merupakan partai terbesar di Indonesia

Dengan melakukan pendekatan kepada kaum berjunis, PKI berhasil menarik anggota cukup
besar, tercatat pada tahun 1965, anggota PKI sudah mencapai 3,5 juta. Hal ini membuat PKI
menjadi partai yang besar dan kuat.

PKI melakukan beberapa cara untuk mengembangkan diri, antara lain :

–         Melakukan gerakan gerilia dipedesaan dan melakuan prapaganda-prapaganda


menyesatkan.

–         Melakukan gerakan revosioner oleh kaum buruh di perkotaan.

–         Membentukan pekerja intensif dikalangan ABRI.

–         Menyusup ke berbagai organisasi lain untuk mentransparansikan organisasi PKI.

–         Mendekati Presiden Soekarno.

b. Politik luar negeri Indonesia yang lebih condong pada blok timur

Pada masa demokrasi terpimpin, indonesia menganut politik NEFO, sehingga PKI dapat
memperoleh dukungan dari Cina dan Unisoviet.

c. Konsep Naskom (Nasionalis, Agama, Komunis)

Dengan konsep ini, PKI dapat memperkuat kedudukannya di Indonesia, sehingga PKI memiliki
kekuatan yang sangat besar untuk mengadakan aksi kudeta.

Tokoh yang terlibat dalam G 30 S/PKI adalah:


-       DN Aidit, ketua Partai Komunis Indonesia (PKI)
-       Syam Kamaruzzaman, ketua Biro Khusus PKI
-       Letkol Untung Syamsuri, pemimpin pasukan Cakrabirawa
-       Marsekal Umar Dhani, Panglima Angkatan Udara

Jawaban Panjang:
 
Peristiwa 30 September adalah penculikan dan pembunuhan para jenderal dan perwira
Angkatan Darat yang terjadi pada 30 September 1965. Peristiwa ini diduga didalangi
Biro Khusus PKI, dan melibatkan oknum prajurit dari Cakrabirawa, pasukan pengawal
Presiden Sukarno dan oknum AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) yang
bermarkas di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma. Tokoh yang diduga terlibat
adalah:
 
-       DN Aidit

Aidit adalah ketua ketua Partai Komunis Indonesia (PKI). Aidit diduga sebagai
penggagas rencana ini melalui Biro Khusus PKI. Setelah peristiwa 30 September, Aidit
pergi ke Semarang dan Yogyakarta. Aidit ditangkap pada 25 November 1965 di Boyolali
dan dieksekusi tanpa melalui persidangan.

-       Syam Kamaruzzaman
 
Syam adalah ketua Biro Khusus PKI, yang diduga ikut merencanakan penculikan para
jenderal. Setelah peristiwa 30 September Syam ditangkap pada Maret 1967. Dalam
kesaksiaksian saat persidangananya Syam menyatakan bahwa dia dan Aidit adalah
perancang utama peristiwa ini. Setelah diadili dan dihukum mati, Syam dieksekusi pada
September 1986.
 
-       Letkol Untung Syamsuri

Untung adalah pemimpin pasukan Cakrabirawa. Dia diduga sebagai penggerak


pasukan yang berasal dari Cakrabirawa yang melakukan penculikan para Jenderal ke
Lubang Buaya. Setelah peristiwa 30 September, Untung kabur ke Tegal dan ditangkap
pada Oktober 1965. Untung diadili dan kemudian dihubum mati. Dia ditembak mati
pada September 1967.
 
-       Marsekal Umar Dhani

Karena para prajurit penculik jenderal menggunakan Lapangan Udara Halim Perdana
Kusuma, maka AURI saat itu, maka Panglima Angkatan Udara Umar Dhani dicurigai
ikut terlibat. Setelah sempat menjadi utusan Indonesia di Kamboja, Umar Dhani kembali
ke Indonesia pada tahun 1966. Dia diadili dan dihukum penjara hingga diampuni oleh
Presiden Suharto pada tahun 1995. Umar Dhani meninggal pada tahun 2009 setelah
lama sakit.
 

Dampak Peristiwa G30S/PKI 1965 


Peristiwa G30S/PKI 1965 yang terjadi di indonesia telah memberi dampak negatif dalam
kehidupan sosial dan politik masyarakat indonesia yaitu : 

1. Dampak Politik
a. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia.
b. Kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab muncul pertentangan  dalam lembaga tinggi
negara.
c. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan PKI sehingga
menimbulkan kemarahan rakyat.
d. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakukan rakyat beserta mahasiswa yang
tergabung dalam KAMI, KAPPI, dan KAPI menuntut pembubaran terhadap PKI beserta
ormas-ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat yaitu
1) Pembubaran PKI.
2) Pembersihan Kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI.
3) Penurunan harga-harga barang.

e. Pemerintah mengadakan reshuffle (pembaharuan) terhadap Kabinet Dwikora menjadi Kabinet


Dwikora yang disempurnakan dengan ditunjuknya kabinet yang anggotanya seratus menteri sehingga
dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri. Akan tetapi, pembentukan kabinet tersebut ditentang oleh
KAMI dan rakyat banyak sebab dalam kabinet tersebut masih dijumpai menteri-menteri yang pro-PKI
atau mendukung PKI sehingga mereka melakukan aksi ke jalan dengan mengempeskan ban-ban
mobil para calon menteri yang akan dilantik.  Aksi tersebut menewaskan seorang mahasiswa yang
bernama Arif Rahman Hakim. Kematian Arif Rahman Hakim tersebut memengaruhi munculnya aksi
demonstrasi yang lebih besar yang dilakukan mahasiswa dan para pemuda Indonesia di Jakarta
maupun di daerah-daerah lainnya.

f. Pada tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI sebab dianggap telah
menjadi pemicu munculnya aksi demonstrasi dan turun ke jalan yang dilakukan oleh para pemuda
Indonesia dan mahasiswa Indonesia.

g. Pada tanggal 11 Maret 1966 diselenggarakan sidang kabinet yang ingin membahas kemelut politik
nasional. Namun sidang mi tidak dapat diselesaikan dengan baik karena adanya pasukan tak dikenal
yang ada di luar gedung yang dianggap membahayakan keselamatan Presiden Soekarno.

h. Padatanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau
yang dikenal dengan istilah Supersemar yang isinya Presiden Soekarno memberi perintah kepada
Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap penting dan perlu agar terjamin
keamanan dan ketertiban, jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi, serta menjamin keselamatan
pribadi dan kewibawaan Presiden.

2. Dampak Ekonomi 
Di Bidang Ekonomi, Peristiwa G30S/PKI telah menyebabkan akiat yang berupa infalasi yang tinggi
yang diikuti oleh kenaikan harga barang, bahkan melebihi 600 persen setaun untuk mengatasi
masalah tersebut, pemerintah mengeluarkan dua kebijakan ekonomi yaitu :

a. Mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu Rp. 1000 menjadi Rp.100
b. Menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali ipat tetapi kebijakan ini menyebabkan kenaikan
harga barang yang sulit untuk dikendalikan

TRAGEDI SAMPIT
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001
dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan
meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku
Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura.[1] Konflik tersebut pecah pada 18
Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.[2] Konflik Sampit
mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan
tempat tinggal.[3] Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.
[4]

Latar belakang[sunting | sunting sumber]


Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi beberapa insiden
sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi antara Desember 1996
dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas. [5] Penduduk Madura pertama tiba
di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah
kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. [6] Tahun 2000, transmigran membentuk
21% populasi Kalimantan Tengah.[3] Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus
datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga
Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan,
penambangan dan perkebunan. [3]
Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi mengklaim bahwa
ini disebabkan oleh serangan pembakaransebuah rumah Dayak. Rumor mengatakan bahwa
kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan kemudian sekelompok anggota suku Dayak mulai
membakar rumah-rumah di permukiman Madura. [5]
Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak
dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang. [7] Selain itu, juga
dikatakan bahwa seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh sekelompok warga Madura
setelah sengketa judi di desa Kerengpangi pada 17 Desember 2000. [8]
Versi lain mengklaim bahwa konflik ini berawal dari percekcokan antara murid dari berbagai ras di
sekolah yang sama.[9]

Liputan6.com, Jakarta: Puluhan pemuka agama dan tokoh masyarakat Madura, Jawa Timur, yang
tersebar di Pulau Jawa, menggelar pertemuan tertutup di sebuah hotel berbintang di Jakarta, Selasa
(27/2) malam. Tujuannya, untuk membahas kerusuhan yang terjadi di Sampit, Kotawaringin dan
Palangkaraya, Kalimantan Tengah. 

Para pemuka dan tokoh masyarakat Madura itu datang dari Jakarta, Bandung, Jawa Barat,
Surabaya, dan Jember, Jatim. Tokoh yang hadir di antaranya adalah mantan Kepala Staf TNI AD
Jenderal TNI Purnawirawan R. Hartono dan mantan Jaksa Agung Soedjono Atmonegoro. Selain
kedua orang tadi, tampak hadir pula mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rahmat Saleh,
politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa Fuad Amin Imron, dan pengamat ekonomi Didik J. Rachbini. 

Seusai pertemuan, Didik J. Rachbini mengatakan, pertemuan menghasilkan sejumlah kesepakatan


yang nantinya akan diserahkan kepada pemerintah. Di antaranya adalah mendesak pemerintah
untuk segera mengusut dan menuntaskan Kasus Sampit dan Palangkaraya. 

Selain itu, mereka mengimbau agar warga Madura dapat menahan diri dan tak terprovokasi oleh
oknum yang tak bertangung jawab. Pada kesempatan itu, mereka juga mengharapkan agar warga
Madura turut membantu penanganan para pengungsi. Terutama para pengungsi yang masih berada
di Sampit dan Palangkaraya, Kalteng.(ICH/Nurul Amin dan Muhammad Guntur)

TAMBAHAN TRAGEDI KERUSUHAN SAMPIT 2001:


 Hingga saat ini di kota Sampit masih terlihat bekas-bekas kerusuhan 15 tahun silam, bekas
pembakaran rumah, gedung, dan rumah-rumah kosong yang tak jelas penghuninya.
 Terdapat kuburan massal bagi korban Tragedi Kerusuhan Sampit 2001.
 Ketika terjadi Tragedi Kerusuhan Sampit 2001, para pasukan Dayak mengidentikkan dirinya
dengan kain berwarna merah yang diikat di kepala / senjata yang digunakan.
 Tidak sampai 1 tahun dari akhir Tragedi Kerusuhan Sampit 2001, orang-orang Madura mulai
berdatangan ke Sampit lagi.
 Setelah akhir Tragedi Kerusuhan Sampit 2001, Presiden Abdurrahman Wahid melakukan
kunjungan ke Sampit.
 Sejak akhir Tragedi Kerusuhan Sampit 2001 hingga sekarang, Sampit mengalami perkembangan
dan kemajuan yang pesat baik di bidang ekonomi maupun industri.
 Sampit kini menjadi kota yang damai, sejahtera, penduduknya rukun, dan jangan takut ketika
mendengar kata ”Sampit”. Jangan takut juga untuk berkunjung atau berwisata ke kota Sampit.

Latar belakang
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis
di Indonesia,berawal padaFebruari 2001
dan berlangsung sepanjang tahun itu.Konflik ini dimulai di kotaSampit,Kalimantan
Tengah dan meluas keseluruh provinsi,termasuk ibukotaPalangka Raya.
Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Maduradari pulau Madura.Konf
lik tersebut pecah pada18 Februari 2001 ketika dua warga Madura
diserang oleh sejumlah warga Dayak.Konflik Sampit mengakibatkan lebihdari 500
kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura
kehilangan tempattinggal.Banyak warga Madura yang
juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh sukuDayak.
Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak
dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang.

AKIBAT DARI TERJADINYA KONFLIK SAMPIT


a.       Sengketa tanah milik orang dayak yang dilakukan oleh warga Madura.
Penduduk Madura pertama tiba dikalimantan tahun 1930 mengikuti program transmigrasi yang
dicanangkan oleh pemerintah colonial Belanda.Banyak warga Madura yang baru datang ke
Kalimantan Tengah meminjam tanah kepada warga Dayak. Setelah beberapa tahun tanah itu pun
diminta karena suatu keperluan tetapi warga Madura tetap tidak memberikan tanah tersebut
malahan warga Madura mengeluarkan Celurit.
b.      Rasa etnosentrisme yang kuat.
Yang mana warga Madura mempunyai adat yang membawa Parang/Celurit kemana pun
pergi,membuat orang Dayak melihat sang tamunya selalu siap berkelahi.Sebab bagi orang Dayak
membawa Senjata tajam hanya dilakukan ketika mereka hendak berperang/memburu.
c.       Keserakahan orang Madura.
Dimana orang Madura menguasai perekonomian,perkebunan,perkayuan dan perindustrian dan
sering terjadi kasus pelanggaran tanah larangan masyarakat dayak selalu terdesak dan mengalah
karena kasus dilarangnnya menambang intan diatas tanah adat hingga kampung mereka yang
harus berkali-kali pindah tempat karena harus mengalah dari penebang kayu yang mendesak
mereka kedalam hutan.
d.      Pembunuhan awal dilakukan oleh warga Madura.
Pembunuhan tersebut terjadi pada tahun 1982 dikota sampit,seorang warga dayak dibunuh oleh
warga Madura.

Dampak Dari Konflik Sampit


  

a.     Hilangnya harta benda 

Konflik ini mengakibatkan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat
tinggal.                       
b.      Banyak korban jiwa berjatuhan
Konflik Sampit ini mengakibatkan lebih dari 500 kematian dan banyak korban jiwa yang luka-
luka.
c.       Retaknya hubungan antar suku.
Konflik ini mengakibatkan putusnya hubungan tali silaturahmi.
d.      Menghambat kerjasama.

Pihak yang terlibat dalam konflik ini.


  

a.       Aparat keamanan.
b.      Suku dayak asli.
c.       Warga migran Madura.
d.      Pemerintah.

Kesimpulan
Dari tragedi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perang sampit adalah tragedi kemanusiaan
yang terjadi antara suku Dayak dan suku pendatang Madura yang pindah dengan tujuan
melaksanakan sistem Transmigrasi yang di lakukan oleh Pemerintahan Belanda dalam proses
pemerataan penduduk.
Suku Madura pindah ke Kalimantan Tengah dan meminjam tanah kepada suku Dayak sebagai
tempat untuk tinggal.
Oleh karena itu, konflik ini jangan terulang kembali. Karena jika kembali terjadi akan merusak
nilai-nilai kerukunan di Indonesia.
https://www.google.co.id/search?
q=penyebab+dari+peristiwa+G30SPKI&oq=penyebab+dari+peristiwa+G30SPKI&gs_l=psy-
ab.3...4223.24140.0.25507.17.17.0.0.0.0.338.750.4j1j0j1.6.0....0...1.1.64.psy-
ab..11.4.347...0j0i8i30k1j0i22i30k1.AX9U64PztR8
https://brainly.co.id/tugas/2855414

https://www.google.co.id/search?
q=tokoh+dari+peristiwa+G30SPKI&oq=tokoh+dari+peristiwa+G30SPKI&gs_l=psy-
ab.3...3423.10786.0.11347.16.11.4.0.0.0.2108.2375.4j9-1.5.0....0...1.1.64.psy-
ab..8.5.145...0i7i10i30k1j0i8i7i10i30k1.VMyDXxlzESk
https://brainly.co.id/tugas/2066387

Anda mungkin juga menyukai